Anda di halaman 1dari 4

1.

Bagaimana algoritma diagnosis hipertensi dan faktor


resiko hipertensi ?

Dera Seta Saputri


2013730024
a. Algoritma Diagnosis Hipertensi
Kunjungan ke-1
Pengukuran TD, Anamnesis, Hipertensi Diagnosis
Pemeriksaan fisik urgensi/darurat hipertensi

Kunjungan ke-2
(+)
TD >180/110 mmHg atau TD 140- Diagnosis
179/90-109 mmHg dengan hipertensi
kerusakan target organ

(-) /negatif Referensi :


- Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia 2015
- The 2014 Canadian Hypertension Education Program
Recommendations for Blood Pressure Measurement, Diagnosis,
Assessment of Risk, Prevention, and Treatment of Hypertension.
Jika, TD = 140-179/90-109
mmHg (tanpa kerusakan
target organ)

Pengukuran Tekanan Darah Klinik ABPM (Jika tersedia) HBPM (Jika tersedia)
Kunjungan ke-3 • TD • TD
- ≥ 160 /100 Diagnosis bangun bangun Atau
mmHg Hipertensi tidur tidur
< 135/85 ≥ 135/85
(Nilai rata-rata dari - < 135/85 - ≥ 135/85
3 kunjungan yang mmHg mmHg mmHg mmHg
sudah dilakukan)
- <160/100 mmHg ABPM atau HBPM Atau Atau
Ulangi HBPM Diagnosis
jika tersedia
• 24 jam • 24 jam hipertensi
- < 130/80 - ≥ 130/80
Kunjungan ke-4 sampai 5 mmHg mmHg Bila < 135/85
- ≥ 140/90 mmHg Diagnosis mmHg
(Nilai rata-rata dari Hipertensi
4-5 kunjungan yang
sudah dilakukan) Lanjutkan
- <140/90 mmHg Lanjutkan kontrol kontrol
Lanjutkan Diagnosis
kontrol hipertensi
b. Faktor Resiko Hipertensi
• Usia > 60 tahun
• Asupan garam tinggi
• Obesitas
• Stress
• Kurang olahraga
• Mengkonsumsi alkohol
• Rokok : (-)/negatif

Anda mungkin juga menyukai