Anda di halaman 1dari 32

KONSEP ISLAM

TENTANG
KESEHATAN
REPRODUKSI,
KHITAN, DAN
KIFADZ
KELOMPOK 1
ANGGOTA KELOMPOK :

● MELZHAFIRAH PURANTI ARUM (1810070100116)


● RINGGA ANJANI SYAHPUTRA (2110070100001)
● ANNISA DIVA DHIERSA (2110070100003)
TOPIK PEMBAHASAN

Kesehatan Reproduksi
01 Petunjuk islam dalam 02 Kebersihan organ
kesehatan reproduksi reproduksi dalam
thaharah

Khitan Kifadz
03 Pandangan islam 04 Pandangan Islam tentang
mengenai khitan kifadz
‫اإلسالم‬

An-Nur

Telaah surat Q.S An-Nur ayat 30-31


‫ُقل ِّلْلُم ْؤ ِمِنيَن َيُغ ُّض و۟ا ِم ْن َأْبَٰص ِهْم َو َيْح َفُظو۟ا ُفُروَج ُهْم ۚ َٰذ ِلَك َأْز َك ٰى َلُهْم ۗ ِإَّن ٱَهَّلل َخ ِبيٌۢر‬
‫ِر‬
‫ِبَم ا َيْص َنُعوَن‬
Artinya: Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan
memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih
suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang mereka perbuat“(Q.S An-Nur : 30)
‫َو ُقل ِّلْلُم ْؤ ِم َٰن ِت َيْغ ُض ْض َن ِم ْن َأْبَٰص ِر ِهَّن َو َيْح َفْظَن ُفُروَج ُهَّن َو اَل ُيْبِد يَن ِز يَنَتُهَّن ِإاَّل َم ا‬
‫َظَهَر ِم ْنَهاۖ َو ْلَيْض ِر ْبَن ِبُخ ُم ِر ِهَّن َع َلٰى ُجُيوِبِهَّن ۖ َو اَل ُيْبِد يَن ِز يَنَتُهَّن ِإاَّل ِلُبُعوَلِتِهَّن َأْو‬
‫َء اَبٓاِئِهَّن َأْو َء اَبٓاِء ُبُعوَلِتِهَّن َأْو َأْبَنٓاِئِهَّن َأْو َأْبَنٓاِء ُبُعوَلِتِهَّن َأْو ِإْخ َٰو ِنِهَّن َأْو َبِنٓى ِإْخ َٰو ِنِهَّن‬
‫َأْو َبِنٓى َأَخ َٰو ِتِهَّن َأْو ِنَس ٓاِئِهَّن َأْو َم ا َم َلَك ْت َأْيَٰم ُنُهَّن َأِو ٱلَّٰت ِبِع يَن َغْيِر ُأ۟و ِلى ٱِإْل ْر َبِة ِم َن‬
‫۟ا‬
‫ٱلِّر َج اِل َأِو ٱلِّطْفِل ٱَّلِذ يَن َلْم َيْظَهُرو َع َلٰى َعْو َٰر ِت ٱلِّنَس ٓاِء ۖ َو اَل َيْض ِر ْبَن ِبَأْر ُج ِلِهَّن ِلُيْع َلَم‬
‫َم ا ُيْخ ِفيَن ِم ن ِز يَنِتِهَّن ۚ َو ُتوُبٓو ۟ا ِإَلى ٱِهَّلل َجِم يًع ا َأُّيَه ٱْلُم ْؤ ِم ُنوَن َلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحون‬
Artinya: Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari
padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-
putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-
putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita
islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai
keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah
mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah
kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
‫اإلسالم‬

Kesehatan Reproduksi

Petunjuk Islam dalam kesehatan


reproduksi
Kesehatan reproduksi merupakan salah satu dimensi
dari kesehatan fisik manusia. Salah satu definisi kesehatan
reproduksi menurut International Conference on Population
and Development/ICPD (Konferensi Internasional
Kependudukan dan Pembangunan) yang dilaksanakan di
Kairo, tahun 1994, adalah suatu keadaan kesehatan yang
sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial dan bukan
semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam
segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi,
fungsinya maupun proses reproduksi itu sendiri.
Islam sebagai pandangan hidup tentu saja memiliki kaitan
dengan kesehatan reproduksi mengingat Islam berfungsi
sebagai pengatur kehidupan manusia dalam rangka mencapai
keadaan sesuai dengan definisi kesehatan reproduksi itu
sendiri.
Ukuran kesehatan reproduksi dalam Islam, selain meliputi
kesehatan aspek fisik, psikis, spiritual, ekonomi dan sosial, juga
mencakup ukuran lain; sehat dan al-'aftat.
● Pertama, sehat, reproduksi yang sehat merupakan keadaan
sistem reproduksi manusia yang tidak mengalami
kecacatan/ kerusakan, berfungsi sebagaimana fungsi sistem
biologisnya.
●Kedua,'afiat; menunjukan makna bahwa sistem reproduksi
manusia tidak cukup dengan berfungsi semata, namun harus
difungsikan sesuai dengan ketentuan Pencipta Sistem
Reproduksi tersebut, Allah Swt.
Dalam Islam, kajian kesehatan reproduksi merupakan
pembahasan yang tidak bisa dipisahkan dari syariat/ ajaran
Islam. Bila merujuk pada sumber ajaran Islam yang utama, al-
Qur'an, memelihara repoduksi secara mum termasuk kategori
Seperti terdapat dalam surat an-Nur [24] ayat 30;
Katakanlah kepada orang laki-laki yang berian:
Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara
kemaluannya; yang demikian itu ndalah lebih suci bagi mereka,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
perbuat". (QS An-Nur : 30)
‫اإلسالم‬

Kebersihan Reproduksi Dalam


Thaharah

Kesehatan reproduksi dalam


thaharah menurut perspektif Islam
Islam adalah agama yang mencintai kebersihan dan
kesucian dalam segala hal, baik kebersihan lair apalagi
kebersihan batin. Thaharah merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari sistem ajaran Islam, ianya masuk ranah
al-ibadat. Thaharah artinya mensucikan/bersuci: bermakna
usaha seorang Muslim mengang katkan/ menghilangkan
kotoran (najis/hadits) dari tubuhnva dengan menggunakan
sarana air atau yang semisal untuk bisa melaksanakan ibadah
khas (Ibnu Qudamah, 1985).
●Thaharah dalam Islam merupakan salah satu unsur penting
mewujudkan kesehatan. Kajian thaharah begitu luas, termasuk
dalamnya adalah thaharah yang berhubungan dengan
kebersihan/ kesehatan reproduksi. Kebersihan/ kesehatan
reproduksi merupakan bagian yang menarik untuk dicermati,
karena berhubungan dengan hat-hal yang termasuk sensitif
dan "rahasia". Hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw
bersabda;
"Ada lima macam fitrah, yaitu: khitan, mencukur bulu
kemaluan, memotong kumis, memotong kuku, dan mencabut
bulu ketiak."(HR. Bukhari & Muslim)
Memelihara kemaluan (sebagai bagian dari sistem
reproduksi) merupakan anjuran syariat, yaitu melalui istinja'.
Kondisi kemaluan dan anus yang lembab, sangat ideal untuk
tampat kuman/ bakteri hidup dan berkembang biak. Dengan
membersihkan kemaluan, seseorang akan terhindar dari
berbagai kemungkinan penyakit. Kerja sistem pencernaan
dalam tubuh manusia sangat rumit, kompleks, sekaligus
menakjubkan. Makanan dan minuman yang masuk ke dalam
perut mengalami proses panjang sebelum akhirnya keluar
dalam bentuk kotoran yang menjijikan - feses dan urine. Allah
Swt merancang tubuh dengan sitem pembersih kotoran dari
dalam secara otomatis.
Istinja' berarti membersihkan kemaluan selepas buang
hajat (buang air besar/ kecil) dengan mempergunakan air.
Secara harfiyah istinja' diambil dari kata an-naja' artinya bersih
dari kotoran, sedangkan secara syar'i diartikan dengan
menghilangkan atau meringankan najis dari qubul atau dubur.
Air merupakan media utama untuk mensucikan diri, karena
efektivitas kebersihan bersuci lebih terpelihara ketimbang
benda lain. Namun, Islam tidak pula melarang seseorang
mempergunakan benda selain air untuk bersuci, dengan
catatan memiliki kemiripan fungsi dengan air, seperti batu,
daun, kertas/ tissue atau yang seumpamanya.
Begitu Islam memperhatikan masalah istinja' atau
thaharah secara umum menunjukan betapa Islam perhatian
masalah kebersihan/ kesehatan umatnya. Bahkan, syariat
secara detil menunjukan tatacara dan adab beristinja.
‫اإلسالم‬

Khitan

Pandangan Islam mengenai khitan


 Arti dan cara khitan
Khitan pada anak laki-laki dilakukan dengan cara
memotong kulup (qalfah/quluf/preputium/foreskin) atau kulit
yang menutupi ujung zakar. Minimal menghilangkan apa yang
menutupi ujung zakar, dan disunnahkan untuk mengambil
seluruh kulit di ujung zakar tersebut.
Cara yang dilakukan bisa melalui operasi kecil, sinar
laser atau menggunakan metode mutakhir seperti metode
clamp. Dalam kaitannya dengan metode, Islam sangat
fleksibel dan tidak mengharuskan teknik atau cara tertentu.
 Hukum Khitan bagi laki-laki
Ulama berbeda pendapat tentang hukum khitan bagi
laki-laki, sebahagian mewajibkan sebahagian lagi memandang
sebagai anjuran/ Sunat (Dahlan, [et.all,1996).
Dalil-dalil yang mereka pakai untuk menyatakan bahwa
khitan itu hukumnya wajib adalah sebagai berikut;
1) Dalil dari Al'Ouran
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan
beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim
menunaikannya (al-Quran 2:124). Menurut Tafsir In Abbas,
khitan termasuk ujian kepada Nabi Ibrahim dan wilan untuk
para nabi merupakan sesuatu yang diwajibkan.
2) Dalil Hadits
Dari Utsaim bin Kulaib dari ayahnya dari kakeknya,
bahwa dia datang menemui Rasulullah Saw dan berkata, "Aku
telah memeluk Islam. Maka Nabi pun bersabda, "Buanglah
darimu rambut-rambut kekufuran dan berkhitanlah." (HR
Ahmad, Abu Daud dan dinilai Hasan oleh al-Albani). Hadits ini
dinilai dha' if oleh manhaj mutaqad dimin.
 Waktu pelaksanaan khitan
Tidak ditemukan dalil yang tegas tentang waklu pelaksanaan Khitan,
sehingga ulama Muslim berselisit pendapat tentangnya. Waktu khitan dapat
dikelompokan pada liga Klasifikasi waktu, yaitu; waktu wajib, waktu yang. dianjuran
dan waktu sunnah.
 Pertama, waktu wajib adalah pada saat baligh, karena pada saat ini seseorang
akan dibebani hukum (taklif).
 Kedua, waktu yang dianjurkan adalah pada anak masih kecil, pada saat
dilangsungkan aqiqah
 Ketiga, waktu sunnah, setelah kedua waktu tersebut seperti mereka yang masuk
Islam di usia dewasa.
 Manfaat Khitan bagi Laki-laki
1) Khitan akan mencegah adanya kotoran (smegna) di dalam zakar.
Sebab, kotoran akan berkumpul di bawah qulif dan akan menjadi
sarang bagi lahirnya mikroba dan bau yang tidak sedap.
2) Khitan akan mengurangi kemungkinan terserangnya zakar dari
penyakit syphilis. Sebab, ternyata mikroba penyakit ini lebih memilih
kulit depan zakar untuk dijadikan tempat pembiakan.
3) Sering juga terjadi jika quluf tidak dikhitan, akan membuatnya
mengalami kelecetan ataupun luka dan akan mengalami infeksi.
4) Sebagaimana juga terbukti di lapangan, bahwa khitan banyak
mencegah terjadinya pembengkakan pada zakar atau penyakit
kanker.
5) Di antara kegunaan khitan yang paling tinggi bagi seorang laki-laki
adalah ia akan memperpanjang waktu berhubungan seks
‫اإلسالم‬

Kifadz

Pandangan Islam mengenai kifadz


 Pengertian dan Cara Khitan Perempuan
Dalam terminologi ahli figh Islam khitan adalah memotong
kulit yang menutup kepala penis (hasyafah) untuk laki-laki, dan
memotong daging bagian ujung klitoris perempuan. Al Mawardi,
seperti dikutip Ibnu Hajar al-Asgallani, mendefinisikan Khitan
perempuan sebagai " pemotongan kulit yang berada di bagian atas
kemaluan perempuan, di atas pintu masuknya penis, semacam biji
tau jengger ayam jago" (al-Asqallani, 1933).
Khifadh, secara literal berarti mengurangi (to reduce),
menyederhanakan (minimize), mengambil sedikit (akhdz al
yasir/take easy) dan pelan (lower). Dalam hal ini mungkin lebih
tepat diterjemahkan "menggoreskan" atau "menorehkan".
 Pertama, memotong sedikit kulit (selaput) yang menutupi ujung
klitoris (preputium clitoris). Cara ini dianjurkan dalam Islam,
karena akan membersihkan kotoran-kotoran putih yang
bersembunyi di balik kulit tersebut atau menempel di bagian
klistorisnya atau yang sering disebut (smegma).
 Kedua, menghilangkan sebagian kecil dari klitoris, jik. memang
klistorisnya terlalu besar dan menonjol. Ini bertujuan untuk
mengurangi hasrat seks wanita yang begitu besar dan
membuatnya meniadi lebih tenang dan disenangi oleh suami.
 Ketiga, menghilangkan semua klitoris dan semua bagian dari bibir
kemaluan dalam (labium minora). Cara ini sering disebut
infibulations. Ini dilarang dalam Islam, karena akan menyiksa
wanita dan membuatnya tidak punya hasrat terhadap laik-laki.
 Hukum Khifadh/ Khitan Perempuan
Para ulama sepakat bahwa khitan wanita secara umum ada dalam syariat
Islam. Mereka berselisih pendapa tentang hukumnya, termasuk kategori wajib,
sunnah. anjuran atau hanya suatu kehormatan saja.. Hukum Khitan bagi perempuan
dapat dikategorikan pada tiga; wajib, sunnat dan kehormatan (makrumah).
Perbedaan pendapat ulama yang menyebutkan hukum Khitan menjadi wajib, sunah
atau suatu kemuliaan semata, didasari oleh pertimbangan melihat rujukan yang
dijadikan dasar khitan perempuan. Di antara dalil tentang khitan perempuan antara
lain;
Pertama, hadits dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah Saw bersabda:
"Lima hal yang termasuk fitrah yaitu: Khitan, mencukur bulu kemaluan,
 Hukum Khifadh/ Khitan Perempuan
Para ulama sepakat bahwa khitan wanita secara umum ada dalam syariat
Islam. Mereka berselisih pendapa tentang hukumnya, termasuk kategori wajib,
sunnah. anjuran atau hanya suatu kehormatan saja.. Hukum Khitan bagi perempuan
dapat dikategorikan pada tiga; wajib, sunnat dan kehormatan (makrumah).
Perbedaan pendapat ulama yang menyebutkan hukum Khitan menjadi wajib, sunah
atau suatu kemuliaan semata, didasari oleh pertimbangan melihat rujukan yang
dijadikan dasar khitan perempuan. Di antara dalil tentang khitan perempuan antara
lain;
Pertama, hadits dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah Saw bersabda:
"Lima hal yang termasuk fitrah yaitu: Khitan, mencukur bulu kemaluan,
Ulama yang memliki pandangan bahwa khitan perempuan
merupakan suatu kewaiiban, merujuk pada hadits di atas
dengan memberikan makna kata"al-fitrah" dengan tafsiran
yang mendalam. Kata al-fitrah dalam hadits di atas bermakna
perikehidupan yang dipilih oleh para nabi dan disepakati oleh
semua syariat, atau bisa disebut agama, sehingga
menunjukkan kewajiban. Sebaliknya yang berpendapat sunnah
mengatakan bahwa khitan dalam hadits tersebut bersamaan
dengan amalan-amalan yang status hukumnya adalah sunnah,
seperti memotong kumis, memotong kuku dan seterusnya,
sehingga hukumnya-pun menjadi sunnah.
 Waktu Pelaksanaan Kifadz Perempuan
Tidak ditemukan dalil yang tegas tentang waktu
pelaksanaan khitan, sehingga ulama Muslim berselisih
pendapat tentangnya. Tetapi banyak ulama berpendapat
bahwa waktu pelaksanaannya sama seperti laki-laki ada tiga
waktu yaitu waktu wajib,waktu yang dianjurkan dan waktu
sunnah.
 Manfaat Khitan Perempuan
1) Membuat para perempuan terlihat lebih cantik dihadapan
suaminya dan membuat suami lebih bergairah.
2) Memudahkan dalam melakukan pembersihan pada bagian
dua ujung kulit besar (labia mayora), karena bila kita perhatikan
bakteri banyak terdapat antara bagian dua ujung yang berukuran
besar (labia mayora) dan bagian ujung yang berukuran kecil (labia
minora), berupa smegma.
3) Menstabilkan bagian anggota tubuh yang berfungsi
sebagai alat reproduksi luar perempuan
4) Mencegah timbulnya hasrat seksual yang terus-menerus
yang diakibatkan pergesekan terjadi terus menerus dengan pakaian
5) Mencegah terjadinya peradangan pada bagian dalam dan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai