Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu

dapat bekerja secara normal. Bahkan benda mati pun seperti kendaraan bermotor atau mesin, jika dapat berfungsi secara normal, maka seringkali oleh pemiliknya dikatakan bahwa kendaraannya dalam kondisi sehat. Kebanyakan orang mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan seorang dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil pemeriksaan yang dilakukannya mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal. Namun demikian, pengertian sehat yang sebenarnya tidaklah demikian. Pengertian kesehatan saat ini memang lebih luas dan dinamis, dibandingkan dengan batasan sebelumnya. Hal ini berarti bahwa kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan sesuatu secara ekonomi. Bagi yang belum memasuki dunia kerja, anak dan remaja, atau bagi yang sudah tidak bekerja (pensiun) atau usia lanjut, berlaku arti produktif secara sosial. Misalnya produktif secara sosial-ekonomi bagi siswa sekolah atau mahasiswa adalah mencapai prestasi yang baik, sedang produktif secara sosial-ekonomi bagi usia lanjut atau para pensiunan adalah mempunyai kegiatan sosial dan keagamaan yang bermanfat, bukan saja bagi dirinya, tetapi juga bagi orang lain atau masyarakat. Dalam kenyataan kehidupan manusia, soal sakit jasmani, dijadikan persoalan yang amat besar. Karena itu diadakan Fakultas Kedokteran, sekolah apoteker, sekolah farmasi, dan sekolah-sekolah lain diadakan kursus-kursus kesehatan, diciptakannya bermacam-macam alat dan obat untuk pengobatan, dan didirikan rumah sakit-rumah sakit yang besar dan kecil untuk tempat perawatan. Semua itu dengan pengerahan tenaga, biaya dan fikiran yang hebat sekali. Tetapi untuk penyakit rohani, boleh dikata belum ada usaha yang nyata, bahkan seperti telah kita katakan diatas sering tidak dihiraukan, malah ada yang berusaha dengan sekuat biaya, tenaga dan fikiran untuk menyebarkan bibit penyebabnya kesegenap lapisan masyarakat dengan rasa bangga dan mengeruk keuntungan yang lumayan untuk kepentingan pribadi-pribadi penyebar itu. Susahnya lagi yang disebari bibit penyakit itu juga merasa senang dan bangga sehingga tersebarlah penyakit rohani yang maha hebat ditengah-tengah masyarakat manusia. Pada hal akibat penyakit jasmani hanyalah bagi yang bersangkutan saja, sedangkan akibat bagi penyakit rohani sangat hebat, yaitu mengganggu kebahagiaan pribadi dan masyarakat manusia serta dunia dan akhirat. Rumusan Masalah Pengertian Sehat Pengertian Dasar Perawatan Rohani Islam Metode dan Teknik Perawatan Rohani bagi Orang Sehat Psikologi Orang Sakit 1

BAB II PEMBAHASAN

Pengertian Sehat Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat bekerja secara normal. Bahkan benda mati pun seperti kendaraan bermotor atau mesin, jika dapat berfungsi secara normal, maka seringkali oleh pemiliknya dikatakan bahwa kendaraannya dalam kondisi sehat. Kebanyakan orang mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan seorang dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil pemeriksaan yang dilakukannya mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal. Namun demikian, pengertian sehat yang sebenarnya tidaklah demikian. 1 Berikut beberapa pengertian sehat menurut para ahli : Sehat adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dengan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya (Perkin 1938). Sehat adalah keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa oleh ahlinya tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda penyakit atau kelainan (White 1977). Sehat adalah suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU Kesehatan No. 23 tahun 1992). Keempat dimensi kesehatan tersebut saling mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat kesehatan seseorang, kelompok atau masyarakat. Itulah sebabnya, maka kesehatan bersifat menyeluruh mengandung keempat aspek. Perwujudan dari masing-masing aspek tersebut dalam kesehatan seseorang antara lain sebagai berikut: Kesehatan Fisik Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan. Kesehatan Mental

1 Sapuri, Rafi. Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern. Jakarta: Rajawali Pers, 2009. Hal 28 2

Kesehatan mental atau kesehatan jiwa mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa (Allah SWT dalam agama Islam). Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya. Kesehatan Sosial Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai. Kesehatan Ekonomi Sehat jika ditinjau dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Kitab suci Al-Quran merupakan sumber pedoman, bimbingan, dan kekuatan bagi kaum muslim di seluruh penjuru di dunia. Melalui Al-Quran, islam membimbing manusia menuju hidup sehat baik lahir maupun batin. Tidak sedikit hadis-hadis Nabi Muhamad yang mengandung nilai-nilai medis. Yang selanjutnya mempengaruhi perkembangan ilmu kedokteran Islam. 2 Berpedoman kepada Al-Quran dan al-sunah, Islam membimbing manusia menuju hidup sehat, yaitu prilaku takwa berupa prilaku yang ditandai ketaatan kepada sang Pencipta sebagai konsep kesehatan Islami. Islam menolak praktek kesehatan apapun yang bertentangan dengan ajaran islam. Misalnya memohon bantuan dengan benda yang dianggap keramat atau oarng ang memiliki kekuatan sedangkan amalan-amalannya bertentangan dengan ajaran Islam. Pengertian kesehatan tidak dijumpai dalam al-Quran, walaupun hal ini tidak berarti bahwa al-Quran tidak mementingkan masalah kesehatan. Al-quran kelihatanya tidak ingin terlibat dalam perdebatan dalam pengertian kata-kata, melainkan lebih menukik kepada sebabsebab yang dapat menimbulkan kesehatan, seperti perintah makan dan minum yang halal dan baik, tidak berlebihan, tidak memabukkan, dll. Demikian pula kata afiyah tidak dijumpai dalam al-quran. Melainkan terdapat dalam hadis Nabi yang artinya: Ya Alloh perkayalah diriku dengan ilmu, hiasilah diriku dengan ketakwaan dan percantiklah diriku dengan kesehatan yang sempurna. Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI), merumuskan kesehatan sebagai Kesehatan jasmani, ruhaniah, dan social yang dimiliki manusia sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan tuntunan-Nya, memelihara, serta mengembangkannya.

2 Sapuri, Rafi. Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern. Jakarta: Rajawali Pers, 2009. Hal 28 3

Kata-kata sehat selanjutnya menjadi sifat atau keadaan yang menyangkut kesehatan secara universal. Yaitu bukan hanya kesehatan jasmani dan rohani saja, melainkan juga kesehatan social (masyarakat). Penjelasan secara rinci dapat diuaraikan sbb: Pengertian Dasar Perawatan Rohani Islam Sebelum membahas pengertian perawat rohani islam atau dalam istilah modernnya Spiritual Care ( istilah ini ditemukan di RSUD Al-ihsan Baleendah) yang berarti kesehatan spiritual maka terlebih dahulu saya mulai dengan pembahasan sejarah awal keperawatan ruhani. Kesehatan ini terletak pada ruhani seseorang yang dapat dinyatakan normal jika dalam kehidupan sehari-sehari normal yakni segala kehidupannya, urusannya, dan hatinya hanya kepada sang Maha Pencipta yakni Allah SWT.3 Dalam Kegiatan pelayanan keperawatan berkualiatas telah dimulai sejak seorang perawat muslim pertama yaitu Siti Rufaidah pada jaman Nabi Muhammad S.A.W, yang selalu berusaha memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa membedakan apakah kliennya kaya atau miskin. Elly Nurahmah, 2001). Ada pula yang mengenal sebagai Rufaidah binti Saad/Rufaidah Al-Asalmiya dimana dalam beberapa catatan publikasi menyebutkan Rufaidah Al-Asalmiya, yang memulai praktek keperawatan dimasa Nabi Muhammad SAW adalah perawat pertama muslim (Kasule, 2003; Mansour & Fikry, 1987). Sementara sejarah perawat di Eropa dan Amerika mengenal Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan modern, Negara di timur tengah memberikan status ini kepada Rufaidah, seorang perawat muslim (Jan, 1996). Talenta perjuangan dan kepahlawanan Rufaidah secara verbal diteruskan turun temurun dari generasi ke generasi di perawat Islam khususnya di Arab Saudi dan diteruskan ke generasi modern perawat di Saudi dan Timur Tengah (Miller Rosser, 2006). Demikian perawat Indonesia khususnya lebih mengenal Florence Nightingale sebagai tokoh keperawatan, yang mungkin saja lebih dikarenakan konsep keperawatan modern yang mengadopsi litelature barat. Florence Nightingale (Firenze, Italia, 12 Mei 1820 13 Agustus 1910) adalah pelopor perawat modern. Ia dikenali dengan nama The Lady With The Lamp dalam bahasa Inggris yang berarti Sang Wanita dengan Lampu. Nama depannya, Florence merujuk kepada kota kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris. (Wikipedia). DI Indonesia mungkin hal serupa juga terjadi, tinggal bagaimana keperawatan dan islam dapat berkembang sejalan dalam harmoni percepatan tuntutan asuhan keperawatan, kompleksitas penyakit, perkembangan tehnologi kesehatan dan informatika kesehatan. Agar tetap mengenang dan menteladani sejarah perkembangan keperawatan yang di mulai oleh Rufaida binti Saad. Dasar perawatan rohani islam adalah proses pengobatan, pemeliharaan dan pengembangan rohani dari segala macam gangguan dan penyakit yang mengotori kesucian fitrah ruhani agar selamat sejahtera dunia akhirat didasarkan kepada tuntunan al-Quran, as-sunnah dan hasil ijtihad melalui metodologi penalaran:istinbathiy (dedukatif), istiqraiy (induktif/ riset), iqtibasiy (meminjam teori) dan irfaniy (laduni/ hudhuri).

3 Sapuri, Rafi. Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern. Jakarta: Rajawali Pers, 2009. Hal 28 4

Kaitanya didalam kehidupan akan terlihat jelas dan tidak direkayasa, menurut saya tidak hanya badan yang memerlukan perawatan tapi juga rohani, jadi perawatan rohani itu sangat penting karena bisa membersihkan dari penyakit-penyakit yang di derita oleh rohani. Oleh karena itu dalam keperawatan ini manusia sangat dianjurkan untuk menjaga hati, lisan, dan tingkah laku agar Ia sehat secara holistic (menyeluruh) baik bio, psiko, sosio, spiritual. Dalam keperawatan ruhani islam ini lebih menekankan kapada pasien atau seseorang agar lebih mendekatkan diri kepada allah SWT. Agar jiwa menjadi tenang dan tentram tanpa beban yang bersemayam dalam hati seseorang yang bias mengakibatkan penyakit psikosomatis. Terdapat tuntunan doa dan dzikir bagi pasien sebagai pemenuhan nutrisi ruhani. Dari Mahmud bin Labid ra. Sesungguhnya Nabi Saw. bersabda, Ada dua yang dibenci oleh anak keturunan Adam (manusia): 1) Kematian, padahal kematian itu lebih baik baginya daripada fitnah; 2) Manusia menbenci sedikit harta, itu lebih ringan hisabnya (pada hari kiamat). (HR. Ahmad-majmauz Zawaaid). Metode dan Teknik Perawatan Rohani bagi Orang Sehat Ada beberapa metode untuk perawatan rohani dalam dunia warois (keperawatan rohani islam) yaitu : Takholli, Tahalli, dan Tajalli. Ketiga metode tersebut merupakan suatu tahapan apabila kita ingin diri ini senantiasa bersih, yang harus dilalui step by step. Takholli adalah metode untuk membersihkan dan mengosongkan diri dari berbagai kotoran dari penyakit spiritual yang menjadi hijab dan beban diri. Misal : dosa, kelalaian, dzalim dll. Adapun tekniknya diantaranya : teknik pengenalan diri, teknik pembersihan diri, sholat tobat, muhasabah, teknik dzikir, baca quran, teknik pengembangan kontrol diri, teknik paradoks; Takholli ini merupakan step awal, dimana kita mulai kenali diri terlebih dahulu, kemudian kita buka memory dosa-dosa yang telah diperbuat, setelah itu merenungkannya dan memulai lagi lembaran baru dengan niat yang tulus untuk tidak mengulangi lagi kejelekankejelekan yang telah lampau, kita ibarat kertas kosong yang belum tergoreskan tinta. Tahalli adalah bagaimana mengisi diri setelah dibersihkan. Misal: pengisian diri dengan perbuatan dan sifat-sifat terpuji, internalisasi nilai kebaikan dalam diri termasuk pengembangan potensi diri. Tahap kedua merupakan saatnya untuk menanam, mengisi, mewarnai diri kita dengan hal-hal yang bersifat kebaikan supaya setelah diri kita bersih dari kotoran-kotoran yang memenuhi, kembali terisi dengan hal positif tentunya. Tajalli, untuk pemantapan dan pendalaman materi yang telah dilalui pada fase tahalli, rangkaian pendidikan akhlak disempurnakan pada fase tajalli. Kata tajalli bermakna terungkapnya nur ghaib. Agar hasil yang diperoleh jiwa dan organ-organ tubuh yang telah terisi dengan butir-butir mutiara akhlak dan terbiasa melakukan perbuatan luhur tidak berkurang, rasa ketuhanan perlu dihayati lebih lanjut. Step terakhir merupakan langkah dimana kita mulai merealisasikan dan konsisten berbuat kebaikan, pererat hubungan vertikal kita dengan Allah dan rasakanlah bahwa dimanapun kita berada dan melakukan apapun Allah selalu mengawasi. Dengan begitu setiap yang kita perbuat tentunya selalu ada pada jalan dan sesuai dengan yang telah disyariatkan. Psikologi Orang Sakit Definisi penyakit 5

Penyakit adalah: gangguan adaptasi yang progresif (Prof. DR. P.C. Kuiper, 1973). Penyakit adalah terganggu atau tidak berlangsungnya fungsi-fungsi psikis dan fisis; yaitu ada kelainan dan penyimpangan yang mengakibatkan kerusakan dan bahaya pada organ atau tubuh, sehingga bisa mengancam kehidupan. Orang disebut sakit apabila dia mengalami kelainan/penyimpangan yang mengakibatkan kerusakan dan bahaya organ atau tubuh, dan bisa mengancam kehidupannya. Masalah yang menjadi Penyebab Orang Sakit Masalah Fisik Masalah fisik ini datanganya dari fisik kita sendiri akibat adanya gangguan-gangguan baik yang disebabkan oleh bakteri atau virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, dan organ tubuh kita. Masalah Psikis Selain penyakit yang didatangkan dari jasmani ada juga penyakit yang didatangkan dari masalah ruhani, banyak penelitian yang mengatakan bahwa jenis penyakit tertentu seperti jantung, darah tinggi, maag, liver, depresi, stress dll. Perawatan secara medis banyak yang tidak berhasil andaikan dianalisis lebih teliti lagi kondisi kondisi pasien ternyata penyebab utamanya adalah masalah kejiwaan (psikis). Fase-fase Emosional Orang Sakit Penolakan (denial). Merupakan reaksi yang umum terjadi pada penderita penyakit kronis seperti jantung, sikap pasien akan menolak bahwa penyakit yang dideritanya itu berat dan yakin bahwa penyakitnya akan sembuh padahal sudah kronis. Cemas. Setelah muncul diagnosa penyakit kronis, kecemasan pada pasien akan terlihat merasa terkejut atas reaksi dan perubahan yang terjadi pada dirinya bahkan membayangkan kematian. Depresi. Hal ini uga umum terjadi pada pasien yang mempunyai penyakit kronis tingkatan ini lebih parah lagi dari rasa cemas sebelumnya.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Kita sudah mengetahui berbagai macam penyakit hati seperti tamak, Syahwat iri dan dengki , kikir kemunafikan dan riya serta obat dari penyakit itu sendiri seperti: pandai bersyukur menjalankan perintahnya dan menjauhi segala larangannya serta senantiasa berZikir dan berdoa kepada Allah SWT dan berusaha menumbuhkan rasa senang dang senantiasa ikhlas sifat sabar dan lapang dada Seperti yang ada dalam surat Al Imran ayat 191 yaitu orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penepatan langit dan bumi ( seraya berkata ) : ya tuhan kami tiadala engkau menciptakan ini dengan sia sia maha suci engkau maka perihalah kami dari siksa neraka

B. Kritik Dan Saran Dengan makalah yang berjudul Penyakit Hati dan Obatnya kami sebagai pemakalah sangat mengharapkan dorongan dan ikut serta dalam pembuatan makalah ini, serta kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk pembuatan makalah selanjutnya. Apabila didalam makalah kami ini terdapat banyak kesalahan baik dlam penulisan maupun dalam kata-kata kami mohon maaf dan kepada Allah SWT kami mohon ampun.

KATA PENGANTAR iii Assalamualaikum Wr,Wb Dengan Rahmat Allah YME yang telah memberi kesehatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini Semoga isi makalah kami ini dapat bermanfaat untuk memperbaiki Ahlak kita dalam kehidupan sehari hari untuk masa yang akan datang kami sebagai pemakalah, sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun , untuk mendapatkan hasil yang lebih baik untuk selanjutnya , apabila terdapat kesalahan dalam penulisan , kami sebagai pemakalah mohon Maaf dan kepada Allah kami mohon Ampun kami akhiri samapai disini Wabillahotaufik Walhodayah Wassalamualakum Wr, Wb

Daftar Pustaka

Sapuri, Rafi. Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern. Jakarta: Rajawali Pers, 2009. Arifin, H. Isep Zainal. Bimbingan Penyuluhan Islam: Pengembangan Dakwah Melalui Psikoterapi Islam. Bandung: Rajawali Pers, 2008. Nasution, Harun . Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya. Jakarta: UI Press, 1979. Nata, H. Abbuddin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 2009. Kailani, Qamar. Fi At-Tashawwuf Al-Islam. Kairo: Dar Al-Maarif, 1969. Solihin, M. dan Rosihon Anwar. Ilmu Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia, 2008). Kartono, Kartini. Patologi Sosial 3: Gangguan-Gangguan Kejiwaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFATR ISI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Batasan Masalah Tujuan 2

i ii 1 2

BAB II PEMBAHASAN Pengertian Sehat 3 Pengertian Dasar Perawatan Rohani Islam 6 Psikologi Orang Sakit 8 Metode dan Teknik Perawatan Rohani bagi Orang Sehat

BAB III PENUTUP Kesimpulan 10 DAFTAR PUSTAKA iii

MAKALAH TEKNIK WAROHIS Perawatan Rohani Islam Bagi Orang Yang Sehat ii

iii 9

DISUSUN OLEH : Muharipin 211 332 7915

Dosen Triyani Puji Astuti, S.Sos, MA, Si

PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAM FAKULTAS USHULUDIN ADAN DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI IAIN (BENGKULU) 2014

10

Anda mungkin juga menyukai