Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RESUME KEPERAWATAN ISLAMI

Oleh :

Alvina Lutfiani

G0A018062

5B

PROGRAM
STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2020
PARADIGMA KEPERAWATAN DALAM ISLAM
Paradigma Keperawatan Islam adalah cara pandang persepsi, keyakinan, nilai-nilai dan konsep-
konsep dalam menyelenggarakan profesi keperawatan yang melaksanakan sepenuhnya prinsip
dan ajaran Islam.
1. Manusia dan Kemanusiaan
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang terbaik dan bentuknya dan dimulaikan Allah,
terdiri atas jasad, nuh dan psikologis, dimana makhluk lainnya yang berada di langit dan di
bumi ditundukkan oleh Allah kepada manusia kecuali iblis yang menyombongkan diri. Yang
terdapat dalam Surah At-tin.
2. Ruh
Dalam ayat tersebut jiwa merupakan salah satu komponen yang terdapat pada manusia dan
menjadi tentram jika selalu mengingat Allah.
3. Nifas dan tumbuh kembang
Dan Kami perintahkan kepada manusia kepada orang ibu bapaknya. Ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua
tahun.
4. Kematian
Kematian yang akan mengantarkan pada kehidupan baru yang lebih abadi di alam akhirat.
Bumi dan mengeluarkan potensi yang terhadap didalamnya untuk kesejahteraan umat
manusia berdasarkan petunjuk dan peraturan Allah. Manusia juga sebagai khalifah, manusia
juga sebagai hamba Allah yang diberi beban untuk beribadah kepada Allah semata, yakni
ibadah yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Manusia sebagai perawat adalah makhluk
ciptaan Allah yang paling mulia dan sempurna terdiri dari jasad, ruh, dan nafs.
Manusia sebagai klien yang menjadi fokus pelayanan keperawatan pada dasarnya adalah
makhluk yang berpotensi secara aktif menjadikan dirinya mampu menjadi manusia yang
sempurna.

UNSUR LINGKUNGAN
Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai hubungan yang dinamis dengan lingkungannya
serta tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya tersebut.
1. Upaya Kesehatan
Dalam Al-Qur’an maupun hadits, telah diperingatkan akan pentingnya memperhatikan
kesehatan baik dalam konteks upaya promotfi, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Upaya
rehabilitatif harus senantiasa diupayakan agar tidak jatuh kepada kondisi lebih parah atau
buruk.
2. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu manifesatikan dari ibadah yang berbentuk pelayanan profesional
dan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada keimanan,
keilmuan, dan amal serta kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-kultural-
spiritual yang komprehensif, ditunjukkan kepada individu keluarga dan masyarakat, baik
sehat maupun sakit yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia.
KONSEP SEHAT SAKIT DALAM ISLAM
1. Pengertian Sehat
Secara bahasa sehat (terminologi) : sembuh,selamat dari celaka,nyata,benar,selamat dari
cela.
Etimologi (1) sehat berarti segenap badan dan bagian-bagiannya bebas dari sakit. (2)
Sembuh dari sakit. (3) Mendatangkan kebaikan badan. Padanan kata sehat dalam bahasa
arab Ash-shakhihah,Al-’afiyah yang berarti ash-shakhihah At-tammah (sehat sempurna).
Al qur’an menyatakan kata asy-syifa. (sembuh) =sehat dalam tiga tempat : Qs.Yunus/10:57,
Qs.Al-isra/17:80, Qs.Fushilat/41:69.
Al qur’an mengandung sistem penyembuhan menuju kesehatan dengan sistem ruqiyah
(magical power) antara lain : Ayat Kursi, Surat Al-Ikhlas, Surat Al-Falaq, Surat An-Nas,
Surat Al-Fathikhah.
2. Jenis Kesehatan
- Kesehatan Jasmani
- Kesehatan Rohani
- Kesehatan Gizi

PRINSIP-PRINSIP ISLAM TENTANG KESEHATAN


Islam memiliki perbedaan yang nyata dengan agama-agama lain di muka bumi ini. Islam
sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Sang Khalik-
nya (hablum minallah) atau hubungan manusia dengan manusia (hablum minannas), namun
Islam memiliki aturan dan tuntunan yang bersifat komprehensif, har-monis, jelas, dan logis.
Salah satu kelebihan Islam dalam mengatur kehidupan manusia adalah perihal perspektif Islam
dalam mengajarkan kesehatan bagi individu maupun masyarakat. Pentingnya sebuah kesehatan
bagi manusia dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari termasuk yang paling utama adalah
melaksanakan ibadah lima waktu sesuai dengan tuntutan dan tuntunan Islam, menem-patkan
kesehatan sebagai salah satu kenikmatan yang telah di anuge-rahkan Allah Swt. selain
kenikmatan iman dan islam. UU No. 23 Tahun 1992 menetapkan sehat sebagai keadaan sejah-
tera dari badan (jasmani), jiwa (rohani), dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Artinya, bahwa jika manusia menginginkan kehidupan
yang harmonis, kaya sosial dan kaya secara ekonomi, maka hal itu dapat dibentuk melalui pola
kehidupan yang sehat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesehatan terbagi menjadi tiga
macam; kesehatan jasmani, kesehatan jiwa (psikis), dan kesehatan masyarakat. Ketiga
macam kesehatan ini, hendaknya dijaga dengan sebaik mungkin. Sehingga nantinya tercipta
sebuah kehidupan yang kita idam-idamkan bersama, yakni kebahagiaan dunia, dan
kebahagiaan akhirat. Sebagaiman do‟a yang sering dipanjatkan oleh hamba Allah Swt. setelah
salat lima waktu:
َ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ‬
ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬

Editor: M. Syah Beni


Artinya: “Ya tuhan kami berikanlah kami kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat
serta jauhkanlah kami dari siksa api neraka”. Do‟a yang dikenal dengan istilah do‟a sapu jagat
ini, menjelaskan kepada kita bahwa setiap manusia menginginkan kehidupan yang baha-gia,
apakah itu kebahagiaan di dunia, ataupun kebahagiaan di alam akhirat nanti. Tentunya hal
itu, tidaklah sangat mudah bagi kita untuk mencapainya, karena perlu sebuah niat keikhlasan
dan kesabaran dalam menjalankan hidup ini dalam rangka mengharap ridha Allah Swt. Sebagai
hamba Allah Swt. yang beriman dan bertakwa, hen-daknya kita menjalankan ibadah
kepada Allah Swt. dengan penuh ke-khuysu‟kan serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-
hari. Dan pastinya hal itu, tidak akan dapat terlaksana tanpa kesehatan diri kita yang meliputi
sehat jasmani, sehat rohani (psikis), dan sehat sosial.

UPAYA KESEHATAN DALAM ISLAM


1. Mengupayakan Kesehatan Jasmani
Makan yang halalan thayyiban : Bersih,baik,aman dikonsumsi,bergizi seimbang. Pantangan
makan dan minum bagi yang bermasalah : Hipertensi,diabet,maag,penyakit kulit,jika
pantangan dilanggar akan merusak kesehatan (Qs.Al-Baqarah 2:195). Orang sehat jasmani
belum tentu sehat rohani contoh :Tubuh sehat disuruh shalat malas.Dalam keadaan longgar
diajak mengaji malas. Terkait dengan semua tindakan yang menunjang kesehatan badan,
seperti makanan, thaharah, beristirahat, olah raga, kebersihan lingkungan, dsb
‫ذافيرها‬ggggg‫دنيا بح‬ggggg‫ه ال‬ggggg‫احيزت ل‬ggggg‫ه فكأنم‬ggggg‫وت يوم‬ggggg‫ده ف‬ggggg‫ريه عن‬ggggg‫افي س‬ggggg‫ امن‬g‫ه‬ggggg‫افىفي بدن‬ggggg‫بح مع‬ggggg‫من أص‬.
‫رواه الترمذىوابن ماجه‬
Artinya : “Rasulullah S.a.w. bersabda : “Barang siapa sehat badannya, damai hatinya (jiwa)
dan punya makanan untuk sehari-harinya (sosial ekonomi), maka seolah-olah dunia seisinya
dianugerahkan kepadanya”. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
2. Mengupayakan Kesehatan Rohani
Rohani seseorang disebut sehat jika ia penyabar,pemaaf,murah hati,penyayang,murah
senyum,penuh pengertian,berkata santun,lemah lembut,pembela kebenaran dll. Rohani
seseorang disebut sehat jika selamat dari hubbut dunya,kikir,rakus,bakhil,dengki,ria’,’ujub
(heran dengan diri sendiri), munafiq, kuffur, syirik, tahayyul, bid’ah, khurafat, takabbur,
pengecut, menggunjing, menipu, senda gurau berlebihan,pemarah. Berkaitan dengan semua
kegiatan yang berhubungan dengan ketenagan jiwa, seperti ibadah, puasa, dikir, dsb
Kesehatan jiwa berpengaruh pada kesehatan jasmani
3. Mengupayakan Kesehatan Jasmani dan Rohani
Allah Menghendaki keterpaduan kesehatan jasmani dan rohani (Qs.Al-Baqarah /2:247.

ِ ‫ق بِ ْال ُم ْل‬
 ً‫ َعة‬g ‫ْؤ تَ َس‬g ُ‫ك ِم ْنهُ َولَ ْم ي‬ ُّ ‫ك َعلَ ْينَا َونَحْ نُ َأ َح‬
ُ ‫ث لَ ُك ْم طَالُوتَ َملِكا ً قَالُ َو ْا َأنَّى يَ ُكونُ لَهُ ْال ُم ْل‬
َ ‫ َوقَا َل لَهُ ْم نَبِيُّهُ ْم ِإ َّن هّللا َ قَ ْد بَ َع‬.٢٤٧
ِ ‫ِّمنَ ْال َما ِل قَا َل ِإ َّن هّللا َ اصْ طَفَاهُ َعلَ ْي ُك ْم َوزَ ا َدهُ بَ ْسطَةً فِي ْال ِع ْل ِم َو ْال ِجس ِْم َوهّللا ُ يُْؤ تِي ُم ْل َكهُ َمن يَ َشا ُء َوهّللا ُ َو‬
‫اس ٌع َعلِي ٌم‬
Nabi mereka mengatakan kepada mereka "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut
menjadi rajamu." Mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami
lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi
kekayaan yang cukup banyak?" Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih
rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan
pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya
lagi Maha Mengetahui.
4. Kesehatan Gizi atau Makanan
Gizi dalam Islam menempati posisi yang sangat penting. Setiap muslim wajib untuk
memelihara kesehatannya, seperti terungkap dalam sabda Rasulullah saw: “Sesungguhnya
badanmu mempunyai hak atas dirimu”
Walaupun secara implisit Al-Qur’an berbicara tentang Gizi, namun secara ekplisit Allah
telah memberikan isyarat tentang persoalan gizi ini dalam QS. Abasa/80 :
َ ‫ فَ ْليَنظُ ِر اِإْل ن َسانُ ِإلَى‬.٢٤
‫ط َعا ِم ِه‬
“Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya”.
Walaupun ayat ini bersifat umum, tujuan pokoknya adalah menghantarkan manusia untuk
beriman kepada Allah SWT, namun secara khusus anjuran agar manusia memilih makanan-
makanan yang baik (bergizi). Akan tetapi, Islam memberikan standar khusus, bergizi saja
tidak cukup melainkan harus halal. Inilah yang dalam bahasa agama disebut Halalan
Thayyiban.

Anda mungkin juga menyukai