Anda di halaman 1dari 21

Makalah

AGAMA KRISTEN

Disusun Oleh:
1.Christian
2.Josep
3.Bunga
4.Eva
5.Zukma
6.Jojo
7.Joy
Mata Pelajaran: Agama Kristen
Kelas : Xll Mia 2

KATA PENGANTAR
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi nilai tugas dalam mata Pelajaran
agama. Selain itu, pembuatan makalah ini juga
bertujuan agar menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman maka kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi
kesempuraan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna
bagi para pembaca.

Daftar Isi
Bab 1
Pendahuluan
A.latar belakang

B.Rumusan Masalah

C.Tujuan
Bab 2
Pembahasan
A.Pengertian Hukuman Mati Dan
Hubungannya
Dengan Alkitab

B.Pengertian Aborsi Dan Hubungannya


Dengan Alkitab

C.Pengertian Eutanasia Dan


Hubungannya
Dengan Alkitab

Bab 3
Penutup

A.Kesimpulan

Dafftar Pustaka

Bab 1
Pendahuluan
Latar belakang
Dalam kehidupan kita ada yang namanya
norma,HAM (hak asasi manusia) dan agama, tetapi
ada juga hal-hal yang melanggar serta menjauh dari
yang namanya norma,HAM serta kehidupan
beragama contahnya seperti hukuman mati, aborsi,
dan eutanasia. Karna itu kita
harus bisa memahami norma dan HAM yang berlaku
serta tau hubungan nya dengan Alkitab yang menjadi
teladan hidup orang Kristen.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat
dirumuskan suatu pokok masalah yang kemudian
disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1.Apa yang dimaksud dengan hukuman mati dan
Hubungan nya dengan alkitab?
2.Apa yang dimaksud dengan aborsi dan
hubungan nya dengan alkitab?
3.Apa yang dimaksud dengan eutanasia
dan hubungannya dengan alkitab?

Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1.untuk memenuhi nilai mata pelajaran agama
2.menambah pemahaman tentang norma dan HAM
3.mengetuhi tentang hukuman mati,aborsi, dan
eutanasia
4.menambah wawasan tentang, alkitab dengan
mencari tau
Hubungan hukuman mati,aborsi, dan eutanasia
dengan alkitab

Bab 2
Pembahasan

A.Pengertian Hukuman mati dan


hubungan nya
dengan norma, HAM, dan alkitab
Hukuman mati merupakan salah satu hukuman
pidana di Indonesia. Hukuman mati diberikan
kepada terdakwa tergantung jurisdiksi. Namun
hukuman ini biasanya melibatkan
kejahatan yang serius terhadap seseorang,
seperti pembunuhan, pemerkosaan, hingga
pembunuhan massal.
Dikutip dari laman resmi Kemenkumham, apa itu
hukuman mati adalah sanksi yang dilakukan dengan
suatu pilihan perbuatan mematikan (oleh negara)
kepada pelaku tindak pidana yang telah diputus
bersalah atas putusan pengadilan yang berkekuatan
hukum tetap.
Definisi lain, apa itu hukuman mati adalah praktik
yang dilakukan suatu negara untuk membunuh
seseorang sebagai hukuman atas suatu kejahatan.
Dalam hal ini, tindakan pelaksanaan hukuman
disebut sebagai eksekusi. Sedangkan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, apa itu
hukuman mati adalah pencabutan nyawa terhadap
terpidana.
Pandangan HAM Tentang Hukuman
Mati
Konstitusi Indonesia atau UUD 1945, secara tegas
telah mengatur bahwa hak hidup merupakan salah
satu hak yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apa pun (non derogable rights).  Kovenan
Internasional Hak Sipil dan Politik juga menyatakan
bahwa hak hidup merupakan hak yang tidak dapat
dikurangi (non- derogable rights). Oleh karena itu,
penerapan hukuman mati, harus diterapkan dengan
beberapa pembatasan-pembatasan sebagai berikut:
Pertama adalah hukuman mati tidak bisa diterapkan
kecuali pada kejahatan paling serius dan sesuai
dengan hukum yang berlaku pada saat kejahatan
berlangsung. Kedua, keharusan tiadanya perampasan
kehidupan yang bertentangan dengan ketentuan-
ketentuan Kovenan, sehingga misalnya mesti ada
jaminan pemeriksaan yang adil.
1.Pertama adalah hukuman mati tidak bisa
diterapkan kecuali pada kejahatan paling serius dan
sesuai dengan hukum yang berlaku
pada saat kejahatan berlangsung.
2.Kedua, keharusan tiadanya perampasan kehidupan
yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan
Kovenan, sehingga misalnya mesti ada jaminan
pemeriksaan yang adil.
3.Ketiga ialah bahwa hukuman mati hanya bisa
dilaksanakan sesuai dengan putusan akhir yang
dijatuhkan oleh pengadilan yang berwenang.
4.Keempat ialah bahwa siapa saja yang dihukum
mati berhak meminta pengampunan atau
keringanan hukuman dan bisa diberi amnesti,
pengampunan, atau keringanan hukuman.
5.Kelima ialah bahwa hukuman mati tidak bisa
dikenakan pada remaja di bawah umur 18 tahun
dan tidak bisa dilaksanakan pada wanita hamil.

Hubungan Hukuman Mati Dengan


Alkitab
Aturan hukuman mati yang dituliskan dalam
Perjanjian Lama diberlakukan untuk tindakan
kejahatan yang serius seperti pembunuhan,
pemerkosaan, perzinahan, pengkhianatan, dan
penyembahan berhala, dan lain-lain. (Keluaran
21:12-17, Imamat 24:17-22, dan Bilangan 35:30-34)
Bentuk hukuman mati yang tercatat di Alkitab
Perjanjian Lama meliputi penggal, disalib, dilempar
batu, dibakar hidup-hidup, dan ditusuk dengan
tombak. Walau demikian, Tuhan selain Allah yang
adil, Dia juga pribadi yang penuh kasih yang
menunjukkan belas kasihan dan kesabarannya. Dia
memberikan kesempatan untuk manusia bertobat
dan memperbaiki diri

Di dalam Alkitab, ada beberapa contoh tokoh yang


mengalami hukuman mati karena berbagai alasan.
#1 Stefanus
Stefanus di hukum rajam karena dianggap
melakukan penistaan agama oleh majelis agama
Yahudi. (Kisah Para Rasul 7)

#2 Yakobus
Yakobus, Saudara Yesus menjadi martir sebagai
pemimpin gereja mula-mula, dibunuh atas perintah
Raja Herodes Agripa I. (Kisah Para Rasul 12: 1-2)

#3 Yesus
Tuhan dan Juruselamat kita yang dijatuhi hukuman
mati oleh Pontius Pilatus karena tekanan politik dari
orang Yahudi. (Matius 27)

B. Pengertian Aborsi dan hubungan nya


dengan norma, HAM, dan alkitab
Aborsi adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk
mengakhiri masa kehamilan dengan sengaja sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan.
Prosedur ini dilakukan untuk mengangkat jaringan
kehamilan, janin, dan plasenta dari rahim.
Di beberapa negara, aborsi dianggap prosedur yang
legal. Berbeda dengan fakta aborsi di Indonesia yang
masih dianggap ilegal kecuali atas persetujuan
dokter.
Umumnya, aborsi disetujui berdasarkan alasan atau
pertimbangan medis tertentu karena kondisi fisik
hingga komplikasi kehamilan yang membahayakan
nyawa bayi maupun ibu.
Perlu diketahui bahwa aborsi tidaklah sama dengan
keguguran karena proses berakhirnya kehamilan
terjadi tanpa intervensi medis.
Ada banyak alasan yang membuat seseorang
mengambil keputusan untuk melakukan rosedur
ini.Tidak menutup mata bahwa ada banyak wanita
atau pasangan akhirnya mengambil keputusan aborsi
karena kehamilan yang tidak direncanakan.
Maka dari itu, merencanakan kehamilan menjadi hal
yang perlu dilakukan.

Abrosi Menurut HAM Dan Norma


Dalam pasal 75 ayat (1) Undang-Undang No. 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa
aborsi dilarang terkecuali ada indikasi kedaruratan
medis dan kehamilan akibat perkosaan yang dapat
menimbulkan trauma psikologis bagi korban
perkosaan. Sejalan dengan itu pada tanggal 21 Juli
2014, Pemerintah mengeluarkan Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 61 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Reproduksi. Peraturan Pemerintah ini
merupakan peraturan pelaksanaan dari UU No. 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan khususnya pasal 75,
126, dan 127. Bagian yang menjadi sorotan adalah
legalisasi aborsi untuk korban perkosaan.

Aborsi Menurut Pandangan Alkitab


Alkitab tidak pernah secara khusus berbicara
mengenai aborsi. Namun, ada banyak ajaran Alkitab
yang memyatakan dengan jelas pandangan Allah
mengenai aborsi.

Yeremia 1:5 menyatakan bahwa Allah telah


mengenal kita sebelum Dia membentuk kita dalam
kandungan. Mazmur 139:13-16 berbicara mengenai
peran aktif Allah dalam menciptakan dan
membentuk kita dalam rahim. Keluaran 21:22-25
menyatakan hukuman yang sama bagi orang yang
mengakibatkan kematian seorang bayi yang masih
dalam kandungan dengan orang yang membunuh.

Hal ini dengan jelas mengindikasikan bahwa Allah


memandang bayi dalam kandungan sudah sebagai
manusia, sama bobotnya dengan orang dewasa.

Bagi orang Kristen, aborsi bukan hanya sekedar soal


hak perempuan untuk memilih. Aborsi juga
berkenaan dengan hidup matinya manusia yang
diciptakan dalam rupa Allah (Kejadian 1:26-27; 9:6).

C. Pengertian Eutanasi dan hubungan nya


dengan norma, HAM, dan alkitab
Eutanasia (dari bahasa Yunani: ευθανασία -ευ, eu
yang artinya "baik", dan θάνατος, thanatos yang
berarti kematian) adalah praktik pencabutan
kehidupan manusia atau hewan melalui cara yang
dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau
menimbulkan rasa sakit yang minimal, biasanya
dilakukan dengan cara memberikan suntikan yang
mematikan. euthanasia kerap tersembunyi karena
biasanya korban dan keluarga menjaga kerahasiaan
karena ada tujuan tertentu.

Aturan hukum mengenai masalah ini berbeda-beda


di tiap negara dan sering kali berubah seiring dengan
perubahan norma-norma budaya maupun
ketersediaan perawatan atau tindakan medis. Di
beberapa negara, eutanasia dianggap legal,
sedangkan di negara-negara lainnya dianggap
melanggar hukum. Oleh karena sensitifnya isu ini,
pembatasan dan prosedur yang ketat selalu
diterapkan tanpa memandang status hukumnya.

Menurut Norma Dan HAM Tentang


Eutanasi
Sebagai bagian dari perkembangan ilmu kedokteran,
seorang pasien yang menderita
penyakit yang sangat parah dan tidak mungkin dapat
disembuhkan lagi dapat mengajukan
permohonan untuk mengakhiri hidupnya dengan
jalan menghentikan pengobatan atau
dengan jalan diberi obat suntik dengan dosis lethal.
Kematian dengan cara inilah yang
dimaksud dengan euthanasia. Sementara ini tindakan
euthanasia merupakan perbuatan
yang terlarang karena dikategorikan sebagai
pembunuhan atas nyawa seseorang dan bagi
pelakunya diancam pidana kurungan. Sehingga
muncullah permasalahan seperti
(1) Bagaimana pengaturan euthanasia dalam hukum
positif di Indonesia (2) Bagaimana
pengaturan euthanasia ditinjau dari Hak Asasi
Manusia (3) Bagaimana pengaturan
euthanasia di negara lain. Pasal 344 dalam
KUHPidana yang berkaitan dengan euthanasia
berbunyi:"Barang siapa yang merampas nyawa
orang lain yang jelas dinyatakan dengan
kesungguhan hati diancam dengan pidana penjara
paling lama dua belas tahun". Di dalam
Declaration of Human Rights hanya mengatur "hak
untuk hidup" sedangkan “hak untuk
mati “ belum diatur secara khusus di Indonesia . Hak
untuk hidup merupakan salah satu hak
asasi manusia yang paling mendasar dan melekat
pada diri manusia secara kodrat, berlaku
universal dan bersifat abadi sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa, sehingga larangan
untuk euthanasia merupakan suatu tindakan yang
melanggar Hak Asasi Manusia

Hubungan Eutanasi Dengan Alkitab


Ini adalah pertanyaan yang amat sulit; ada dua sisi
yang sulit untuk diseimbangkan. Di satu bagian, kita
tidak ingin menempatkan nyawa orang lain dalam
tangan manusia dan mengakhirinya secara lebih
awal – eutanasia. Di sisi lain, pada poin apa kita
mengizinkan seseorang untuk meninggal dan tidak
mengambil langkah-langkah lebih jauh untuk
mempertahankan kehidupannya?

Bagaimana dengan eutanasia? Kebenaran yang


paling mendasar menganggap Allah menentang
eutanasia itu ada pada kedaulatan-Nya. Kita
mengetahui bahwa kematian fisik memang tak
terhindarkan (Mazmur 89:48, Ibrani 9:27). Namun,
Allah sendiri dalam kedaulatan-Nya yang tahu kapan
dan bagaimana seseorang akan meninggal.

Ayub bersaksi dalam Ayub 30:23, “Ya, aku tahu:


Engkau membawa aku kepada maut, ke tempat
segala yang hidup dihimpunkan.”

Dalam Mazmur 68:20 kita membaca, “Allah bagi


kita adalah Allah yang menyelamatkan, ALLAH,
Tuhanku, memberi keluputan dari maut.” (Mazmur
68:20).
Pengkhotbah 8:8a menyatakan, “ Tiada seorangpun
berkuasa menahan angin dan tiada seorangpun
berkuasa atas hari kematian ….”

Allah memiliki kata terakhir dalam soal kematian


(lihat pula 1 Korintus 15:26, 54-56; Ibrani 2:9, 14-
15; Wahyu 21:4). Eutanasia itu upaya manusia untuk
merebut otoritas itu dari tangan Allah.

Kematian memang kejadian yang alami. Kadang-


kadang, Allah mengizinkan seseorang menderita
lama sebelum kematian terjadi; di waktu lain,
penderitaan seseorang berlangsung singkat. Tidak
seorang pun suka menderita, namun itu tidak berarti
boleh menentukan bahwa orang itu sudah siap untuk
mati.

Anda mungkin juga menyukai