Anda di halaman 1dari 3

Prinsip-prinsip Islam tentang Kesehatan

I. Islam dan Kesehatan


Para Ulama sepakat bahwa ajaran Islam bertujuan untuk memelihara lima hal
pokok yaitu

a. Agama
b. Jiwa
c. Akal
d. Kehormatan (keturunan)
e. Kesehatan

Menurut Prof. Dr. H. M. Quraish Shihab, MA dalam bukunya Wawasan Al


Quran hal 181 menyebutkan bahwa Islam menetapkan tujuan pokok
kehadirannya untuk memelihara: Agama, Jiwa, Akal, Jasmani, Harta dan
keturunan. Setidaknya tiga dari yg disebut diatas berkaitan dengan kesehatan
maka ditemukan bahwa islam amat kaya dengan tuntunan kesehatan .

Paling tidak dalam literature keagamaan ada dua istilah yang digunakan untuk
menunjuk tentang pentingnya kesehatan dalam pandangan Islam. Pertama kata
kesehatan diambil dari kata sehat. Kedua kata afiat. Kedua ini sering diucapkan
sehat wal afiat yang maknanya ada dua 1. sehat berarti tidak sakit 2. Afiat yang
berarti adanya makna berfungsinya anggota tubuh manusia sesuai dengan tujuan
penciptaannya, misal mata yang sehat ialah mata yang dapat melihat dan
membaca dengan tanpa menggunakan kaca mata, tetapi mata yang afiat ialah
mata yang dapat melihat dan membaca obyek-obyek yang bermanfaat serta
mengalihkan pandangan dari obyek yang terlarang karena memang itulah fungsi
yangb diharapkan dari pencipta mata.

Majelis Ulama Indonesia dalam Munas Ulama th. 1983 merumuskan kesehatan
sebagai ketahanan jasmani, ruhaniah dan social yang dimiliki manusia sebagai
karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan (tuntunanNya) dan
memelihara serta mengembangkannya.

Merujuk kpd ketiga jenis kesehatan yaitu kesehatan fisik, rohani dan social.

a. Kesehatan Fisik
Dalam kontek kesehatan fisik Rosul bersabda sbb:

Inna lijasadika alaika haqqon Sesungguhnya badanmu mempunyai hak atas


dirimu. Hadits ini bermula dari teguran Rosulullah kepada beberapa para sahabat
yang bermaksud melampui batas dalam beribadah sehingga kebutuhan
jasmaninya terabaikan dan kesehatannya terganggu. Ada prinsip pencegahan
lebih baik dari pada pengobatan. Lebih jauh dalam Al Qur an disebutkan bahwa
salah satu sifat manusia yang secara tegas dicintai Allah adalah kegemaran
menjaga kebersihan baik kebersihan fisik maupun kebersihan rohani. QS Al
Baqoroh 2 : 222, kebersihan digandengkan dengan kata taubat:









222. mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran". oleh sebab itu
hendaklah kamu menjauhkan diri[137] dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka,
sebelum mereka suci[138]. apabila mereka telah Suci, Maka campurilah mereka itu di tempat yang
diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan
menyukai orang-orang yang mensucikan diri.

[137] Maksudnya menyetubuhi wanita di waktu haidh.

[138] Ialah sesudah mandi. Adapula yang menafsirkan sesudah berhenti darah keluar.

Taubat menghasikan kesehatan mental sedangkan kebersihan lahiriah


menghasilkan kesehatan fisik. QS. Al Muddassir/74 : 4-5.



4. dan pakaianmu bersihkanlah,
5. dan perbuatan dosa tinggalkanlah,

Juga Hadits Nabi : Annadhofaatul minal iimaan Kebersihan adalah bagian dari
iman.

Lebih lanjut perintah menutup hidangan, mencuci tangan sebelum makan,


bersiwak (menggosok gigi), larangan bernafas sambil minum, larangan meniup air
dalam gelas, tidak boleh kencing dia air yang menggenang dan dibawah pohon
adalah contoh praktis dari sekian banyak tuntunan islam dalam konteks menjaga
kesehatan. Bahkan sebelum dunia mengenal karantina Rosul Allah SAW telah
menetapkan dalam salah satu sabdanya:
Apabila kalian mendengar adanya wabah disuatu daerah, janganlah kalian
mengunjungi daerah itu, tetapi apabila kamu ada didaerah itu janganlah
meninggalkannya (HR. Bukhori Muslim)






66. dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami
memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan
darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.




88. dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan
bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.






168. Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah
kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu.

Anda mungkin juga menyukai