Anda di halaman 1dari 16

Mempraktekan etika, kaidah

-kaidah agama yang


berhubungan dengan
kesehatan
Dosen Pengampu:
Oleh : Delima A.M. Banjarnahor, M.Pd.K

Aderani Trianita Purba (2340500200000754)

Gresia Kabekan ( 2340503300000760)

Joy Theresia Sihombing ( 2340500200000231)

Mega Aulia Padang ( 2340500200000749)

Ribka Valensicia Padang ( 72023100191)

Riska Erlikasna br .Sinuraya(72023100016)

Djiian Fest Alfedy Berutu ( 2340500200000755)


KEEP SMILE:)
01

Kematian dalam
pandangan alkitab
Alkitab menyatakan kematian
sebagai pemisahan. Kematian fisik
merupakan pemisahan jiwa dari
tubuh. Kematian rohani merupakan
pemisahan jiwa dari Allah.
Kematian adalah akibat dari dosa. "Sebab upah
dosa ialah maut," (Rom 6:23a). Semua manusia
di dunia ini tunduk kepada kematian, karena
semua orang telah berbuat dosa. "Sebab itu, sama
seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu
orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah
maut itu telah menjalar kepada semua orang,
karena semua orang telah berbuat dosa" (Rom
5:12).
Di kitab Kejadian 2:17, Allah memperingatkan Adam
bahwa hukuman atas ketidaktaatan adalah kematian -
"pastilah engkau mati." Ketika Adam tidak taat, ia
langsung mengalami kematian rohani, yang menyebabkan
dia bersembunyi "terhadap TUHAN Allah di antara
pohon-pohonan dalam taman" (Kej 3:8). Setelah itu,
Adam mengalami kematian fisik (Kej 5:5)
Euthanasia dan
permasalahannya
Apa itu euthanasia?
Euthanasia adalah tindakan sengaja untuk mengakhiri hidup
seseorang yang sangat sakit dan menderita — yang diliputi oleh
rasa sakit yang tak tertahankan dan tak bisa disembuhkan —
dengan cara yang relatif cepat dan tanpa rasa sakit, untuk alasan
kemanusiaan. Praktik ini dapat dilakukan baik dengan mengambil
tindakan aktif, termasuk memberikan suntik mati, atau dengan tidak
melakukan apa yang diperlukan untuk menjaga pasien
tersebut hidup (seperti membiarkan alat bantu pernapasan berhenti
bekerja).
Bagaimana jika seseorang sakit parah?
Alkitab melarang kita mengakhiri kehidupan orang lain meski
orang itu sakit parah dan hampir meninggal. Perhatikan kisah Saul,
raja Israel. Saat dia terluka parah di tengah peperangan, dia
meminta salah satu pengawalnya untuk membunuhnya. (1 Samuel
31:3, 4) Pengawal itu menolak. Tapi, ada seseorang yang mengaku
telah memenuhi permintaan Saul itu. Daud sangat marah dan pria
itu dianggap berutang darah. Sikap Daud itu mencerminkan sikap
Yehuwa.​—2 Samuel 1:6-16.
Apakah kita harus berusaha mati-matian untuk
memperpanjang kehidupan?
Alkitab tidak mengharuskan kita untuk memperpanjang
kehidupan seseorang yang sudah hampir mati. Sebaliknya,
Alkitab memberikan penjelasan yang bagus. Kematian adalah
musuh kita. Kematian disebabkan oleh dosa. (Roma 5:12; 1
Korintus 15:26) Tapi, kita tidak perlu takut terhadap kematian,
karena Allah berjanji untuk menghidupkan kembali orang-orang
yang sudah meninggal. (Yohanes 6:39, 40) Kita menghargai
kehidupan dengan mencari pengobatan yang terbaik. Tapi, itu
bukan berarti kita harus memilih jenis pengobatan yang
tujuannya hanya untuk menunda waktu kematian seseorang
yang sudah hampir mati.
01
03 Etika medis:
03
perpanjangan proses
kematian
Pada prinsipnya, hak untuk hidup
merupakan hak fundamental atau hak asasi
dari setiap manusia. Konstitusi kita yakni
UUD 1945 melindungi hak untuk hidup ini
dalam Pasal 28A UUD 1945 yang
menyebutkan bahwa setiap orang berhak
untuk hidup serta berhak mempertahankan
hidup dan kehidupannya.
Terkait dengan euthanasia,euthanasia berasal dari kata Yunani
euthanatos, mati dengan baik tanpa penderitaan. Belanda salah satu
negara di Eropa yang maju dalam pengetahuan hukum kedokteran
mendefinisikan euthanasia sesuai dengan rumusan yang dibuat oleh
Euthanasia Study Group dari KNMG (Ikatan Dokter Belanda), yang
menyatakan euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu
untuk memperpendek hidup atau mengakhiri hidup seorang pasien, dan
ini dilakukan untuk kepentingan pasien sendiri.
Pengaturan euthanasia dalam hukum pidana khususnya
Pasal 344 KUHP tidak secara terperinci mengatur
mengenai masalah euthanasia, sementara dari Kode Etik
Kedokteran Indonesia dalam Pasal 7, seorang dokter
berkewajiban mempertahankan dan memelihara
kehidupan manusia.
Kesimpulan
● Bertentangan dengan kedaulatan Allah atas kehidupan.
Euthanasia adalah sebuah penyebab kematian manusia secara
langsung, yang secara moral tidak dapat diterima dari
perspektif etika kristen karena hal ini menolak kedaulatan
Allah atas hidup manusia.
● Euthanasia tidak dibenarkan oleh Alkitab karena hak untuk
mematikan dan menghidupi seseorang adalah hak Tuhan dan
sebagai orang Kristen/percaya Kita harus menghibur dan
menyakinkan orang yang menghadapi kematian dengan
sukacita
TERIMA KASIH :)

Anda mungkin juga menyukai