Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK AGAMA

KEKE FITRI ANNISA (222001)


EVA NURAZIZAH (2220013)
ERVIANA DEWI PERMATASARI (222020)

MATERI 5
PANDANGAN AGAMA TENTANG :

a. Kesehatan keluarga berencana


b. Bayi tabung
c. Cloning
d. Inseminasi
e. Aborsi
f. Euthanasia
g. Bunuh diri
h. Transfusi darah
i. Transpalasi organ
a. Keluarga berencana

●Ada beragam argumentasi tentang pelaksanaan KB di dalam Islam. Pendapat yang


menyetujui pelaksanaan KB bersandar pada sebuah ayat di dalam Alqur’an yang artinya,
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di
belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)
mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar.”(QS. An-Nisa (4); 9 ).
●Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa kelemahan ekonomi, kurang stabilnya kondisi
kesehatan fisik dan kelemahan intelegensi anak akibat kekurangan gizi merupakan
tanggung jawab kedua orang tua. Maka disinilah peranan KB sangat diperlukan untuk
membantu mereka keluar dari masalah tersebut.
●Pelaksanaan KB diperdebatkan oleh kalangan ulama’, diantaranya ada yang membolehkan
dan ada yang melarang. Diantara ulama’ yang membolehkan adalah Imam Ghazali, Syekh al-
Hariri (mufti besar Mesir), syekh Mahmud Syaltut, dan Sayyid Sabiq. Imam Ghazali tidak
melarang dengan pertimbangan kesukaran yang dialami seorang ibu disebabkan sering
melahirkan dengan motif menjaga kesehatan, menghindari kesulitan hidup, dan menjaga
kecantikan si ibu. Di samping pendapat tersebut, para ulama yang menolak KB
menggunakan dalil:
●“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan
memberi rejeki kepadamu dan kepada mereka.”(QS. Al-Isra’ (17):31). Pendapat tersebut
menyatakan bahwa program KB melalui pembatasan kelahiran merupakan hal yang tidak
dibenarkan dalam agama Islam. Karena hal tersebut telah menyalahi fitrah manusia apalagi
hanya kerena takut akan kemiskinan dan melupakan bahwa Allah Yang Maha Memberi
Rejeki
b. Bayi tabung

●Teknologi kedokteran modern semakin canggih. Salah satu tren yang


berkembang saat ini adalah fenomena bayi tabung. Sejatinya, teknologi ini telah
dirintis oleh PC Steptoe dan RG Edwards pada 1977. Hingga kini, banyak
pasangan yang kesulitan memperoleh anak, mencoba menggunakan teknologi
bayi tabung. Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses ovulasi secara
hormonal, pemindahan sel telur dari ovarium dan pembuahan oleh sel sperma
dalam sebuah medium cair. Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwanya
menyatakan bahwa bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami-
istri yang sah hukumnya mubah (boleh). Namun, para ulama melarang
penggunaan teknologi bayi tabung dari pasangan suami-istri yang dititipkan di
rahim perempuan lain. “Itu hukumnya haram,”
c. Cloning

●Islam selaku agama yang berlaku abadi dan universal, mendorong penganutnya agar
berprestasi sebaik mungkin dalam seluruh bidang kehidupan, termasuk salah satunya dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dorongan kepada kaum muslimin untuk
mengembangkan iptek tersebut disertai bimbingan agar caracara pengembangan tersebut
berjalan dengan sebaik-baiknya dan pemanfaatannya dapat membawa rahmat. Salah satu
penemuan terakhir di bidang teknologi adalah tentang kloning , yang melahirkan domba
terkenal dan diberi nama Dolly, dan domba tersebut identik dengan Domba Finn Dorset,
yaitu donor sel kelenjar susu tersebut.
Sistem kloning ini, apabila diterapkan pada hewan tidak mengundang masalah, tetapi
apabila berhasil diterapkan pada manusia, hal ini tentu akan mengundang masalah. Hal
tersebut muncul karena kloning dalam Hukum Islam termasuk masalah ijtihadiah, yang
tidak diatur secara jelas dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Sebab dalam masalah ijtihadiah,
konsekwensinya memungkinkan para ahli akan berbeda pendapat dalam kesimpulannya.
Disamping itu, sistem ini juga, apabila diterapkan pada manusia memunculkan pro dan
kontra, bukan saja di kalangan para ulama Islam, tetapi juga di kalangan para agamawan
lainnya dan dari tokoh-tokoh politik dunia, bahkan diantara para ahli hukum Islam ada yang
menyimpulkan hukumnya haram.
d. Inseminasi

●Inseminasi adalah sebuah teknik medis dalam membantu proses reproduksi dengan
memasukan sperma keddalam rahim dengan cara menggunakan kateter atau disuntikan
kerahim. Proses inseminasi ini biasanya dilakukan oleh dokter yang ahli pada bidang
tersebut. Inseminasi dan bayi ttabung merupakan dua hal yang berbeda. Namun hukum
inseminasi dalam Islam sama dengan hukum bayi tabung menurut Islam. Diperbolehkan
apabila dikarenakan keadaan darurat seperti tidak dapat memiliki keturunan dan pembuahan
tersebut berasal dari sel telur dan sperma pasangan suami istri yang sah. Tidak
diperbolehkan apabila kondisinya tidak mendesak dan masih bisa memiliki keturunan
dengan cara bersenggama. Dan juga tidak diperbolehkan apabila yang melakukan adalah
pasangan yang tidak sah, karena jatuhnya zina dalam Islam.
e. Aborsi

●Istilah aborsi secara bahasa berarti keguguran kandungan, pengguguran kandungan, atau
membuang janin. Dalam terminologi kedokteran, aborsi berarti terhentinya kehamilan
sebelum 28 (dua puluh delapan) minggu. Dalam istilah hukum, berarti pengeluaran hasil
konsepsi dari rahim sebelum waktunya (sebelum dapat lahir secara alamiah). Meskipun
istilah ini tentunya memerlukan penjelasan yang lebih terinci lagi, utamanya dalam
relatifitas batas terhentinya kehamilan dan terkait dengan proses yang melatarbelakangi
pengguguran dan/atau keguguran kandungan. ulama juga menyepakati dibolehkannya
aborsi jika dokter yang terpercaya menyatakan bahwa janin yang dikandung dapat
membahayakan nyawa sang ibu. Beberapa ulama bahkan menilai kasus semacam ini wajib
hukumnya.
f. Euthanasia

●Euthanasia berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, Eu yang berarti baik dan
Thanatos berarti kematian. David Smith dalam bukunya Life and Morality mendefinisikan
euthanasia sebagai mengakhiri hidup manusia tanpa sakit dengan tujuan menghentikan
penderitaan fisik yang berat dan sebagai cara menangani korban yang mengalami sakit yang
tidak mungkin disembuhkan lagi.
●Para tokoh Islam Indonesia sangat menentang dilakukannya euthanasia sebagai tindakan
medis. Namun ada beberapa ulama yang mendukung euthanasia. Menurut salah satu ulama
yang pro terhadap euthanasia, Ibrahim Hosen, tindakan tersebut boleh dilakukan apalagi
terhadap penderita penyakit menular dan tidak bisa disembuhkan.euthanasia boleh
dilakukan karena merupakan pilihan dari dua hal yang buruk, yaitu pertama, penderita
mengalami penderitaan. Kedua, jika menular akan sangat membahayakan.
g. Bunuh diri

●Bunuh diri merupakan tindakan agresif, melukai diri sendiri, merusak dirinya dan
selanjutnya mengakhiri kehidupannya. Hidup dan mati itu ada ditangan Allah SWT dan
merupakan karunia dan wewenang Allah SWT, maka Islam melarang orang melakuakn
pembunuhan, baik terhadap orang lain (kecuali, dengan alasan yang dibenarkan oleh agama)
maupun terhadap dirinya sendiri (bunuh diri) dengan alasan apapun.
●Ayat Al-Qur’an dan Hadist tersebut di atas dengan jelas menunjukkan, bahwa bunuh diri
itu di dilarang keras oleh Islam dengan alasan apapun. Dengan demikian keliru sekali, kalau
ada anggapan, bahwa dengan jalan bunuh diri, segala persoalan telah selesai dan berakhir.
Padahal azab penderitaan yang lebih berat, telah menyongsong di akhirat kelak.
h. Transfusi darah

● Transfusi darah merupakan salah satu bentuk upaya penyembuhan manusia ketika
diserang penyakit karena manusia tidak boleh berputus asa pada penyakit yang
menimpanya.Menyumbangkan darah kepada orang lain yang amat membutuhkannya
menurut kesepakatan para ahli fikih148 termasuk dalam kerangka tujuan syariat Islam, yaitu
menghindarkan salah satu bentuk kemudaratan yang akan menimpa diri seseorang. Sebagai
sesuatu hal yang tidak dikenal dalam kajian klasik Islam pembahasan tentang transfusi
darah dapat ditemukan landasan ushul fiqhnya dari zaman klasik. pada umumnya
pembicaraan tentang transfusi darah mencapai kesimpulan dibolehkan dilaksanakannya
namun berbeda pendapat pada kasus-kasus yang muncul .
i. Transplantasi organ

● Transplantasi organ atau jaringan tubuh pendonor hidup kepada orang lain dibolehkan
dengan ketentuan terdapat kebutuhan mendesak yang dibenarkan secara syar'i (dharurah
syariah). Kemudian, tidak ada dharar bagi pendonor karena pengambilan organ atau
jaringan tubuh baik sebagian ataupun keseluruhan.
●Dalam jenis organnya, MUI memberikan catatan bahwa bolehnya transplantasi tidak
berlaku untuk organ reproduksi, organ genital, dan otak.Selain itu, seseorang tidak
diperbolehkan memberikan atau menjual organ dan atau jaringan tubuhnya pada orang lain
karena organ tubuh bukan termasuk hak milik mutlak (haqqul milki).Pengambilan dan
transplantasi organ tanpa disertai alasan yang dibenarkan syar'i hukumnya haram.
Sekian dan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai