Anda di halaman 1dari 10

REFLEKSI KASUS FEBRUARI 2019

LENTIGO SENILIS

Disusun Oleh:

NAMA : YOSIA KEVIN POLUAN


NIM : N 111 18 059

PEMBIMBING KLINIK
dr. Diany Nurdin, Sp.KK, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019
STATUS PASIEN

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

RSUD UNDATA PALU

I. IDENTITAS PASIEN
1) Nama Pasien : Ny. NW
2) Umur : 55 tahun
3) Jenis Kelamin : Perempuan
4) Alamat : Mamboro
5) Agama : Hindu
6) Pekerjaan : URT
7) Tanggal Pemeriksaan : 26 Februari 2019

II. ANAMNESIS
1) Keluhan Utama : Bercak hitam di daerah wajah
2) Riwayat penyakit sekarang :
1. Seorang pasien perempuan berumur 55 tahun, datang ke poliklinik kesehatan
kulit dan kelamin RSUD Undata dengan keluhan timbul bercak hitam pada wajah
dan kedua tangan. Bercak hitam muncul sejak 1 tahun yang lalu, tanpa rasa nyeri
maupun gatal. Menurut pasien, bercak muncul secara tiba-tiba, tanpa didahului
rasa demam maupun nyeri. Pasien mengaku belum pernah berobat sebelumnya,
dan hanya diberikan bedak dan krim dari suatu produk kecantikan, untuk
menutupi bercak hitam tersebut. Adapun keluhan ini sampai mengganggu
aktivitas sehari-hari pasien, khususnya rasa percaya diri pasien pada
penampilannya. Pada daerah wajah terdapat makula hiperpigmentasi, berukuran
numular, sirkumskrip, pada regio facialis dextra. Pada daerah ekstremitas atas
terdapat makula hiperpigmentasi, berukuran lentikular, sirkumskrip, tersebar
regional pada dorsum manus dextra dan sinistra.
3) Riwayat penyakit dahulu:
Pasien belum pernah merasakan penyakit yang seperti ini sebelumnya. Riwayat
alergi makanan disangkal, riwayat hipertensi disangkal, riwayat diabetes melitus
disangkal.
4) Riwayat penyakit keluarga
Ibu pasien dahulu mengalami hal yang sama seperti pasien.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
1. Keadaan umum : Sakit ringan
2. Status Gizi : Baik
3. Kesadaran : Compos mentis

Tanda-tanda Vital

TD : 120/80 mmHg

Nadi : 85 kali/menit

Respirasi : 20 kali/menit

Suhu : Tidak dievaluasi

Status Dermatologis

Ujud Kelainan Kulit :

2. Kepala : tidak terdapat ujud kelainan kulit


3. Leher : tidak terdapat ujud kelainan kulit
4. Wajah : terdapat makula hiperpigmentasi, berukuran numular,
sirkumskrip, pada regio facialis dextra
5. Ketiak : tidak terdapat ujud kelainan kulit
6. Dada : tidak terdapat ujud kelainan kulit
7. Punggung : tidak terdapat ujud kelainan kulit
8. Perut : tidak terdapat ujud kelainan kulit.
9. Selangkangan : tidak terdapat ujud kelainan kulit
10. Ekstremitas Atas : terdapat makula hiperpimentasi, berukuran lentikular,
sirkumskrip, tersebar regional pada dorsum manus dextra dan sinistra.
11. Ekstremitas bawah : tidak terdapat ujud kelainan kulit
12. Genitalia : tidak terdapat ujud kelainan kulit
IV. GAMBAR

Gambar 1. terdapat makula hiperpigmentasi, berukuran numular, sirkumskrip, pada


regio facialis dextra

Gambar 2. terdapat makula hiperpimentasi, berukuran lentikular, sirkumskrip,


tersebar regional pada dorsum manus dextra dan sinistra.
Gambar 3. terdapat makula hiperpimentasi, berukuran lentikular, sirkumskrip,
tersebar regional pada dorsum manus dextra dan sinistra.

V. RESUME
Seorang pasien perempuan berumur 55 tahun, datang ke poliklinik kesehatan kulit dan
kelamin RSUD Undata dengan keluhan timbul bercak hitam pada wajah dan kedua
tangan. Bercak hitam muncul sejak 1 tahun yang lalu, tanpa rasa nyeri maupun gatal.
Menurut pasien, bercak muncul secara tiba-tiba, tanpa didahului rasa demam maupun
nyeri. Pasien belum pernah merasakan penyakit seperti ini sebelumnya. Riwayat
alergi makanan disangkal. Pada riwayat penyakit keluarga didapati ibu pasien pernah
mengalami penyakit seperti yang dialami pasien. Pada pemeriksaan fisik didapati
keadaan umum sakit ringan, kesadaran kompos mentis, status gizi baik. Pada
pemeriksaan status dermatologi didapatkan pada daerah wajah terdapat makula
hiperpigmentasi, berukuran numular, sirkumskrip, pada regio facialis dextra. pada
daerah ekstremitas atas terdapat makula hiperpigmentasi, berukuran lentikular,
sirkumskrip, tersebar regional pada dorsum manus dextra dan sinistra.

VI. DIAGNOSIS KERJA


Lentigo senilis

VII. DIAGNOSIS BANDING


1. Efelid
2. Melanoma
3. Melasma
VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan histopatologik (biopsi)

IX. PENATALAKSANAAN
1. Non medikamentosa
 Mengurangi paparan terhadap sinar UV dan polusi
 Memakai tabir surya jika berpergian
 Menjaga kebersihan kulit
 Hindari stres dan refresing
 Banyak makan buah dan sayur
 Tidak merokok (aktif dan pasif)
 Tidur yang cukup
 Mengurangi makanan cepat saji dan mengandung pengawet
 Olahraga yang cukup
2. Medikamentosa
a) Pengobatan topikal
Hydroquinone 4% 5 gr (2x sehari)
Heliatech (bila perlu)
b) Pengobatan sistemik
Seloxy tab 1x1

X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungtionam : ad bonam
Quo ad cosmetikam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
XI. PEMBAHASAN
Seorang pasien perempuan berumur 55 tahun, datang ke poliklinik kesehatan
kulit dan kelamin RSUD Undata dengan keluhan timbul bercak hitam pada wajah dan
kedua tangan. Bercak hitam muncul sejak 1 tahun yang lalu, tanpa rasa nyeri maupun
gatal. Menurut pasien, bercak muncul secara tiba-tiba, tanpa didahului rasa demam
maupun nyeri. Pasien belum pernah merasakan penyakit seperti ini sebelumnya.
Riwayat alergi makanan disangkal. Pada riwayat penyakit keluarga didapati ibu
pasien pernah mengalami penyakit seperti yang dialami pasien. Pada pemeriksaan
fisik didapati keadaan umum sakit ringan, kesadaran kompos mentis, status gizi baik.
Pada pemeriksaan status dermatologi didapatkan pada daerah wajah terdapat makula
hiperpigmentasi, berukuran numular, sirkumskrip, pada regio facialis dextra. pada
daerah ekstremitas atas terdapat makula hiperpigmentasi, berukuran lentikular,
sirkumskrip, tersebar regional pada dorsum manus dextra dan sinistra.
Lentigo adalah makula cokelat atau cokelat kehitaman, berbentuk bulat atau
polisiklik. Lentiginosis adalah keadaan timbulnya lentigo dalam jumlah yang banyak
atau dengan distribusi tertentu. Lentigo senelis adalah makula hiperpigmentasi pada
kulit daerah terbuka, biasanya pada orang tua. Sering bersama makula depigmentasi,
ekimosis senilis, dan degenarasi aktinik yang kronik. Acapkali terlihat pada punggung
tangan.1
Lentigo disebabkan karena bertambahnya jumlah melanosit pada taut dermo
epidermal tanpa adanya proliferasi lokal.1 Tergantung pada jenis lentigo yang ada, lesi
soliter atau multipel yang dapat terjadi diseluruh tubuh. Beberapa lentigo dapat
memiliki manifestasi klinik sistemik yang bisa menyebabkan lesi di kulit.2
Pada lentigo senilis dijumpai adanya rete ridges epidermis yang memanjang
dengan clup shapes atau budlike, sering bercabang dan disertai rete ridges yang
bergabung. Diantara rete ridges dijumpai epidermis yang mengalami atrofi dan
jumlah melanosit pada epidermis meningkat dan tidak menyebar. Pada gambaran
mikroskopis terlihat proliferasi keratinosit dan melanosit secara bersamaaan. Terdapat
infiltrate perivaskuler sel mononuklear pada dermis dan biasanya berhubungan
dengan penyebaran melanin dan juga dijumpai makrofag.3
Analisis microarray di Jepang mengevaluasi lentigo yang disebabkan sinar
matahari dalam 16 orang dewasa menunjukan peningkatan gen terkait dengan proses
peradangan, metabolisme asam lemak dan melanosit, dan penurunan dari cornified
envelop-releted gen. Para peneliti memperkirakan lentgo mungkin disebabkan oleh
efek mutagenik yang disebabkan pejanan sinar UV yang berulang pada masa lalu,
yang mengarah ke peningkatan produksi melanin.2
Hanya sedikit yang diketahui tentang dasar genetik manusia mengenai lentigo,
dimana yang telah dianalisis ialah potensi mutasi dari fgfr3 dan pik3ca. Mutasi dari
fgfr3 tersebut yang dideteksi pada 5 (17%) dari 30 lentigo, dan pik3ca mutasi tersebut
yang dideteksi pada 2 (7%) dari 28 lentigo, diperkirakan bahwa mutasi fgfr3 dan
pik3ca terlibat dalam patogenesisnya dan selanjutnya yang lebih menguatkan bahwa
paparan sinar ultraviolet dapat menjadi sebuah faktor penyebab mutasi untuk pik3ca
dan fgfr3 pada kulit manusia.2
Lesi yang muncul pertama kali berwarna kuning cokelat, bulat atau oval,
diameternya kurang lebih 2-4 mm tempat paling sering pada dorsal/punggung tangan
dan wajah seorang individu dalam dekade keempat atau kelima hidup mereka. Lesi
meningkat dalam jumlah dan ukuran secara bertahap dan membentuk plak yang lebih
besar. Lesi yang lebih besar akan berbentuk tidak teratur dan dapat berdiameter dari
satu sampai beberapa sentimeter.4
Lesi yang lebih tua sering berwarna coklat gelap atau coklat kehitaman.
Lentigo senilis pada umumnya dijumpai pada kulit yang mudah terbakar sinar
mataharidan tidak pernah menjadi coklat dan jarang dijumpai pada individu yang
mempunyai pigmen gelap.5
Pemeriksaan histopatolgik menunjukan terpisahnya geligi epidermal dan
lapisan basal berbentuk seperti pemukul baseball dan hiperpigmentasi adanya
peningkatan melanosit.1
Pemberian krim topikal noninvasif merupakan terapi medikamentosa pilihan.
Pemberian secara bulanan krim tertinoin dan krim hidrokuinon dapat meringankan
lentigenes. Efikasi dan keamanan dari crycotherapy dan asam trikoloasetat (TCA)
digunakan untuk terapi lentigo senilis. Crycotherapy lebih efektif daripada solusi
TCA 33% dalam pengobatan lentigo senilis pada bagian belakang tangan, TCA 33%
mungkin lebih disukai, meskipun hiperpigmentasi postinflamasi tetap menjadi resiko
untuk kedua modalitas.2,6
Administrasi bleaching solution yang mengandung mequinolol 2% (4-
hidroksianisol,4HA) dan tretinoin 0,01% (solage) diterapkan dua kali sehari selama 3
bulan pada lentigo senilis yang muncul pada bagian belakang tangan menunjukan
efek perbaikan yang signifiakan setelah 2 bulan pengobatan dan dipertahankan
setidaknya 2 bulan setelah pengobatan.2,6
Hidrokuinon termasuk phenolic compound, merupakan suatu inhibitor
tyrosinase yang menghambat tyrosinase menjadi melanin, menghambat pembentukan
melanosom, dan meningkatkan degradasi melanosom. Hidrokuinon dapat mengurangi
aktivitas tyrosinase hingga 90%. Konsentrasi hidrokuinon 4% lebih efektif tetapi lebih
bersifat iritatif dan dapat menimbulkan efek samping yang lebih besar jika
dibandingkan dengan hidrokuinon 2%. Penggunaan hidrokuinon dapat menimbulkan
efek samping yaitu dermatitis kontak iritan, dermatitis kontak alergi, perubahan warna
kuku, hipopigmentasi yang sementara pada pinggir lesi dan akan menghilang bila
pengunaan hidrokuinon dihentikan.3
Prognosis pada lentigo bervariasi bergantung pada tipe lentigo dan
pengobatannya. Tetapi pada umumnya prognosis baik kecuali pada tipe sindrom
lentigo yang tidak diterapi dengan baik.2,6
DAFTAR PUSTAKA

1. Soepardiman,L. Kelainan Pigemn: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 7. Jakarta:
Badan Penerbit FK UI; 2015
2. Schwartz R. Lentigo (serial on the internet). 2018. (citiled 2019 Februari 2019). Availabe
from: http://emedicine.medscape.com
3. Situm M, et.al. Senile Lentigo-Cosmetic or Medical Isssue of the Elderly Population.
Coll Antropol. 34 ; 2015
4. Amir,H. Lentigo Senilis and its Evolution. The Journal of Investigative Dermatology,
65:429-433; 2015
5. Grichnik JM, Rhodes AR, Sober AJ. Benign Hyperplasias and Neoplasiasof
Melanocytes. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicing. 7th edition. USA: Mc
Graw Hill; 2008
6. Rook. Disorders of Skin Colour In Textbook of Dermatology. Vol 1. 7th edition.
Blackwell Publishing; 2008

Anda mungkin juga menyukai