Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TENTANG

PANDANGAN AGAMA DIINDOENSIA TERHADAP


TINDAKAN PRAKTIK KEBIDANAN
(aborsi, transplantasi, inseminasi dan KB)

Disusun oleh:
DELLA SINTIA ANANDA
MADE SINTIA MAHARANI
RA. ATHIYA PODJA ANGGRAINI
NYIAYU ARIFIAH SAPUTRI

Dosen pengampuh : ABDUL HALIM

PRODI DIII KEBIDANAN


AKADEMI KEBIDANAN NUSANTARA INDONESIA
LUBUKLINGGAU
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiratkehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmatdan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul“Padangan agama di Indonesia terhadap tindakan
medis” ini tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliahPendidikan Agama dan menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagisebagian pengetahuannya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Sayamenyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari
kata sempurna, oleh karenaitu, kritik dan saran yang membangun akan
saya nantikan demi kesempurnaanmakalah ini.

Kediri, november
2023

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manusia sekarang hidup dalam masa yang berubah sangat cepat
sehinggamanusia sekarang lebih peka terdahap persoalan-persoalan yang
ada. Dengankemajuan dan pengetahuan teknologi telah mengubah dan
meninggalkan hal-hal yang berbau tradisional menuju ke modern, yang di
akui sekarang lebih banyak menggunakan tolak ukur keduniawian. Ini
bukan saja dalam masalah peribadatan tetapi juga dalam bidang muamalah
dan yang lainnya. Perbuatandan tingkah laku sekarang menjadi perhatian
yang lebih besar dari ajaran islamkalau ada penyimpangan dari norma-
norma agama dan ini berlaku di kalangankaum muslimin.
Seperti contoh mengapa wanita-wanita jaman sekarang lebih
menyukai ahlikandungaan? Dalam kenyataannya dengan cara ini angka
kematian bayi danwanita yang melahirkan dapat ditekan serendah
mungkin. Ini adalah perhitungan kasar yang berarti bahwa dari perawatan
kebidanan kaum wanitayang sehat tidak lagi meninggal karena sebab
kehamilan ataupun bersalin dan bayi-bayi yang sehat dapat menikmati
dunia ini lebih lama. Segala sesuatu dapatdicapai melalui pengetahuan
yang luas, fasilitas yang lebih baik, peralatan yanglebih sempurna, dan
spesialis yang terus berkembang.
Berangkat dari fenomena tersebut, penulis tertarik untuk meneliti
hal-hal bagaimana hukum aborsi, transplantasi, bayi tabung, bedah plastic,
dan KB dalam tatanan hukum di Indoneisa dan dalam pandanganIslam.
Dari keingintahuan inilah penulis merasa tertarik untuk
membahasnyasecara mendalam dan selanjutnya dituangkan dalam suatu
tulisan berbentukmakalah dengan judul:
“Padangan agama di Indonesia terhadap tindakanmedis (aborsi,
transplantasi, bayi tabung, bedah plastic, dan KB).
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Aborsi dan bagaimana Hukumnya dalam Perspektif
Hukum Islam?
2. Apa itu Transplantasi dan bagaimana Hukumnya dalam Perspektif
HukumIslam ?
3. Apa itu Bayi Tabung dan bagaimana Hukumnyadalam Perspektif
HukumIslam ?
4. Apa itu Bedah Plastik dan bagaimana Hukumnya dalam Perspektif
HukumIslam ?
5. Apa itu KB dan bagaimana Hukumnya dalam Perspektif Hukum
Islam?

1.3. TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui bagaimana Hukum Aborsi dalam Perspektif
HukumIslam
2. Untuk mengetahui bagaimana Hukum Transplantasi dalam Perspektif
Hukum Islam
3. Untuk mengetahui bagaimana Hukum Bayi Tabung dalam
PerspektifHukum Islam
4. Untuk mengetahui bagaimana Hukum Bedah Plastik dalam Perspektif
Hukum Islam
5. Untuk mengetahui bagaimana Hukum KB dalam Perspektif Hukum
islam
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aborsi dan Bagaimana Dalam Pandangan Hukum Islam
A. Aborsi
a. Pengertian Aborsi
Istilah aborsi secara bahasa berarti keguguran kandungan,
penggugurankandungan, atau membuang janin. Dalam terminologi
kedokteran, aborsi berartiterhentinya kehamilan sebelum 28 minggu.
Dalam istilah hukum, berarti pengeluaran hasil konsepsi dari rahim
sebelum waktunya (sebelum dapat lahirsecara alamiah). Meskipun istilah
ini tentunya memerlukan penjelasan yang lebihterinci lagi, utamanya
dalam relatifitas batas terhentinya kehamilan dan terkaitdengan proses
yang melatarbelakangi pengguguran atau keguguran kandungan,namun
data dipastikan bahwa pada umumnya memiliki substansi pemaknaan
yanghampir sama. Definisi senada yaitu aborsi ialah pengakhiran
kehamilan atau hasilkonsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan
atau keluarnya isi rahim ibuyang telah mengandung sebelum waktunya.
b. Aborsi Menurut Prespektif Hukum
IslamAborsi dalam bahasa Arab diartikan al-ijhad , yang merupakan
bentuk masdar dari kata ajhada, yang artinya lahirnya janin karena
dipaksa ataulahir dengan sendirinya sebelum tiba saatnya.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 2005 mengeluarkan
FatwaMajelis Ulama Indonesia Nomor 4 Tahun 2005 tentang Aborsi.
Fatwa inidikeluarkan atas pertimbangan bahwa semakin banyak terjadi
tindakan aborsi yangdilakukan oleh masyarakat tanpa memperhatikan
tuntunan agama. Selain itu, aborsi juga banyak dilakukan oleh pihak-pihak
yang tidak memiliki kompetensi di bidangnya, sehingga banyak
masyarakat yang mempertanyakan hukumnya, apakahharam secara mutlak
ataukah boleh dalam kondisi-kondisi tertentu.
Dengan mendasarkan pada al-Qur’an, hadis, kaidah fikih, dan
pendapat para ulama, maka MUI menyatakan:
1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada
dindingrahim ibu (nidasi).

2. Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat


ataupun hajat.
a. Keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilan yang
membolehkanaborsi adalah:
1. Perempuan hamil menderita sakit fisik berat seperti kanker
stadium lanjut,TBC dengan cavern dan penyakit-penyakit fisik
berat lainnya yang harusditetapkan oleh tim dokter. Dalam
keadaan di mana kehamilanmengancam nyawa si ibu.
b. Keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan yang dapat
membolehkanaborsi adalah:
1. Janin yang dikandung dideteksi menderita cacat genetik yang
kalau lahirkelak sulit disembuhkan.
2. Kehamilan akibat pemerkosaan yang ditetapkan oleh tim
yang berwenangyang di dalamnya terdapat antara lain
keluarga korban, dokter dan ulama.

c. Kebolehan aborsi sebagaimana dimaksud poin b harus dilakukan


sebelum janin berusia 40 hari.

3. Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi


akibat zina.

Berangkat dari Fatwa MUI di atas, maka dapat disimpulkan bahwa


padadasarnya MUI sepakat dengan ulama maupun kontemporer,
bahwaaborsi diharamkan. Meskipun demikian, MUI memberikan
pengecualian aborsi jika ada indikasi yang bersifat darurat maupun hajat.
Pengecualian ini dibatasisampai janin berusia 40 hari, tentu ini sama
dengan pendapat yang dinyatakan olehsebagian besar fuqaha’ Syafiˋiyyah,
sebagian besar fuqaha’ Hanabilah, dansebagian kecil fuqaha’ Hanafiyyah.
Sementara aborsi akibat perzinaan, maka MUI secara mutlak
mengharamkannya.

2.2 Pengertian Transplantasi dan Bagaimana Dalam Pandangan


HukumIslam
B. Transplantasi
a) Pengertian Transplantasi
Transplantasi berasal dari bahasa Inggris yaitu To Transplant, yang
berarti To Move From One Place to Another, artinya berpindah dari satu
tempat ke tempatlain. Menurut kamus besar bahasa Indonesia kata
transplantasi mempunyai arti pemindahan jaringan tubuh dari satu tempat
ke tempat lain dan atau pencangkokan.
Didalam PP No. 18 Tahun 1981 yang dimuat dalam LN 1981 No.
23Tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis Serta
Transplantasi Alatatau Jaringan Organ Tubuh Manusia, dirumuskan
pengertian sebagai berikut: “Transplantasi adalah rangkaian tindakan
kedokteran untuk pemindahan alat dan atau jaringan organ tubuh manusia
yang berasal dari tubuh sendiri atau tubuh oranglain dalam rangka
pengobatan untuk menggantikan alat atau jaringan organ tubuh yang tidak
berfungsi dengan baik.”
Dapat disimpulkan bahwa transplantasi merupakan proses tindakan
perpindahan salah satu dan atau beberapa organ tubuh dan atau jaringan
tubuh darisatu tempat ke tempat lain atau dari seseorang ke seseorang
lainnya denganketentuan berlaku akibat dari ketidakfungsian organ atau
jaringan tubuh itu sendiri.Sehingga, melalui tindakan transplantasi tersebut
fungsi organ tubuh yang barudapat berjalan sesuai dengan fungsinya.
b) Transplantasi Menurut Prespektif Hukum Islam
Sunarti, 2016, meneliti tentang “Wasiat Transplantasi Organ
TubuhMenurut Perspektif Hukum Islam”. Dalam penelitian ini penulis
membahas perbedaan pendapat antara ulama mengenai hukum
transplantasi organ tubuh,seperti halnya ulama hanafi yang melarang dan
mengharamkan transplantasi organ tubuh dengan alasan apapun,
sebaliknya adapun ulama syafi’i yang memperbolehkan melakukan
transplantasi organ tubuh dengan alasan dalamkeadaan yang darurat.
Ulama klasik membolehkan transplantasi selama tidak
mendapatkan organlainnya dan tidak menimbulkan mudharat. Sebagian
dari ulama memperbolehkannya transplantasi organ. Yusuf Qardhawi
membolehkan, akantetapi sifatnya tidak mutlak melainkan bersyarat.
Maka dari itu, tidak dibenarkanmendonorkan sebagian tubuh yang akan
meninggalkan darar atasnya, tidak pulamendonorkan organ tubuh yang
hanya satu-satunya dalam tubuh, seperti hati dan jantung. Mayoritas ulama
memperbolehkan tranplantasi berdasarkan argumen berikut:
a) Transplantasi yang bertujuan perbaikan (Qs. An-Nisa ayat 29)
b) Transplantasi yang didasari pada kedaruratan (Al-an’am ayat
119)
c) Transplantasi didasari pada kebutuhan (Al-Maidah ayat 2)Ada
beberapa pula persoalan mengenaia transplantasi, diantaranya:
Pertama, transplantasi organ tubuh dalam keadaan sehat.
Apabilatransplantasi organ diambil dari orang yang hidup dan sehat, maka
hukumnyaharam. Karena perbuatan itu akan memiliki efek bagi yang
mendonorkan sepertimata atau ginjal. Ia akan menghadapi resiko dan
mendatangkan bahaya dirinyadalam kebinasaan. Maka dari itu, tidak
dibenarkan mendermakan organ tubuhseperti mata, tangan dan kaki,
karena menimbulkan dharar yang besar pada dirisendiri. Seseorang harus
lebih mengutamakan penjagaan dirinya sendiri daripadamenolong orang
lain dengan cara mengorbankan dirinya sendiri yang berakibatfatal.
Kedua, transplantasi dalam keadaan koma. Hukumnya tetap haram.
Karenaini sama halnya dengan mempercepat kematian pendonor. Maka
tidak dibenarkanmelakukan transplantasi organ.
Ketiga, transplantasi dalam keadaan meninggal. Ada beberapa
syaratdiantaranya: penerima donor dalam keadaan darurat, yang dapat
mengancam jiwanya, dan pencangkokan tidak menyebabkan penyakit
yang lebih gawat.
2.3pengertian inseminasi dan bagaimana dalam pandangan hukum islam
C. inseminasi
a). pengertian inseminasi
Inseminasi buatan adalah salah satu prosedur medis untuk
mengatasimasalah kesuburan (infertilitas). Inseminasi buatan bertujuan
untuk meningkatkan jumlah sperma yang dapat mencapai saluran indung
telur (tuba falopi), sehinggaterjadi pembuahan dan kehamilan. Inseminasi
buatan dilakukan dengan caramenempatkan sperma langsung ke dalam
rahim pada saat pelepasan seltelur(ovulasi) menggunakan kateter kecil.
Umumnya, inseminasi buatan tidakmemakan waktu lama.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa penciptaan janin terjadi
dimulaidari bertemunya sperma dengan sel telur yang merupakan proses
alamiah yang biasa terjadi dalam reproduksi manusia. Akan tetapi apabila
terdapat gangguan pada proses reproduksi diatas, maka tidak dapat terjadi
pembuahan secara alamiah,sehingga memunculkan program inseminasi
buatan. Secara Yuridis formal pelaksanaan inseminasi buatan di Indonesia
harus selalu mengacu pada UU No. 36Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Undang-undang ini menjelaskan pelaksanaan program inseminasi buatan
harus dilakukan sesuai dengan norma hukum, agama,kesusilaan, dan
kesopanan. Undang-undang ini yang mengatur, dalam pelaksanaan
program inseminasi buatan di Indonesia tidak diizinkan menggunakan
rahim milikwanita yang bukan istrinya.
b). Inseminasi Menurut Prespektif Hukum Islam
Di dalam sumber syariat Islam(Al-Qur’an dan hadits) memang
dijelaskan bahwasannya proses penciptaan manusiayaitu dengan
pembuahan antara sel telurdan sperma melalui senggama. Namun,
manusia pun telah menemukan beberapacara dan jalan keluar bagi
pasangan suami istri yang tidak dapat memiliki keturunankarena suatu
masalah, maka hal tersebut telah teratasi pada era modern ini. Yaitudengan
cara inseminasi.
1. Dalam hukum Islam, Inseminasi diperbolehkan
Inseminasi diperbolehkan dalam Islam, apabila karena keadaan
darurat dan pembuahan tersebut berasal dari sel telur dan sperma pasangan
suami istri yang sah.
2. Dalam Islam tidak memperbolehkan Inseminasi
Ada sebagian para ulama yang tidak memperbolehkan inseminasi,
karena merekamengangap hal tersebut menyalahi kodrat sebagai manusia
dan mereka yang tidakmemperbolehkan berkiblat kepada beberapa dalil
berikut ini :
1). (QS. Al-Isra’ ayat 70) :
“Sungguh, Kami telah memuliakan anak-cucu Adam,dan Kami
angkut mereka di darat maupun laut, dan Kami lebihkan merekadi atas
banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.”

2). (QS. At-Tin ayat 4), Allah SWT. berfirman :


“Sungguh, Kami telahmenciptakan manusia dalam bentuk sebaik-
baiknya.”

Dalam hadits tersebut pun firman Allah menjelaskan bahwasannya


Allah lah yangtelah menciptakan manusia dengan rupa dan bentuk yang
sebaik-baiknya.
3. Inseminasi bertentangan dengan ajaran Islam
Dalam Islam diajarkan dan dikatakan, bahwa Allah lah Sang Maha
Pencipta danMaha Kuasa, lalu jika manusia dapat menciptakan keturunan
dengan teknologitemuannya dan dengan tangannya, apakah hal tersebut
tidak bertentangan denganapa yang diajarkan oleh Islam? Hal tersebut
bertentangan dengan ajaran Islammengenai bahwa Allah adalah Maha
Pencipta.
4. Inseminasi dapat membuat manusia mengingkari keberadaa
dankuasa Allah
Dengan adanya inseminasi, manusia dapat campur tangan dalam
pembuatanketurunan, hal tersebut dapat saja membuat manusia
mengingkari keberadaan dankuasa Allah SWT.
5. Inseminasi dapat merendahkan harkat martabat manusia
Manuia diciptakan Allah sebagai makhluk mulia. Allah SWT. telah
berkenanmemuliakan manusia, maka sudah seharusnya manusia
menghormati danmenghargai martabatnya sebai manusia. Dalam hal ini,
donor sperma atau sel telur pada inseminasi pada hakikatnya akan
merendahkan harkat martabat manusia.
6. Menimbulkan dosa besar
Inseminasi dengan cara menyemprotkan sperma pria lain kepada
sel telur pasanganyang bukan muhrimnya atau sebaliknya dianggap zina
dalam Islam, dan dapatmenimbulkan dosa besar.
7. Sebagai jalan keluar medis
Ketika manusia sudah berusaha untuk memiliki keturunan dengan
cara yang alamiyaitu melalui hubungan seksual namun tetap tidak bisa
mendapatkan keturunandikarenakan duatu masalah, maka inseminasi
menjadi salah satu jalan keluar atauupaya medis yang diperbolehkan,
namun dengan syarat dan ketentuan dalam Islam.
8. Memiliki kebaikan dan keburukan
Inseminasi memiliki kebaikan atau manfaat jika dilihat dari sudut
untuk membantu pasangan suami istri yang sah untuk memiliki keturunan,
mengandung keburukanapabila dalam pelaksanaannya terdapat hal-hal
yang melanggar larangan Allah dankeluar dari ketentuan dan syarat dalam
Islam.

2.4 Pengertian KB dan Bagaimana Dalam Pandangan Hukum Islam


a)

Pengertian KBKeluarga Berencana atau yang lebih akrab disebut KB


adalah programskala nasional untuk menekan angka kelahiran dan
mengendalikan pertambahan penduduk di suatu negara. Program KB juga
secara khusus dirancang demimenciptakan kemajuan, kestabilan, dan
kesejahteraan ekonomi, sosial, sertaspiritual setiap penduduknya. Program
ini membantu pasangan suami istri untukmenghindari kehamilan yang
tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yangdiinginkan, mengatur jarak
interval kehamilan, merencanakan waktu kelahiranyang tepat dalam
kaitanya dengan umur istri, serta menentukan jumlah anakdalam
keluargaProgram KB di Indonesia diatur dalam UU N0 10 tahun
1992,yang dijalankan dan diawasi oleh Badan Kependudukan dan
KeluargaBerencana Nasional (BKKBN), Wujud dari program Keluarga
Berencana adalah pemakaian alat kontrasepsi untuk menunda/mencegah
kehamilan kehamilan.Berikut alat kontrasepsi yang paling sering
digunakan:

Kondom

Pil KB

IUD

Suntik

KB implan/susuk

vasektomi dan tubektomi (KB permanen)

Anda mungkin juga menyukai