Anda di halaman 1dari 4

CERAMAH INDIVIDU

ABORSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Nama : Maharani Tontowi


NIM : 201810401011032
Kelompok : D-30

Audience : Ibu-ibu
Usia : 20 tahun – 55 tahun
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahirabbil alamin, Segala puji bagi kita semua, mari kita ucapkan dan panjatkan
rasa syukur kepada Allah SWT atas segala nikmatnya yang telah diberikan kepada kita
semua. Shalawat serta salam tidak lupa kita sanjungkan kepada nabi besar Muhammad SAW.
Ibu-ibu dan teman-teman sekalian, didalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan sedikit
mengenai aborsi. Masalah aborsi adalah isu yang kontroversial, karena aborsi tidak hanya
terkait dengan masalah kesehatan, tetapi juga erat dengan etika moral, agama, dan hukum.
Pengertian Umum Aborsi :
Aborsi atau abortus adalah mengakhiri kehamilan sebelum cukup waktunya, yaitu
sebelum 24 minggu kehamilan. Beberapa buku menyampaikan sebelum usia 20 minggu atau
28 minggu. WHO merekomendasikan dua kriteria yaitu ketika usia kehamilan 22 minggu
atau lebih atau ketika berat janin 500 gram atau lebih.
Dalam ilmu medis kedokteran, aborsi dapat digolongkan kepada dua kategori yaitu:
 Abortus spontan (terjadi dengan sendiri, keguguran)
 Abortus provokatus (sengaja digugurkan) ada dua, yaitu:
o Abortus provokatus medisinalis yang berdasarkan diagnosis pihak medis yang
mempertimbangkan untuk menyelamatkan ibu. Penguguran kehamilan dengan
alasan membahayakan jiwa ibu, misalnya karena ibu berpenyakit berat.
Pertimbangan dilakukan oleh minimal 3 dokter spesialis (kebidanan dan
kandungan, penyakit dalam dan jiwa)
o Abortus provokatus kriminalis yang tanpa diagnosis pihak medis, yakni atas
kehendak ibu karena berbagai alasan seperti kesulitan ekonomi, terlalu banyak
anak, terjadi hubungan di luar nikah, perkosaan dan lain-lain. Pengguguran
kehamilan ini tanpa alasan medis yang sah dan dilarang oleh hukum.
Aborsi menurut pandangan islam cukup beresiko, harus jelas dan hati – hati. Biasanya
aborsi dilakukan karena yang pertama perbuatan zina, kedua karena takut miskin. Hal ini
dapat terjadi karena iman yang lemah. Banyak berita yang menginformasikan banyaknya bayi
ditemukan di toilet, di sungai, tempat sampah dan ada yang masih hidup atau sudah
meninggal. Ini merupakan suatu perbuatan yang sangat keji. Apabila aborsi dilakukan setelah
ditiupkan ruh yaitu ketika janin usia 120 hari dan janin mati karena disebabkan aborsi
tersebut maka dikatakan pembunuhan secara sengaja.
Ayat yang dijadikan acuan ketika berbicara mengenai aborsi antara lain, sebagai berikut :
Ayat dalam QS. al-Isra’ (17): 31 dan 33:

Terjemahnya :
Janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami yang akan
memberi rezeki kepada mereka dan juga kepada kamu. Sesungguhnya membunuh mereka
adalah suatu dosa yang besar.

Terjemahnya :
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah melainkan dengan haq. Dan
barangsiapa dibunuh secara dhalim, maka sesungguhnya Kami telah memberikan kekuasaan
kepada walinya, tetapi janganlah keluarganya melampaui batas dalam membunuh.
Sesungguhnya ia adalah orang yang dimenangkan.

ayat dalam QS. al-An’am (6): 151:

Terjemahnya :
Katakanlah: „Marilah kubacakan apa yang diharamkan Allah atas kamu: janganlah kamu
mempersekutukan sesuatu dengan-Nya, dan kepada kedua ibu bapak melakukan kebaktian.
Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena kemiskinan. Kami akan memberi
rezeki kepada kamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan
yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu
membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali berdasar sesuatu yang benar. Demikian itu
yang diwasiatkan kepada kamu, supaya kamu memahami.

Hadis dalam Shahih Bukhari, Kitab Bad’ al-Khalq:


Dari Abdullah ibnu Mas‟ud: “Proses kejadian manusia pertama-tama merupakan bibit
yang telah dibuahi dalam rahim ibu selama 40 hari, kemudian berubah menjadi ‘alaqah yang
memakan waktu selama 40 hari, kemudian berubah menjadi mudgah yang memakan waktu
40 hari pula. Setelah itu Allah mengutus malaikat yang diperintahkan menuliskan empat hal,
yaitu tentang amalnya, rezekinya, ajalnya, dan nasibnya celaka atau bahaya yang kemudian
kepadanya ditiupkan roh.
Alasan membunuh anak karena takut miskin, tidak sejahtera itu merupakan sesuatu
hal yang salah karena yang mengatur kehidupan adalah Allah. Seseorang yang membunuh
janin yang sudah ditiupkan ruh maka berlaku hukum-hukum yang berkaitan hukum pidana
dalam islam. Tentang wajibnya dia membayar diat yaitu 100 ekor onta. Sekalipun bayi itu
ada karena sebab zina, itupun tidak boleh dibunuh. Maka kesalahan akan ditanggung oleh
orang yang berbuat zina bukan anaknya. Maka tidak boleh ada alasan untuk membunuh janin
atau menggugurkan kehamilannya. Sebagian ulama mengatakan untuk membayar kaffarat
yaitu memerdekakan budak yang beriman jika tidak mampu, ada ulama yang mengatakan
untuk berpuasa 2 bulan berturut-turut.
Fatwa dari saudi arabiyah tentang menggugurkan bayi
1. Tidak boleh menggugurkan kehamilan, kecuali dengan alasan yang syari dan pada
batasan yang sangat sempit dan sangat ketat
2. Tidak boleh menggugurkan jika kehamilan pada fase pertama atau janin usia 40 hari
pertama dengan sebab menggugurkannya adalah karena kesulitan mengasuh anak atau
tidak bisa membiayai kehidupannya atau sudah merasa cukup dengan jumlah anak
yang ada maka ini tidak boleh.
3. Tidak boleh menggugurkan jika janin sudah berbentuk segumpal daging, kecuali
diputuskan sekelompok dokter yang terpercaya tidak boleh jika hanya satu dokter
yang memutuskan. Dalam pembahasan jika janin dipertahankan maka akan
memberikan bahaya untuk keselamatan ibunya maka boleh digugurkan tapi setelah
melakukan segala usaha untuk menyelamatkan si anak atau janin dan ibunya.
4. Tidak boleh menggugurkan jika 40 hari yang ketiga yaitu ketika bayi berusia 4 bulan,
tidak halal untuk menggugurkannya, sampai diputuskan oleh dokter-dokter spesialis
yang jujur, bahwasannya keberadaan anak didalam perut ibunya akan menyebabkan
ibunya meninggal. Dan setelah berusaha untuk menyelamatkannya dengan semua
cara. Ini diringankan dibolehkan karena untuk menghilangkan ke mudhorotan yang
lebih besar.
Pendapat dari syekh muhammad apabila sudah ditiupkan ruh maka sama sekali tidak
boleh digugurkan sebab kalau sudah menerima ruh maka dia merupakan manusia utuh. Kalau
kita membunuh maka kita menjadi sebab membunuhnya. Kalau dibiarkan hidup dan ibunya
meninggal maka bukan kita yang membunuh ibunya , tetapi memang Allah yang sudah
mentakdirkannya. Tapi kalau kita yang sengaja membunuh anak ini maka kita penyebab
terbunuhnya anak tersebut.
Intinya ibu-ibu yang dirahmati oleh Allah, masalah menggurkan anak ini bukan
masalah yang mudah, dibolehkan dengan syarat yang ketat dan didalam keadaan yang sangat-
sangat terpaksa. Semua yang melakukan aborsi akan dipertanggungjawabkan dihadapan
Allah baik itu orangtuanya, dokternya dan semua orang yang membantunya.
Alhamdulillah hirobbil alamin, semoga sedikit informasi ini bisa bermanfaat dan
berkah untuk kita semua. Amin ya robbal alamin.
Terimakasih, wassalamualaikum wr.wb.

Sumber :
Ismail, M., Abdullahi, Hashi., Bin,Nurumal., Bin,Isa. 2018. Islamic moral judgement on
abortion and its nursing applications: expository analysis. Enfermería Clínica, 28, 212–216.
doi:10.1016/S1130-8621(18)30070-6 (https://doi.org/10.1016/S1130-8621(18)30070-6)

Rahimparvar, Sayedeh., Asieh, Jafari., Fatemeh, Hoseinzadeh., Faezeh, Daemi and Fatemeh,
Samadi. 2018. Characteristics of women applying for a legal abortion in the Islamic
Republic of Iran. East Mediterr Health J Vol.24 No.11. http://www.emro.who.int/emhj-
volume-24-2018/volume-24-issue-11/characteristics-of-women-applying-for-a-legal-
abortion-in-the-islamic-republic-of-iran.html

Yani, A,L Ustadz. 2019. Hukum Melakukan Aborsi. https://youtu.be/LjFkW3Nlu94

Fatmawati. 2016. Aborsi Dalam Perspektif Hukum Islam (Meluruskan Problema Perempuan
Di Mata Publik). Jurnal Al-Maiyyah, Volume 9 No. 1

Anda mungkin juga menyukai