Anda di halaman 1dari 13

TEKNIK KONSELING : OPENING ATTENDING

Disusun Oleh Kelompok 3:

Cinderella K.S Marpaung (1193351042)

Ulinsa Sepdarisa Br. Kembaren (1193151029)

Elsa Saday Pandiangan (1193351054)

Kelas: Reguler D 2019

Dosen Pengampu: Miswanto, S. Pd. M. Pd

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Tugas ini dibuat
untuk memenuhi salah satu mata kuliah “Teknik Konseling”.

Tugas ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, apabila dalam tugas ini terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan, kami mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan
pemahaman kami masih terbatas. Penyusun juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dalam
penyempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 2 Maret 2020

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4

A.Latar Belakang...........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5

BAB III PENUTUP...........................................................................................................16

A.Kesimpulan................................................................................................................16
B. Saran.........................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

Sebagai suatu pekerjaan profesional, seorang konselor/guru bimbingan dan konseling dituntut
memiliki sejumlah kompetensi dan keterampilan tertentu untuk menunjang keberhasilan konseling.
Dengan demikian, agar pelaksanaan konseling berjalan sebagaimana mestinya, di sekolah harus
mempunyai guru bimbingan dan konseling yang memiliki keterampilan atau menguasai teknik-teknik
konseling.

Sofyan S. Willis menyebutkan bahwa kunci keberhasilan bimbingan dan konseling adalah
kualitas pembimbing atau konselor. Untuk membuat calon konselor berkualitas, memerlukan proses
pendidikan dan latihan yang memadai. Yaitu: Pertama, seorang konselor harus memiliki kepribadian
pembimbing; kedua, harus menguasai ilmu yang berkaitan dengan BK; Ketiga, konselor harus dilatih
dengan berbagai keterampilan konseling atau menguasai teknik-teknik konseling.

Dengan demikian, ada dua puluh satu teknik konseling yang seyogiyanya dikuasai oleh
seorang konselor ketika melaksanakan konseling yaitu: attending, empati, refleksi, eksplorasi,
menangkap pesan utama (paraphrasing), Satu dari dua puluh satu teknik konseling yang paling
penting untuk dikuasai konselor adalah attending,yaitu suatu kemampuan yang perlu dimiliki konselor
untuk menciptakan kondisi agar klien merasa diterima dan terlibat dalam proses konseling. Tohirin
mendefinisikan attending berkenaan dengan teknik penerimaan konselor terhadap klien. Teknik
penerimaan menggambarkan cara bagaimana konselor bertindak agar klien merasa diterima dalam
proses konseling.

Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan pengaruh keterampilan attending terhadap


keterbukaan siswa pada pelaksanaan layanan konseling individu. Melalui penelitian ini akan
diuangkapkan apakah keterampilan attending berpengaruh bagi klien/siswa untuk mengekspresikan
atau mengungkapkan tentang apa yang ada dalam pikiran, perasaan serta masalah yang sedang
dihadapinya secara terbuka pada pelaksanaan konseling individu. Hal ini akan ditunjukkan dengan
adanya kepuasan klien dengan keterampilanattendingguru BK yang diterimanya ketika proses
konseling, dimana klien merasa dihargai, diterima dan dilibatkan sehingga memberikan keyakinan
kepada klien bahwa guru BK adalah tempat dia untuk mencurahkan segala isi hati dan perasaannya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:

1) Apa Pengertian dari opening


2) Bagaimana Keterbukaan siswa dalam bimbingan dan konseling
3) Apa saja tujuan dari opening
4) Apa fungsi opening
5) Apa pengertian dari attending
6) Apa saja komponen-komponen attending
7) Apa bentuk dan cara melakukan keterampilan attending
8) Bagaimana cara Mengetahui keterbukaan siswa dalam bimbingan dan konseling
9) Apa saja manfaat dan keterampilan attending
10) Apa Tujuan attending

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah

1. Mengetahui pengertian opening


2. Mengetahui bagaimana keterbukaan siswa dalam bimbingan dan konseling
3. Mengetahui tujuan dari opening
4. Mengetahui pengertian dari ettending
5. Mengetahui pengertian attending
6. Mengetahui komponen-komponen attending
7. Mengetahui bentuk dan cara melakukan keterampilan attending
8. Mengetahui keterbukaan siswa dalam bimbingan dan konseling
9. Mengetahui manfaat dan keterampilan attending
10. Mengetahui Tujuan attending
BAB II

PEMBAHASAN

1) Pengertian opening

Opening (pembukaan) adalah keterampilan atau teknik untuk membuka atau memulai
komunikasi atau hubungan konseling. Raport (openning) mempunyai makna sebagai suatu kondisi
saling memahami dan mengenal tujuan bersama. Dapat disimpulkan bahwa teknik opening adalah
teknik untuk membuka hubungan konseling sehingga terbentuk suatu kondisi yang saling
memahamidan mengenal tujuan bersama. Keterampilan ini digunakan ketika konselor melakukan
wawancara dengan klien. Opening merupakan bentuk verbal dari ketrampilan attending.

2) Keterbukaan siswa dalam bimbingan dan konseling

Terbuka yaitu menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan
bersifat terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya
maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan
dirinya.

Bimbingan dan konseling akan memperoleh hasil yang baik bila berlangsung dalam suasana
saling terbuka. Karena itu, diharapkan masing-masing pihak bersedia membuka diri untuk
kepentingan pemecahan masalah yang dialami oleh klien. Peserta didik yang menjadi klien
diharapkan bisa mengungkapkan segala sesuatu yang berkenaan dengan masalahmasalahnya secara
terbuka tanpa ada yang ditutup-tutupi, dan begitu pula pembimbing hendaknya dapat menanggapi
permasalahan tersebut secara terbuka.

Dengan demikian, apabila klien tidak terbuka menceritakan permasalahannya konselor akan sulit
untuk menyimpulkan dan memberi alternatif untuk pemecahan masalahnya. Sebagaimana
dikemukakan oleh Lahmuddin Lubis, Apabila tidak ada keterbukaan dan pemberian informasi yang
lengkap dan benar kepada konselor, maka kegiatan diagnosa tidak akan berhasil, pada gilirannya
pemberian terapi bagi klien yang bermasalah, tidak dapat dilakukan dengan benar.
Keterbukaan dapat ditinjau dari dua arah. Pertama-tama konseli diharapkan bersedia membuka
diri sehingga keadaan diri pribadinya dapat diketahui dengan cermat oleh konselor. Selanjutnya,
konselor juga bersedia membuka diri dalam arti dia rela menerima saran dan masukan lainnya dari
pihak lain/luar. Disertai pula dengan kesediaan menjawab pertanyaanpertayaan konseli serta
mengungkapkan tentang dirinya jika hal itu memang diperlukan dan dikehendaki oleh klien/konseli.
Dalam hubungan bernuansa seperti ini, masing-masing pihak dituntut untuk bersifat transparan satu
sama lain.

3) Tujuan opening

Tujuan dari opening yaitu konselor memperoleh dengan kepercayaan dari konseli dan akhirnya
konseli dapat dengan bebas dan terbuka dalam mengungkapkan masalahnya. Raport (openning)
mempunyai makna sebagai suatu kondisi saling memahami dan mengenal tujuan bersama. Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa teknik opening adalah teknik untuk membuka hubungan
konseling sehingga terbentuk suatu kondisi yang saling memahamidan mengenal tujuan bersama.

4) Fungsi opening

Fungsi dari ketrampilan opening adalah mempererat hubungan konselor dengan klien.
Opening berfungsi untuk membuka poroses konseling secara psikologis, serta berfungsi juga untuk
menciptakan rasa nyaman bagi konseli, sehinggas konseli akan merasa tenang dan percaya bahwa
konselor dapat membantu dan menangani masalahnya.denan demikian opening samgat diperlukan
oleh seorang konselor agar tercapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam proses konseling.

Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh konselor dalam menggunakan teknik opening antara
lain adalah menyambut kehadiran klien, membicarakan topic netral, dan memindahkan pembicaraan
topic ke dalam permulaan dan konseling.

A. Penyambutan
a. Verbal

Konselor member atau menjawab salam, menyebutkan nama klien, mempersilahkan


duduk dll.

b. Non verbal
Konselor segera membuka pintu ruang konseling, jabat tangan, senyum dengan ceri,
mendampingi mengiringi klien saat menuju tempat duduk menempatkan klien pada tempat
duduk yang lebih baik, duduk sesudah klien duduk dll.

B. Pembicaraan Topik Netral


a. Topiknetral adalah bahan pembicaraan yang sifatnya umum dan tidak menyinggung
perasaan klien.
b. Bahan topic netral antara lain kejadian-kejadian hangat gambaran-gambaran yang ada
diruang konseling, potensi lingkungan asal klien dll.

C. Pemindahan Topik Netral ke Permulaan Konseling


a. Menggunakan kalimat “jembatan” misalnya:“Setelah kita membicarakan…(isi topik
netral), barangkali ada sesuatu hal yang perlu kita bicarakan bersama dalam pertemuan
ini”
b. Mengembangkan sebagaian isi topik netral misalnya:

“Itu tadi hobimu dibidang musik, lalu bagaimana dengan prestasimu dalam perkuliahan”

5) Pengertian Keterampilan Attending

Menurut Kamus Konseling dan Terapi, attending adalah perhatian penuh konselor atau terapis
kepada klien yang sedang dihadapinya, ditandai oleh adanya keterlibatan kognitif dan emotif konselor
dengan situasi konseling yang menampak berupa tingkah laku seperti menghadap dan melihat klien
atau mendekati klien.

Secara umum keterampilan attending menunjuk pada bagaimana konselor/ guru BK bertindak
sehingga menimbulkan kesan bagi klien bahwa dirinya diterima dan dihargai dalam proses konseling.
Menurut Andi Mappiare, keterampilanattending berkenaan dengan teknik penerimaan konselor
terhadap klien yang menggambarkan bagaimana konselor bertindak agar klien merasa diterima dalam
proses konseling.

Hal yang sama diungkapkan oleh Fenti Hikmawati bahwa teknik penerimaan merupakan cara
bagaimana konselor melakukan tindakan agar klien merasa diterima dalam proses konseling. Dalam
teknik penerimaan, ada tiga unsur, yaitu: (1) ekspresi air muka, (2) tekanan suara, dan (3) jarak dan
perawakan.

Ditegaskan kembali oleh Sofyan S. Willis dalam bukunya Konseling Keluarga bahwa Attending
yaitu peryataan konselor dalam bentuk verbal dan nonverbal ketika klien memasuki ruang konseling.

Menurut Achmad Juntika Nurihsan, Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perilaku
verbal yaitu:

a. Konselor hendaklah menyesuaikan komentar atau pertanyaan dengan konteks yang disampaikan
klien.

b. Konselor jangan memotong pembicaraan klien atau melopat pada topik lain.

c. Tetaplah dengan topik yang klien kenal/topik yang disampaikan klien dan berupaya membantu
klien.

Maka selama sesi konseling guru BK harus lebih aktif agar dapat memberikan alternatif yang
sesuai dengan permasalahan yang disampaikan klien dan tidak terjadi biasbias konseling.

Pengertian lebih rinci diuangkapkan oleh Abu Bakar M. Luddin bahwa keterampilan
attending disebut juga sebagai perilaku menghampiri klien yang mencakupi tiga komponen yaitu:
kontak mata, bahasa badan dan bahasa lisan. Keterampilan attending yang baik merupakan kobinasi
ketiga komponen tersebutsehingga akan dapat memudahkan konselor untuk membuat klien terlibat
pembicaraan dan terbuka dalam pelaksanaan konseling.

6) Komponen-komponen attending

Komponen-komponen yang terpenting dalam attending adalah;

a. Kontak mata yang bertujuan untuk mengamati bahasa tubuh klien (air, muka, bahasa tubuh,
gerakan tubuh, keadaan mata dan sebagainya);

b. Bahasa badan konselor menunjukkan keramahan, senyum, santai, menghargai; dan

c. Bahasa lisan, yakni menunjukkan bagaimana sifat bersahabat, ramah, senyum, dan
menghargai klien.

7) Bentuk dan Cara Melakukan KeterampilanAttending


Penampilan attending yang baik adalah:

a. Kepala melakukan anggukan jika setuju/sependapat dengan klien;


b. Ekspresi wajah ; tenang, ceria, dan senyum;
c. Posisi tubuh; agak condong kearah klien, jarak konselor dan klien agak dekat, duduk akrab
berhadapan atau berdampingan;
d. Tangan ; variasi gerakan tangan/lengan spontan berubah-ubah, menggunakan tangan
sebagai isyarat, menggunakan gerakan tangan untuk menekankan ucapan;

Penampilan attending yang tidak baik adalah:

a. Kepala : kaku.

b. Muka : kaku, ekspresi melamun, mengalihkan pandangan, tidak melihat saat klien sedang
berbicara, mata melotot.

c. Posisi tubuh : tegak kaku, bersandar, miring, jarak duduk dengan klien menjauh, duduk
kurang akrab dan berpaling.

d. Memutuskan pembicaraan, berbicara terus tanpa ada teknik diam untuk memberi
kesempatan klien berpikir dan berbicara.

8) Keterbukaan siswa dalam bimbingan dan konseling

Terbuka yaitu menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan
bersifat terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya
maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi
pengembangan dirinya.

Bimbingan dan konseling akan memperoleh hasil yang baik bila berlangsung dalam suasana
saling terbuka. Karena itu, diharapkan masing-masing pihak bersedia membuka diri untuk
kepentingan pemecahan masalah yang dialami oleh klien. Peserta didik yang menjadi klien
diharapkan bisa mengungkapkan segala sesuatu yang berkenaan dengan masalahmasalahnya secara
terbuka tanpa ada yang ditutup-tutupi, dan begitu pula pembimbing hendaknya dapat menanggapi
permasalahan tersebut secara terbuka.

Salah satu yang membuat seseorang terbuka adalah ketika adanya perasaan bahwa pihak yang
kedua/ lawan bicara memahami permasalahannya dan menjamin akan merahasiakannya.
Dengan demikian, apabila klien tidak terbuka menceritakan permasalahannya konselor akan
sulit untuk menyimpulkan dan memberi alternatif untuk pemecahan masalahnya. Sebagaimana
dikemukakan oleh Lahmuddin Lubis, Apabila tidak ada keterbukaan dan pemberian informasi yang
lengkap dan benar kepada konselor, maka kegiatan diagnosa tidak akan berhasil, pada gilirannya
pemberian terapi bagi klien yang bermasalah, tidak dapat dilakukan dengan benar.

9) Manfaat atau Fungsi Keterampilan Attending

Menurut Sofyan S. Willis keterampilanattending yang ditampilkan konselor akan mempengaruhi


kepribadian klien yaitu:

a. Meningkatkan harga diri klien, sebab sikap dan keterampilanattending memungkinkan konselor
menghargai konseli. Karena dia dihargai, maka merasa harga diri ada atau meningkat sehingga
tertarik untuk melakukan konseling.

b. Dengan keterampilanattending menciptakan suasana aman bagi klien, karena klien merasa ada
orang yang bisa dipercayai untuk berbicara, dan merasa terlindungi secara emosional.

c. Keterampilanattending memberikan keyakinan kepada klien bahwa konselor adalah tempat dia
untuk mencurahkan segala isi hati dan perasaannya.

10) Tujuan attending

Keterampilan Attending bertujuan agar konselor dapat memperlihatkan penampilan yang


attending diberbagai situasi hubungan interpersonal secara umum khususnya dalam relasi konseling
dengan klien.
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Keterampilan attending disebut juga sebagai perilaku menghampiri klien yang


mencakupi tiga komponen yaitu: kontak mata, bahasa badan dan bahasa lisan. Keterampilan
attending yang baik merupakan kobinasi ketiga komponen tersebutsehingga akan dapat
memudahkan konselor untuk membuat klien terlibat pembicaraan dan terbuka dalam
pelaksanaan konseling.

Berdasarkan dari hal diatas, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi dari keterampilan
attending adalah untuk meningkatkan harga diri klien, menciptakan suasana aman, dan
memberikan kenyakinan klien untuk dapat mengungkapkan tentang dirinya secara terbuka
kepada konselor.

opening adalah teknik dasar untuk mengawali hubungan atau melakuakn wawancara


koseling.Contohnya menyambut kehadiran klien dan membicarakan topik netral seperti
menjwab salam, mempersilakan duduk dll.

2. SARAN

Diharapkan segala informasi dan media pembelajaran yang kelompok kami sajikan dapat
bermanfaat sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya dan terutama kepada
kelompok penyaji.
DAFTAR PUSTAKA

https://bintimuham.wordpress.com/2013/11/12/keterampilan-dasar-konseling/

https://bintimuham.wordpress.com/2013/11/12/keterampilan-dasar-konseling/

file:///C:/Users/USER/Downloads/BAB%202.pdf

https://bintimuham.wordpress.com/2013/11/12/keterampilan-dasar-konseling/

Anda mungkin juga menyukai