DOSEN PENGAMPU
Dr.Chandra Manik
BK REGULER E
DISUSUN OLEH :
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Kami mengucapkan syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik
maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai
tugas rutin dari mata kuliah Agama Kristen Protestan dengan judul “Fungsi Agama dalam
kehidupan” . Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima
kasih.
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk hidup yang sangat istimewa, Karena manusia berbeda
dengan makhluk yang lainnya. Manusia diberi akal dan pikiran untuk bertindak sesuai
dengan etika dan nilai-nilai moral yang berlaku sesuai dengan kehendaknya, Lingkungan dan
ajaran agama yang dianutnya. Nilai-nilai dan norma-norma yang memberikan arah dan
makna bagi manusia dalam bertindak ialah agama.
Agama sebagai bentuk keyakinan manusia terhadap sesuatu yang bersifat Adikordrati
(Supernatural) ternyata seakan menyertai manusia dalam ruang lingkup kehidupan yang luas.
Agama memiliki nilai-nilai bagi kehidupan manusia sebagai orang per orang maupun dalam
hubungannya dengan kehidupan bermasyarakat. Selain itu agama juga memberi dampak bagi
kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dibawah ini adalah sebagai berikut:
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengetahui peran agama bagi manusia,
ajaran agama sebagai jalan keselamatan, fungsi sosial agama dan tujuan agama.
BAB II PEMBAHASAN
Ada beberapa alasan tentang mengapa agama sangat penting dalam kehidupan manusia,
antara lain adalah:
• Karena agama merupakan petunjuk kebenaran.
• Karena agama merupakan sumber moral.
• Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia.
• Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
Sebagaimana institusi sosial lainnya, agama juga memiliki fungsi yang sangat urgen bagi
masyarakat. Fungsi ini sangat berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan manusia untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan pemeliharaannya. Secara sosiologis, pengaruh
agama bisa dilihat dari dua sisi, yaitu pengaruh yang bersifat positif atau pengaruh yang
menyatukan (integrative factor) dan pengaruh yang bersifat negatif atau pengaruh yang
bersifat destruktif dan memecah-belah (desintegrative factor).
Pembahasan tentang fungsi agama disini akan dibatasi pada dua hal yaitu agama sebagai
faktor integratif dan sekaligus disintegratif bagi masyarakat.
1. Fungsi Integratif Agama
Peranan sosial agama sebagai faktor integratif bagi masyarakat berarti peran agama dalam
menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara anggota-anggota beberapa masyarakat
maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka. Hal ini
dikarenakan nilai-nilai yang mendasari sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama
oleh kelompok-kelompok keagamaan sehingga agama menjamin adanya konsensus dalam
masyarakat. Hal ini semakin diperkuat dengan adanya konsep sakral yang melingkupi nilai-
nilai keagamaan sehingga hal tersebut tidak mudah untuk dirubah dan memiliki otoritas yang
kuat di masyarakat.
Dengan mendasarkan pada perspektif fungsionalis, Thomas F. O’Dea mengungkapkan bahwa
agama memiliki fungsi dalam menyediakan dua hal. Pertama, suatu cakrawala pandangan
tentang dunia luar yang tidak terjangkau oleh manusia (beyond). Kedua, sarana ritual yang
memungkinkan hubungan manusia dengan hal diluar jangkauannya, yang memberikan
jaminan dan keselamatan bagi manusia. Lebih jauh, dengan mendasarkan pada dua hal diatas,
ia mengungkapkan enam fungsi agama sebagai berikut:
a. Agama mendasarkan perhatiannya pada sesuatu yang berada di luar jangkauan manusia
yang melibatkan takdir dan kesejahteraan, agama menyediakan sarana emosional penting
yang membantu manusia dalam menghadapi ketidakpastian.
b. Agama menawarkan suatu hubungan transendental melalui pemujaan dan upacara
peribadatan, karenanya agama memberikan dasar emosional bagi rasa aman baru dan
identitas yang lebih kuat ditengah kondisi ketidakpastian dan ketidakmungkinan yang
dihadapi manusia.
c. Agama mensucikan norma-norma dan nilai-nilai masyarakat yang telah terbentuk,
mempertahankan dominasi tujuan kelompok diatas kepentingan individu dan disiplin
kelompok diatas dorongan hati individu. Denagn demikian agama berfungsi untuk membantu
pengendalian sosial, melegitimasi alokasi pola-pola masyarakat sehingga membantu
ketertiban dan stabilitas.
d. Agama juga melakukan fungsi yang bertentangan dengan fungsi sebaliknya, yaitu
memberikan standar nilai dalam arti dimana norma-norma yang sudah terlembaga bisa dikaji
kembali secara kritis sesuai dengan kebutuhan masyarakat, terutama agama yang
menitikberatkan pada transendensi Tuhan dan pada masyarakat yang mapan.
e. Agama melakukan fungsi-fungsi identitas yang penting. Melalui peranserta manusia dalam
ritual agama dan do’a, mereka juga melakukan unsur-unsur signifikan yang ada dalam
identitasnya. Dalam periode perubahan dan mobilitas sosial yang berlangsung cepat,
sumbangan agama terhadap identitas menjadi semakin tinggi. Salah satu contoh tentang hal
ini dikemukakan oleh Will Herberg melalui studinya tentang sosiologi agama Amerika di
tahun 1950-an, dimana salah satu cara penting dimana orang Amerika membentuk
identitasnya adalah dengan menjadi salah satu anggota dari “tiga agama demokrasi”, yaitu:
Protestan, katholik, dan Yahudi.
f. Agama juga berperan dalam memacu pertumbuhan dan kedewasaan individu, serta
perjalanan hidup melalui tingkat usia yang ditentukan oleh masyarakat.
Dari keenam fungsi yang dijalankan oleh agama diatas, nampak bahwa agama memiliki
peran yang urgen tidak hanya bagi individu tetapi sekaligus bagi masyarakat. Bagi individu,
agamaberperan dalam mengidentifikasikan individu dengan kelompok, menghibur ketika
dilanda kecewa, memperkuat moral, dan menyediakan unsur-unsur identitas. Sedangkan bagi
kehidupan bermasyarakat, agama berfungsi menguatkan kesatuan dan stabilitas masyarakat
dengan mendukung pengendalian sosial, menopang nilai-nilai dan tujuan yang mapan, dan
menyediakan sarana untuk mengatasi kesalahan dan keterasingan.
D. Tujuan Agama
Agama mempunyai tujuan untuk menjadi tatanan kehidupan (aturan) yang berasal dari
Tuhan dimana hal tersebut nantinya mampu membimbing manusia menjadi seseorang yang
berakal dan berusaha mencari kebahagiaan hidup baik itu di dunia ataupun di akhirat sebagai
bekal dalam kehidupan di tahap yang selanjutnya di alam fana.
Selain itu, agama juga bertujuan memberikan pengajaran kepada para penganutnya agar
dapat mengatur hidupnya sedemikian rupa guna memperoleh kebahagiaan untuk dirinya
sendiri ataupun untuk masyarakat sekitar. Lebih lanjut lagi, agama dapat menjadi sebuah
pembuka jalan untuk bertemu dengan Sang Pencipta Mansuia yaitu Tuhan Yang Maha Esa
ketika manusia mati kelak.
BAB III PENUTUP
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau sering disingkat dengan KBBI, agama
merupakan suatu sistem yang mampu mengatur tata keimanan dan kepercayaan serta ibadah
pada Tuhan Yang Maha Kuasa disertai dengan tata kaidah yang berkaitan langsung dengan
ciri pergaulan manusia dengan manusia lainnya ataupun manusia dengan lingkungan
sekitarnya.