Anda di halaman 1dari 26

KELUARGA BERENCANA,

INSEMINASI BUATAN
DALAM ISLAM
KELOMPOK 4
KELAS C
ANGGOTA KELOMPOK
1. Nurul Azizah (2110070100012)
2. Rifqi Algani Putra (2110070100014)
3. Habil Erlangga (2110070100017)
TOPIK PEMBAHASAN
1. Menjelaskan pengertian KB dan inseminasi buatan
2. Menjelaskan manfaat dan mudharat KB dan inseminasi buatan
3. Menjelaskan bentuk-bentuk dan hukum KB
4. Konsep ‘azal pada masa Rasulullah SAW
5. Menjelaskan hukum inseminasi buatan
6. Menelaah surat Al-Isra’ 31; dan Al-An’am 151
1. Pengertian KB dan Inseminasi Buatan

KB
• Menurut World Health Organisation (WHO): Keluarga Berencana adalah tindakan yang
membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara
kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
serta menentukan jumlah anak dalam keluarga.
• Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan
membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk
berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim. Kontrasepsi dapat reversible
(kembali) atau permanen (tetap).
1. Pengertian KB dan Inseminasi Buatan

INSEMINASI BUATAN
• Inseminasi ; Pembuahan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan inseminasi,
pemasukan sperma kedalam saluran genitalia betina.Kata inseminasi berasal dari
inggris “insemination” yang artinya pembuahan/penghamilan secara teknologi. Dalam
bahasa arab di sebut َُ‫ ْح ِيْلَّقتل‬artinya mempertemukan / mengawinkan
• Juga disebutkan, inseminasi buatan merupakan terjemahan dari artifisial
Insemination.atrifisial artinya buatan atau tiruan, sedangkan insemination berasal dari
kata latin, inseminitus artinya pemasukan atau penyampaian
2. Manfaat & Mudharat KB serta Inseminasi Buatan

MANFAAT KB

• Setiap tahun ada 500.000 perempuan meninggal akibat berbagai masalah yang
melingkupi kehamilan, persalinan, dan pengguguran kandungan (aborsi) yang
tidak aman. KB bisa mencegah sebagian besar kematian itu. Di masa kehamilan
misalnya, KB dapat mencegah munculnya bahaya-bahaya akibat:
-Kehamilan terlalu dini
-Kehamilan terlalu “ telat “
-Kehamilan-kehamilan tertentu berdesakan jaraknya
-Terlalu sering hamil dan melahirkan
2. Manfaat & Mudharat KB serta Inseminasi Buatan

PANDANGAN ISLAM MENGENAI KB

Pernyataan Majelis Lembaga Fiqh IslamiDalam edisi ketiga tentang hukum syari’
KB yang ditetapkan di Mekkah 30-4-1400H, Majelis Lembaga Fiqh Islami
menetapkan bahwa pembatasan keturunan secara mutlak itu tidak diperbolehkan
dan tidak diperbolehkan juga menolak atau mencegah kehamilan karena alasan
ekonomi, karena Allah Ta’ala sudah mengatur rezeki setiap makhluknya.
Sedangkan mencegah kehamilan atau menundanya karena sebab-sebab
pribadi yang bahayanya jelas, seperti wanita tidak dapat melahirkan secara wajar
dan akan mengakibatkan dilakukan operasi untuk mengeluarkan bayinya, maka hal
yang demikian tidak dilarang Syar’i. Begitu juga jika menundanya disebabkan
sesuatu yang sesuai Syar’i atau secara medis melaui ketetapan dokter muslim
terpercaya.
2. Manfaat & Mudharat KB serta Inseminasi Buatan

PANDANGAN ISLAM MENGENAI KB

Para ulama telah menegaskan bahwa memutuskan keturunan adalah haram,


karena hal tersebut bertentangan dengan maksud Nabi mensyari’atkan pernikahan
kepada umatnya, dan hal tersebut merupakan salah satu sebab kehinaan kaum
muslimin. Karena jika kaum muslimin berjumlah banyak, (maka hal itu) akan
menimbulkan kemuliaan dan kewibawaaan bagi mereka. •“Dan Kami jadikan kamu
kelompok yang lebih besar” [Al-Isra :6]•“Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu
berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu” [Al-A'raf : 86] •Jika dilihat
dari ayat tersebut, hukum KB dalam Islam bisa menjadi haram jika orientasinya
bukan untuk kemaslahatan dan menyelamatkan. Tetapi bisa halal jika
memang berorientasi pada kesehatan dan juga kesejahteraan ibu.
2. Manfaat & Mudharat KB serta Inseminasi Buatan

MANFAAT INSEMINASI BUATAN

Inseminasi pada dasarnya bersifat netral. Namun kenetralan tersebut, bisa berubah
sesuai dengan hal-hal yang mengiringi dilakukannya inseminasi. Masalah inseminasi menurut
pandangan islam termasuk masalah kontemporer karena tidak terdapat hukumnya secara
spesifik di dalam Al-Qur’an dan Al-Sunnah bahkan dalam kajian fiqih klasik sekalipun.
Sebagaimana kita ketahui inseminasi buatan pada manusia dengan donor sperma dan
atau ovum lebih banyak mendatangkan mudharat daripada maslahah. Inseminasi buatan
dapat membantu suami istri yang mandul baik keduanya atau salah satunya untuk
mendapatkan keturunan atau yang mengalami gangguan pembuahan normal.
2. Manfaat & Mudharat KB serta Inseminasi Buatan

MUDHARAT INSEMINASI BUATAN

• Percampuran nasab, padahal islam sangat menjaga kesucian/kehormatan kelamin dan


kemurnian nasab, karena nasab itu ada kaitannya dengan kemahraman atau kewarisan
• Bertentangan dengan sunnatullah atau hukum islam
• Kehadiran anak hasil inseminasi bisa menjadi sumber konflik dalam rumah tangga
• Bayi tabung lahir tanpa melalui proses kasih sayang yang alami, terutama bagi bayi
tabung lewat ibu titipan yang menyerahkan bayinya kepada pasangan suami-istri yang
punya benihnya sesuai dengan kontrak, tidak terjalin hubungan keibuan secara alami
3. Bentuk-Bentuk dan Hukum KB
A. BENTUK-BENTUK KB
Ada beberapa bentuk kontrasepsi yang dapat dipakai dalam pelaksanaan KB, sesuai
dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan zaman sekarang, antara lain:
a) Alat Kontrasepsi untuk Suami Alat kontrasepsi yang dapat dipergunakan untuk
suami adalah :
1) Condom, adalah suatu alat kontrasepsi yang praktis dan murah, terbuat dari karet
tipis sekali, juga sangat efektif, asal betul pemakaiannya, dan harus dengan persetujuan
kedua suami isteri.
2) Coitus Interuptus (sanggama terputus). Metode ini adalah cara yang paling
sederhana dan paling kuno untuk menghindari kehamilan
3. Bentuk-Bentuk dan Hukum KB
b) Alat Kontrasepsi untuk isteri Alat kontrasepsi yang dapat dipakai untuk isteri adalah
1) Oral Pil. Alat kontrasepsi ini dpat mencegah masuknya sel telur (ovum) dari ovarius,
sehingga tidak ada sel telur yang masuk untuk dapat dibuahi.
2) Intra Uterine Device. IUD ini dipasangkan pada wanita untuk menghalangi kehamilan
dan dipasang 2 atau 3 hari sesudah haid, dan tiga bulan setelah melahirkan. Menurut
pendapat Prof.M.Toha dalam tulisannya menyatakan dan menyimpulkan sebagai berikut :
•IUD dalam rahim tidak menghalangi pembuahan sel-sel telur.
•94% dari wanita pemakai IUD tidak menjadi hamil melalui mekanisme kontrasepsi.
•Telur (Fertilized Ovum) adalah permulaan hidup insani yang harus dihormati Hukum KB
•Pencegahan meneruskan hidup daripada telur, sama dengan pengguguran atau pencegahan
kelahiran yang normal.
3. Bentuk-Bentuk dan Hukum KB
B. HUKUM KB
Islam sebagai agama secara substansial telah menawarkan konsep HAM di dalam ajarannya.
Imam al-Ghazali, merumuskan bahwa ada 5 (lima) hak dasar yang melekat dalam diri
manusia yang disebut al-Kulliyyat al-Khamsah, lima hak dasar yang meliputi: hak atas
kesanggupan hidup (hifzh al-nafs), hak atas kepemilikan harta benda (hifzh almal), hak
atas kebebasan berpikir (hifzh alaql), hak atas keberlajutan anak keturunan (hifzh al-nasl),
serta hak atas kebebasan beragama (hifzh al-din). Lima hak ini merupakan penjabaran dari
cita kemaslahatan (mashlahah). Jika lima hak ini terakomodasi dengan baik dan layak, maka
berarti kemaslahatan masyarakat telah terpenuhi. Sebaliknya, jika belum, apalagi tidak ada
sama sekali, berarti belum ada kemaslahatan dalam kehidupan publik. Oleh karena itu, Nabi
Muhammad SAW tidak menyuruh dan tidak melarang ‘azl. Pada masa sekarang ini, manusia
banyak menciptakan alat untuk mencegah dan menghentikan kehamilan.
4. Konsep ‘azal pada masa Rasulullah SAW
Al-‘azl dari sudut bahasa berasal dari perkataan yaitu ‫ عزل‬atau ‫ عزال‬yang memberikan arti
memisahkan atau menyingkirkan. Manakala menurut istilahnya pula ‘azl membawa arti
membuang air mani di luar rahim ketika merasa pemancarannya. Di dalam Fikih Islam Wa
Adillatuhu karya Wahbah al-Zuhaili, arti ‘azl adalah mengeluarkan sperma di luar vagina.
Dalam perbuatan melakukan ‘azl ada beberapa tujuan yang membuatkan seseorang
melakukan hal tersebut, yaitu:
1) Untuk menjaga kesehatan sang ibu sekiranya dia hamil atau melahirkan anak, bisa
memudaratkan dirinya. Hal ini mestilah digantungkan kepada pengalaman yang pernah
terjadi, ataupun dengan pemberitahuan seorang dokter yang dapat dipercayai.
2) Untuk mengelak diri dari terjerumus kepada kebencanaan ukhrawi yang menyentuh soal
agamanya, seperti dia terpaksa menerima yang haram, atau melakukan dosa tersebab dari
anak-anak yang banyak.
4. Konsep ‘azal pada masa Rasulullah SAW
3) Tidak ingin istri yang disetubuhi mengandung ketika masih menyusui karena akan
membahayakan anak yang sedang ia susui.
4) Tidak ingin hamba sahaya perempuannya melahirkan seorang anak. Ini bisa disebabkan
karena dia (si pemilik hamba sahaya) menganggap hal itu sebagai sesuatu yang rendah.
Alasan lainnya, sekiranya hamba sahaya perempuannya sampai mempunyai anak, dia tidak
lagi mempunyai alasan untuk menjual hamba sahaya perempuan tersebut.
5) Keadaan darurat yang berkaitan dengan kondisi istri. Kondisi istri yang sedang sakit
dan tidak boleh mengandung. Karena itu, dalam keadaan seperti ini suami melakukan ‘azl
karena merasa iba terhadap istrinya.
6) Kondisi istri yang menuntut untuk dilakukannya ‘azl. Kondisi terjadi jika istri adalah
wanita yang sangat subur. Dalam hal ini, suami melakukan ‘azl dengan tujuan agar istri
memiliki waktu yang cukup untuk merawat, mengayomi, dan mendidik anak-anaknya.
Hukum inseminasi buatan
bayi tabung Percampuran Nasab, padahal Islam sangat menjaga kesucian / kehormatan kelamin dan
kemurnian nasab,karena ada kaitannya dengan kemahraman (siapa yang halal dan haram dikawini)
dan kewarisan.
● 1.Bertentangan dengan sunnatullah atau hukum alam.
● 2.Inseminasi pada hakikatnya sama dengan prostitusi/ zina karena terjadi percampuran sperma
dengan ovum tanpa perkawinan yang sah.
● 3.Kehadiran anak hasil inseminasi buatan bisa menjadi sumber konflik didalam rumah tangga
terutama bayi tabung dengan bantuan donor merupakan anak yang sangat unik yang bisa
berbeda sekali bentuk dan sifatsifat fisik dan karakter/mental si anak dengan bapak ibunya.
● 4.Anak hasil inseminasi buatan/bayi tabung yang percampuran nasabnya terselubung dan sangat
dirahasiakan donornya adalah lebih jelek daripada anak adopsi yang pada umumnya diketahui asal
dan nasabnya.
● 5.Bayi tabung lahir tanpa proses kasih sayang yang alami terutama pada bayi tabung lewat ibu
titipan yang harus menyerahkan bayinya pada pasangan suami istri yang punya benihnya, sesuai
dengan kontrak, tidak terjalin hubungan keibuan antara anak dengan ibunya secara alami.
Hukum inseminasi buatan
● Ada 2 hal yang menyebutkan bahwa bayi tabung itu halal, yaitu:
1.Sperma tersebut diambil dari si suami dan indung telurnya diambil
dari istrinya kemudian disemaikan dan dicangkokkan ke dalam rahim
istrinya.
2.Sperma si suami diambil kemudian di suntikkan ke dalam saluran
rahim istrinya atau langsung ke dalam rahim istrinya untuk
disemaikan.Hal tersebut dibolehkan asal keadaan suami isteri
tersebut benar-benar memerlukan inseminasi buatan untuk
membantu pasangan suami isteri tersebutmemperoleh keturunan.
Hukum inseminasi buatan
Ada 5 hal yang membuat bayi tabung menjadi haram yaitu
1. Sperma yang diambil dari pihak laki-laki disemaikan kepada
indung telur pihak wanita yang bukan istrinya kemudian
dicangkokkan ke dalam rahim istrinya.
2. 2. Indung telur yang diambil dari pihak wanita disemaikan
kepada sperma yang diambil dari pihak lelaki yang bukan
suaminya kemudian dicangkokkan ke dalam rahim si wanita.
Hukum inseminasi buatan
3. Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari sepasang suami istri,
kemudian dicangkokkan ke dalam rahim wanita lain yang bersedia mengandung
persemaian benih mereka tersebut.
4. Sperma dan indung telur yang disemaikan berasal dari lelaki dan wanita lain kemudian
dicangkokkan ke dalam rahim si istri.
5. Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari seorang suami dan
istrinya, kemudian dicangkokkan ke dalam rahim istrinya yang lain. (Zuhdi, 1997)
Jumhur ulama menghukuminya haram. Karena sama hukumnya dengan zina
yang akan mencampur adukkan nashab dan sebagai akibat, hukumnya anak tersebut
tidak sah dan nasabnya hanya berhubungan dengan ibu yang melahirkannya. Sesuai
firman Allah dalam surat (At-Tiin: 4) adalah: Terjemahnya:Sesungguhnya kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaikbaiknya. (KementrianAgamaRI, 2002)
Hukum inseminasi buatan
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwanya pada tanggal 13 Juni 1979
menetapkan 4 keputusan terkait masalah bayi tabung, di antaranya :
1. Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami-istri yang sah
hukumnya mubah (boleh), sebab ini termasuk ikhtiar yang berdasarkan
kaidahkaidah agama. Asal keadaan suami istri yang bersangkutan benar- benar
memerlukan cara inseminasi buatan untuk memperoleh anak, karena dengan
cara pembuahan alami, suami istri tidak berhasil memperoleh anak.
2. 2. Para ulama melarang penggunaan teknologi bayi tabung dari pasangan
suamiistri yang dititipkan di rahim perempuan lain dan itu hukumnya haram,
karena dikemudian hari hal itu akan menimbulkan masalah yang rumit dalam
kaitannya dengan warisan (khususnya antara anak yang dilahirkan dengan ibu
yang mempunyai ovum dan ibu yang mengandung kemudian melahirkannya,
dan sebaliknya).
3. Bayi Tabung dari sperma yang dibekukan dari
suami yang telah meninggaldunia hukumnya haram
berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah. Sebab, hal ini
akan menimbulkan masalah yang pelik baik kaitannya
dengan penentuan nasab maupun dalam hal
kewarisan.
4. Bayi Tabung yang sperma dan ovumnya tak
berasal dari pasangan suami- istri yang sah hal
tersebut juga hukumnya haram. Alasannya,
statusnya sama dengan hubungan kelamin antar
lawan jenis diluar pernikahan yang sah alias
perzinahan (FatwaMUI, 1979)
Hukum inseminasi
Nahdlatul Ulama (NU) juga telah menetapkan fatwa. Ada 3 keputusan
yang ditetapkan ulama NU terkait masalah Bayi Tabung, diantaranya :
1. Apabila mani yang ditabung atau dimasukkan kedalam rahim wanita
tersebut ternyata bukan mani suami-istri yang sah, maka bayi
tabung hukumnya haram.Hal itu didasarkan pada sebuah hadist yang
diriwayatkan Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada
dosa yang lebih besar setelah syirik dalam pandangan Allah SWT,
dibandingkan dengan perbuatan seorang lelaki yang meletakkan
spermanya (berzina) didalam rahim perempuan yang tidak halal
baginya.”
Hukum inseminasi buatan
● 2. Apabila sperma yang ditabung tersebut milik suami-istri, tetapi cara mengeluarkannya
tidak muhtaram, maka hukumnya juga haram. Mani Muhtaram adalah mani yang
keluar/dikeluarkan dengan cara yang tidak dilarang oleh syara’. Terkait mani yang
dikeluarkan secara muhtaram, para ulama NU mengutip dasar hukum dari Kifayatul Akhyar
II/113. “Seandainya seorang lelaki berusaha mengeluarkan spermanya (dengan beronani)
dengan tangan istrinya, maka hal tersebut diperbolehkan, karena istri memang tempat
atau wahana yang diperbolehkan untuk bersenang-senang.”
● 3. Apabila mani yang ditabung itu mani suami-istri yang sah dan cara mengeluarkannya
termasuk muhtaram, serta dimasukkan ke dalam rahim istri sendiri, maka hukum bayi
tabung menjadi mubah (boleh). (heriruslan, 2010)
● Dengan demikian bahwa bayi tabung yang merupakan usaha di bidangkesehatan untuk
mendapatkan keturunan bagi pasangan suami istri yang tidak dapat mendapat anak dalam
islam ada yang haram ada yang halal tergantung pada prosesnya.
Telaah QS al-isra‘ 31
‫۝‬٣١ ‫َو اَل َتْقُتُلْٓو ا َاْو اَل َد ُك ْم َخ ْش َيَة ِاْم اَل ٍۗق َنْح ُن َنْر ُز ُقُهْم َو ِاَّياُك ْۗم ِاَّن َقْتَلُهْم َك اَن ِخ ْط ًٔـا َك ِبْيًرا‬wa lâ
taqtulû aulâdakum khasy-yata imlâq, na ḫnu narzuquhum wa iyyâkum, inna
qatlahum kâna khith'ang kabîrâ
=Janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang
memberi rezeki kepada mereka dan (juga) kepadamu. Sesungguhnya membunuh
mereka itu adalah suatu dosa yang besar.
• ketika fenomena aborsi muncul dalam masyarakat, para ulama tidak
menemukan ayat yang membicarakannya secara khusus. Namun dari segi
prakteknya, ada kemungkinan aborsi tercakup dalam keumuman larangan
membunuh. Sebagaimana diketahui, membunuh dilarang oleh Allah karena
(al-‘illah/ta‘lîl/causa) menghilangkan kehidupan. Oleh karena itu, para ulama
berusaha mencari status hukumnya dengan cara qiyâs berdasar kesamaan
alasan (al-‘illah), yaitu sama-sama melenyapkan kehidupan. Untuk itu, para
ulama menafsirkan ayat ini secara lebih luas, bahwa kata awlad mencakup anak
laki-laki dan perempuan, dan kata wa la taqtulu (jangan membunuh) mencakup
aborsi.
Telaah QS An-’am 151
‫قُْل َتَع اَلْو ا َاْتُل َم ا َح َّر َم َر ُّبُك ْم َع َلْيُك ْم َااَّل ُتْش ِرُك ْو ا ِبٖه َش ْئًـا َّو ِباْلَو اِلَد ْيِن ِاْح َس اًنۚا َو اَل َتْقُتُلْٓو ا َاْو اَل َد ُك ْم ِّم ْن ِاْم اَل ٍۗق‬
‫َنْح ُن َنْر ُز ُقُك ْم َو ِاَّياُهْۚم َو اَل َتْقَر ُبوا اْلَفَو اِحَش َم ا َظَهَر ِم ْنَها َو َم ا َبَطَۚن َو اَل َتْقُتُلوا الَّنْفَس اَّلِتْي َح َّر َم ُهّٰللا ِااَّل‬
‫۝‬١٥١ ‫ِباْلَح ِّۗق ٰذ ِلُك ْم َو ّٰص ىُك ْم ِبٖه َلَع َّلُك ْم َتْع ِقُلْو َن‬
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Kemarilah! Aku akan membacakan
apa yang diharamkan Tuhan kepadamu, (yaitu) janganlah
mempersekutukan-Nya dengan apa pun, berbuat baiklah kepada
kedua orang tua, dan janganlah membunuh anak-anakmu karena
kemiskinan. (Tuhanmu berfirman,) ‘Kamilah yang memberi rezeki
kepadamu dan kepada mereka.’ Janganlah pula kamu mendekati
perbuatan keji, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi.
Janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah, kecuali
dengan alasan yang benar. Demikian itu Dia perintahkan kepadamu
agar kamu mengerti.
Telaah Qs Al-an’am 151
1. 1) Larangan berbuat syirik.
2. 2) Perintah berbuat baik kepada kedua orang tua. 03
3. 3) Larangan membunuh anak karena takut
miskin.
4.4) Larangan mendekati segala bentuk kekejian.
5. 5) Larangan membunuh satu jiwa yang
diharamkan oleh Allah kecuali dengan hak.

Anda mungkin juga menyukai