Oleh :
Esty Gusmelisa, S.Ked
Pembimbing :
dr. Fitriyanti, Sp.KK
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JAMBI
RUMAH SAKIT RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN
• Liken Simpleks Kronik » Neurodermatitis
sirkumskripta (N.S)
Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip,
ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit
tampak lebih menonjol (likenifikasi) akibat
garukan atau gosokan yang berulang-ulang.
• Keluhan utama gatal dan seringkali bersifat
paroksismal
• Patogenesis masih belum dapat dijelaskan secara
pasti.
Efloresensi:
Plak hiperpigmentasi, ukuran 4x4cm,
bulat, sirkumskrip, permukaan ditutupi
skuama putih kasar dan tampak adanya
krusta serta permukaan tampak
likenifikasi.
Regio Cruris Dextra
Efloresensi:
Plak eritematosa, ukuran 2x3cm, lonjong,
sirkumskrip, permukaan ditutupi skuama
putih kasar, dan tampak adanya krusta,
permukaan tampak likenifikasi.
Efloresensi:
Patch, ukuran 1x1cm, anular, sirkumskrip,
permukaan ditutupi skuama putih kasar.
Pemeriksaan Penunjang
• Fenomena tetesan lilin (-)
Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang
berubah warnanya menjadi putih pada goresan,
seperti lilin yang digores disebabkan oleh
berubahnya indeks bias. Cara menggores dapat
menggunakan pingir object glass.
• Tes Auspitz
Merupakan perdarahan pint-point dan lambat yang
terjadi setelah sisik psoriasis diangkat.
• Anamnesis
Gatal yang berat, dapat bersifat paroksismal, kontinus atau
sporadik
Dermatitis Atopik • Gatal dirasakan bertambah hebat saat • Umumnya terjadi pada individu
berekeringat setelah beraktivitas di kebun. dengan riwayat atopi pada dirinya
• Bercak kemerahan pada kaki os semakin lama sendiri ataupun keluarganya.
membuat kulit pada area bercak tersebut • Tidak terdapat beberapa keluhan
menjadi kering. seperti infeksi kulit, iktiosis,
• Perjalanan penyakit pasien berlangsung sejak pitriasis alba, dermatitis di papila
±7 bulan yang lalu, dimana terdapat reaksi mamae, keilitis, konjungtivitis
peradangan kulit berupa bercak kemerahan dan berulang, keratokonus, katarak
teras sedikit nyeri akibat garukan berulang. subscapular anterior, orbita
• Bercak kemerahan pada kaki pasien yang terasa menjadi gelap, alergi makanan,
gatal tanpa tahu penyebab pasti dari gatal muka pucat atau eritem, intoleran
tersebut. terhadap pelarut lemat atau wol,
maupun hipersensitifitas terhadap
makanan.
Dermatitis Numularis • Mengeluh sangat gatal yang bervariasi dari • Efloresensi berupa papulovesikel
ringan sampai berat yang biasanya mudah pecah
• Lesi akut berupa plak eritematosa sehingga membasah
• Pada tepi plak dapat muncul lesi
papulovesikel kecil yang kemudian
berkonfluens dengan plak tersebut
sehingga lesi meluas
PENATALAKSANAAN
KASUS TEORI
• Penatalaksanaan secara umum kasus ini • Berdasarkan teori, untuk mengurangi rasa
edukasi pada pasien mengurangi dan gatal pemberian antihistamin sangat
menghindari kebiasaan menggaruk dan diperlukan.
menggosok secara terus-menerus • Pemberian antihistamin golongan
• Gunakan kaus kaki apabila menggunakan antagonis H1 untuk mengobati reaksi
sepatu boot, dan segera mencuci sepatu hipersensitifitas / keadaan yang disertai
boot setelah digunakan pelepasan histamin endogen berlebihan.
• Pentalaksanaan khusu: • Antihistamin generasi kedua Cetirizin
Antihistamin Cetirizine 1x10 mg/hari HCL dan loratadin lebih sedikit efek
Betamethasone valerate 0,1% ointment 2 sedasi dibandingkan generasi pertama.
kali sehari dioleskan tipis pada daerah • Antihistamin generasi kedua ini tidak
yang sakit menimbulkan rasa berdebar-debar dan
penggunaannya cukup sekali sehari.
• Salep kortikosteroid potensi kuat
bekerja mengurangi peradangan dengan
menekan migrasi leukosit
polimorfonuklear dan memeperbaiki
permeabilitas kapiler
KESIMPULAN
• Sularsito SA, Djuanda Suria. Neurodermatitis sirkumskripta. Dalam Djuanda A, Hamzah M, Aisah S.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.Edisi Keempat. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia:
2007.
• Hogan DJ. Lichen Simplex Chronicus. diunduh dari emedicine.medscape.com/article/1123423-
overview#a0199
• Harahap, M. Liken Simplek Kronik in Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates. 2000. Jakarta. (16-17)
• Susan Burgin, MD. Numular Eczema and Lichen Simplex Chronic/Prurigo Nodularis. Dalam: Fitzpatrick
TB, Eizen AZ, Woff K, Freedberg IM, Auten KF, penyunting: Dermatology in general medicine, 7th ed,
New York: Mc Graw Hill. 2008: 158-162
• Damayanti I. Neurodermatitis Sirkumskripta pada Wanita dengan Hipertensi Grade 1 Terkontrol.
Fakultas Kedokteran Lampung, Medula Unila. Vol. 2. 2014. Lampung.
• Siregar RS. Neurodermatitis Sirkumskripta in Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. EGC. 2005.
Jakarta. (129-131)
• Crissey JT, parish LC, holubar KH. Historical atlas dermatology and dermatologist. New york: the
parthenon publishing group, 2002.
• Georgieva F. Current Epidemiology of Lichen Simplex Chronicus. Journal of IMAB. 22;3.2016.
• Lotti T, Buggiani G, Prignano F. Prurigo nodularis and Linchen Simplex Chronicus. Dermathology
Theraphy. January;21(1).2008. P. 42-46
• Fitzpatrick TB. Dermatology in General Medicine Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller
AS, Leffel DJ, editors. New York: The McGraw Hill Companies; 2012.
• Natalia, Sri Linuwih Menaldi, Agustin T. Perkembangan Terkini pada Terapi Dermatitis Atopik. J Indon
Med Assoc. 2011;61(7):299-304
• James WD, Berger T, Elston D. Andrews' Diseases of the Skin: Clinical Dermatology: Elsevier Health
Sciences; 2011.