Anda di halaman 1dari 23

TOKSIKOLOGI

Siti Hajar Nur Safita


Pengertian
Ilmu yg mempelajari efek toksik atau efek
membahayakan dari zat kimia baik mekanisme
kerjanya maupun kondisi yg menyebabkan
terjadinya efek membahayakan itu.
Mempelajari gejala dan pengobatan keracunan serta
identifikasi racun

Prinsipnya setiap zat kimia yang masuk kedalam tubuh


merupakan zat asing yang sering disebut Xenotik, salah
satu contoh xenotik yaitu obat. Secara normal obat tidak
berbahaya namun zat kimia yang yang ada didalam tubuh
pada dasarnya bersifat racun hanya saja terjadinya
keracunan ditentukan oleh dosis dan cara pemberian nya
Penyebab dan jenis-jenis Keracunan
1. Keracunan Obat-obatan, Bisa karena kesalahan pada dosis pemberian atau
cara penggunaan yang tidak benar sehingga menyebabkan keracunan obat
2. Keracunan Bahan kimia, Contoh bahan kimia yang paling sering
menjadi penyebab keracunan di indonesia seperti insektisida yang kurang
hati-hati Sehingga beresiko terjadinya keracunan zat kimia.
3. Keracunan makanan, Banyak juga jenis-jenis makanan yang bisa
menyebabkan keracunan, salah satunya adalah sianida yang terdapat pada
singkong, atau ichtyosarcotoxion pada ikan dan juga singkong yang bisa
menyebabkan penyumbatan pada tubuli ginjal sehingga menimbulkan
hematuria dan anuria
4. Keracunan bakteri atau jamur, contohnya seperti Toksin botulinus yang
terdapat pada makanan kaleng yang sudah rusak, atau pun enterotoksin yang
terdapat pada makanan-makanan yang sudah basi.
5. Accidental Poisoning, Ini merupakan keracunan yang terjadi karena tanpa
disengaja atau pun akibat kecelakaan, Jenis Keracunan ini biasa terjadi
pada anak-anak balita yang sering memasukkan benda-benda yang
dijumpainya kedalam mulut.
Gejala Keracunan
1. Tingkat Kesadaran
Tingkat Kesadaran merupakan Petunjuk penting untuk mengetahui
beratnya keracunan yang dialami oleh penderita.derajat tingkat
keracunandidalam toksikologi dibagi dalam beberapa tingkat
berdasarkan kesadaran pasien :
Keracunan Tingkat 1: penderita mengantuk tetapi masih sadar dan
mudah di ajak berbicara
Keracunan Tingkat 2: Penderita dalam keadaan sopor, tetapi dapat
dibangunkan dengan rangsangan minimal seperti panggilan atau
digoyangkan lengannya.
Keracunan Tingkat 3: Penderita dalam keadaan soporkoma dan
hanya bereaksi terhadap rangsangan maksimal seperti dengan
menggosok tulang dada dengan keras menggunakan kepalan tangan.
Keracunan Tingkat 4: Penderita dalam keadaan koma dan tidak ada
reaksi sedikitpun terhadap rangsangan seperti diatas. ini merupakan
tingkat yang lebih parah dan mengancam keselamatan jiwa.
Lanjutan Gejala
2. Gejala Respirasi penderita keracunan
Pada banyak kasus keracunan seringkali adanya hambatan pada jalan
nafas yang dapat menyebabkan kematian, ini merupakan hal yang wajib
dan salah satucara menolong orang keracunanyaitu dengan
memastikan jalan nafas tetap terbuka dan bersihkan/ keluarkan /
bebaskan jalan nafas nya jika memang ada hambatan. cara nya akan
dijelaskan dibawah pada bagian cara menangani penderita keracunan.

3. Tekanan darah dan jantung penderita keracunan


Syok terjadi karena depresi dan berkurangnya curah jantung dan
terkadang berhentinya denyut jantung

4. Sebagian penderita keracunan mengalami kejang


Kejang ini merupakan pertanda terhadap adanya respon dari SSP atau
medula spinalis atau Hubungan saraf-saraf otot. Selain itu
beberapagejala keracunanyang lain adalah Retensio urin, Diare,
Mual-muntah dan adanya kerusakan ginjal dan hati yang dibuktikan
dengan tes laboratorium.
Diagnosa Keracunan
Gejala dan Tanda
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan neurologis (kesadaran, pupil
dan respon motorik)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PEMERIKSAAN X-RAY
Penatalaksanaa
n Keracunan
Racun melalui mulut (ditelan tertelan)
Encerkan racun yang ada di lambung dengan : air, susu, telor
mentah atau norit).
Kosongkan lambung (efektif bila racun tertelan sebelum 4 jam)
dengan cara :
1. Dimuntahkan :
Dapat dilakukan dengan cara mekanik (menekan reflek
muntah di tenggorokan), atau pemberian air garam atau sirup
ipekak.
Kontraindikasi :Cara ini tidak boleh dilakukan pada
keracunan zat korosif (asam/basa kuat, minyak tanah, bensin),
kesadaran menurun dan penderita kejang.
2. Bilas lambung :
Pasien telungkup, kepala dan bahu lebih rendah.
Pasang NGT dan bilas dengan : air, larutan norit, Natrium
bicarbonat 5 %, atau asam asetat 5 %.
Pembilasan sampai 20 X, rata-rata volume 250 cc.
Kontraindikasi : keracunan zat korosif & kejang.
Racun melalui melalui kulit atau
mata
Pakaian yang terkena racun dilepas
- Cuci / bilas bagian yang terkena dengan
air dan sabun atau zat penetralisir (asam
cuka / bicnat encer).
- Hati-hati : penolong jangan sampai
terkontaminasi.
c. Racun melalui inhalasi
Pindahkan penderita ke tempat aman dengan
udara yang segar.
- Pernafasan buatan penting untuk mengeluarkan
udara beracun yang terhisap, jangan
menggunakan metode mouth to mouth.

d. Racun melalui suntikan


- Pasang torniquet proximal tempat suntikan, jaga
agar denyut arteri bagian distal masih teraba dan
lepas tiap 15 menit selama 1 menit
- Beri epinefrin 1/1000 dosis : 0,3-0,4 mg
subkutan/im.
- Beri kompres dingin di tempat suntikan
Penatalaksanaan Keracunan
Lanjutan
2. Mengeluarkan racun yang telah diserap
Dilakukan dengan cara :
- Diuretic : lasix, manitol
- Dialisa
- Transfusi exchange

3. Pengobatan simptomatis / mengatasi gejala


- Gangguan sistem pernafasan dan sirkulasi :
RJP
- Gangguan sistem susunan saraf pusat :
Kejang : beri diazepam atau fenobarbital
Odem otak : beri manitol atau dexametason.
4. Antidotum
a. Keracunan Asam / Basa Kuat (Asam Klorida, Asam
Sulfat, Asam Cuka Pekat, Natrium Hidroksida,
Kalium Hidroksida).
- Dapat mengenai kulit, mata atau ditelan.
- Gejala : nyeri perut, muntah dan diare.
- Tindakan :
1. Keracunan pada kulit dan mata :
- irigasi dengan air mengalir
- beri antibiotik dan antiinflamasi.
2. Keracunan ditelan / tertelan :
- asam kuat dinetralisir dengan antasida
- basa kuat dinetralisir dengan sari buah atau cuka
- jangan bilas lambung atau tindakan emesis
- beri antibiotik dan antiinflamasi.
b. Keracunan Alkohol / Minuman Keras
- Gejala : emosi labil, kulit memerah, muntah, depresi
pernafasan, stupor sampai koma.
- Tindakan :
Bilas lambung dengan air
Pemberian Kopi
Infus glukosa : mencegah hipoglikemia.

c. Keracunan Arsenikum
- Gejala : mulut kering, kulit merah, rasa tercekik, sakit
menelan, kolik usus, muntah, diare, perdarahan, oliguri,
syok.
- Tindakan :
Bilas lambung dengan Natrium karbonat/sorbitol
Atasi syok dan gangguan elektrolit
Beri BAL (4-5 Kg/BB) setiap 4 jam selama 24 jam pertama.
Hari kedua sampai ketiga setiap 6 jam (dosis sama). Hari
keempat s/d ke sepuluh dosis diturunkan.
d. Keracunan Tempe Bongkrek
- Gejala : mengantuk, nyeri perut, berkeringat,
dyspneu, spasme otot, vertigo sampai koma.
- Tindakan : terapi simptomatik.

e. Keracunan Makanan Kaleng (Botulisme)


- Gejala : gangguan penglihatan, reflek pupil (-),
disartri, disfagi, kelemahan otot lurik, tidak
ada gangguan pencernaan dan kesadaran.
- Tindakan :
Bilas lambung dengan norit
Beri ATS 10.000 unit.
Ber Fenobarbital 3 x 30-60 mg / oral.
f. Keracunan Ikan
- Gejala : panas sekitar mulut, rasa tebal pada
anggota badan, mual, muntah, diare, nyeri perut,
nyeri sendi, pruritus, demam, paralisa otot
pernafasan.
- Tindakan : Emesis, bilas lambung dan beri pencahar.

g. Keracunan Jamur
- Gejala : air mata, ludah dan keringat berlebihan,
mata miosis, muntah, diare, nyeri perut, kejang,
dehidrasi, syok sampai koma.
- Tindakan :
Emesis, bilas lambung dan beri pencahar.
Injeksi Sulfas Atropin 1 mg / 1-2 jam
Infus Glukosa.
h. Keracunan Jengkol

- Gejala : kolik ureter, hematuria, oliguria anuria, muncul gejala Uremia.


- Tindakan :
Infus Natrium bikarbonat
Natrium bicarbonat tablet : 4 x 2 gr/hari

i. Keracunan Singkong

- Gejala : Mual, nyeri kepala, mengantuk, hipotensi, takikardi, dispneu,


kejang, koma (cepat meninggal dalam waktu 1-15 menit).
- Tindakan :
Beri 10 cc Na Nitrit 5 % iv dalam 3 menit
Beri 50 cc Na Thiosulfat 25 % iv dalam 10 menit.

j. Keracunan Marihuana / Ganja


- Gejala : halusinasi, mulut kering, mata midriasis
- Tindakan : simptomatik, biasanya sadar setelah dalam 24 jam pertama.
k. Keracunan Formalin

Gejala :
Inhalasi : iritasi mata, hidung dan saluran nafas, spasme laring, gejala bronchitis dan
pneumonia.
Kulit : iritasi, nekrosis, dermatitis.
Ditelan/tertelan : nyeri perut, mual, muntah, hematemesis, hematuria, syok, koma, gagal nafas.
Tindakan :bilas lambung dengan larutan amonia 0,2 %, kemudian diberi minum norit / air
susu

l. Keracunan Barbiturat

Gejala : mengantuk, hiporefleksi, bula, hipotensi, delirium, depresi pernafasan, syok sampai koma.
Tindakan :
Jangan lakukan emesis atau bilas lambung
Bila sadar beri kopi pahit secukupnya
Bila depresi pernafasan, beri amphetamin 4-10 mg intra muskular.

m. Keracunan Amfetamin

Gejala : mulut kering, hiperaktif, anoreksia, takikardi, aritmia, psikosis, kegagalan pernafasan dan
sirkulasi.
Tindakan :
Bilas lambung
Klorpromazin 0,5-1 mg/kg BB, dapat diulang tiap 30 menit
Kurangi rangsangan luar (sinar, bunyi)
n. Keracunan Aminopirin (Antalgin)

- Gejala : gelisah, kelainan kulit, laborat : agranolositosis


- Tindakan :
Beri antihistamin im/iv
Beri epinefrin 1 %o 0,3 cc sub kutan.

o. Keracunan Digitalis (Digoxin)

- Gejala : anoreksia, mual, diare, nadi lambat, aritmia dan hipotensi


- Tindakan :
Propranolol
KCl iv
p. Keracunan Insektisida Gol.Organofosfat (Diazinon, Malathion)

- Gejala : mual, muntah, nyeri perut, hipersalivasi, nyeri kepala, mata


miosis, kekacauan mental, bronchokonstriksi, hipotensi, depresi
pernafasan dan kejang.
- Tindakan :
Atropin 2 mg tiap 15 menit sampai pupil melebar
Jangan diberi morfin dan aminophilin.
q. Keracunan Insektisida Gol.(Endrin, DDT)
- Gejala : muntah, parestesi, tremor, kejang, edem paru, vebrilasi s/d
kegagalan ventrikel, koma
- Tindakan :
Jangan gunakan epinefrin
Bilas lambung hati-hati
Beri pencahar
Beri Kalsium glukonat 10 % 10 cc iv pelan-pelan.

r. Keracunan Senyawa Hidrokarbon (Minyak Tanah, Bensin)


Gejala :
Inhalasi : nyeri kepala, mual, lemah, dispneu, depresi pernafasan
Ditelan/tertelan : muntah, diare, sangat berbahaya bila terjadi aspirasi
(masuk paru)
Tindakan :
Jangan lakukan emesis
Bilas lambung hati-hati
Beri pencahar
Depresi pernafasan : Kafein 200-500 mg im
Pengawasan : kemungkinan edem paru.
s. Keracunan Karbon Mono-oksida (CO)

- Gejala : kulit dan mukosa tampak merah terang, nyeri dan pusing
kepala, dispneu, pupil midriasis, kejang, depresi pernafasan sampai
koma.
- Tindakan :
Pasang O2 bertekanan
Jangan gunakan stimulan
Pengawasan : kemungkinan edem otak

t. Keracunan Narkotika (Heroin, Morfin, Kodein)

- Gejala : mual, muntah, pusing, klulit dingin, pupil miosis, pernafasan


dangkal sampai koma.
- Tindakan :
Jangan lakukan emesis
Beri Nalokson 0,4 mg iv tiap 5 menit (atau Nalorpin 0,1 mg/Kg BB.

Obat terpilih Nalokson (dosis maximal 10 mg), karena tidak mendepresi


pernafasan, memperbaiki kesadaran, hanya punya efek samping emetik.
Karenanya pada penderita koma tindakan preventif untuk aspirasi harus
disiapkan.
Pustaka
1. Halim Mubin A. : Panduan Praktis Ilmu
Penyakit Dalam : Diagnosa dabn Terapi,
EGC, Jakarta 2001 : 98-115.
2. Panitia Pelantikan Dokter FK-UGM :
Penatalaksanaan Medik, Senat Mahasiswa
Fak.Kedokteran UGM, Yogyakarta 1987 :
18-22.
3. Purnawan J., Atiek S.S., Husna A. : Kapita
Selekta Kedokteran, Media Aesculapius,
Jakarta 1982: 185-198.
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai