Anda di halaman 1dari 9

Islam dalam ilmu kesehatan : a.

Ilmu kesehatan dan kemanusiaan,


b. Ilmu kesehatan untuk kemaslahatan hidup
Nama Kelompok 9 :

1. Diva Salsabillah (211101025)


2. Sahlatul Abidah (211101012)
3. Mahcica Afshokhun Nabila (221110011)

Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Gresik

Pendahuluan

Islam menaruh perhatian yang besar terhadap dunia kesehatan. Kesehatan


merupakan modal utama untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya.
Ajaran Islam yang selalu menekankan agar setiap orang memakan makanan yang baik
dan halal menunjukkan apresiasi Islam terhadap kesehtan, sebab makanan merupakan
salah satu penentu sehat tidaknya seseorang sebagaimana Firman Allah yang terdapat
dalam Q. S Al- baqarah : 168 , Yang artinya “ wahai sekalian manusia, makanlah
makanan yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi. Wahai orang-orang yang
beriman, makanlah dari apa yang baik-baik yang kami rezekikan kepadamu.” ( Q. S Al-
Baqarah : 168 ). (Pertiwi, 2013)

Anjuran Islam untuk bersih juga menunjukkan obsesi islam untuk mewujudkan
kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan kebersihan di pandang
sebagai bagian dari iman. Itu sebabnya ajaran islam sangat melarang pola hidup yang
mengabaikan kebersihan,seperti buang kotoran dan sampah sembarangan, membuang
sampah dan limbah di sungai atau sumur yang airnya tidak mengalir dan sejenisnya, dan
islam sangat menekankan Kesucian atau Al-thaharah, yaitu kebersihan atau kesucian
lahir dan batin. Dengan hidup bersih, maka kesehatan akan semakin terjaga, sebab selain
bersumber dari perut sendiri, penyakit sering kali berasal dari lingkungan yang kotor.

Islam merupakan agama yangmengatur seluruh aspek kehidupanmanusia tanpa


terkecuali, untuk mengaturkemakmuran di bumi guna menujukebahagiaan dunia dan
akhirat kelak. Salah satu penunjang kebahagian tersebut adalah dengan memiliki tubuh
yang sehat, sehingga dengannya kita dapat beribadah dengan lebih baik kepada Allah.
Agama Islam sangat mengutamakan kesehatan(lahir dan batin) dan menempatkannya
sebagai kenikmatan kedua setelah Iman. Selain itu, Islam sebagai agama yang sempurna
dan lengkap, telah menetapkan prinsip-prinsip dalam penjagaan keseimbangan tubuh
manusia. Banyak sekali ajaran Islam yang terkait kesehatan dan kebersihan, di antara
cara Islam dalam menjaga kesehatan ialah dengan menjaga kebersihan dan melaksanakan
syariat wudhu dan juga menjaga kebersihan fisik,tempat dan makanan. (Shodiqin, 2020)

Kesehatan merupakan salah satu faktor penting bagi kehidupan manusia karena
dengan kondisi sehat, manusia bisa beraktifitas dengan nyaman dan banyak berbuat
kebaikan dengan memberi manfaat kepada sesama manusia, hewan maupun tumbuhan
serta lingkungan di sekitarnya.Sementara manusia adalah makhluk yang kompleks yang
terdiri atas unsur fisik,psikis, sosial dan spiritual. Maka manakala seseorang mengalami
sakit tentunya harus dilakukan pemeriksaan dan penyembuhan secara
menyeluruh. Pepatah arab mengatakan: al-`aql al-salimfi al-jism al-salim, wa al-jism al-
salim fial-`aql al-salim (akal yang sehat terdapatpada badan yang sehat dan badan
yangsehat terdapat pada orang yang bermoralakal yang waras).

Pepatah di atas menunjukkan bahwa ada korelasi yang kuat antara sehatsecara
fisik, psikis, sosial, dan spiritual. Dimana setiap unsur dalam diri manusia saling
mendukung terbentuknya manusia yang sehat secara utuh. Manusia sehat ialah bukan
manusia yang terbebas dari penyakit fisik saja ataupun sebaliknya yaitu sehat dalam
konteks psikisnya saja.Manusia sehat ialah manusia yang sehat secara fisik, psikis,
sosial, dan sehat spiritualnya.

Pada hakikatnya manusia terdiri dari dua substansi, yaitu fisik dan psikis.
Substansi fisik sendiri adalah substansi material, tidak berdiri sendiri, tidak kekal dan
berada dalam alam jasad, sedangkan substansi psikis adalah substansi immaterial, berdiri
sendiri tidak berbentuk komposisi, mempunyai daya mengetahui dan menggerakkan,
kekal dan berada didunia metafisik. Fisik dan psikis berhubungan ketika al- nuṭfah
memenuhi syarat dengan jiwa yang kemudian keduanya berpisah bersamaan dengan
datangnya kematian. Dengan begitu kondisi fisik manusia adalah sebuah media yang
menjadikan manusia dapat berhubungan dengan manusia lainnya didunia dan juga
sebagai modal kebaikan untuk bekal hidup di akhirat.
Islam adalah agama yang komprehensif, suatu sistem dan jalan hidup sempurna
yang meliputi keseluruhan kemaujudan manusia. Ajaran-ajarannya diterapkan di semua
segi kehidupan termasuk dalam ilmu kesehatan. Islam mempunyai etika dalam
pelaksanaannya. Jika etika itu ditaati dianggap sebagai suatu kebaikan. Sedangkan kalau
etika itu dilanggar dianggap sebagai ingkar kepada Allah dan dosa.

Pembahasan

A. Pengertian kesehatan
Kesehatan adalah kata yang abstrak, pengertiannya sukar dirumuskan secara
konkret. Pendekatan yang lebih mudah dalam memahami arti lawan dari kesehatan itu
sendiri. Lawan dari kesehatan adalah penyakit. Penyakit adalah sesuatu pengertian
yang mengandung: penyebab, gejala-gejala atau sinitom penyakit, baik perubahan
yang kelihatan pada tubuh jasmaniah yang disebut tanda-tanda klinis maupun
perubahan yang ditemukan pada laboratorium seperti perubahan susunan sel-sel darah
merah, gula darah, perubahan jumlah atau komponen kencing, kotoran, dan
seterusnya (Kaelany, 2005).
Kesehatan merupakan salah satu faktor penting bagi kehidupan manusia
karena dengan kondisi sehat, manusia bisa beraktifitas dengan nyaman dan banyak
berbuat kebaikan dengan memberi manfaat kepada sesama manusia, hewan maupun
tumbuhan serta lingkungan di sekitarnya. Sementara manusia adalah makhluk yang
kompleks terdiri atas unsur fisik, psikis, social dan spiritual. Pepatah di atas
menunjukkan bahwa ada korelasi yang kuat antara sehat secara fisik, sosial dan
spiritual. Dimana setiap unsur dalam diri manusia saling mendukung terbentuknya
manusia yang sehat secara utuh.
Manusia sehat ialah bukan manusia yang terbebas dari penyakit fisik saja
ataupun sebaliknya yaitu sehat dalam konteks psikisnya saja. Manusia sehat ialah
manusia yang sehat secara fisik, psikis, sosial, dan sehat spiritualnya. Pada hakikatnya
manusia terdiri dari dua substansi, yaitu fisik dan psikis. Dengan begitu kondisi fisik
manusia adalah sebuah media yang menjadikan manusia dapat berhubungan dengan
manusia lainnya di dunia dan juga sebagai modal kebaikan untuk bekal hidup di
akhirat .
Kesimpulannya, bahwa setiap manusia mendambakan sebuah kehidupan yang sehat.
B. Macam-macam kesehatan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesehatan terbagi menjadi tiga
macam, di antaranya:
1. Kesehatan jasmani
Sehat jasmani adalah orang yang berdasarkan pemeriksaan fisik, laboratories
dan radiologis, tidak terserang penyakit atau tidak adanya kelainan
kelainan . Cirinya antara lain persoalan biologis dan fisiknya sehat. Fisik sehat
jika jasmaninya sehat, seperti menjaga pernafasan agar baik, jantung
sehat, otot lentur dengan gerak, dan tulang yang kuat dengan olahraga.
(jumarodin, 2008)
2. Kesehatan jiwa (psikis)
menurut Zakiah Daradjat sebagaimana dikutip oleh In‟amuzzahidin Masyhudi
dan Nurul Wahyu Arvitasari adalah terhindarnya seseorang dari gangguan-
gangguan jiwa dan gejala-gejala penyakit jiwa, yang mampu menyesuaikan
diri, sanggup menghadapi kesesuaian fungsi-fungsi jiwa dan merasa bahwa
dirinya berharga, berguna dan bahagia, serta dapat menggunakan potensi yang
ada padanya seoptimal mungkin. (Masyhudi, 2006)
3. Kesehatan masyarakat
Kesehatan masyarakat adalah upaya-upaya untuk mengatasi masalah sanitasi
yang mengganggu kesehatan. Kegiatan yang menopang terwujudnya
kesehatan masyarakat antara lain meliputi:
a. Kebersihan pakaian
Seorang muslim hendaknya memiliki pola hidup yang bersih dan menjadi
mujahid yang gigih dalam mewujudkan pribadi yang bersih terutama
tentang kebersihan pakaian seperti yang disebutkan dalam Q.S. al-
Muddaṡṡir: 1-7. Istilah al-ṭaharah di dalam al-Qur‟an memiliki cakupan
makna yang luas dan mendalam, tidak hanya meliputi kebersihan
fisik, seperti badan, pakaian, rumah ibadah, air makanan, minuman tapi
juga berkaitan dengan kesucian jiwa. Jika kebersihan lingkungan tersebut
dipadukan dengan kebersihan batin maka manusia akan merasakan
kebahagiaan lahir dan batin. (RI, 2009)

b. Kualitas makanan
Al-Qur‟an menekankan bahwa makanan itu harus memenuhi kualifikasi
ḥalālan ṭayyiban (halal dan baik). Makanan haram adalah makanan yang
dilarang oleh agama pemakannya, seperti babi, bangkai, darah ataupun
makanan yang tidak diijinkan oleh pemiliknya untuk dimakan. Sementara
halal adalah kebalikannya. Sementara ṭayyiban adalah makanan yang tidak
mengandung zat berbahaya dan bisa mendatangkan dan menjamin
kesehatan. (RI, 2009)
c. Memberi ASI (Air susu ibu) yang sempurna pada balita
Al-Qur‟an surat al-Baqarah ayat 233 menganjurkan kepada para ibu yang
mempunyai balita agar memberi ASI secara sempurna kepada si anak
selama dua tahun berturut-turut. Anjuran itu mengandung hikmah bagi
kesehatan si anak sekaligus untuk mengembangkan anak-anak yang sehat,
membina generasi muda yang kuat dan mengembangkan sumber daya
manusia yang berkualitas. ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi
karena di dalamnya mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi serta
mengandung zat kekebalan yang melindungi bayi dari berbagai kuman
penyakit. (RI, 2009)
d. Perbaikan kualitas dan sistem sanitasi
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan
maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan
bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini dapat
meningkatkan kesehatan manusia. Sanitasi berhubungan erat dengan upaya
penyehatan lingkungan, pengelolaan limbah, sampah, dan penataan saluran
dan buangan air di lingkungan tempat tinggal (RI, 2009). Selain itu, jika
seseorang ingin sehat kondisi sosialnya, maka orang tersebut harus menjalin
tali silaturrahmi yang baik dengan keluarganya, tetangganya,
masyarakatnya, rekan kerjanya dan alam sekitarnya, serta berpenampilan
apa adanya, wajar dan tidak berlebihan. Kehidupan sehari-hari dijalani
sesuai dengan norma dan nilai sosial yang dianut oleh masyarakat dalam
lingkungannya.
C. Ilmu kesehatan dan Kemanusiaan
Ilmu dapat dirumuskan sebagai usaha pemahaman manusia yang disusun
dalam satu sistem mengenai kenyataan, struktur, pembagian, bagian-bagian dan
hukum-hukum tentang hal ikhwal yang diselidiki (manusia, alam dan agama)
sejauh yang dapat dijangkau daya pemikiran yang dibantu penginderaan manusia
itu, yang kebenarannya diuji secara empiris, riset dan eksperimental.
Dalam ajaran Islam ilmu menempati kedudukan yang sangat tinggi. Ini
dibuktikan dengan banyaknya ayat-ayat al-Qur’an dan hadist nabi yang
mendorong umatnya untuk menuntut ilmu. Bahkan wahyu yang pertama turun
adalah tentang perintah membaca sebagi wahana menambah ilmu. Allah
meninggikan derajat orang-orang yang berilmu, sebagaimana

firman Allah swt:


ٍ E‫ج‬EَEٰ E‫ َر‬E‫ َد‬E‫ َم‬E‫ ْل‬E‫ع‬Eِ E‫ ْل‬E‫ ٱ‬E‫ا‬E۟E‫و‬Eُ‫ت‬E‫ ُأو‬E‫ن‬Eَ E‫ي‬E‫َّ ِذ‬E‫ل‬E‫ٱ‬E‫ َو‬E‫ ْم‬E‫ ُك‬E‫ن‬E‫ ِم‬E‫ ۟ا‬E‫و‬Eُ‫ن‬E‫ َم‬E‫ا‬E‫ َء‬E‫ن‬Eَ E‫ي‬E‫َّ ِذ‬E‫ل‬E‫ ٱ‬Eُ ‫هَّلل‬E‫ ٱ‬E‫ ِع‬Eَ‫ف‬E‫ر‬Eْ Eَ‫ي‬
E‫ ٌر‬E‫ي‬Eِ‫ب‬E‫ َخ‬E‫ن‬Eَ E‫و‬Eُ‫ل‬E‫ َم‬E‫ ْع‬Eَ‫ ت‬E‫ا‬E‫ َم‬Eِ‫ ب‬Eُ ‫هَّلل‬E‫ٱ‬E‫ َو‬Eۚ E‫ت‬
“Allah meninggikan baberapa derajat (tingkatan) orang-orang yang beriman
diantara kamu dan orang-orang yang berilmu (diberi ilmupengetahuan).dan Allah
maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al-Mujadilah : 11)
Ilmu sangat bermanfaat, tetapi jika tidak digunakan dengan baik,maka akan
menimbulkan bencana bagi manusia dan alam semesta . Untuk itu perlu ada etika,
ukuran-ukuran yang diyakini oleh para ilmuwan yang dapat menjadikan
pengembangan ilmu dan aplikasinya bagi kehidupan manusia agar tidak
menimbulkan dampak negatif.
Diantara cabang ilmu, terdapat ilmu kesehatan. Ilmu kesehatan bisa
diartikan sebagai ilmu yang berfungsi menjaga individu dan masyarakat terhadap
normalitas kesehatan baik jasmani, rohani, sosial maupun akalnya. Ilmu
kesehatan dan kemanusiaan mempunyai hubungan yang tidak terpisahkan karena
perkembangan sebuah ilmu ditentukan oleh manusia.
Peran manusialah yang menyebabkan ilmu kesehatan semakin berkembang
sampai sekarang. Melalui proses berpikir dan kesadaran yang tinggi akan
kesehatan, manusia dituntut untuk mengembangkan keilmuannya. Begitu pula
sebaliknya, dalam kehidupan manusia selalu bersinggungan dengan ilmu
kesehatan. Dalam proses kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan ilmu
kesehatan untuk menjalankan kehidupannya secara komplek.
Manfaat ilmu kesehatan tidak terbatas pada dokter, pasien dan penyakitnya saja.
Bahkan merupakan ilmu yang dekat dengan masalah hidup manusia. Baik tentang
lingkungan yang sehat, kebersihan yang bebas dari kotoran, lalat dan binatang
melata, kesehatan jiwa dan gangguan sosial. Jika manusia dapat memanfaatkan
ilmu kesehatan dengan didasari nilai-nilai positif dan etika Islam, maka akan
tercapai keseimbangan dan keselarasan dalam segi kehidupannya. (fanjari, 1996)
D. Ilmu Kesehatan untuk Kemaslahatan Hidup
Allah swt mendorong manusia untuk berusaha mengembangkan peradaban
dan keilmuannya dimuka bumi ini. Sebagaimana firmanNya:
E‫ن‬E‫ ِك‬Eَ‫ل‬EٰE‫و‬Eَ E‫ ُر‬E‫ص‬َ Eٰ E‫َأْل ْب‬E‫ ٱ‬E‫ى‬E‫ َم‬E‫ ْع‬Eَ‫ اَل ت‬E‫ا‬Eَ‫َّه‬E‫ِإن‬Eَ‫ ف‬Eۖ E‫ا‬Eَ‫ه‬Eِ‫ ب‬E‫ن‬Eَ E‫و‬E‫ ُع‬E‫ َم‬E‫ ْس‬Eَ‫ ي‬E‫ن‬Eٌ E‫ا‬E‫ َذ‬E‫ا‬E‫ َء‬E‫و‬Eْ ‫ َأ‬E‫ٓا‬Eَ‫ه‬Eِ‫ ب‬E‫ن‬Eَ E‫و‬Eُ‫ل‬Eِ‫ق‬E‫ ْع‬Eَ‫ ي‬E‫ب‬ ۟
ِ E‫ر‬Eْ ‫َأْل‬E‫ ٱ‬E‫ى‬Eِ‫ ف‬E‫ا‬EE‫و‬E‫ ُر‬E‫ي‬E‫ ِس‬Eَ‫ ي‬E‫ ْم‬Eَ‫ل‬Eَ‫َأف‬
Eٌ E‫و‬Eُ‫ل‬Eُ‫ ق‬E‫م‬Eْ Eُ‫ه‬Eَ‫ ل‬E‫ن‬Eَ E‫و‬E‫ ُك‬Eَ‫ت‬Eَ‫ ف‬E‫ض‬
E‫ ِر‬E‫و‬E‫ ُد‬E‫ص‬ ُّ E‫ل‬E‫ ٱ‬E‫ى‬Eِ‫ ف‬E‫ى‬Eِ‫َّت‬E‫ل‬E‫ ٱ‬E‫ب‬ Eُ E‫و‬Eُ‫ل‬Eُ‫ق‬E‫ ْل‬E‫ ٱ‬E‫ى‬E‫ َم‬E‫ ْع‬Eَ‫ت‬
“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati
yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan
itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta,
tetapi yang buta, ialah hati yang didalam dada”. (Al-Hajj: 46)
Islam telah membentangkan macam-macam ilmu pengetahuan di hadapan
kita, yang dapat dicapai oleh akal demi kemaslahatan hidup manusia. Diantaranya
Ilmu kesehatan yang mempelajari tentang jasmani, rohani, akal dan sosial . Ilmu
kesehatan sangat bermanfaat bagi kemaslahatan hidup. Telah kita ketahui bahwa
manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dalam dunianya.
Manusia membutuhkan orang lain untuk dapat membentuk, mengembangkan diri
dan melangsungkan kehidupannya agar dapat hidup lebih baik. Dengan
mempelajari ilmu kesehatan, akan timbul kesadaran untuk menolong sesama.
Islam mendorong agar menghormati ilmu kesehatan dan mencari pertolongan dari
mereka. Oleh karena itu manusia yang mendapatkan ujian penyakit dari Allah swt
harus melakukan ikhtiar untuk mengobatkan penyakitnya kepada ahli medis.
Sebaliknya, para ahli medis juga harus meningkatkan pelayanannya. Menurut Dr.
Ahmad Syauqi Alfanjari, Islam menyatakan bahwa pelayanan kesehatan sebagai
berikut:
1. Professionalisme
Menurut Islam pelayanan kesehatan tidak boleh dilakukan oleh orang
yang bukan ahli atau bukan profesinya. Rasulullah saw. bersabda:
“Barangsiapa menjadi tabib (dokter) tetapi ia tidak pernah belajar ilmu
kedokteran sebelumnya maka ia menanggung resikonya”. (Ditakhrij Abu
Daud dan Nasa’i)
2. Pertanggungjawaban
Seorang dokter harus berhati-hati dalam memberikan pelayanan
kesehatan, sehingga tidak terjadi kesalahan. Jika ini terjadi maka harus
dipertanggungjawabkan.
3. Setiap penyakit ada obatnya
Islam menganjurkan agar kita senantiasa berupaya melakukan penelitian
sehingga menemukan obat yang dapat menyembuhkannya. Rasulullah
saw. bersabda:
“Sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit melainkan menurunkan
obatnya. Maka jika didapatkan obat maka sembuhlah ia dengan izin
Allah”.
4. Spesialisasi
Islam mendorong spesialisasi (keahlian khusus) dalam pelayanan
kesehatan. Hal ini dimaksudkan agar setiap dokter benar-benar ahli dalam
bidang yang ditekuninya.
5. Tidak mengobati sebelum meneliti dengan cermat
Para ahli medis dilarang mengobati sebelum meneliti pasien dengan tepat
sehingga akan tahu jenis penyakit dan sebab-sebabnya.Ketika hubungan
antara para pakar ilmu kesehatan dan pasien dapat berjalan seimbang,
maka kemaslahatan hidup akan tercapai. (Anshary, 2002)
E. Kesimpulan
Kesimpulannya adalah bahwa setiap manusia mendambakan sebuah
kehidupan yang sehat. Dimana dalam menjalankan kehidupan sehari-hari mereka
dapat beraktivitas dengan baik sesuai kemampuan masing-masing. Maka dari itu
penting bagi kita menjaga kesehatan tubuh, kesehatan jiwa, dan kesehatan sosial
kita.
DAFTAR PUSTAKA

Anshary, H. Y. (2002). Problematika Hukum Islam kontemporer. Jakarta: pustaka firdaus.

fanjari, A. S. (1996). Nilai Kesehatan Dalam Syariat Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

jumarodin, d. (2008). Pelatihan Metode pengobatan islam. Yogyakarta: Diva press.

Kaelany, H. (2005). Islam dan Aspek-aspek kemasyarakatan. Jakarta : Sinar Grafika Offset.
Retrieved from Sinar Grafika Offset.

Masyhudi, I. (2006). Berdzikir dan Sehat ala Ustadz H. Hariyono: Menguak Pengobatan
Penyakit dengan Terapi Dzikir,. Semarang: Syifa Press.

Pertiwi, W. (2013, september 13). id.scribd.com. Retrieved from id.scribd.com:


https://id.scribd.com/doc/304958707/CONTOH-MAKALAH-AGAMA-ISLAM-
DAN-KESEHATAN#

RI, D. A. (2009). Kesehatan Dalam persepektif Al-Qur'an, tafsir Al-Qur'an tematik. Jakarta:
Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an,.

Shodiqin, R. (2020). KESEHATAN DALAM PANDANGAN ISLAM. AT-TARWIYAH,


Jurnal STAI Al-Washliyah Barabai- Vol.XIII.

Anda mungkin juga menyukai