Oleh Kelompok 7:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemikiran Barat sekarang ini berada di tengah-tengah peperangan antara agama dan
ilmu pengetahuan. Hampir tidak mungkin pemikir Barat sekarang ini menerima
kenyataan bahwa kemungkinan ada pertemuan secara mendasar antara agama dan ilmu
pengetahuan. Namun, Prof. Simpson megatakan bahwa agama dapat menjadi petunjuk
yang baik untuk pencarian ilmu pengetahuan. Ilmuan barat telah menolak ini. Seperti
telah kila ketahui bersama bahwa Negara kita bangsa Indonesia memiliki lima agama
yang diakui yaitu Islam, Kristen Katolik, Protestan, Budha dan Hindu. Seorang ilmuan
Amerika mengatakan bahwa agama Islam dapat mencapai sukses dalam hal ini. Dengan
analogi, jika anda pergi ke suatu pabrik dan anda berpedoman pada mengoperasikan
pabrik itu, kemudian anda akan paham dengan mudah bermacam-macam pengoperasian
yang berlangsung di pabrik itu. Jika anda tidak memiliki pedoman ini, pasti tidak
memiliki kesempatan untuk memahami secara baik variasi proses tersebut. Prof. Simpson
berkata: Saya pikir tidak ada pertentangan antara ilmu genetika dan agama, tetapi pada
kenyataannya agama dapat menjadi petunjuk ilmu pengetahuan dengan tambahan wahyu
ke beberapa pendekatan ilmiah yang tradisional. Ada kenyataan di dalam Al-Quran yang
ditunjukkan oleh ilmu pengetahuan menjadi valid, yang mana Al-Quran mendukung ilmu
pengetahuan yang berasal dari Allah.
Sejarah juga menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak
adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam
mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat
sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat,
membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat
merawat bayinya dengan baik.
Sejak zaman pra sejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari Mesir yang
berani ambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki bangsa Yahudi yang
diperintahkan oleh Firaun untuk di bunuh. Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral
yang tinggi dan takwa kepada Tuhan dalam membela orang-orang yang berada dalam
posisi yang lemah, yang pada zaman modern ini, kita sebut peran advokasi.
Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja
berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik
pelayanan serta kode etik yang dimilikinya.
B. Tujuan
Untuk mengatahui bagaimana pandangan ilmu agama dalam medis kebidanan dan dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan masyarakat.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan ilmu agama Islam terhadap medis kebidanan ?
2. Bagaimana pandangan ilmu agama Kristen/Katholik terhadap medis kebidanan ?
3. Bagaimana pandangan ilmu agama Hindu terhadap medis kebidanan ?
4. Bagaimana pandangan ilmu agama Budha terhadap medis kebidanan ?
D. Manfaat
1. Dapat memberikan pengetahuan tentang Hubungan agama dan profesi kebidanan.
2. Dapat menerapkan profesi kebidanan dalam pelayanannya sesuai agama dan etika.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Keluarga Berencana
Pengertian KB (Keluarga Berencana) secara umum ialah upaya
peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang
bahagia sejahtera (Undang-undang No. 10/1992). Keluarga Berencana (Family
Planning, Planned Parenthood) adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.
Sedangkan menurut WHO (Expert Committe, 1970), tindakan yang membantu
individu pasutri untuk mendapatkan objektif-obketif tertentu, menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan,
mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam
keluarga.
KB secara prinsipil dapat diterima oleh Islam, bahkan KB dengan maksud
menciptakan keluarga sejahtera yang berkualitas dan melahirkan keturunan yang
tangguh sangat sejalan dengan tujuan syari`at Islam yaitu mewujudkan
kemashlahatan bagi umatnya. Selain itu, Kb juga memiliki sejumlah manfaat yang
dapat mencegah timbulnya kemudlaratan. Bila dilihat dari fungsi dan manfaat KB
yang dapat melahirkan kemaslahatan dan mencegah kemudlaratan maka tidak
diragukan lagi kebolehan KB dalam Islam.
1. Halal Kalau Motivasinya Benar
Motivasi yang melatar-belakanginya bukan karena takut tidak mendapat
rezeki. Karena bila motivasinya seperti ini, berarti kita telah kufur kepada salah
satu sifat Allah, yaitu Ar-Razzaq. Sifat Allah SWT yang satu ini harus kita imani
dalam bentuk kita yakin sepenuhnya bahwa tidak ada satu pun bayi lahir kecuali
Allah telah menjamin rezeki untuknya. Karena itu membunuh bayi karena takut
kelaparan dianggap sebagai dosa besar di dalam Al-Quran.
Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut
kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka.
(QS. Al-Anam: 151)
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan.
Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu.
Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. (QS. Al-
Isra:31)
Motivasi yang dibenarkan adalah mencegah sementara kehamilan untuk
mengatur jarak kelahiran itu sendiri. Atau karena alasan medis berdasarkan
penelitian para ahli berkaitan dengan keselamatan nyawa manusia bila harus
mengandung anak. Dalam kasus tertentu, seorang wanita bila hamil bisa
membahayakan nyawanya sendiri atau nyawa anak yang dikandungnya. Dengan
demikian maka dharar itu harus ditolak.
2. Halal Kalau Metodenya Dibenarkan Syariah
Metode pencegah kehamilan serta alat-alat yang digunakan haruslah yang
sejalan dengan syariat Islam. Ada metode yang secara langsung pernah
dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW dan para shahabat dan ada juga yang
memang diserahkan kepada dunia medis dengan syarat tidak melanggar norma
dan etika serta prinsip umum ketentuan Islam.
Contoh metode pencegah kehamilan yang pernah dilakukan di zaman Rasulullah
SAW adalah azl (coitus interruptus).
Dari Jabir berkata:` Kami melakukan `azl di masa Nabi saw sedang Al-Qur`an
turun (HR Bukhari dan Muslim) Dari Jabir berkata: `Kami melakukan `azl di
masa Rasulullah saw, dan Rasul mendengarnya tetapi tidak melarangnya` (HR
muslim).
Sedangkan metode di zaman ini yang tentunya belum pernah dilakukan di zaman
Rasulullah SAW membutuhkan kajian yang mendalam dan melibat para ahli medis
dalam menentukan kebolehan atau keharamannya. (sumber: http://raja-
yati.blogspot.co.id/2014/03/pandangan-agama-kristen-tentang.html)
Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa Keluarga Berencan (KB) yang
dibolehkan syari`at adalah suatu usaha pengaturan/penjarangan kelahiran atau usaha
pencegahan kehamilan sementara atas kesepakatan suami-isteri karena situasi dan kondisi
tertentu untuk kepentingan (maslahat) keluarga. Dengan demikian KB disini mempunyai
arti sama dengan tanzim al nasl (pengaturan keturunan). Sejauh pengertiannya adalah
tanzim al nasl (pengaturan keturunan), bukan tahdid al nasl (pembatasan keturunan)
dalam arti pemandulan (taqim) dan aborsi (isqot al-haml), maka KB tidak
dilarang.Kebolehan KB dalam batas pengertian diatas sudah banyak difatwakan , baik
oleh individu ulama maupun lembaga-lembaga ke Islaman tingkat nasional dan
internasional, sehingga dapat disimpulkan bahwa kebolehan KB dengan pengertian
batasan ini sudah hampir menjadi Ijma`Ulama. MUI (Majelis Ulama Indonesia) juga
telah mengeluarkan fatwa serupa dalam Musyawarah Nasional Ulama tentang
Kependudukan, Kesehatan dan Pembangunan tahun 1983. Betapapun secara teoritis
sudah banyak fatwa ulama yang membolehkan KB dalam arti tanzim al-nasl, tetapi kita
harus tetap memperhatikan jenis dan cara kerja alat/metode kontrasepsi yang akan
digunakan untuk ber-KB. (sumber : Asy syarawi, M.M., 1995. Anda Bertanya Islam
Menjawab Jilid 1-5. Gema Insani Press.Jakarta)
B. Pandangan Ilmu Agama Kristen/Katholik Terhadap Medis Kebidanan
1. Aborsi
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi secara prematur dari uterus dimana
embrio tidak dapat tumbuh di luar kandungan.
Alkitab tidak pernah secara khusus berbicara mengenai soal aborsi. Namun demikian,
ada banyak ajaran Alkitab yang membuat jelas apa pandangan Allah mengenai aborsi.
Yeremia 1:5 memberitahu kita bahwa Allah mengenal kita sebelum Dia membentuk
kita dalam kandungan. Mazmur 139:13-16 berbicara mengenai peran aktif Allah
dalam menciptakan dan membentuk kita dalam rahim. Keluaran 21:22-25
memberikan hukuman yang sama kepada orang yang mengakibatkan kematian
seorang bayi yang masih dalam kandungan dengan orang yang membunuh. Hal ini
dengan jelas mengindikasikan bahwa Allah memandang bayi dalam kandungan
sebagai manusia sama seperti orang dewasa. Bagi orang Kristen aborsi bukan hanya
sekedar soal hak perempuan untuk memilih. Aborsi juga berkenaan dengan hidup
matinya manusia yang diciptakan dalam rupa Allah (Kejadian 1:26-27; 9:6). Secara
singkat di dalam Al Kitab dapat disimpulkan bahwa aborsi dalam bentuk dan alasan
apapun dilarang karena:
1. Apabila ada sperma dan ovum telah bertemu maka unsur kehidupan telah ada.
2. Abortus pada janin yang cacat tidak diperbolehkan karena Tuhan mempunyai
rencana lain pada hidup seorang manusia Anak adalah pemberian Tuhan.
3. Bila terjadi kasus pemerkosaan, diharapkan keluarga serta orang-orang terdekat
dapat memberi semangat.
4. Aborsi untuk menyembunyikan aib tidak dibenarkan.
Umat Kristen awal percaya fetus belum bernyawa hingga ia mulai bergerak.
Karena itu, aborsi pada kehamilan dini bukan pembunuhan, tetapi dianggap
perbuatan dosa.
Santo Thomas Aquinas, Paus Innosentius III, dan Paus Gregorius XIV juga
meyakini fetus belum memiliki nyawa hingga fetus mulai menendang dan
bergerak. Namun, Aquinas berpendapat aborsi merupakan perbuatan dosa tanpa
mempedulikan kapan nyawa mulai memasuki tubuh. Adapun Paus Stefanus V
dan Paus Siktus V menentang aborsi pada seluruh tahap kehamilan.
Catholics for a Free Choice didirikan pada 1973 untuk menyalurkan suara
umat Katolik yang percaya bahwa individu perempuan ataupun laki-laki
tidak berbuat amoral ketika mereka memilih menggunakan alat kontrasepsi,
dan perempuan tidak berbuat amoral ketika memilih melakukan aborsi.
E. Denominasi-Denominasi Protestan
2. Euthanasia
Euthanasia berasal dari bahasa Yunani, yaitu eu yang berarti indah, bagus, terhormat
atau gracefully and with dignity, dan thanatos yang berarti mati. Jadi secara
etimologis, euthanasia dapat diartikan sebagai mati dengan baik. Jadi sebenarnya
secara harfiah, euthanasia tidak bisa diartikan sebagai suatu pembunuhan atau upaya
menghilangkan nyawa seseorang. Euthanasia merupakan tindakan penghentian
kehidupan manusia baik dengan cara menyuntikkan zat tertentu atau dengan
meminum pil atau dengan cara lainnya. Tindakan ini muncul akibat terjadinya
penderitaan yang berkepanjangan dari pasien.
Pada dasarnya euthanasia dibedakan menjadi dua, ialah:
1. Euthanasia aktif, yaitu berupa tindakan mengakhiri kehi-dupan, misalnnya
dengan memberikan obat dengan dosis lethal kepada pasien.
2. Euthanasia pasif, yaitu tindakan atau perbuatan membiar-kan pasien meninggal,
dengan cara misalnya tidak mela-kukan intervensi medik atau menghentikannya
seperti pem-berian infus, makanan lewat sonde, alat bantu pernafasan, tidak
melakukan resusitasi, penundaan operasi dan lain sebagainya.
Pertama, Gereja berpegang teguh bahwa baik martabat setiap individu maupun
anugerah hidup adalah kudus.
Kedua, setiap orang terikat untuk melewatkan hidupnya sesuai rencana Allah dan
dengan keterbukaan terhadap kehendak-Nya, dengan menaruh pengharapan akan
kepenuhan hidup di surga.
Ketiga, dengan sengaja mengakhiri hidup sendiri adalah bunuh diri dan
merupakan penolakan terhadap rencana Allah.
Umat kristiani dalam menanggapi masalah bunuh diri dan pembunuhan
berdasarkan belas kasihan (mercy killing) adalah dari sudut kekudusan kehidupan
sebagai suatu pemberian Tuhan. Mengakhiri hidup dengan alasan apapun juga adalah
bertentangan dengan maksud dan tujuan pemberian tersebut.
Dari penderitaan banyak dapat dipelajari. kita tahu bahwa kesengsaraan itu
menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji
mienimbulakan pengharapan (Rm. 5:3-4). Yakobus berkata, ..anggaplah sebagai
suatu kebahagiaan , apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab
kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Penderitaan
membentuk karakter, tiap-tiap pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita,
tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan
damai kepada mereka yang dilatih olehnya (Ibr. 12:11).
3. Keluarga Berencana
Pandangan tentang manusia menurut kristen harus menjadi acuan utama dalam
membangun keluarga sejahtera. Langkah awal mewujudkan keluarga sejahtera
menurut alkitabiah, tercermin dari perkawinan.
Perkawinan sebagai sebuah proses yang bertanggung jawab, selain itu kristen juga
menyebutkan kesejahteraan keluarga memiliki makna yang sangat penting dengan
apa yang disebut keluarga yang bertanggung jawab. Kepentingan tersebut terletak
pada tanggung jawab membawa bahtera rumah tangga dalam takut akan Allah.
Karena itu, kristen mendukung program KB.
Bagi agama kristen, program KB dapat menunjang terciptanya kebahagian keluarga,
dimana hak dan peran anggotanya dapat diwujudkan secara memadai. Secara filosofis
bertujuan untuk melindungi hidup. Pandangan ini didasarkaan antara lain baahwa
kebahaagiaan suatu keluarga bergantung dari tiap anggota, bagaimana ia memainkan
peranannya dengan tepat terhadap tiap anggota yang lain.
Kristen Protestan
diwujudkan dalam pemahaman yang bersifat real sesuai dengan kehendak Allah dan
Kristen Katolik
Menurut kristen katolik untuk mengatur kelahiran anak suami istri harus tetap
menghormati dan menaati moral katolik dan umat katolik dibolehkan berKB dengan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa semua agama akan mengizinkan
melakukan tindakan medis kebidanan dengan syarat demi kebaikan umatnya.
DAFTAR PUSTAKA