Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Risma Izmi Azizah 1811101082
2. Ahrada Humairah 1811101116
3. Sulistiyani 1811101127
Puji syukur kita atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “konsep Abortus,
Sterilisasi dan mustrual regulation.“
Shalawat serta salam kita curahan kepada junjungan kita suri tauladan kita baginda kita
Nabi Muhammad SAW. yang membawa risalah kepada kita semua, sehingga kita terlepas
dari jaman kebodohan, kesesatan, dan mengajak serta membimbing kita menuju alam Ilmu
Pengetahuan tentunya dengan Iman dan Islam.
Tujuan dalam pembuatan makalah ini untuk dapat menambah wawasan dan
pengetahuan khususnya dalam mata kuliah Masailul Fiqh. Dan kami berharap kepada kita
semua untuk mengambil nilai positif dan membuang nilai negatif yang tersaji dalam makalah
ini, memahami isi makalah serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran-saran yang dapat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata tak lupa kami ucapkan terima
kasih banyak yang sebesar-besarnya dan semoga makalah bermanfaat bagi para pembaca
dan khususnya bagi para mahasiswa sekalian.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan...............................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................................3
A. Pengertian Abortus................................................................................................................3
B. Pengertian Sterilisasi.............................................................................................................3
C. Pengertian Menstrual Regulation...........................................................................................6
BAB III..............................................................................................................................................7
PENUTUP.........................................................................................................................................7
A. Kesimpulan............................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini banyak bermunculan kasus aborsi, tidak hanya terjadi di negara
berkembang bahkan di negara maju. Jadi perlu dideklarasikan bahwa aborsi
bukanlah semata masalah medis atau kesehatan masyarakat, melainkan juga
problem sosial yang terkait dengan paham kebebasan (freedom/liberalism) yang
dianut suatu masyarakat. Paham asing ini tak diragukan lagi telah menjadi pintu
masuk bagi merajalelanya kasus-kasus aborsi, dalam masyarakat mana pun. Data-
data statistic yang ada telah membuktikanya. Di Indonesia berdasarkan data dari
BKBN ada sekitar 2 juta kasus per tahun. Sedangkan di luar negeri, khususnya di
Amerika Serikat, dua badan utama, yaitu Federal Centers of Disease Control
(FCDC) dan Alan Guttmacher Institute (AGI), telah mengumpulkan data aborsi
yang menunjukkan bahwa jumlah nyawa yang dibunuh dalam kasus aborsi di
Amerika yaitu 2 juta jiwa lebih banyak dari jumlah nyawa manusia yang dibunuh
dalam perang mana pun dalam sejarah negara itu. Sebagai gambaran, jumlah
kematian orang Amerika Serikat dari tiap-tiap perang adalah Perang Dunia II
407.316 jiwa. Secara total, dalam sejarah dunia, jumlah kematian karena aborsi
jauh melebihi jumlah orang yang meninggal dalam semua perang jika
digabungkan sekaligus. Berarti ada sekitar 2 juta nyawa yang dibunuh setiap
tahunnya secara keji tanpa banyak
1
salah satu sifat Allah SWT, yaitu Ar-Razzaq. Dan yang kedua adalah metode yang
digunakan untuk mencegah kehamilan haruslah menggunakan metode / cara yang
dibenarkan syara’.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Abortus
1. Pengertian Abortus
Beberapa Definisi Aborsi Sebagai Berikut :
Secara Sederhana Kata Aborsi Adalah Mati ( Gugurnya ) Hasil
Konsepsi. Artinya Aborsi Itu Dapat Dimulai Dari Sejak Benih Wanita
(Ovum ) Dengan Benih Pria ( Sperma ) Mengadakan Konsepsi. Kehidupan
Yang Utuh Dimulai Dari Dua Benih Menjadi Satu ( Two Is One ).
Menggugurkan Kandungan Atau Dalam Dunia Kedokteran
Dikenal Dengan Istilah “Abortus”, Berarti Pengeluaran Hasil Konsepsi
(Pertemuannya Sel Telur Dan Sel Sperma) Sebelum Janin Dapat Hidup
Diluar Kandungan. Ini Adalah Suatu Proses Pengakhiran Hidup Dari Janin
Sebelum Diberi Kesempatan Untuk Bertumbuh.
Aborsi Dibedakan Antara Aborsi Yang Terjadi Dengan Sendirinya
Tanpa Kesengajaan, Yang Disebut Abortus Spontaneous Dan Aborsi Yang
Terjadi Dengan Kesengajaan Disebut Abortus Provocatus. Abortus
Provocatus Masih Dibedakan Lagi Menjadi Dua, Yakni Abortus Yang
Berindikasikan Pengobatan Atau Medis (Therapeutis) Dan Yang
Berindikasi Merusak Atau Kejahatan (Criminalis).
1
Aborsi Tetap Saja Menjadi Masalah Kontroversial, Tidak Saja
Dari Sudut Pandang Kesehatan, Tetapi Juga Dari Sudut Pandang Hukum
Dan Agama. Aborsi Biasanya Dilakukan Atas Indikasi Medis Yang
Berkaitan Dengan Ancaman Keselamatan Jiwa Atau Adanya Gangguan
Kesehatan Yang Berat Pada Diri Si Ibu, Misalnya Tuberkulosis Paru
Berat, Asma, Diabetes, Gagal Ginjal, Hipertensi, Bahkan Biasanya
Terdapat Dikalangan Pecandu ( Ibu Yang Terinfeksi Virus ). Aborsi
Dikalangan Remaja Masih Merupakan Hal Yang Tabu, Jangankan Untuk
Dibicarakan Apalagi Untuk Dilakukan. Aborsi Itu Sendiri Ada 3 Macam :
1) Me ( Menstrual Extraction ): Dilakukan 6 Minggu Dari Menstruasi
Terakhir Dengan Penyedotan. Tindakan Aborsi Ini Sangat Sederhana
Dan Secara Psikologis Juga Tidak Terlalu " Berat " Karena Masih
Dalam Bentuk Gumpalan Darah, Belum Berbentuk Janin.
2) Diatas 12 Minggu, Masih Dianggap Normal Dan Termasuk Tindakan
Aborsi Yang Sederhana.
1
Magnis, Franz Dr. Suseno. 1989. Etika Dasar/ Masalah-masalah pokok filsafat moral,
Yogyakarta : Pustaka Filsafat
3
3) 2Aborsi Diatas 18 Minggu, Tidak Dilakukan Di Klinik Tetapi Di
Rumah Sakit Besar.
3
2. Jenis Aborsi
a) Aborsi Spontan/ Alamiah Adalah Aborsi Yang Berlangsung Tanpa
Tindakan Apapun.Kebanyakan Disebabkan Karena Kurang
Baiknya Kualitas Sel Telur Dan Sel Sperma.
b) Aborsi Buatan/ Sengaja/ Abortus Provocatus Criminalis Adalah
Pengakhiran Kehamilan Sebelum Usia Kandungan 20 Minggu
Atau Berat Janin Kurang Dari 500 Gram Sebagai Suatu Akibat
Tindakan Yang Disengaja Dan Disadari Oleh Calon Ibu Maupun Si
Pelaksana Aborsi (Dalam Hal Ini Dokter, Bidan Atau Dukun
Beranak).
c) Aborsi Terapeutik / Abortus Provocatus Therapeuticum Adalah
Pengguguran Kandungan Buatan Yang Dilakukan Atas Indikasi
Medik.Sebagai Contoh, Calon Ibu Yang Sedang Hamil Tetapi
Mempunyai Penyakit Darah Tinggi Menahun Atau Penyakit
Jantung Yang Parah Yang Dapat Membahayakan Baik Calon Ibu
Maupun Janin Yang Dikandungnya.Tetapi Ini Semua Atas
Pertimbangan Medis Yang Matang Dan Tidak Tergesa-Gesa.
d) Abortus Servikalis adalah Keluarnya Hasil Konsepsi Dari Uterus
Dihalangi Oleh Ostium Arteri Eksternum Yang Tidak Membuka,
Sehingga Semuanya Terkumpu Dalam Kanalis Servikalis Dan
Serviks Uterus Menjadi Besar, Bundar Dengan Dinding Menipis.
3. Alasan Aborsi
Bagi Sebagian Wanita Menjalani Kehamilan Itu Berat, Apalagi
Kehamilan Yang Tidak Dikehendaki, Dan Sebagian Wanita Merasa
Bahagia Menjalani Kehamilan. Terlepas Dari Alasan Apa Yang
Menyebabkan Kehamilan, Aborsi Dilakukan Karena Terjadi Kehamilan
Yang Tidak Diinginkan. Apakah Dikarenakan Kontrasepsi Yang Gagal,
Ekonomi, Jenis Kelamin Atau Hamil Di Luar Nikah.
Aborsi Dilakukan Oleh Seorang Wanita Hamil – Baik Yang Telah
Menikah Maupun Yang Belum Menikah Dengan Berbagai Alasan. Akan
Tetapi Alasan Yang Paling Utama Adalah Alasan-Alasan Yang Non-
Medis (Termasuk Jenis Aborsi Buatan / Sengaja).
2
Magnis, Franz Dr. Suseno. 1989. Etika Dasar/ Masalah-masalah pokok filsafat moral,
Yogyakarta : Pustaka Filsafat
3
4
Alasan Lain Yang Sering Dilontarkan Adalah Masih Terlalu Muda
(Terutama Mereka Yang Hamil Di Luar Nikah), Aib Keluarga, Atau
Sudah Memiliki Banyak Anak. Ada Orang Yang Menggugurkan
Kandungan Karena Tidak Mengerti Apa Yang Mereka Lakukan. Mereka
Tidak Tahu Akan Keajaiban-Keajaiban Yang Dirasakan Seorang Calon
Ibu, Saat Merasakan Gerakan Dan Geliatan Anak Dalam Kandungannya.
4. Resiko Aborsi
Aborsi Memiliki Resiko Yang Tinggi Terhadap Kesehatan
Maupun Keselamatan Seorang Wanita. Tidak Benar Jika Dikatakan
Bahwa Jika Seseorang Melakukan Aborsi Ia “Tidak Merasakan Apa-Apa
Dan Langsung Boleh Pulang”. Ini Adalah Informasi Yang Sangat
Menyesatkan Bagi Setiap Wanita, Terutama Mereka Yang Sedang
Kebingungan Karena Tidak Menginginkan Kehamilan Yang Sudah
Terjadi.
Ada 2 Macam Resiko Kesehatan Terhadap Wanita Yang
Melakukan Aborsi:
1) Resiko Kesehatan Dan Keselamatan Fisik
Pada Saat Melakukan Aborsi Dan Setelah Melakukan Aborsi Ada
Beberapa Resiko Yang Akan Dihadapi Seorang Wanita, Seperti
Yang Dijelaskan Dalam Buku “Facts Of Life” Yang Ditulis Oleh
Brian Clowes, Phd Yaitu:
a. Kematian Mendadak Karena Pendarahan Hebat
b. Kematian Mendadak Karena Pembiusan Yang Gagal
c. Kematian Secara Lambat Akibat Infeksi Serius Disekitar
Kandungan
d. Rahim Yang Sobek (Uterine Perforation)
e. K4erusakan Leher Rahim (Cervical Lacerations) Yang Akan
Menyebabkan Cacat Pada Anak Berikutnya
f. Kanker Payudara (Karena Ketidakseimbangan Hormon
Estrogen Pada Wanita)
g. Kanker Indung Telur (Ovarian Cancer)
h. Kanker Leher Rahim (Cervical Cancer)
i. Kanker Hati (Liver Cancer)
j. Kelainan Pada Placenta/Ari-Ari (Placenta Previa) Yang
Akan Menyebabkan Cacatpada Anak Berikutnya Dan
Pendarahan Hebat Pada Saat Kehamilan Berikutnya.
4
Magnis, Franz Dr. Suseno. 1989. Etika Dasar/ Masalah-masalah pokok filsafat moral,
Yogyakarta : Pustaka Filsafat
5
k. Menjadi Mandul/Tidak Mampu Memiliki Keturunan Lagi
(Ectopic Pregnancy)
l. Infeksi Rongga Panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
m. Infeksi Pada Lapisan Rahim (Endometriosis)
5. Hukum Aborsi
a. Aborsi Dari Sudut Pandang Etika Keperawatan
Perawat Bertindak Melindungi Klien Dari Tenaga Kesehatan
Yang Memberikan Pelayanan Kesehatan Yang Tidak
Kompeten, Tidak Etis, Dan Illegal.
5
Magnis, Franz Dr. Suseno. 1989. Etika Dasar/ Masalah-masalah pokok filsafat moral, Yogyakarta :
Pustaka Filsafat.
Mohammad, Kartono. 1998. Kontradiksi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan
6
Perawat Senantiasa Menjunjung Tinggi Nama Baik Profesi
Keperawatan Dengan Selalu Menunjukkan Perilaku
Professional.
b. Hukum Menurut Uud
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (Kuhp) Yang
Sampai Sekarang Masih Berlaku Di Indonesia Menetapkan
Bahwa Aborsi Langsung Atau Tidak Langsung Adalah
Kejahatan. Menurut Hukum - Hukum Yang Berlaku Di
Indonesia, Aborsi Atau Pengguguran Janin Termasuk Kejahatan,
Yang Dikenal Dengan Istilah “Abortus Provocatus Criminalis ”
Yang Menerima Hukuman Adalah:
Ibu Yang Melakukan Aborsi
Dokter Atau Bidan Atau Dukun Yang Membantu Melakukan
Aborsi
Orang - Orang Yang Mendukung Terlaksananya Aborsi
Kuhp Bab Xix Tentang Kejahatan Terhadap Nyawa Pasal 346, 347, 348, Dan 349
Menentukan Sebagai Berikut:
6
Magnis, Franz Dr. Suseno. 1989. Etika Dasar/ Masalah-masalah pokok filsafat moral,
Yogyakarta : Pustaka Filsafat.
Mohammad, Kartono. 1998. Kontradiksi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan
7
Pasal (349) : Jika Seorang Dokter, Bidan Atau Juru Obat Membantu Melakukan
Kejahatan Tersebut Pada Pasal 346, Ataupun Membantu Melakukan Salah Satu
Kejahatan Yang Di Terangkan Dalam Pasal 347 Dan 348, Maka Pidana Yang
Ditentukan Dalam Pasal Itu Dapat Di Cabut Hak Nya Untuk Menjalankan
Pencaharian Dalam Mana Kejahatan Dilakukan.
Tindakan Medis Tertentu Sebagaimana Dimaksud Dalam Ayat (1) Hanya Dapat
Dilakukan :
Ø Oleh Tenaga Kesehatan Yang Mempunyai Keahlian & Kewenangan Untuk Itu
& Dilakukan Sesuai Dengan Tanggungjawab Profesi Serta Berdasarkan
Pertimbangan Tim Ahli.
7
Magnis, Franz Dr. Suseno. 1989. Etika Dasar/ Masalah-masalah pokok filsafat moral, Yogyakarta :
Pustaka Filsafat.
Mohammad, Kartono. 1998. Kontradiksi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan
8
B. Pengertian Sterilisasi
a. Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi ialah memandulkan laki-laki atau wanita dengan jalan operasi agar
tidak dapat menghasilkan keturunan. Sterilisasi untuk laki-laki dinamakan
vasektomi dan untuk perempuan dinamakan tubektomi. 8 Sterilisasi berbeda
dengan cara-cara atau alat-alat kontrasepsi lain nya yang pada umumnya hanya
bertujuan menghindari atau menjarangkan kehamilan untuk sementara waktu saja.
Sedangkan sterilisasi ini, sekalipun secara teori orang yang disterilisasikan masih
bisa dipulihkan lagi, tetapi para ahli kedokteran mengakui harapan tipis sekali
untuk bisa berhasil.
b. Hukum Sterilisasi
8
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah Kapita Selekta Hukum Islam, hlm. 67.
9
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 1545.
10
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 1491.
9
Hal ini bertentangan dengan tujuan pokok perkawinan menurut islam, yakni :
perkawinan laki-laki dan wanita selain bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan
suami istri dalam hidupnya di dunia dan di akhirat, juga untuk dapatkan keturunan
yang sah yang di harapkan menjadi anak yang saleh sebagai penerus cita-citanya.
Hal ini sesuai dengan hadist Nabi : “Jika manusia telah meninggal dunia, maka
terputuslah amalnya, kecuali yang meninggalkan tiga hal yakni : 1. Sedekah jariah
(wakaf) , 2. Ilmu yang bisa di ambil manfaatnya oleh umat, seperti kitab atau
buku keagamaan, 3. Anak yang sholeh yang mendoakan orang tuanya .” (Hadis
riwayat Al-Bukhari di dalam kitab muslim).
11
Ali Hasan, Masail Fiqhiyyah al-Haditsah Pada Masalah-Masalah Kontemporer Hukum Islam
(Jakarta : RajaGrafindo Persada, 1997), hlm. 53
12
Hakim, Abdul Hamid,1927, Mabadi` Awaliyah fi Ushul Al Fiqh wa Al Qawa’id Al Fiqhiyah,
Sa’adiyah Putera, Jakarta .
10
Tetapi apabila suami istri dalam keadaan terpaksa bahkan darurat, seperti untuk
menghindari penurunan penyakit dari bapak atau ibu terhadap anak keturunannya
yang bakal lahir, ataupun terancam jiwa, maka sterilisasi dibolehkan dalam islam.
Hal ini berdasarkan kaidah hukum islam yang menyatakan :
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa agama islam tidak
membenarkan KB dengan cara sterilisasi (Vasektomi/Tubektomi) karena hal itu
berarti telah merusak organ tubuh, dan juga dapat mengakibatkan kemandulan
selamanya sehingga yang bersangkutan tidak dapat memperoleh keturunan.
Kecuali jika keadaan darurat, misalnya karena dikhawatirkan menurunnya
penyakit yang diderita oleh ibu maupun ayah dari janin tersebut atau mengancam
jiwa si ibu bila mengandung atau melahirkan bayi.
Sterilisasi bukan hanya tindakan untuk memandulkan kaum wanita saja, tetapi
juga pada kaum pria dan hal tersebut dilakukan secara sengaja (operasi). Proses
sterilisasi yang dilakukan pada wanita antara lain:
a) Cara radiasi; yaitu merusak fungsi ovarium, sehingga tidak dapat lagi
menghasilkan hormone-hormon yang mengakibatkan wanita menjadi
monopause.
b) Cara operasi; yaitu ada beberapa teknik antara lain:
1. Ovarektomi; yaitu mengangkat atau memiringkan kedua ovarium, yang
efeknya sama dengan cara radiasi.
2. Tubektomi; yaitu mengangkat seluruh tuba agar wanita tidak bisa lagi
hamil.
11
3. Ligasi tuba; yaitu mengikat tuba, sehingga tidak dapat lagi dilewati
ovum (sel-sel telur).
4. Cara penyumbatan tuba; yaitu menggunakan zat-zat kimia untuk
menyumbat lubang tuba dengan teknik suntikan.
Adapun proses sterilisasi yang biasa dilakukan pada pria adalah dengan metode
vasektomi; yaitu, dengan teknik membedah dan membuka vas (bagian dalam buah
pelir), kemudian diikat atau dijepit, agar tidak dilewati sperma.
C. Menstrual Regulation
12
mengandung. Perkataan Menstrual Regulation merupakan istilah bahasa
inggris, yang telah diterjemahkan oleh Dokter Arab menjadi istilah
WASAILUL IJHADI (cara pengguguran bayi yang masih muda).
Meskipun istilah Menstrual Regulation, diartikan dengan mengatur
kelancaran masa menstruasi oleh para ahli medis, tetapi dalam prakteknya,
menunjukkan tindakan pengguguran, walaupun yang dugugurkan itu
adalah kandungan yang masih muda.
Menstrual regulation pada hakikatnya adalah abortus provocatus
kriminalis. Abortus provocatus kriminalis yaitu abortus yang dilakukan
tanpa ada penyebab dari tindakan medis atau disebabkan bukan persoalan
kesehatan medis, tetapi lebih disebabkan oleh permintaan pasien dengan
alasan-alasan tertentu seperti faktor ekonomi, menjaga kecantikan,
kekhawatiran sanksi moral, dan lain-lain.13 Abortus untuk kehamilan
sampai 12 minggu biasanya dilakukan dengan Menstrual Regulation yaitu
dengan penyedotan (semacam alat penghisap debu yang biasa, tetapi 2 kali
lebih kuat).14
Dari definisi di atas bisa disimpulkan Menstrual Regulation adalah
pengaturan menstruasi (haid) pada wanita yang terlambat datang bulan
dengan maksut untuk menggugurkan kandungan wanita yang mulai
mengandung.
13
Maria Ulfah Anshori, Fikih Aborsi: Wacana Penguatan Hak Reproduksi Perempuan, Jakarta:
Kompas, 2006, hlm. 37.
14
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, Jakarta: Toko Gunung Agung, 1987, hal. 79. Lihat juga
www.genetik2000.com.
13
bersangkutan, tidak dapat ditolong bila kandungannya dipertahankan,
karena di indapi penyakit yang berbahaya; antara lain:
1) Penyakit jantung
2) Penyakit paru-paru
3) Penyakit ginjal
4) Penyakit Hypertensi dan sebagainya.
15
Mahjuddin, Masail Fiqhiyah: Berbagai Masalah Yang Dihadapi Hukum Islam Masa kini,
jakarta: kalam Mulia, 2003, hlm. 77.
14
Artinya: “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani israil,
bahwa: barang siapa yang membunuh seorang manusi, bukan
karena sebab-sebab yang mewajibkan hukum qisos, atau bukan
karena kerusuhan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah
membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang
memelihara keselamatan nyawa seoran manusia, maka seolah-
olah dia telah memelihara keselamatan nyawa manusia
semuanya.” (QS. Al-maidah: 32).
15
Allah murka kepadanya dan mengutuknya serta menyediakan
adzab yang besar baginya.” (QS. An-Nisa: 93).
16
Abdul Hamid Hakim, Mahadiul Awwaliyah, Pen. Sa’diyah Putra, Jakarta, t.t, hlm. 35.
16
2. Mengorbankan ibu lebih banyak resikonya daripada mengorbankan
janinnya. Karena kalau ibu yang meninggal, maka semua anak
yang ditinggalkannya akan mengalami penderitaan, terutama
bayinya yang baru lahir itu. Tetapi kalau janinnya yang
dikorbankan, maka resikonya lebih ringan dibandingkan dengan
resiko kematian ibunya.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
18
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/AZAJOEL/hukum-kb-sterilisasi-dan-aborsi diakses
pada tanggal 11 maret 2020 jam 22:00
http://ahlidinpai.blogspot.com/2014/06/sterilisasi-dan-menstrual-
regulation_30.html diakses pada tanggal 11 maret 2020 jam 21:54
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah Kapita Selekta Hukum Islam, hlm. 67.
19