Anda di halaman 1dari 62

PENYAKIT-PENYAKIT/KELAINAN-KELAINAN

GENITALIA EKSTERNA & INTERNA


PENIS
1. Preputium Redundant
 Preputium yang terlalu panjang & berlebihan
 Bukan penyakit  predisposisi terjadi :
 Infeksi preputium  posthitis
 Infeksi glans penis  balanitis
 Keduanya : balano posthitis
 Harus selalu dicuci bagian dlm sampai
mucosa atau sirkumsisi mencegah
ca.penis dari smegma
 Sering infeksi  phymosis  indikasi
sirkumsisi
2. Fimosis
 Konstriksi pada orifium preputium
hingga tak dapat ditarik sampai
corona glandis
Bisa kongenital
Di dapat (acquired) :
infeksi : posthitis
Sunat dukun yang salah.
Hanya sedikit ujungnya
yang dibuang
 Tak mungkin dibersihkan 
sering terjadi ca.penis dari irritasi
smegma Phimosis. Constriction of
orifice of prepuce.
 Pengobatan : sirkumsisi
3. Parafimosis
 Preputium yang fimosis
ditarik paksa sampai di
corona glandis  tidak
segera direposisi dini

 Dalam 1 s/d 2 jam sudah


oedem dan sukar di reposisi

 Kulit & mukosa yang


Paraphimosis.
oedem,kebiru-biruan, hitam Foreskin
retracted and
 sampai ganggrene pada constricted
above glans.
preputium dan glans penis
PENANGANAN
Stadium dini : sebelum
oedem di reposisi
Kedua ibu jari kita menekan
glans penis sedang
preputium ditempat yg
konstriksi (spt band) ditarik
kearah glans (ujung) dengan
jari telunjuk & jari tengah
Oedem lama-lama
berkurang dan preputium
kembali  rencanakan
sirkumsisi Method of manipulation
To reduce paraphimosis.
Dalam keadaan lanjut
 Repair manual biasanya tak

berhasil

 Sudah sangat oedem dan

infeksi insisi. Pada band

yang konstriksi  direposisi


Incision through Constricting
 Infeksi tenang  sirkumsisi preputial ring to permit reduction
of Parapimosis otherwise
irreducible
SIRKUMSISI
 Tindakan operasi membuang preputium, kulit
& mukosa yang menutupi glans penis
 Indikasi :
1. Umumnya untuk hygiene di glans penis mencegah
infeksi/ca.penis di kemudian hari
2. Kepercayaan/agama. Pada orang yahudi biasanya
pada hari ke-7 kelahiran. Orang muslim biasanya
lebih besar 4-6 thn. Tujuan sebenarnya juga utk
hygiene sekaligus pencegahan ca.penis
3. Medis : preputium redundant, fimosis, parafimosis
 Kontra indikasi : hipospadia, epispadia,
chordee penis
Ada beberapa manfaat :
1. Kepuasan batin  telah menjalankan ajaran agama
2. Terjaganya kebersihan  mencegah infeksi/ca.penis
3. Mencegah ca.cervix uteri bagi istri  statistik ca.cervix
uteri > kurang pada suami yang di sirkumsisi
4. Glans penis yang tergesek kain/celana  terjadi
kornifikasi  tebal :
- mencegah infeksi
- kurang sensitif  perpanjang “jam terbang” waktu
sexual inter course
5. Penis yg disunat nampaknya lebih gagah
Persiapan : Sediakan :
1. Minor surgery set yang steril
2. Betadine + korentang
3. Procain/Xylocain 1-2%
4. Doek lubang kecil steril
5. Kain kasa steril
6. Plester
7. Adrenalin & deladryl injeksi
 Anak balita biasanya dibius di kamar bedah
 Anak lebih 5 thn lokal anastesi
PELAKSANAAN :
Sebaiknya mencuci genitalia eksterna dengan
sabun
Posisi penderita baring terlentang (Supine
position)
Desinfeksi dengan betadine genitalia eksterna
dan sekitarnya
Tutup dengan doek lubang kecuali genitalia
Lokal anastesi pada pangkal penis dan mukosa
sulkus coronarius keliling + 4 cc xylocain 2%
TEKHNIK
1.DORSAL SLIT CIRCUMCISON (DORSUMSISI 
SIRKUMSISI)
Cocok untuk yang fimosis
Mula-mula dorsumsisi sampai + 1 cm dari sulkus coronarius
Smegma dibersihkan, mukosa yg lengket di glans penis
dibebaskan.
Kulit & mukosa diujung dorsumsisi dijahit
Kulit & mukosa dipotong melingkar ke ventral sampai
frenerum penis dan mukosa tersisa + 1 cm di sulkus
coronarius
Kontrol perdarahan. Kulit dan mukosa dijahit satu-satu atau
jelujur dengan cat gut 3/0
Perhatikan simetri penis  jangan terputar
Sofratule  verband
2. SLEEVE TYPE CIRCUMCISION
Penis diletakkan pada posisi normal
Insisi kulit mengikuti corona glandis penis
melingkar sampai frenulum
Preputium ditarik kearah pangkal penis sampai
mukosa sulkus coronarius terlihat
Insisi mukosa di corona glandis +1-2 cm keliling
Preputium dieksisi dari jaringan sub cutan
Kontrol perdarahan, kulit dan mukosa dijahit
satu-satu atau jelujur dengan cat gut 3/0
3. GUILLOTINE TYPE CIRCUMCISION
Preputium bagian ventral dan dorsal di titik
tengah diklemp dan ditarik
Preputium dijepit dengan klemp lurus dari dorsal
ke ventral di ujung glans penis dengan miring ke
proksimal dibagian dorsal
Preputium dibawah klemp dipotong dengan
scalpel (pisau). Glans bisa dilindungi dengan jari
kita menekan glans
Kontrol perdarahan. Mukosa dibuang sampai +
1 cm di corona glandis
Kulit dan mukosa dijahit satu-satu atau jelujur
dgn cat gut 3/0
Cara menjaga simetri dan keseimbangan penis
 Mukosa & kulit dijahit di ventral dan dorsal pada titik
tengah  tarik dengan klemp
 Jahit bagian lateral kiri kanan dengan dengan cat gut
3/0 satu-satu atau jelujur

KOMPLIKASI
1. Perdarahan
2. Infeksi
3. Kulit terlalu banyak dibuang :
 Luka bisa terbuka
 Kulit nyeri krn tegang waktu ereksi nanti
4. Fistel urethra  urethra kena cauter  jarang
Perawatan post sirkumsisi
Luka jangan kena air atau kencing
Antibiotik, anti inflamasi dan analgetika
Jaga kebersihan daerah genitalia dan
sekitarnya
Kalau ada perdarahan  kembali ke dokter
atau perawat yang mengerjakan sirkumsisi
PENYAKIT PEYRONIE
Nama lain : induratio penis plastica ; plastic penitis ;
fibrous cavernositis
Penyakit batang penis berupa pembentukan plaques
fibrous pada jaringan ikat sekitar corpus cavernosus. Bisa
multiple
Biasa di dorsum penis antara corpus cavernosus kiri &
kanan
Etiologi tidak diketahui tapi biasanya bersama dengan
Dupuytren’s contractur pada tendo flexor jari tangan
Kadang-kadang terjadi calsificasi sampai ossifikasi
GEJALA-GEJALA
 Kadang-kadang tak
bergejala
 Teraba keras pada batang
penis
 Biasanya rasa sakit pada
waktu ereksi dan penis
bengkok ke arah lesi karena
corpus cavernosum tidak
mengembang pada lesi
 Biasanya bengkok ke dorsal
jarang di ventral
 Kadang-kadang kena sampai
corpus spongiosum
 Curvatura hebat  tidak
bisa coitus
 Tak ada gangguan miksi
PENGOBATAN
Belum ada yang memuaskan. Pernah dicoba :
Eksisi dari plaque = prothesi silastik atau kulit 
kadang-kadang operasi ini memberikan impotensi
Ultra sonic dengan frekuensi tinggi  memecah plaque
Radiasi & diatermi terapi
Para amino benzoate (pataba) 12 gr/hari selama 6-12
bulan  kadang-kadang menghilangkan nyeri kalau
ereksi dan mengecil
Suntikan hydro cortizon 20 ml gr dan 1 amp.
Hyaluronidase setiap 1-2 minggu sekali selam a 6-12 bln
 mengecil atau tidak bertambah besar
PRIAPISMUS
Suatu keadaan dimana penis ereksi terus
menerus tanpa gairah seksual dan disertai rasa
nyeri
Jarang kadang-kadang didahului dengan
urethritis atau tiba-tiba pada waktu tidur
Etiologi tidak jelas (60%). Yang pasti terjadi
bendungan vena corpora cavernosa yang
kausanya diduga (40%) :
 Leukemia, Sickle cell anemia, tumor dipanggal penis,
tbc, gangguan cerebral atau thrombosis pada vena
dorsalis penis
Glans penis & corpus spongiosum tetap lembek
PENGOBATAN
Kompres es, sedativa dan anti coagulantia
Epidural dan general anastesi
Stillbestrol 3 x 5 mg/hari untuk beberapa hari kadang-
kadang menolong
Aspirasi bekuan darah dari corpus cavernosum dan di
semprotkan cairan heparin ke dalamnya. Kalau tak berhasil
insisi beberapa tempat pada corpus cavernosum dan
evakuasi bekuan-bekuan darah kemudian di bilas dan
dicuci dengan heparin.
Operasi :
 caverno-spongiosum shunt  corpora cavernosa dihubungkan
dengan glans penis
 caverno saphenous shunt  corpura cavernosa dihubungkan
dengan v.saphena magna.
MEATAL STENOSIS
Stiktur dari meatus urethrae  penyempitan
Biasanya kongenital atau akibat radang balano
posthititis jaringan sikartriks  penyempitan.
Kadang-kadang sampai tertutup sama sekali 
retensi urine
Pada pemeriksaan dengan bougie dapat
diketahui ada penyempitan dengan pinggir yang
keras :
 Normal anak 1 thn bougie no. 10 F bisa lewat, anak
5 thn bougie 15 F dan 10 thn 18 F
 Kalau tidak lewat berati ada stenosis
PENGOBATAN
1. Kalau stenosis tidak terlalu tebal dan lebar
KALIBERASI dengan BOUGINASI berulang-
ulang, mulai yang paling kecil sampai yg paling
besar.
2. Kalau gagal dilakukan MEATOTOMY
 Kasa dengan topical anastetik masukkan dalam
meatus tunggu 10 menit
 Suntik procain 2% dipinggir ventral meatus sampai
frenulum  jepit dengan klemp  lepas.
 Potong meatus bagian ventral tersebut itu seluas
stenosis sampai kateter yang sesuai bisa masuk
dalam urethra
 Biasanya perdarahan kurang  kalau berdarah
tekan dengan kasa + adrenalin 1/2000 + 20 mnt
 Masukkan kasa dalam meatus sampai kencing
 Kaliberasi 2 x seminggu sampai luka sembuh
HIPOSPADIA
 Suatu kelainan kongenital dimana muara urethra
berada di lobang ventral penis sampai di perineum
1.Hipospadia glandular
Type glandularis
2.Coronal
3.Penile
Type penile
4.Penoscrotal
5.Perineal  type perineal
 Kira 70% penile dan coronal
 Yang type penoscrotal dan perineal  pertimbangkan
intersex problem  periksa chromosome
 Kontra indikasi sirkumsisi  preputium untuk urethrae
GEJALA-GEJALA
Distal dari meatus jaringan sikatris disebut
chordee yang menyebabkan penis bengkok 
curvatura penis
Preputium redundant dan hanya menutupi glans
bagian dorsal
Pada type perineal scrotum terbelah dan
nampak seperti labia mayora dengan penis
seperti clitoris
Kadang-kadang ada kesulitan kencing
Sexual inter course sulit dan ejakulasi extra
vaginal
Kadang disertai undesensus testis
PENGOBATAN
 Type hipospadia glandularis tidak memerlukan
koreksi
 Type coronal kalau glans terlalu bengkok  perlu
dikoreksi
 Type yang penile sampai perineum perlu koreksi
dengan 2 tahap :
1. Chordektomi  chordee di buang dan penis
diluruskan. Pada usia + 2 thn supaya perkembangan
penis & corpus spongiosum dan cavernousa
sempurna
2. Pemindahan meatus ke ujung penis  urethro plasti
 Kadang ada juga yang melakukan dalam 1 tahap
EPISPADIA
Kelainan kongenital
Dinding depan urethra tidak bersatu  terdapat
celah di dorsal penis dan urethra
Biasanya sampai dalam buli-buli atau dengan
extrophy bladder
Lebih sering pada lelaki
Sphincter urethra externa juga terbagi  true
incontinentia
Pengobatan berupa operasi sesudah berumur 3
thn tapi kurang memuaskan dan sakit
Biasa dilakukan diversi urine ileal loop conduit
atau uretero-sigmoidostomi
DIVERTIKEL URETHRA
Suatu kantong pada periurethral yang bermuara
dalam urethra
Pada laki-laki jarang : biasanya akibat suatu
obstruksi parsiel seperti batu,trauma atau
infeksi/urethritis,pemasangan kateter yang lama
 periurethritis  divertikel urethrae
Biasanya pada urethro pars anterior
GEJALA-GEJALA
Mungkin sedikit sakit infeksiurethritis
Teraba massa yang fluktuasi pada urethra
kalau ditekan keluar cairan di meatus
Kadang terjadi diverticulitis absesfistel
urethro-cutaneus
Kalau dekat sphincter urethra externum,
terganggu  incontinentia
PENGOBATAN : Operasi/Eksisi
Divertikel urethra pada wanita disebut juga :
urethrocele, urine pocket of the urethra,
herniation of the urethra
Divertikel urethra pada wanita relatif jarang 1,4
-7,8%
Usia biasanya dekade 3-7
Etiologi : kongenital (sangat jarang) atau didapat
Biasanya pada 2/3 distal urethra  yang paling
banyak kelenjar periurethral obstruksi kelenjar
infeksi,pecah ke dalam lumen urethra 
terjadi divertikel
Besarnya bervariasi 0,5-5 cm, kadang besar
sekali
Isi bisa urine, nanah, darah, batu atau tumor
GEJALA-GEJALA
Biasanya gejala-gejala infeksi saluran kemih
bagian bawah yang khronis
Trias gejala yang klasik : terminal dribbling,
dyspareunia dan dysuri
Pada pemeriksaan adanya massa kistik di
dinding depan vagina yang kalau ditekan keluar
cairan dimeatus (Pathognomonis!)
Dengan anamnesis dan pemeriksaan 90,5%
diagnosa ditegakkan
DD
Ureterokel ektopik
Kista duktus Gartner
Kista duktus Walfian
Kista kelenjar Skene
Tumor urethra
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Cystourethrografi  voiding cystourethrografi 
difoto sementara penderita miksi
Positif pressure urethrografi  di foto sementara
penderita miksi dengan meatus di tutup
Double ballon urethrografi  Kateter dengan 2
ballon. Satu ballon dalam bladder neck, satu
ballon pada meatus, melalui satu saluran pada
kateter yang lobangnya dalam urethra atau 2
ballon  kontras akan masuk dalam divertikel
Urethroscopi
USG & MRI
PENGOBATAN
Operasi : Eksisi transvaginal
STRIKTUR URETRA

DEF.: suatu penyempitan abnormal lumen uretra


akibat pembentukan jaringan fibrous pada
dinding uretra.

PEMBAGIAN/ETIOLOGI
1. Kongenital
2. Kongestif Bukan striktur
3. Spasmodik uretra murni
4. Aquisita/organik
KONGENITAL
Termasuk :
 Agenesis & atresia
 Meatal stenosis
 Valvula uretra anterior & posterior

KONGESTIF
Infeksi akut uretra  GO
Aktifitas sexual >>
Peminum alkohol >>
SPASMODIK
Spasme otot-otot (sphincter uretra externum dan
m.transversus perinei)
Keradangan uretra
Trauma uretra
Penyakit sekitar uretra/perineum : fissura ani,
hemorroid, abses
Kelainan saraf : sentral & perifer
Neurosis
AQUISITA/ORGANIK
Trauma
 Trauma uretra dari luar
 Instrumentasi
Pemasangan kateter (trauma dari dalam)
Radang
 Uretritis  TU : GO khronis
Khemis  instilasi obat yang dimasukkan dlm
uretra/buli-buli
Radiasi
Malignancy uretrae

STRIKTURA URETRA :
Tunggal
Ganda (Multiple)  bagian dalam lebih kecil
(sempit)
PEMBAGIAN BERDASARKAN BENTUK & SIFAT
 Menurut bentuk :
1. Striktur anulare
Jaringan parut mengelilingi uretra
2. Striktur pita
Spt anulare tapi > panjang
3. Striktur tali
Jaringanparut menyilang uretra
4. Striktur lenting (elastis)
Jaringan parut sangat elastis  zonde/bougi bisa
lewat  cabut  menutup lagi
Bisa atau tidak instrumen lewat
 Striktur pasabel
 Striktur impasabel
Bisa atau tidak urine lewat
 Striktur permeabel
 Striktur impermeabel

PATOLOGI
Keadaan patologis yang timbul akibat striktura
uretra (Lihat obstruksi saluran kemih bagian
bawah)
GAMBARAN KLINIK

Gejala-gejala bervariasi tergantung kasusnya :


berat/ringan :
Sulit kencing  mengedan
Pancaran & kaliber <<
Bercabang
Frekwent dan lama
Terminal dribbling
Paling berat : retensi total  bila infeksi
Ada riwayat :
 Uretritis
 Trauma
 Kateterisasi
Gejala-gejala sistitis
Gejala-gejala infeksi lain
 Prostatitis/orkitis
 Epididimitis
 Pyelonefritis
Pemeriksaan tanda-tanda
 Indurasi daerah striktur
 Mungkin ada :
Abses
Fistul
 Tanda-tanda retensi & infeksi
Laboratorium :
 Urine : sed.leukosit +  infeksi
 Darah : leukositosis :
Bila ada infeksi hebat:
Prostatitis
Pyelonefritis
Dll
Pemeriksaan instrumen
Kateter & bougi sukar masuk
Radiologik :
 Uretrosistografi
Unipolair
Bipolair  dapat melihat panjangnya

PEMERIKSAAN ENDOSKOPIK
Uretroskopi  melihat lokalisasi & besarnya
lobang striktur
DIAGNOSA yang paling pasti :
Uretrografi
Uretrosistoskopi

DIAGNOSA BANDING
Hipertrofi prostat
Bladder neck kontraktur/obstruction
Tumor uretra

TERAPI
Pada prinsipnya :
Kaliberasi/delatasi
Operasi
Medikamentosa
KALIBERASI/DELATASI
Dimulai dari kateter karet/logam  bougi yang
paling besar  kecil yang bisa masuk dengan lokal
anastesi :
1. Kateter karet
2. Kateter logam/bougi
3. Filliform kateter & follower
bila gagal  sistostomi temporer
bila keadaan tenang  ulangi lagi kaliberasi /
delatasi
bila tetap gagal  rencana operasi
bila kateter berhasil masuk  dilakukan
DELATASI GRADUIL
1. Pasang kateter karet yang sesuai  dilakukan
tiap hari dengan menaikkan nomor kaliber
sampai akhirnya 22-24 F  lepas dauer
kateter dan dilanjutkan :
2 x seminggu
1 x seminggu
1 x 2 minggu
1 x sebulan
1 x tiga bulan
1 x enam bulan
OPERASI
Indikasi operasi :
1. Delatasi yang gagal
2. Striktur impasabel
3. Striktur e.c. tumor
4. Ada batu/benda asing proksimal dari striktur
5. Ada fistula/extravasasi urine
Operasi terdiri atas :
 Meatotomi (str.meatus & pars glandis)
 Uretrotomi interna (Dulu : externa)
 Uretroplasty
Delatasi dilakukan 14 hari kemudian
MEATOTOMI
Dilakukan pada :
Str.meatus
Str.para glandis

URETROTOMI INTERNA
Dilakukan pada striktur pasabel  urethra post.
Dilakukan dengan endoskopi  sachse
URETROTOMI EXTERNA
Dulu dilakukan pada striktur dengan retensi akut
yang impasabel atau ada komplikasi dibelakan
striktur :
Abses
Fistel
Batu
Ekstravasasi
URETROPLASTI
Dilakukan pada striktur :
 Uretra bulbosa
 Uretra pendulosa
Potong  End to end
Teknik Johanson
Graft kulit

MEDICAMENTOUS
Biasa dipakai steroid  triamsinolon inj. 40 mg
sekitar striktur tiap 6 minggu
KOMPLIKASI
1. Akibat Obstruksi
 Retensi urine
 Delatasi vesica urinaria
 Divertikel buli-buli
 Divertikel uretra
 Hidro ureteronefrosis
2. Akibat infeksi
 Periuretral cellulitis
 Periuretral abses
 Fistula uretra
 Prostatitis
 Epididimo-orchitis
 Sistitis
 Pyelo nefritis
PROGNOSA : tergantung :
1. Adanya komplikasi
2. Cepatnya pengobatan
3. Berhasilnya tindakan
4. Ketaatan penderita berobat-kontrol

Anda mungkin juga menyukai