Anda di halaman 1dari 4

Tatalaksana Gigitan Serangga

Tatalaksana terhadap gigitan serangga dibedakan menjadi dua, yaitu tatalaksana akut dan
jangka panjang. Pada tatalaksana akut, terdapat gejala yang harus ditangani segera, contohnya
seperti reaksi anafilaksis. Pada gigitan serangga sebanyak 1,2% hingga 3,5% terjadi reaksi ini,
terutama pada gigitan lebah atau tawon. Gejala biasanya muncul 10 hingga 30 menit setelah
gigitan terjadi, dan tingkat keparahannya bergantung pada manifestasinya yang berbeda-beda
yang dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Skala Penilaian Ring and Messmer untuk Reaksi Anafilaksis
Grade Skin Abdomen Respiratory Tract Cardiovascular System
Itch
Flushing
I - - -
Urticaria
Angioedema
Itch Tachycardia (rise ≥20/min)
Rhinorrhea
Flushing Nausea Hypotension (≥20 mm Hg
II Hoarseness
Urticaria Cramp drop in SBP)
Dyspnea
Angioedema Arrhythmia
Itch
Laryngeal edema
Flushing Vomiting
III Bronchospasm Shock
Urticaria Defecation
Cyanosis
Angioedema
Itch
Flushing Vomiting
IV Respiratory arrest Circulatory arrest
Urticaria Defecation
Angioedema
Penyebab utama kematian akibat anafilaksis adalah obstruksi jalan napas dan gagal
jantung. Langkah pertama pengobatan yang diperlukan adalah resusitasi jantung paru (grade IV),
pemberian epinefrin yang diberikan secara intramuskular (grade II atau lebih), dan segera
mungkin diposisikan serta dipasang jalur intravena (semua grade). Komponen selanjutnya dari
perawatan dasar adalah:
 Pemberian oksigen (grade II atau lebih tinggi)
 Pemberian glukokortikoid intravena
 Pemberian H1-blocker (semua grade)
Gambar 1. Alur Tatalaksana Reaksi Anafilaksis
Selain reaksi anafilaksis, gejala akut yang harus ditangani adalah reaksi lokal. Beberapa
langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
 Krim atau gel glukokortikoid topikal yang poten, mungkin kompres lembab
(selama sekitar 20 menit, mungkin diulang sekali atau dua kali dengan interval beberapa
jam).
 H1-blocker per oral.
 Untuk reaksi lokal besar: 0,5-1 mg/kgBB prednisolon secara oral, penurunan
dosis cepat menjadi nol dalam 3 hingga 5 hari.
 Untuk reaksi lokal besar di area kepala dan leher: Pengamatan tambahan,
pengobatan simtomatik jika terjadi obstruksi jalan napas.
Untuk tatalaksana jangka panjang, diperlukan edukasi pasien mengenai manajemen gigitan
serangga. Konseling dan edukasi pasien tentang cara menghindari sengatan lebih lanjut dan apa
yang harus dilakukan jika terjadi. Jika tersengat lagi, pasien harus segera mencari bantuan medis.
Berikut merupakan beberapa hal khusus yang perlu dilakukan dalam tatalaksana jangka panjang,
yaitu:
 Dalam kasus reaksi lokal besar,
o Pasien harus selalu membawa obat darurat dengan obat-obatan yang
diperlukan, yaitu:
 Topikal: Krim atau gel glukokortikoid kuat.
 Oral: H1-blocker.
 Dalam kasus reaksi sistemik tipe cepat,
o Tidak ada pengobatan dengan ACE-inhibitor atau beta-blocker (tidak
dalam tetes mata, juga), kecuali jika mutlak diperlukan.
o Pasien harus selalu membawa obat darurat dengan obat yang diperlukan:
 H1-blocker yang onset cepat secara oral (hingga 4 kali dosis harian
biasa).
 Glukokortikoid oral (Setara 100 mg prednisolon)
 Epinefrin dalam autoinjektor untuk injeksi intramuskular (0,3 mg
untuk berat badan 30 kg atau lebih)
 Untuk pasien dengan asma atau obstruksi bronkus yang ditandai
dengan anafilaksis sebelumnya: rapidly acting β2-sympathomimetic
inhalasi
o Imunoterapi spesifik
 Dalam kasus reaksi sengatan "tidak biasa",
o Ketika diindikasikan, pasien harus selalu membawa obat darurat dengan
obat yang diperlukan:
 Obat yang menangkal gejala yang muncul dalam episode
sebelumnya

Referensi:
1. Przybilla B, Ruëff F. Insect stings: clinical features and management. Dtsch
Arztebl Int. 2012; 109(13): 238–48.
2. USA. United States Army Field Manuals. Washington: Department of Army;
2000.

Anda mungkin juga menyukai