Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PANDANGAN 5 AGAMA DI INDONESIA


TERHADAP
1. ABORSI
2. TRANSPLANTASI

DOSEN PEMBIMBING : Beben Mobarak, Sag

Disusun oleh : Linda Luciana Anggraeni


Mita Safira Mediana

AKADEMI KEBIDANAN KARTIKA MITRA HUSADA


JAKARTA
2016

1
1. Pandangan Agama Islam terhadap
a. Aborsi

Manusia adalah ciptaan Allah yang mulia, tidak boleh dihinakan baik dengan
merubah ciptaan tsb dengan cara memotong sebagian anggota tubuhnya, maupun
dengan memperjualbelikan.

Firman Allah SWT:


Dan sesungguhnya kami telah memuliakan umat manusia. (Qs. Al-Isra:70)

Membunuh satu nyawa seorang manusia, maka seakan-akan dia telah membunuh
manusia seluruhnya. Begitu pula sebaliknya.

Firman Allah SWT:Barang siapa yang membunuh seorang manusia, maka


seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya, dan barang siapa
yang memelihara manusia, maka seakan-akan memlihara manusia
seluruhnya. (Qs. Al-Maidah: 32)

Didalam teks-teks Al-Qur’an dan Hadist tidak didapati secara khusus hukum
aborsi, tetapi yang ada adalah larangan untuk membunuh jiwa orang tanpa hak,
sebagaimana firman Allah
Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka
balasannya adalah neraka Jahanam, dan dia kekal didalamnya dan Allah murka
kepadanya dan melaknat serta menyediakan baginya adzab yang besar. (Qs. An-
nisa’93)

b. Transplantasi

Transplantasi adalah perpindahan sebagian atau seluruh jaringan atau organ sari
satu individu pada individu itu sendiri atau pada individu lainnya baik yang sana
maupun yang berbeda spesies.

Terdapat 4 jenis transplantasi :

 Transplantasi Autograft
 Transplantasi alogenik
 Transplantasi isograf
 Transplantasi xenograft

Ada 3 tipe donor organ tubuh :

2
 Donor dalam keadaan hidup sehat

donor anggota tubuh bagi siapa saja yang memerlukan pada saat si donor masih
hidup. Donor seperti ini hukumnya boleh. Karena Allah SWT memperbolehkan
memberikan pengampunan terhadap qisash maupun diyat.
Allah berfirman :
Maka barang siapa yang mendapat suatu oemaafan dari saudaranya,
hendaklah mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah membayar
kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik pula. Yang demikian itu
adalahsuatu keinginan dari Tuhan kamu dan suatu Rahmat. Barang siapa
yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa kubur yang sangat
pedih. (TQS Al-Baqarah [2]: 178)

Namun donor darah seperti itu diperbolehkan dengan syarat. Yaitu, donor tsb
tidak mengakibatkan kematian sipendonor. Misalnya mendonorkan Jantung,
Limpha, atau Paru-paru. Hal ini akan mengakibatkan kematian pada sipendonor.
Padahal manusia tidak boleh membunuh dirinya, atau membiarkan orang lain
membunuh dirinya, atau membiarkan orang lain membunuh dirinya, meski
dengan kerelaannya.
Allah berfirman
Dan janganlah kamu membunuh dirimu. (TQS An-nisa [4]: 29)

Selanjutnya Allah berfiman


Dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang
nampak diantaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu
membunuh jiwa yang diharamkan melainkan dengan sesuatu yang benar.
(QS Al-an’am [6]: 151)

Donor testis bagi pria atau donor indung telur bagi perempuan, sungguh islam
telah melarang untuk menisbahkan dirinya pada selain bpk maupun ibunya
Allah SWT bersabda :
Ibu-ibu merekatidak lain hanya wanita yang melahirkan mereka (TQS Al-
mujadilah [58]: 2)

Selanjutnya Rasulullah bersabda :


barang siapa yang menasabahkan dirinya pada selain bapaknya, atau
mengurus sesuatu yang bukan urusannya maka atas orang tsb adalah laknat
Allah, Malaikat dan seluruh manusia.

3
Sebagaimana sabda Nabi SAW
barang siapa yang dipanggil dengan (nama) selain bpknya maka surga
haram atasnya.

Begitu pula dinyatakan oleh beliau SAW:


wanita manapun yang telah memasukkan nasabnya pada suatu kaum
padahal bukan bagian dari kaum tsb maka dia terputus dari Allah, dia tidak
akan masuk surga, dan laki-laki manapun yang menolak anaknya padahal
mengetahui (bahwa anak tsb anaknya) maka Allah menghijab Dirinya dari
laki-laki tsb, dan Allah akan menelanjangi (aibnya) dihadapan orang-orang
yang terdahulu maupun yang kemudian.

Adapundonor kedua testis maupun kedua indung telur, hal tsb akan
mengakibatkan kemandulan, tentu hal ini bertentangan dengan perintah islam
untuk memelihara keturunan.

 Donor dalam keadaan koma atau diduga meninggal dengan sege

Hukum islam pun tidak memperobolehkan karena salah satu hadist mengatakan
Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membahayakan diri
orang lain. (HR. Ibnu Majah).
yakni penjelasannya bahwa kita tidak boleh membahayakan orang lain untuk
keuntungan diri sendiri. Perbuatan tsb diharamkan sekalipun untuk tujuan yang
mulia.

 Donor dalam keadaan mati

Menurut hukum islam ada yang membolehkan dan ada yang mengharamkan. yang
membolehkan menggantungkan pada syarat sbgai berikut:

 Respien (penerima organ) berada dalam keadaan darurat yang


mengancam dirinya setelah menempuh berbagai upaya pengobatan
yang lama.
 Pencangkokan tidak akan menimbulkan akibat atau komplikasi
yang lebih gawat
 Telah disetujui oleh wali atau keluarga korban dengan niat untuk
menolong bukan untuk memperjual-belikan.

Yang tidak membolehkann alasannya :


seseorang yang sudah mati tidak dibolehkan menyumbang organ tubuh atau
mewasiatkan untuk menyumbangkannya. Karena seorang dokter tidak berhak

4
memanfaatkan salah satu organ tubuh seseorang yang telah meninggal dunia
untuk transplantasi. Allah menetapkan bahwa mayat mempunyai kehormatan yang
wajib dipelihara sebagaimana orang hidup. Allah mengharamkan pelanggran
terhadap pelanggaran kehormatan mayat sebagaimana pelanggran kehormatan
orang hidup.
Diriwayatkan dari A’isyah Ummul Mu’minin RA bahwa Rasulullah SAW
bersabda:
memecahkan tulang mayat itu sama saja dengan memecahkan tulang orang hidup.
(HR. Ahmad, Abu dawud, dan Ibnu Hibban)

5
2. Pandangan Agama Kristen (Protestan) terhadap
a. Aborsi

Gereja kristen protestan saat ini masih kesulitan untuk mengatasi masalah aborsi
yang masih tinggi. Diantaranya seperti sebuah kebijakan-kebijakan negara,
dimana negara tsb masih memperbolehkan diadakannya aborsi.
Dalam perintah Tuhan yang ke-6 berbunyi Jangan Membunuh, gereja masih
bertanya-tanya, dalam situasi dan kondisi yang rumit, apakah perintah ini masih
berlaku? Dan kalau kita melihat konteksnya, maka perintah ini ditujukan untuk
manusia.
Jika janin itu belum mempunyai status sebagai manusia, maka abortus tidak dapat
dicap sebagai pembunuhan, dan masalah kita dapat diselesaikan, tetapi jika janin
itu adalah manusia secara kontiniu, maka ini jelas merupakan suatu pembunuhan.

Alkitab sebagai sumber acuan hidup orang kristen, tidak pernah secara khusus
berbicara mengenai soal aborsi. Namun, demikian ada banyak ajaran Alkitab yang
membuat jelas apa pandangan Tuhan mengenai aborsi.

Yeremia 1:5
memberitahu kita bahwa Tuhan mengenal kita sebelum dia membentuk kita
dalam kandungan.
Mazmur 139:13-16
berbicara mengenai peran aktif Tuhan dalam menciptakan dan membentuk
kita dalam rahim.
Keluaran 21:22-25
memberikan hukuman yang sama kepada orang yang mengakibatkan
kematian seorang bayi yang masih dalam kandungan dengan orang yang
membunuh.

Hal ini jelas bahwa Tuhan memandang bayi dalam kandungan sebagai manusia
sama sperti orang dewasa. Bagi orang kristen aborsi bukan hanya sekedar soal hak
perempuan untuk memilih. Aborsi juga berkenaan dengan hidup matinya
manusia yang diciptakan dalam rupa Tuhan (Kejadia 1:26-27, 9:6)

Argumen pertama yang sealalu diangkat untuk menentang posisi orang kristen
dalam hal aborsi adalah “Bagaimana dengan kasus pemerkosaan/ hubungan seks
antar saudara”. Betara mengerikan hamil sebagai akibat pemerkosaan atau
hubungan suks antar saudara. Apakah membunuh bayi adalah kewajibannya?

6
Argumen kedua yang biasanya diangkat untuk menentang posisiorang kristen
dalam hal aborsi adalah, “Bagaimana jikalau hidup sang ibu terancam?”

Aborsi tidak sama dengan membunuh, dan dalam praktek aborsi telah menjadi
pertengkaran ideologi.

b. Transplantasi

Di alkitab tidak di tulisakan mengenai mendonorkan organ tubuh, selama niatnya


tulus dan tujuannya kebaikan itu boleh boleh saja terutama untuk membantu
kelangsungan hidup suatu nyawa ( nyawa orang yang membutuhkan donor organ)
bukan karna mendonorkan untuk mendapatkan imbalan berupa materi, uang untuk
si pendonor organ akan lebih baik lagi bila si pendonor sudah mati daripada saat si
pendonor belum mati karena saat kita masih hidup organ tubuh itu bagaimanapun
penting, sedangkan saat kita sudah mati kita tidak membutuhkan organ tubuh
jasmani kita.

7
3. Pandangan Agama katolik mengenai
a. Aborsi

Mengenai pengguguran, tradisi geraja amat jelas, mulai dari abad pertama
sejarahnya, gereja membela hidup anak didalam kandungan, juga kalau ( seperti
dalam masyarakat romawi abad 1 & 2 ) orang kristen selalu menentang dan
melarang pengguguran.
konsili vatikan II masih menyebut pengguguran suatu tindakan kejahatan
yang durhaka, sama dengan pembunuh anak. Sebab tuhan, tuhan
kehidupan; telah mempercayakan pelayanan mulia melestarikan hidup
kepada manusia, untuk dijalankan dengan cara yang layak baginya. Maka
kehidupan sejak saat pembuahan harus dilindungi dengan sangat cermat.
( GS 51 ) menurut Mc Paus Paulus VI , Humanae Vitae ( 1968 )
Pengguguran, juga dengan alasan terapeutik, bertentangan dengan tugas
memelihara dan meneruskan hidup ( 14 ) .
dalam ensiklik Paus Yohanes Paulus II , Veritatis Splendor ( 1993 ).
Gaudium et Spes menyatakan, apa saja yang berlawanan dengan
kehidandupan sendiri, bentuk pembunuhan yang manapun juga
penumpasan suku, pengguguran, eutanasia, dan bunuh dari yang di sengaja;
apapun yang melanggar keutuhann pribadi manusia, seperti penganiayaan,
apapun yang melukai martabat manusia semuanya itu sudah termasuk
perbuatan keji, mencoreng peradaban manusia : sekaligus sangat
bertentangan dengan kemuliaan sang pencipta ( GS 27 ; VS 80 )
Katholik memgang teguh keyakinan, bahwa begitu hidup pribadi manusia
dimulai, pembunuhan sebelum kelahiran dinilai sama seperti pembunuhan setelah
kematian.
Tidak sedikit ahli teologi moral katholik yang berpendapat bahwa kalau ada
seorang ibu yang tidak mungkin diselamatkan,bila kehamilan berlangsung terus
dan kalau anak dalam kandungan oleh karna penyakit sang ibu juga tidak mampu
hidup sendiri diluar kandungan, dalam konflik hidup ibu yang mesti berlangsung
terus harus di selamatkan biarpun oleh karena nya hidup anak tidak mungkin
diselamatkan. Intinya, hidup harus dipelihara! Kalau tidak mungkin, hidup
ibu dan anak sekurang kurangnya satu yang hidup terus!

b. Transplantasi

Pada umumnya, Gereja Katolik memperkenankan Transplantasi organ tubuh.


Dalam ensiklik “Evangelium Vitae”(=Injil Kehidupan), Bapa suci Yohanes
Paulus II menyatakan, “ ada pahlawan harian, yang terdiri dari amal perbuatan
berbagai sesuatu, besar atau kecil, yang menggalang kebudayaan hidup yang

8
otentik. Teladan amal perbuatan yang secara khas layak dipuji seperti itu ialah
pendermaan organ-organ, yang dilaksanakan melalui cara yang dari sudut etika
dapat diterima, dengan maksud menawarkan kemungkinan kesehatan dan bahkan
hidup sendiri kepada orang sakit, yang kadang sudah tidak mempunyai harapan
lain lagi” (No.86). Ajaran ini menggemakan kateksismus Gerja Katolik:
“Transplantasi sesuai dengan hukum susila dan malahan dapat berjasa sekali,
kalau bahaya dan resiko fisik dan psikis, yang dipikul pemberi, sesuai dengan
kegunaan yang diharapkan pada penerima” (No.2296)
Perlu dicatat bahwa masalah ini pertama kali dibahas dengan jelas oleh Paus
Paulus XII pada tahun 1950-an, dan kemudian disempurnakan sesuai dengan
kemajuan-kemajuan yang berhasil dicapai dalam bidangmedis.

Pencakokan ditegaskan Paus Yohanes Paulus pada September 1978:


Mendonorkan anggota tubuh setelah meninggal adalah sumbangan kemanusiaan
yang mulia dalam rangka memperbaiki dan memperpanjang hidup sesamanya.
Katolik melihat organ jaringan donasi/ sebagai tindakan amal dancinta.
Transplantasi secara moral dan etis dapat diterima oleh Vatikan.

9
4. Pandangan Agama Hindu mengenai
a. Aborsi

Menurut Bagawan Dwija Mengenal Agama Hindu edisi 4 ABORSI DALAM


THEOLOGY HINDUISME .

Aborsi dalam Theology Hinduisme tergolong pada perbuatan yang disebut


“Himsa karma” yaknni salah satu perbuatan dosa yang disejajarkan dengan
membunuh, menyakiti, dan menyiksa. Menyiksa. Mmebunuh dalam pengertian
yang lebih dalam sebagai “ Menghilangkan nyawa “ mendasari falsafah “ Atma “
atau roh yang sudah berada dan melekat pada jabang bayi sekalipun masih
berbentuk gumpalan yang belum sempurna seperti tubuh manusia. Setelah terjadi
pembuahan di sel telur maka atma sudah ada atas kuasa Hyang Widhi. Dalam “
Lontar Tutur Panus Karma “ , Pencipta manusia yang utuh kemudian dilanjutkan
oleh Hyang Widhi dalam manisfestasinya sebagai “Kanda-Pat” dan “Nyama
Bajang”.
Oleh karena itulah perbuatan aborsi disetarakan dengan menghilangkan
nyawa. Kitab-kitab suci Hindu antara lain Rgveda 1.114.7 menyatakan : “ Ma
nomahantamuta ma no arbhakam” artinya : Janganlah mengganggu dan
mencelakakan bayi Atharvaveda X.1.29: “Anagohatya vai bhima” artinya: jangan
membunuh bayi yang tiada berdosa. Dan Atharvaveda X.1.29: “Maka no gam
asvam purusan vadhin” artinya: jangan membunuh manusia dan binatang. Dalam
ephos bharatayuda Sri Krisna telah mengutuk Asvatama hidup 3000Tahun dalam
penderitaan, karena asvatama telah membunuh semua bayi yang ada dalam
kandungan istri-istri keturunan pandawa, serta membuat istri-istri itu mandul
selamanya.

b. Transplantasi

Transplantasi organ tubuh dapat dibenarkan dengan alasan, bahwa pengorbanan


(yajna) kepada orang yang menderita, agar dia bebas dari penderitaan dan dapat
menikmati kesehatan dan kebahagiaan, jauh jauh lebih penting, utama, mulia dan
luhur, dari keutuhan organ tubuh manusia yang telah meninggal. Tetapi sekali
lagi, perbuatan ini harus dilakukan diatas prinsip yajna yaitu pengorbanan tulus
ikhlas tanpa pamrih dan bukan dilakukan untuk maksud mendapatkan keuntungan
material. Berkat kemajuan dan bantuan teknologi canggih di bidang medis
(kedokteran), maka sistem pencangkokan organ tubuh orang yang telah
meninggalpun masih dapat dimanfaatkan kembali bagi kepentingan kemanusiaan
ajaran Hindu tidak melarang bahkan menganjurkan umatnya untuk melaksanakan

10
transplantasi organ tubuh dengan dasar yajna (pengorbankan tulus ikhlas dan
tanpa pamrih) untuk kesejahteraan dan kebahagiaan sesama umat manusia.

Prinsip kesadaran utama yang diajarkan dalam agama Hindu adalah bahwa badan
identitas kita yang sesungguhnya bukanlah badan jasmani, melainkan adalah
jiwatman (roh).
badan jasmani merupakan benda material yang dibangun dari lima zat (Panca
Maha Bhuta) dan akan hancur kembali menyatu ke alam makrokosmo dan tidak
lagi mempunyai nilai guna.

11
5. Pandangan agama Budha terhadap
a. Aborsi

Dalam pandangan agama Budha aborsi adalah suatu tindakan pengguguran


kandungan atau membunuh makhluk hidup yang sudah ada dalam rahim sang ibu.

Agama budha menentang dan tidak menyetujui adanya tindakan aborsi


karena telah melanggar pancasila budhis, menyangkut sila pertama. Yaitu,
panitipata. oleh karena itu, sila berhubungan erat dengan karma maka
pembunuhan ini akan berakibat buruk yang berat atau ringannya tergantung pada
kekuatan yang mendorong dan sasaran pembunuhan itu.

Dalam Majjhima Nikaya 135, Sang Buddha bersabda “Seorang pria dan wanita
yang membunuh makhluk hidup kejam dan gemar memukul sertamembunuh
tanpa belas kasihan kepada makhluk hidup, akibat perbuatan yang telah dilakukan
itu akan dilahirkan kembali sebagai manusia dimana saja ia akan timbul lahir,
umurnya tidak panjang.”

Bagi mereka yang menyediakan jasa aborsi tidak resmi dan ketahuan tentu akan
mendapat ganjaran menurut hukum negara, setelah melalui proses peradilan
berdasarkan peradilan-peradilan yang ada.

b. Transplantasi

Budha percaya bahwa donasi organ dan jaringan adalah masalah hati nurani
individu dan menempatkan nilai tinggi pada tindakan-tindakan belas kasih.
Pendeta Gyomay Masao, dan pendiri Candi Budha Chicago mengatakan “kita
menghormati orang-orang yang menyumbangkan organ tubuh mereka dan untuk
kemajuan ilmu pengetahuan dan medis untuk menyelamatkan nyawa. Dalam
agama Budha, berdana barupa transplantasi merupakan Dana Pramita, yang dapat
meningkatkan nilai kehidupan manusia di dalam kehidupan yang akan datang.

12

Anda mungkin juga menyukai