Anda di halaman 1dari 7

WALI NIKAH DALAM PRESPREKTIF DUA MAZHAB DAN HUKUM POSITIF

A. Latar Belakang
Allah SWT menciptakan makhluknya berpasang-pasangan. Serta menjadikan
makhluknya yang sempurna , yaitu laki-laki dan perempuan, menciptakan hewan jantan dan
betina. Begitu pula dengan tuumbuh-tumbuhan. Hal ini dimaksudkan bahwa manusia diciptakan
berpasang-pasangan , rukun dan damai. Sehingga tercipta kehidupan yang tentram, teratur,dan
sejahtera. Dalam jalinan hubungan mereka dipersatukan oleh akad yang dikenal dengan akad
pernikahan atau perkawinan. Yang dengan mengawinkan pasangan dari makhluk yang berlainan
jenis yaitu laki-laki dan perempuan. Pernikahanan merupakan sunatullah yang berlaku kepada
seluruh makhluknya. Pernikahan akan berperan setelah masing-masing pasangannya sudah
melakukan masing-masing yang positif dalam mewujudkan pernikahan tersebut.
Maka pernikahan merupakan salah satu perintah Allah SWT yang termasuk dalam
perciptaan alam ini. Pernikahan merupakan perintah Allah kepada hambanya untuk
memdapatkan keturunan yang sah dalam masyarakat. Dengan mendirikan rumah tangga yang
damai dan tentram.
Dalam undang-undang no.1 tahun 1974 tentang pernikahan, pernikahan didefinisikan
sebagaimana termuat dalam pasal 1 ayat 2 yaitu :
Ikrar lahir batin antara laki-laki dan perempuan untuk menjadi sepasang suami isteri
dengan tujuan membentuk rumah tangga yaitu rumah tangga yang kekal dan abadi berdasarkan
ketuhanan yang maha esa.
Pernikahan adalah suatu hal yang penting dalam hidup manusia sebagai pelaksanaan atas
perintah allah swt juga karena sebagai jalan suci pemenuhan kebutuhan fitrah manusia. Oleh
karena itu perkawinan maka akan menjauhkan manusia dari perbuatan yang menimbulkan yaitu
berbuat dosa.
Menurut golongan hanafi mengartikan arti nikah yang asli adalah bersetubuh sedangkan
majazi artinya adalah akad. Dimana hubungan halal antara laki-laki dan perempuan. Sedangkan
menurut syafi’I arti asli berpendapat adalah akad sedangkan majazinya bersetubuh. Adapun
golongan yang ketiga artinya nikah menurut ibnu hamzah dan sebagian ahli ushul fiqh dari
sahabat abu hanifiah berkumpul antara akad dan bersetubuh.
Adapun alasan memilih judul ini yaitu :
a. Guna kepastian hukum mengenai kedudukan wali menurut mazhab syafi’I dan hanafi
b. Untuk mengetahui letak perbedaan dan persamaan antara mazhab syafi’I dan mazhab hanafi
menetapkan suatu hukum khususnya dalam wali pernikahan.
HUKUM DALAM PEMBAGIAN HARTA WARISAN BEDA AGAMA

A. Latar Belakang Masalah


Masalah waris adalah masalah yang sangat penting dan selalu menjadi salah satu
pokok bahasan dalam hukum islam. Karena hal ini selalu ada dalam setiap keluarga dan
masalah waris ini rentan dengan masaah komplik di masyarakat akibat pembagian yang
dianggap kurang adil atau ada pihak-pihak yang merasa dirugikan. Oleh sebab itu syarat
islam membuat aturan yang begitu lengkap tentang masalah waris yang terdapat dalam
alquran seperti (QS. An-Naml: 16 dan An-Nisa:7-12).

Secara teoritis orang yang beragama islam harus melakukan pembagian


warisannya menurut agama islam, dan jika ada sengketa harus dilakukan didepan siding
pengadilan agama sebagaimana kewenangan kekuasaan peradilan agama yaitu
berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama
antara orang-orang yang beragama islam di bidang :a. perkawinan, b. kewarisan ,Wasiat
dan hibah yang dilakukan berdasarkan hukum islam., dan c. waqaf dan shadaqah. Bidang
warisan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) huruf b ialah penentuan siapa-siapa
yang menjadi ahli waris. Penentuan mengenai harta peninggalan. Penentuan mengenai
bagian masing-masing ahli waris, dan melaksanakan pembagian harta peninggalan
tersebut.

Namun masyarakat nonmuslim yang membagi warisan harus dengan hukum


perdata dan jika terjadi sengketa waris harus dilakukan didepa siding pengadilan Negeri.
Hal ini terlihat sudah jelas dan tidak ada masalah. Didalam hukum perdata tidak ada
ketentuan yang mengatakan adanya penghalang waris karena perbedaan agama. Hal ini
dapat dilihat dari sistem hukum waris perdata barat (BW) yaitu menganut:
1. Sistem pribadi
Bahwa yang menjadi ahli waris adalah perseorangan, bukan kelompok ahli waris.
2. Sistem Bilateral
Yaitu mewaris baik dari pihak ibu maupun bapak.
3. Sistem Pederajatan
Bahwa ahli waris yang derajatnya lebih dekat dengan si pewaris menutup ahli waris yang
lebih jauh derajatnya.
HUKUM ABOSI DI INDONESIA

( FATWA MUI NO 4 TAHUN 2005 TENTANG ABORSI DAN UNDANG-UNDANG NO 36


TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

A. Latar belakang
Dalam sejarah kehidupan umat manusia, praktik aborsi merupakan fenomena abadi. Data
praktik tertua yang berkaitan dengan tersebut telah terekam dalam arsip perpustakaan kekaisaran
dichina yaitu khaisaran era shan nung yaitu sekitar tahun 2000 sm dengan menggunakan ramuan-
ramuan untuk menggugurkan kandungan.Sementara adanya dokumen tertua yang menyiratkan
adanya praktik aborsi undang-undang Hammurabi yang dibuat oleh raja babilonia yang berkuasa
sekitar tahun 1792-1750 sm. Beragam praktik aborsi tersebut mengalami banyak perbaikan.
Praktik aborsi dikatakan sebagai fenomena pada saat ini, karena praktik tersebut masih marak
di lakukan tanpa terkecuali di Indonesia.Sebagai suatu bangsa yang mengklaim sebagai Negara
regilios lagi beradab lagi memiliki budi yang luhur justru praktik abrosi tidak mengalami
penurunan. Pada tahun 2000 sekitar 2 juta orang telah melakukan aborsi. 37 aborsi yang
dilakukan oleh 1000 orang yang usia produktif yaitu berusia 15-49 tahun. Sementara data
sebelum tahun 2000 ada sebuah penelitian yang menunjukkan angka kematian ibu di Indonesia
mencapai 650/ 1000 dari kelahiran hidup.
Sedangkan menurut organisasi kesehatan dunia mengatakan bahwa aborsi menjadi
penyumbang AKI diindonesia.
Berbicara soal aborsi dalam islam, menurut istibsjaroh, paling tidak mencakup 3 persoalan
yaitu :
a. Kapan seseorang itu mulai hidup, apakah sejak terjadinta konsepsi atau ketika mencapai umur
tertentu.
b. Bagaimana hukum aborsi, apakah aborsi itu dilarang atau ada aborsi tertertu yang diperbolehkan.
c. Bagaimana halnya dengan aborsi diluar perkawinan, baik karena diperkosa maupun karena
berzina dan apa akibat hukum yang melakukan aborsi dan sanksi bagi orang yang melakukan
aborsi.
Persoalan pertama yang berkaitan erat dengan pertanyaan kapan aborsi dianggap sebagai
pembunuhan yang berakibat hukum bagi pelakunya. Persoalan kedua terkaitan dengan fatwa
karena aborsi bisa terjadi berbagai sebab, ada yang sengaja dan ada yang tidak. Dan aborsi yang
dilakukan secara sengaja akan dilakukan pemilihan lebih lanjut, apa karena alat medis , adanya
tekanan ekonomi, tekanan social dan sebagainya. Dan disinilah para ulama harus melakukan
diskusi mengenai boleh tidaknya melakukan aborsi. Sedangkan kententuan ketiga mengenai
tidakan hukum aborsi dalam berbagai bentuknya dengan maksud memberikan efek jera kepada
sipelaku, mencengh luasnya aborsi serta melindungi masyarakat dan moralitas masyarakat dalam
kerangka menjamin terealisasinya. Tiga persoalan ini memiliki keterkaitan antara satu sama lain
dan keterkaitan dialektis.
Dalam sebuah fatwanya, MUI memutuskan bahwa abrosi berhukum haram sejak
terjadinya implantasi blastosis pada Rahim ibu. Kemudian MUI mengecualiakan dua alas an
keadaan baik yang bersifat darurat maupun hajat. Kententuan darurat bisa berupa :
a. Perempuan hamil mengalami sakit fisik, seperti kanker stadium lanjut, TBC dengan carvena dan
penyakit fisik berat lainnya kelak sulit disembuhkan.
b. Dalam keadaan kehamilan yang mengacam nyawa siibu
Dalam keadaan hajat yaitu :
a. Janin yang dikandung mengalami cacat genitik dan jikalau lahir akan sulit disembuhkan
b. Kehamilan akibat permerkosaan yang ditetapkan oleh tim yang berwenang, yang didalam
terdapat antara lain keluarga,dokter dan ulama.
Namun demikian alas an yang berupa hajat diperbolehkan sebelum janin berusia 40 hari
Sebagai Negara hukum, Indonesia juga telah mengatur aborsi dalam undang-undang nomor 36
tahun 2009 tentang kesehatan. Dalam undang-undang tersebut aborsi secara umur tidak
diperkenakan terkecuali ada beberapa hal yang memungkinkan melakukannyapengecualian itu
boleh dilakukan sebelum usia janin 6 minggu (42) hari.
Sebagaimana tersinggung sebelumnya bahwa pada saat memandang aborsi, masyarakat
Indonesia masih mempertanyakan bagaimana hukumnya dalam islam. Bagi sebagaian
masyarakat muslim Indonesia mengatakan bahwa fatwa MUI mempunyai kekuatan hukum.
Artinya fatwa MUI tetap menjadi pertimbangan dalam melakukan sesuatu hal. Pada saat
kesamaan, keberadaan undang-undang mengikat karena Negara Indonesia Negara hukum.
Sebagaimana telah terurai, ketentuan yang ada dalam materi hukum aborsi yang telah ditetapkan
oleh keduanya fatwa MUI dan undang-undang memiliki kesamaan dan perbedaan yang
sementara merupakan pijakan masyarakat.
Pertanyaannya apa sumber MUI dan undang-undang dalam membuat kententuan dan
dasarnya? Sumber hukum apa saja yang digunakan oleh MUI dan undang-undang sahingga
terjadi perbedaan. Bagaimana filsafat hukum dalam menentukan ketentuan nya? Apa metode
istinbat hukum yang digunakan MUI sehingga muncul kententuan tersebut? Sejauh mana
revelasi Fatwa MUI dan Undang-undang tersebut dalam konteks tantangan kehidupan
masyarakat saat ini? Jika dibaca secara sederhana, mungkin seseorang yang hamil akibat
diperkosa, misalnya seseorang mengetahui dirinya hamil dalam jangka waktu sebelumnya janin
berusia 40 sampai 42 hari.
Implantasi blastosis pada dinding Rahim terjadi diantara hari ke 6 sampai dengan hari ke
12 artinya dengan melihat kebiasaan awal perempuan mengetahui jika dirinya hamil, aborsi
dalam kondisi normal dapat dilakukan, karena dalam jangka waktu sesingkat itu sebagian umum
manusia mengetahui dirinya hamil.pertanyaan-pertanyaan dan masalah-masalah inilah yang
menjadi latar belakang terjadinya penelitian.
Sebagaimana sebelumnya dikatakan bahwa praktik marak diindonesia. Hal ini menjadi
ironi sendiri mengingat Indonesia yang mayoritas nya muslim atau beragama islam. Sementara
itu produk fatwa MUI sebagai lembaga yang dijadikan masyarakat Indonesia utamnya kalangan
awam sebagai pegangan tampaknya masih banyak permasalahan. Oleh sebab itu penelitian
dilakukan memiliki signifikasi dan urgensi nya dalam konteks pada saat ini.

Anda mungkin juga menyukai