Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK 1

Khitan bagi laki-laki dan perempuan

A. Pengertian khitan
Khitan berasal dari bahasa Arab, bentuk masdar dari kata
Khatana,Yakhtinu, Khatnan. Khitan telah menjadi Bahasa Indonesia dan
sering juga disebut dengan “sunat”. Khitan berasal dari kata khatana yang
berarti memotong. Sedangkan alkhatnu berarti memotong kulit yang menutupi
kepala dzakar dan memotong sedikit daging yang berada di bagian atas farji
(clitoris). Dan al-khitan adalah Nama dari bagian yang dipotong tersebut.
Khitan bagi laki-laki dinamakan juga I’zar dan bagi perempuan disebut khafd.
B. Waktu pelaksanaan khitan
Pelaksanaan khitan untuk anak laki-laki terkait dengan kewajiban
melaksanakan shalat setelah dewasa. Ketika seseorang ingin mengerjakan
Shalat terlebih dahulu harus suci fisiknya dari najis dan hadats, pakaiannya
dan tempatnya harus suci dari najis. Untuk itu maka kulit yang menutup penis
harus dipotong. Jika tidak, najis air seni setelah seseorang buang air kecil akan
tertinggal dan bersembunyi di dalamnya dan ini akan terbawa waktu shalat.
Hal ini menyebabkan shalatnya tidak sah dan tidak dibenarkan. Untuk itu
wajib dihilangkan dengan cara dikhitan. Sedangkan khitan bagi perempuan
dilakukan sewaktu masih bayi atau kecil, sehingga yang bersangkutan tidak
mengetahuinya.
C. Tinjauan medis terhadap khitan
Pada dasarnya ilmu kedokteran tidak pernah mengajarkan praktek
sunat Untuk perempuan. Dalam ilmu kedokteran hanya mengenal teori sunat
untuk Laki-laki yang disebut teori osirkumsisip. Sunat Perempuan Dalam
Perspektif Sejarah Medis Dan Hukum Islam Oleh karena itu, sampai saat ini
para ahlimedis belum memiliki standar khusus mengenai cara bagaimana
Mempraktekkan sunat untuk perempuan.
D. Tinjauan islam terhadap khitan
A. Al-Qur’an surat an-Nahl ayat 123 dan QS. Al Hajj ayat 78

1
Dalam ayat ini Allah SWT. Memerintahkan Nabi Muhamad SAW Dan
umatnya untuk mengikuti ajaran Nabi Ibrahim As. Di antara ajaran
Nabi Ibrahim as Adalah khitan.
B. Hadis
Diantaranya H.R MUSLIM DAN BUKHARI, H.R AHMAD DAN
BAIHAQI, H.R AS-SYAUKANI DALAM AT-TALKHIS AL-JABIR,
H.R ANAS BIN MALIK.
E. Tujuan khitan
Tujuan utama syariah kenapa khitan itu disyariatkan adalah karena
menghindari adanya najis pada anggota badan saat shalat. Karena, tidak sah
Shalat seseorang apabila ada najis yang melekat pada badannya. Selain itu,
tujuan utamanya yaitu untuk mengikuti sunah Rasulullah SAW, dan mengikuti
sunah Nabi Ibrahim as.

KELOMPOK 2

Nikah beda agama

A. Pengertian pernikahan

Perkawinan adalah persatuan antara laki-laki dan perempuan di dalam


hukum keluarga. Perkawinan merupakan hubungan laki-laki dan perempuan
yang didasarkan pada perikatan yang suci atas dasar hukum agamanya, bahwa
pasangan yang berlainan jenis ini bukan sekedar untuk hidup bersama tetapi.

B. Hukum pernikahan beda agama

Menurut pandangan ulama yang mengharamkan nikah beda agama,


baik sejak zaman sahabat hingga abad modern ini sepakat bahwa wanita Islam
haram hukumnya kawin dengan pria bukan Islam. Dasar keharamannya
terdapat di dalam Al Quran Surat Al-Baqarah ayat 221.

2
KELOMPOK 3

Nikah mut’ah (kawin kontrak)

A. Pengertian nikah mut’ah

Yang dimaksud nikah mut’ah adalah, seseorang menikah dengan


seorang wanita dalam batas waktu tertentu, dengan sesuatu pemberian
kepadanya, berupa harta, makanan, pakaian atau yang lainnya. Jika masanya
telah selesai, maka dengan sendirinya mereka berpisah tanpa kata thalak dan
tanpa warisan.

B. Hukum nikah mut’ah

Nikah mut’ah haram hukumnya, baik menurut hukum Islam (ahlus


sunnah) maupun hukum yang berlaku di Indonesia. Karena tujuannya adalah
untuk mencari kesenangan belaka, tidak untuk membangun rumah tangga
yang melahirkan anak dan juga saling mewarisi, yang keduanya merupakan
tujuan utama dari ikatan pernikahan dan menimbulkan konsekwensi
langgengnya pernikahan.

KELOMPOK 4

Transfusi darah dan transplantasi organ tubuh

A. Pengertian transfusi darah dan transplantasi organ tubuh


Transplantasi adalah pemindahan organ tubuh yang masih mempunyai
daya hidup sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak
berfungsi dengan baik. Transfusi darah menurut Dr. Ahmad Sofian
mengartikan transfuse darah dengan istilah “pindah-tuang darah”, seperti
dalam rumusan defisinya: “ pengertian pindah-tuang darah adalah
memasukkan darah orang lain dalam pembuluh darah orang yang akan
ditolong.Ketika diadakan transfusi darah, maka perlu diketahui jenis darah
yang dibutuhkan pasien , yang sesuai dengan darahnya.
B. Hukum transfusi darah dan transplantasi organ tubuh

3
Hukum transplantasi organ tubuh, donor darah menurut islam dapat
dilakukan apabila dalam keadaan yang benar-benar darurat. Dan islam
melarang dilakukannya hal ini karena Allah mencitakan semua berpasangan
ini pasti ada manfaatnya. Dan islam tidak membenarkan untuk memperjual
belikannya, karena hakikat jual beli adalah tukar menukar harta secra suka
rela, sedangkan tubuh manusia itu bukan harta yang dapat dipertukarkan dan
ditawar-menawarkan sehingga organ tubuh manusia menjadi objek
perdagangan dan jual beli.

KELOMPOK 5
Alat kontasepsi keluarga berencana(KB)
A. Pengertian keluarga berencana (KB)

KB atau family planning dapat dipahami menjadi dua; yaitu: pertama,


KB sebagai suatu program nasional yang dijalankan pemerintah untuk
mengurangi populasi penduduk, karena diasumsikan pertumbuhan populasi
penduduk tidak seimbang dengan ketersediaan barang dan jasa. Dalam
pengertian ini KB pertama diistilahkan dengan tahdid al-nasl (pembatasan
kelahiran). Kedua, KB dapat dipahami sebagai aktivitas individual untuk
mencegah kehamilan (man’u al-hamli) dengan berbagai cara dan sarana (alat).
Misalnya, dengan kondom, IUD, pil KB, dan sebagainya. KB dalam pengertian
ini diberi istilah tanzhim al-nasl (pengaturan kelahiran).
B. Hukum program keluarga bernecana (KB)
1) Ulama yang memperbolehkan
Diantara ulama yang membolehkan adalah Imam al-Ghazali, Syaikh al-Hariri,
Syaikh Syalthut, Ulama’ yang membolehkan ini berpendapat bahwa
diperboleh- kan mengikuti progaram KB dengan ketentuan antara lain, untuk
menjaga kesehatan si ibu, menghindari kesulitan ibu, untuk menjarangkan
anak. Mereka juga berpendapat bahwa perencanaan keluarga itu tidak sama
dengan pembunuhan karena pembunuhan itu berlaku ketika janin mencapai

4
tahap ketujuh dari penciptaan. Mereka mendasarkan pendapatnya pada surat
al- Mu’minun ayat: 12, 13, 14.

Mengatur kehamilan seperti ini sebagaimana yang dijelaskan oleh


Syaikh Muhammad al-’Utsaimin boleh dilakukan dengan dua syarat,
yaitu pertama, adanyakebutuhan yang dibenarkan dalam syariat, seperti jika
istri sakit sehingga tidak mampu menanggung kehamilan setiap tahun, atau
kondisi tubuh istri yang kurus, lemah,atau penyakit-penyakit lain yang
membahayakannya jika dia hamil setiap tahun. Kedua, izin dari suami bagi
istri untuk mengatur kehamilan, karena suami mempunyai hak untuk
mendapatkan dan memperbanyak keturunan.Yang perlu diperhatikan di sini,
bahwa kondisi lemah, payah, dan sakit pada wanita hamil atau melahirkan
yang dimaksud di sini adalah lemah atau sakit yang melebihi apa yang biasa
dialami oleh wanita- wanita hamil dan melahirkan pada umumnya, karena
semua wanita yang hamil dan melahirkan mesti mengalami sakit dan payah

2) Ulama yang melarang

Selain ulama yang memperbolehkan, ada pula para ulama yang


melarang, diantaranya Prof. Dr. Madkour, Abu A‘la al-Maududi, dan
selainnya. Mereka melarang mengikuti KB karena perbuatan itu termasuk
membunuh keturunan seperti firman Allah: “Dan janganlah kamu
membunuh anak-anak kamu karena tidakut (kemiskinan) kami akan memberi
rizki kepadamu dan kepada mereka”. Ayat ini mengandung isyarat bahwa
pencegahan dampak buruk akibat KB harus dihindari, karena KB pada
awalnya merupakan program pengendalian dan pengaturan angka kelahiran
anak dan pertumbuhan penduduk, namun jika mudaratnya lebih besar maka
harus dihindari.

3) Cara yang diperbolehkan

Ada beberapa macam cara pencegahan kehamilan yang diperbolehkan


oleh syara’ antara lain, mengguna- kan pil, suntikan, spiral, kondom,

5
diafragma, tablet vaginal. Cara ini diperbolehkan sepanjang tidak
membahayakan nyawa sang ibu.

Anda mungkin juga menyukai