Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TEKNIK KONSELING

Teknik Reflection of Feelings

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

Jely Sabtiani (1193351044)

Nur Afifah (1193151036)

Dosen Pengampu :Miswanto, S. Pd, M. Pd

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PSIKOLOGI BIMBINGAN DAN KONSELING

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Berkat dan
Anugerah-Nya, penulis mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah Teknik Konseling.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini, khususnya kepada bapak dosen mata kuliah Teknik
Konseling, yang telah memberikan tugas dan petunjuk, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.

Terlepas dari upaya penulis untuk menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya, penulis
tetap menyadari bahwa selalu ada kekurangan, baik dari segi penggunaan kosa-kata, tata bahasa,
maupun kekurangan-kekurangan lainnya.

Oleh karena itu, dengan lapang dada penulis mengharapkan kritikan dan saran dari
pembaca, agar dapat memperbaiki kualitas dan menjadi perbaikan untuk membuat makalah
berikutnya.

Medan, 24 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

…………………. 2

DAFTAR ISI

…………………………. 3

BAB I PENDAHULUAN ……………. 4

A. Latar Belakang 4
B. Tujuan 4
C. Manfaat 4

BAB II PEMBAHASAN 5

BAB III PENUTUP 17

A. Kesimpulan 17
B. Saran 17

DAFTAR PUSTAKA 18
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Refleksi perasaan adalah pola respon/teknik menanggapi pembicaraan konseli dengan


memantulkan perasaan/sikap yang terkandung dalam pernyataan konseli.Pola respons atau teknik
menanggapi pembicaraan konseli dengan memantulkan perasaan/sikap yang terkandung dalam
pernyataan konseli.

Kemudian konselor harus menggabungkan kedua pesan yang disampaiakan melalui bahasa
verbal dan bahasa nonverbal ini supaya sampai pada suatu pemahaman dan pengertian yang
akurat tetang pesan apa yang ingin disampaikan oleh klien. Dengan demikian observasi menjadi
sangat penting. Tetapi, adakalanya pesan yang ditangkap melalui aspek verbal dan non verbal
bisa berbeda, konselor harus dapat menangkap hal ini dan kemudian menyaring dan mencari
“bukti-bukti”, tentang apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh klien. Seorang konselor
harus dapat mendengarkan dengan telinga ketiga.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari teknik reflection of feeling?
2. Apa - apa saja manfaatnya?
3. hal-hal apa saja yg harus diperhatikan dalam teknik raflection of feelings ?
4. Apa saja teknik dalam penggunaan reflection of feelings

C. TUJUAN MAKALAH

1. Untuk mengetahui apa itu reflection of feelings


2. Agar mengetahui manfaat dari teknik reflection of feeling
3. Mengetahui teknik-teknik penggunaan reflection of feeling
4. Agar mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam teknik reflection of feelings

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Reflection of Feelings


Reflection of feelings adalah teknik yang digunakan konselor untuk menyatakan kembali
pernyataan klien dengan kata-kata yang ada dibalik (dibelakang) pernyataan klien. Saat kita
mendengarkan dengan baik kita tidak hanya saja menangkap isi dari pesan yang disampaikan
oleh konseli namun juga perasaan yang mengiringinya. Kita perlu mengungkapkan isi perasaan
konseli yang kita tangkap supaya konseli mengetahui bahwa kita mendengarkan dan
memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Sebagian besar konseli yang merasa terganggu akan
bersikap defensif dan merasa tidak dipahami. Tetapi ketika konselor menggunakan teknik ini,
ketakutan mereka atas perasaan tidak diterima, mulai berkurang. Menurut Okun (1987) teknik
reflection of feeling ini memberikan sebuah fungsi untuk mendorong dan merupakan teknik
yang paling efektif untuk digunakan pada fase awal dan pertengahan konseling. Selain itu, teknik
reflection of feeling juga membantu memutuskan lingkaran neuritis yang sering dialami konseli
dan juga menantang tiap-tiap konseli untuk mengambil tanggung jawab atas diri mereka sendiri.

B. Manfaat Reflection of Feelings


Manfaat lain penggunaan reflection of feeling dalam proses konseling menurut Brammer (1995)
adalah:
● membantu individu untuk merasa dipahami secara mendalam
● konseli merasa bahwa perasaan menyebabkan tingkah laku
● memusatkan evaluasi pada konseli
● memberi kekuatan untuk memilih
● memperjelas cara berfikir konseli
● menguji kedalaman motif-motif konseli
Brammer (1982:) mengartikan reflection 0f feeling: adalah usaha yang dilakukan oleh konselor
yang diungkapkan dengan kata-kata untuk menguraikan katakata baru yang diekspresikan oleh
konseli. Selanjutnya menurut Sunardi (1991) reflection of feeling atau pemantulan perasaan
klonseli adalah suatu respon yang dibuat oleh konselor dengan ungkapan kata-katanya sendiri
untuk mengkomunikasikan perasaan konseli, baik verbal maupun non verbal. Pernyataan dari
konselor tersebut menyempurnakan secara tepat ungkapan konseli yang dinyatakan secara tidak
langsung. Dalam refleksi perasaan konseli, konselor dituntut untuk mendengarkan dengan hati-
hati pernyataan konseli dengan mengatakan dengan kata-kata lain isi dan pesan konseli, tetapi
tidak menekankan pada perasaan yang diungkapkan konseli.

Menyadari bahwa konselor tidak yakin benar akan ketepatan kata-kata sifat yang dikemukakan,
maka bentuk pemantulan perasaan biasanya didahului dengan kata-kata, seperti: agaknya, rupa-
rupanya, barangkali, nada-nadanya, kelihatannya, sepertinya, nampaknya, kiranya.

C. Teknik-teknik dalam Reflection of Feeling Terdapat beberapa teknik dalam reflection of


feeling yaitu:
1). A sentence stem using, untuk menerima informasi tentang dimulainya refleksi perasaan klien,
contohnya; “tampaknya anda merasa . . .”, “kedengarannya anda seperti…”,
2). A feeling label, contohnya; “tampaknya anda merasa buruk tentang . . .”, “sepertinya anda
anda bener-benar merasa lemah . . .”, “kelihatannya anda bahagia/sedih sekali”
3) A context or brief paraphrase, berfungsi untuk memperluas refleksi perasaan klien, contohnya;
“tampaknya anda merasa buruk tentang semua hal yang terjadi atas masa lalu anda”.
4). The tense of the reflection may be important, karena masa sekarang lebih berguna atau
bermanfaat dari pada masa lalu, dan tidak ada salahnya untuk menijau masa lalu karena bisa
membantu dalam berpikir kembali.
5). A check-out, berfungsi membantu terhadap perasaan klien yang tidak terucapkan, misalnya
“anda merasa marah hari ini?”, “saya mendengar anda dengan jelas”.

D. Kesukaran dalam Penerapan Teknik Reflection of Feelings


Ada kesukaran dalam penerapan teknik ini. Dua hal yang menyebabkan:
● Adanya kecenderungan pengulangan yang tidak perlu (menggunakan kata-kata sifat yang
sama) di dalam kata-kata pendahuluan, dan
● Timing: waktu yang tepat.

E. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Reflection of Feeling


Menurut Brammer (1995) hal-hal yang harus diperhatikan adalah :

● menghindari stereotip,
● memilih waktu yang tepat untuk merespon pernyataan konseli
● menggunakan kata-kata perasaan yang melambangkan perasaan/sikap konseli secara
tepat
● menyesuaikan dengan bahasa yang digunakan dengan kondisi konseli
Contoh :
Konseli : “Saya juga belum tahu mau bekerja apa dan dimana. Yang terpikir saat ini adalah agar
saat ini saya memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan diri saya, terutama untuk biaya
kuliah saya. Kebutuhan sudah sangat mendesak tapi saya tidak tahu harus bagaimana lagi”

Kata penuntun/(clue): mau bekerja apa, saya tidak tahu harus bagaimana lagi

Konseli: “Sepertinya anda merasa kuatir (resah) karena anda tidak mempunyai pendapatan untuk
memenuhi kebutuhan anda”.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Reflection of Feeling adalah teknik dasar komunikasi dalam konseling yang berarti pemantulan
perasaan. Sesuai dengan artinya, maka teknik ini digunakan oleh konselor untuk menanggapi
pembicaraan konseli dengan memantulkan perasaan atau sikap yang terkandung dalam
pernyataan konseli. Selain itu, reflection of feeling merupakan pemantulan perasaan yang
dilakukan oleh konselor kepada konseli sebagai hasil pengamatan perilaku verbal dan non verbal
konseli selama proses konseling.
Tujuan dilakukannya teknik reflection of feeling adalah sebagai berikut.
1. Konselor memperoleh kejelasan tentang perasaan konseli atas suatu peristiwa atau
pengalamannya.
2. Konseli merasa dimengerti perasaannya.
3. Mengarahkan pembicaraan yang lebih dalam terkait dengan perasaan konseli.
Teknik ini perlu digunakan oleh konselor untuk menunjang terlaksananya konseling yang
produktif. Ketika konselor mampu merefleksikan dengan tepat perasaan konseli, maka secara
tidak langsung, kepercayaan konseli akan kredibilitas konselor akan meningkat, yang pada
akhirnya akan berujung pada tercapainya tujuan konseling dengan tepat.
Saran

Diharapkan segala informasi dan media pembelajaran yang kelompok kami sajikan dapat
bermanfaat sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya dan terutama kepada kelompok
penyaji.

Daftar Pustaka
Raka,Joni,T,dkk.2007. Penajaman Teknik Konseling & Psikoterapi. Universitas Negeri Malang:
Program Pasca Sarjana.

Sri Esti Wuryanti, Dra. 1991. Latihan Ketrampilan Berkomunikasi dalam Konseling.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang.

Fauzan Lutfi, dkk. 2008. Teknik-teknik Komunikasi untuk Konselor. Malang: UMM
Supriyo, dan Mulawarma. 2006. Keterampilan Dasar Konseling. Semarang.: Unnes.

Anda mungkin juga menyukai