Anda di halaman 1dari 36

Lab/SMF Farmasi-Farmakoterapi

Fakultas Kedokteran

Universitas Mulawarman

P-Treatment
Anti Depresan

William Mallisa Rantemarampa 1410015003


Indah Permata Sari 1310015011
BAB I
PENDAHULUAN

• Depresi adalah gangguan mental yang ditandai dengan adanya


perasaan sedih, kehilangan kesenangan dan minat, penurunan energi,
perasaan bersalah atau rendah diri, gangguan tidur, gangguan nafsu
makan, dan berkurangnya konsentrasi (WHO, 2018)

• Depresi dapat terjadi pada anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua.
Orang yang mengalami depresi akan memunculkan emosi-emosi yang
negatif seperti rasa sedih, benci, iri, putus asa, kecemasan, ketakutan,
dendam dan memiliki rasa bersalah yang dapat disertai dengan
berbagai gejala fisik

• Dalam menangani depressi dapat menggunakan obat antidepressan,


yang bekerja dengan mengatur kadar neurotransmiter terutama
norepinefrin dan serotonin dalam otak dikarenakan depresi dan
mania seringkali disebabkan oleh ketidak seimbangan
neurotransmiter sertonin dan/atau norepinefrin
Tujuan Penulisan

Membahas pemeliharaan terapi farmakologis dan


non-farmakologis yang tepat bagi pasien yang
memiliki diagnosis depresi berdasarkan aspek
farmakodinamika, farmakoniketika, efek samping,
indikasi, kontraindikasi, dan biaya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

 Gangguan depresi adalah gangguan psikiatri yang menonjolkan mood


sebagai masalahnya, dengan berbagai gambaran klinis yakni gangguan
episode depresif, gangguan distimik, gangguan depresif mayor dan
gangguan depresif unipolar serta bipolar

Epidemiologi

 Prevalensi penderita depresi di Indonesia diperkirakan 2,5 - 9 juta dari


210 juta jiwa penduduk. Pada saat setelah pubertas resiko untuk depresi
meningkat 2- 4 kali lipat, dengan 20% insiden pada usia 18 tahun.

 Perbandingan gender saat anak-anak 1:1, denga peningkatan resiko


depresi pada wanita setelah pubertas, sehingga perbandingan pria dan
wanita menjadi 1:2.

 Faktor sosial seperti stres dari masalah keluarga dan pekerjaan. Hal ini
disebabkan harapan hidup pada wanita lebih tinggi, kematian pasangan
mungkin juga menyebabkan angka yang tinggi untuk wanita tua
mengalami depresi
Etiologi

 Depresi disebabkan oleh kombinasi banyak faktor. Adapun faktor


biologis, faktor bawaan atau keturunan, faktor yang berhubungan
dengan perkembangan seperti kehilangan orang tua sejak kecil,
faktor psikososial, dan faktor lingkungan, yang menjadi satu kesatuan
mengakibatkan depresi
Patofisiologi

 Patofisiologi depresi dijelaskan dalam beberapa hipotesis. Amina


biogenik merupakan hipotesis yang menyatakan, depresi disebabkan
menurunnya atau berkurangnya jumlah neurotransmiter norefinefrin
(NE), serotonin (5-HT) dan dopamine (DA) di dalam otak (Sukandar
dkk., 2008).

 Hipotesis sensitifitas reseptor yaitu perubahan patologis pada


reseptor yang dikarenakan terlalu kecilnya stimulasi oleh monoamin
yang dapat menyebakan depresi.

 Hipotesis desregulasi, tidak beraturannya neurotransmiter sehingga


terjadi gangguan depresi. Dalam teori ini ditekankan pada kegagalan
homeostatik sistem neurotransmiter, bukan pada penurunan atau
peningkatan absolut aktivitas neurotransmiter (Teter et al., 2007).
Faktor Resiko Depresi

 Jenis kelamin

Prevalensi gangguan depresi berat dua kali lebih besar pada wanita
dibandingkan laki-laki.

 Usia

Rata-rata usia onset untuk gangguan depresi berat adalah 40 tahun, 50


persen dari semua pasien mempunyai onset antara 20 dan 50 tahun.

 Ras

Prevalensi gangguan mood tidak berbeda dari satu ras ke ras lain. Terapi
klinis cenderung kurang mendiagnosis gangguan mood dan terlalu
mendiagnosis skizofrenia pada pasien yang mempunyai latar belakang
rasial yang berbeda dengan dirinya.

 Status perkawinan

Pada umumnya, gangguan depresif berat terjadi paling sering pada orang
yang tidak memiliki hubungan interpersonal yang erat atau yang cerai
atau berpisah.
Gejala Depresi

Berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan


jiwa (PPDGJ III), gejala utama depresi meliputi menderita suasana
perasan yang depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya
energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan
berkurangnya aktifitas (Maslim, 2003).
Diagnosis dan Klasifikasi Depresi

Diagnosis :

Gejala utama pada gangguan depresif ringan, sedang dan berat:

 Afek depresi

 Kehilangan minat dan kegembiraan

 Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah


lelah dan menurunnya aktivitas. Gejala lainnya adalah konsentrasi dan
perhatian berkurang, harga diri dan percaya diri berkurang, pikiran
rasa bersalah dan tidak berguna, pikiran atau perbuatan yang
membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu dan nafsu makan
terganggu.
Klasifikasi :

 Episode depresi ringan

Sekurang-kurangnya harus ada dua dari tiga gejala utama depresi


ditambah dua dari gejala lainnya. Lama periode depresi sekurang-
kurangnya selama dua minggu. Hanya sedikit kesulitan kegiatan sosial
yang umum dilakukan.

 Episode depresi sedang

Sekurang-kurangnya harus ada dua dari tiga gejala utama depresi


seperti pada episode depresi ringan ditambah tiga atau empat dari
gejala lainnya. Lama episode depresi minimum dua minggu serta
menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial.
 Episode depresi berat tanpa gejala psikotik

Semua tiga gejala utama harus ada ditambah sekurang-kurangnya


empat dari gejala lainnya. Lama periode depresi sekurang-kurangnya
dua minggu akan tetapi apabila gejala sangat berat dan onset sangat
cepat maka dibenarkan untuk mengegakkan diagnosa dalam kurun
waktu kurang dari 2 minggu. orang sangat tidak mungkin mampu
meneruskan kegiatan sosialnya.

 Episode depresi berat dengan gejala psikotik

Episode depresi berat yang memenuhi kriteria tersebut disertai


halusinasi. Halusinasi biasannya melibatkan ide tentang dosa,
kemiskinan atau malapetaka yang mengancam dan penderita merasa
bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfatorik
biasannya berupa suara yang menghina atau menuduh.
Obat Antidepresan
 Antidepresi atau obat antimurung adalah ]obat yang
mampu memperbaiki suasanan jiwa (mood) dengan
atau meringankan gejala keadaan murung yang tidak
disebabkan oleh kesulitan sosial-ekonomi, obat-
obatan atau penyakit (Tjay & Rahardja, 2007).
 Saat ini ada 23 obat antidepresan yang telah ada di
pasaran yaitu golongan SSRI, SNRs, NSRIs, TCA,
MAOIs, dan Miscellaneous misalnya trazadone,
mirtazapine (Finley, 2008).
Penggolongan Antidepresan
 Antidepresan Trisiklik (TCA)

 Norepinephrine Dopamine Reuptake Inhibitor


(NDRIs)
 Selectif Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI)

 Mono Amine Oxidase Inhibitor (MAOI)

 Serotonin/Norepinephrin Reuptake Inhibitor (SNRI)


Terapi Tambahan

 Terapi tambahan berupa obat antipsikotik. Antipsikotik


digunakan untuk meningkatkan efek antidepresan.

 Ada dua macam antipsikotik yaitu antipsikotik tipikal dan


antipsikotik atipikal.

1. Antipsikotik tipikal bekerja memblok reseptor dopamin.

2. Antipsikotik atipikal bekerja memblok reseptor dopamin dan


serotonin.

Terapi Non Farmakologi

a. Electro Convulsive Therapy (ECT)

b. Psikoterapi
Analisa Kasus
z
Kasus :

Seorang Laki-Laki berusia 19 tahun bernama Tn. A dibawa oleh


pacarnya ke dokter karena khawatir dengan keadaannya dalam 4 minggu
terakhir. Pacar pasien dan pasien mengatakan bahwa 4 minggu terakhir
ia tidak memiliki motivasi untuk menjalankan kehidupan sehari hari dan
mudah lelah ketika melakukan pekerjaan yang ringan. Selain itu pasien
juga mengeluhkan mengalami insomnia, kehilangan minat terhadap
hobi-hobinya, dan nafsu makan yang menurun.

Dari heteroanamnesis dan autoanamnesis lebih lanjut didapatkan


bahwa pasien yang merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran
seringkali merasa dirinya tidak berguna lagi bagi keluarganya, pasien
juga menjadi sangat pesimis ketika berfikir tentang masa depannya.
Pasien selalu terlihat murung dan lebih banyak berdiam diri. Pasien juga
mengalami hambatan dalam melakukan interaksi dengan orang-orang
sekitarnya, termasuk dengan pacar dan keluarganya sendiri. Semua
keluhan ini mulai terjadi sekitar 4 minggu lalu, setelah pasien diketahui
tidak lulus beberapa blok ditempat ia kuliah.
Analisa kasus

Keluhan yang telah disampaikan oleh pasien dan


keluarganya mengarah pada terjadinya gangguan
suasana perasaan (mood). Gangguan mood yang terjadi
pada pasien ini berupa gangguan episode depresif
yang sedang
P - treatment
Menentukan Masalah Pasien
z
Masalah utama : pasien merasa mudah lelah bahkan ketika
melakukan pekerjaan yang ringan, nafsu makan menurun, dan
insomnia.

Masalah tambahan : banyak berdiam diri dan murung, merasa


dirinya tidak berguna bagi keluarga, serta merasa pesimis akan
masa depannya.

Tujuan Terapi
Mengatasi masalah-masalah yang dirasakan pasien dengan
mengobati gangguan depresif yang dialaminya
Terapi
z (non - Farmakologis)

 Terapi interpersonal  menekankan pada peningkatan


kemampuan interpersonal atau sosial, serta interaksi dengan
orang lain. Terapi ini lebih kepada terapi kelompok yang
menekankan pada pemahaman yang baik mengenai masalah
interpersonal yang mendorong depresi. Pasien dibebaskan
untuk mendiskusikan berbagai masalah interpersonal saat ini
dan bukan masa lampau.

 Terapi keluarga  bekerja dengan keluarga untuk memelihara


perubahan dan perkembangan. Ini cenderung untuk melihat
perubahan dalam hal sistem interaksi antar anggota keluarga.
Ini menekankan hubungan keluarga sebagai faktor penting
dalam kesehatan psikologis.

 Terapi spiritual
z Terapi
(Farmakologis)

 Memberikan pengobatan antidepresan yang tepat


dan aman bagi pasien

 Pada dasarnya semua obat anti depresi mempunyai


efek primer (klinis/ efikasi) yang sama pada dosis
ekivalen, perbedaan terutama pada efek samping.
Pemilihan Golongan Obat Anti-Depresant
Golongan Obat Efficacy Safety Suitabilility Cost
Trisyclic +++ + ++ +++
Antidepressants (TCAs) FD :
ES : KI : Tofranil :
bekerja dengan menghambat
pengambilan kembali penglihatan kabur, mulut kering, Hipersensitivitas, gangguan Tab. Salut
norepinefrin dan serotonin retensi urin, konstipasi, kardiovaskular yang berat,
25 mg x 50 x 10
ke saraf presinaptik terminal. memperparah glukoma dan glukoma sudut sempit,
Walaupun begitu, dengan epilepsy, perangsangan berlebih pemberian bersama MAOI, ( Rp 260.546,-)
konsentrasi therapeutic TCAs pada jantung yang dapat pemulihan akut post-MI.
tidak menghambat transpoter mengancam nyawa, hipotensi
dopamine. TCAs ortostatik, takikardi, efek sedative
mengakibatkan peningkatan pada minggu pertama pengobatan, P:
konsentrasi monoamine di peningkatan berat badan. Disfungsi
BPH, retensi urin/GI,
celah sinaps. Onset dari seksual (pada sebagian kecil
hipertitoid, glukoma sudut
peningkatan mood pasien).
terbuka, gangguan kejang,
membutuhkan 2 minggu atau
tumor otak, perburukan
lebih.
saluran nafas.
TCAs menghalangi receptor
serotonergik, α-adrenergik,
FK :
histamine dan muskarinik.
Diabsorbsi dengan baik dengan
TCAs memiliki index terapi yang
pemberian oral, terdistibusi secara
sempit.
luas dan segera berpenetrasi ke
dalam CNS. Obat ini memiliki waktu
paruh yang panjang. Dimetabolisme
di hati. Eksresi melalui urin
Selektive Serotonin Re- +++ ++ +++ +++
uptake Inhibitors KI :
FD : ES : Courage :
(SSRIs) hipersensitivitas,
SSRIs menghambat re-uptake gangguan tidur, disfungsi penggunaan bersama dengan Kapl. 20 mg x 30
serotonin, meningkatkan seksual, diare, mual, sakit MAOI, penggunaan bersama
( Rp 22.000)
neurotransmitter pada celah kepala, anoreksia, somnolen, dengan pimozide
sinaps dan pada akhirnya kecemasan. /thioridazine, laktasi.
menigkatkan aktivitas neuron
postsinaps. Antidepresan,
P:
termasuk SSRIs, memerlukan
waktu 2 minggu untuk anak dan remaja, penggunaan
memperbaiki gangguan mood, bersama NSAIDS, hipoglikemik,
dan keuntungan maksimum dapat wanita hamil, gangguan hepatic.
diperoleh dalam 12 minggu atau
lebih. SSRIs memiliki sedikit
aktivitas untuk menghalangi
receptor muskarinik, α-
adrenergik, histamin H1.

FK : diabsorbsi dengan baik


setelah pemberian oral, makanan
memiliki sedikit efek pada
absorbsi obat. Obat ini
terdistribusi dengan baik, waktu
paruh di plasma dalam rentang
16-36 jam. Metabolisme di hepar,
eksresi melalui urin, feses.
Monoamine Oxidase +++ + ++
Inhibitors (MAOIs) FD : KI :
ES : --
bekerja dengan menghambat hipersensitivitas,
aktivasi dari enzim sakit kepala, takikardi, mual, CHF, penyakit liver,
monoamine oxidase dalam hipertensi, aritmia jantung stroke, gangguan ginjal
neuron, sehingga kelebihan mengantk, hipotensi ortostatik, berat, pembedahan
neurotransmitter dapat penglihatan kabur, mulut kering, elektif dengan
berdifusi ke celah sinaps  disuria, konstipasi. anastesi umum,
efek antidepresan. Efek penggunaan
MAOIs tidak hanya
antidepresan diperoleh 2-4 bersama dengan
mengahambat enzim MAO,
minggu selama terapi. obat
tetapi juga enzim-enzim lain,
simpatomimetik,
karena itu obat ini
FK : diabsorbsi dengan baik meperidine,
mengganggu metabolisme
melalui pemberian oral. dextromethorphan.
banyak obat di hati.
Eksresi melalui urin.

Serotonin Norefinefrin +++ ++ ++


Re-Uutake Inhibitors FD : ES : KI :
SNRIs bekerja dengan --
(SNRIs) mual, pusing, sedative, hipersensitivitas,
menghambat pengambilan
kembali serotonin, dan pada konstipasi, sakit kepala, pemberian bersama
dosis yang lebih tinggi bingung, gangguan ejakulasi, MAOIs
menghambat pengambilan
mulut kering, berkeringat. P : glukoma sudut
kembali norepinefrin. SNRIs
juga memiliki efek yang ringan tertutup, bipolar
dalam menghambat reseptor mania, riwayat
dopamin. SNRIs tidak memiliki kejang, gagal ginjal,
aktivitas pada reseptor
adrenergic, muskarinik, dan dan gangguan hati.
histaminic.
Bupropion +++ + +++
FD: EF : KI :
--
agitasi, ansietas,
Belum diketahui dengan pasti; hipersensitivitas,
dan insomnia.
secara stuktur tidak berhubungan gangguan kejang,
Mulut kering,
dengan SSRIs, TCAs, MAOIs. Tidak bulimia/anorexia, pasien
migrain, mual,
menghambat aktivitas monoamin yang terhenti
muntah,
oksidase atau pengambilan kembali menggunakan alcohol atau
konstipasi,
serotonin. Mungkin bekerja melalui sedatives secara tiba-tiba.
tremor, nyeri
jalur dopaminergik atau Penggunaan bersama
perut, penurunan
noreadenergik sehingga MAOIs.
memory, arthritis,
menghambat pengambilan kembali
berdebar-debar,
noreepinefrin dopamin.
nyeri dada,
infeksi,
paresthesia.

Maprotilin +++ ++ ++ +
FD : ES : KI :
Ludios :
golongan tetrasiklik, mengantuk dan
hipersensitivitas, kelainan
meningkatkan konsentrasi efek kolinergik, 25 mg x 5 x 10
cardiovascular, glukoma
norepinefrin sinaps di CNS hipotensi,
sudut sempit, penggunaan ( Rp 125.000)
dengan menghalangi NE re- takikardi, rush,
bersama dengan MAOIs
uptake oleh membrane mulut kering
neuron presinaps.
Pemilihan Terapi
z
(Farmakologis)

 Golongan obat antidepresan yang dipilih adalah


Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor (SSRIs).
 Pada dasarnya, semua obat anti depresi mempunyai
efek primer (klinis/ efikasi) yang sama, perbedaan
terutama pada efek samping.
 Dipilih golongan SSRIs yang efek sampingnya sangat
minimal, spektrum efek anti-depresi luas, dan gejala
putus obat sangat minimal, serta lethal dose yang
tinggi sehingga relative aman.
Pemilihan Obat dari Golongan SSRIs
Fluoksetin +++ +++ +++ +++
FK : ES : KI :
Peak plasma time: 6-8 jam sakit kepala, mual, insomnia, hipersensitivitas, Courage, Kalxetin :
Protein bound : 95% anoreksia, ansietas, diare, bersamaan dengan Kapl. 20 mg x 30
Half-life : 7-9 hari somnolen. MAOIs, bersaman ( Rp 22.000)
Metabolisme : Liver dengan
Eksresi : urin. pimozide/thioridazine,
laktasi.

Sertralin +++ ++ +++ +


FK : ES : KI : Iglodep :
Peak plasma time : 4,5-8,4 jam Diare, mual, sakit kepala, hipersensitivitas, Tab. salut 50 mg x 30
Protein bound : 98% insomnia, gangguan ejakulasi, hipersensitivitas, (Rp 246.000)
Half-life : 26 jam pusing, mulut kering, lelah, bersamaan dengan MAOIs,
Metabolisme : Liver somnolen. bersaman dengan
Ekstresi : 12-14% uine; 40-45% pimozide.
feses.

Flufoksamine ++ ++ +++ +
FK : ES : KI : Luvox :
Peak plasma time : 3-8 jam mual, sakit kepala, somnolen, hipersensitivitas, Tab. salut 100 mg x 30
Protein bound : 80% berkeringat, insomnia, diare, hipersensitivitas, (399.000)
Half-life : 15,6 jam pusing, xerostomia, anorexia, bersamaan dengan MAOIs,
Metabolisme : Liver gangguan ejakulasi.
• Obat antidepresan yang dipilih dari
golongan SSRIs ini adalah Fluoxetine.

• Efficacy, safety, suitability dari golongan


SSRIs ini hampir sama. Namun perbedaan
mencolok terdapat cost.
Pemberian Terapi
z (Farmakologis)
dr. William
SIP. 1410015003
Jln. Dayak Batu Blok P-35, Samarinda
Telp. 0541 – 7172821

Selasa, 14-07-2019

R/ Kalxetin Kapl 20 mg No. XIV


∫ 1 dd Kapl. I o.m.

Pro : Tn. A
Usia : 17 tahun
Alamat : Jln. Kenangan No. 18, Samarinda
z

Komunikasi Terapi
Informasi Penyakit
z

• Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi


manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang
sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan
pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor,
konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa
dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri.
• Jika gangguan depresif berjalan dalam waktu yang
panjang (distimia) maka orang tersebut dikesankan
sebagai pemurung, pemalas, menarik diri dari
pergaulan, karena ia kehilangan minat hampir di
semua aspek kehidupannya.
Informasi Terapi

 Faktor yang dapat menyebabkan stress sebaiknya dihindarkan


dari pasien.

 Peran keluarga sangat dibutuhkan dalam pemulihan dan


kesembuhan kondisi pasien

 Obat yang diberikan berfungsi untuk mengurangi keluhan-


yang dialami oleh pasien dan memperbaiki gangguan
moodnya.

 Pengobatan ini berlangsung selama 2-6 bulan, tergantung dari


pemulihan pasien.
z Monitoring dan Evaluasi

• Pasien kembali kontrol setelah 2 minggu


pengobatan/ketika obat yang diberikan habis untuk
mengevaluasi pengobatan yang telah diberikan.

• Segera kontrol ke dokter bila keluhan berkurang atau jika


muncul keluhan lain.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai