DISUSUN OLEH:
DEVIED ANGKASA
BRILIAN SHERYNA YUVIZA
CINTIA FEBRITA NGADIA WATI
ELISABETH PUTRI CLARISSA
FADILLA ANISA AFNEL
FRITIWI OKTAVIA
GINI RAKMA PUTRI
Ada beberapa manfaat yang dapat dipetik dari hasil penelitian ini, antara lain:
Bagi pembaca :
1. Memberika informasi tentang konsep sehat sakit dan ‘afiat secara umum
2. Memberikan informasi tentang konsep sehat sakit dan penyakit menurut
sosial buadaya
3. Memberikan informasi tentang konsep sehat sakit dan penyakit menurut
agama
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sehat
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari
penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang
meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual.
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan
yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya.
Sehat Jasmani : Suatu keadaan bentuk fisik yang tidak mengalami gangguan
sehingga dapat melaksanakan kegiatan sehari – hari dengan optimal
B. ‘Afiat
Bahasa al-Qur’an ada sehat dan ‘afiat. Keduanya memiliki makna yang
berbeda.
Sehat itu adalah berfungsinya anggota badan sesuai dengan tujuan
diciptakannya anggota badan.
‘Afiat sendiri ada beberapa makna, antara lain adalah berfungsinya anggota
badan sesuai dengan tujuan Allah menganugerahkan anggota badan, misal
mata yang sehat bisa baca koran, tetapi mata itu tidak ‘afiat kalau digunakan
untuk melihat hal-hal yang terlarang.
Pengertian lain dari ‘afiat adalah perlindungan Allah kepada hamba-Nya
sehingga terhindar dari bencana dan tipu daya. ‘Afiat bisa berkaitan dengan
jasmani, rohani, dan juga pikiran.
Didalam kitab Mu’jam Al Furuq Al Lughawiyyah dijelaskan bahwa perbedaan
antara sehat dan afiat adalah sesungguhnya sehat lebih bersifat universal
(umum) dari pada afiat. Maka diucapkan laki-laki yang sehat, peralatan yang
sehat (bagus), sepotong kayu yang sehat (utuh) ketika tidak pecah. Namun
tidak diucapkan kayu yang afiat. Bahkan terkadang kata “sehat” juga
digunakan untuk majaz isti’arah. Maka diucapkan “Aku menyehatkan
(membenarkan) ucapan tersebut” dan “Hak yang sehat (sah) bagiku yang
wajib bagi si Fulan”.
Sedang “afiat” tidak dipergunakan untuk hal tersebut.
“Afiat” adalah perbandingan kata “sakit” yang hanya merupakan lawan dari
“sehat”. Sedang “sehat” dipergunakan untuk beberapa hal seperti yang
disebutkan diatas.
Imam Abu Zakariya Muhyiddin Yahya Ibnu Syaraf Al Nawawi juga
menjelaskan bahwa banyak hadits yang memerintahkan agar meminta “Afiat”.
“Afiat” adalah sebagian kata yang bersifat universal yang meliputi
keselamatan dari hal-hal yang dibenci bagi tubuh sekaligus batin di dunia dan
akhirat.
Referensi:
1. Mu’jam Al Furuq Al Lughawiyyah. / 212
2. Syarach Al Nawawi ‘Ala Muslim. XII/ 46
3. Al Balaghah Al 'Arabiyah. I/ 632
C. Sakit
KONSEP SEHAT
Paradigma sehat adalah cara pandang atau pola pikir pembangunan
kesehatan yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah
kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara
dinamis dan lintas sektoral, dalam suatu wilayah yang berorientasi kepada
peningkatan pemeliharaan dan perlindungan terhadap penduduk agar tetap
sehat dan bukan hanya penyembuhan penduduk yang sakit.
Cara hidup dan gaya hidup manusia merupakan fenomena yang dapat
dikaitkan dengan munculnya berbagai macam penyakit, selain itu hasil
berbagai kebudayaan juga dapat menimbulkan penyakit.
PENYAKIT
Ditinjau dari segi biologis penyakit merupakan kelainan berbagai organ tubuh
manusia, sedangkan dari segi kemasyarakatan keadaan sakit dianggap
sebagai peny impangan perilaku dari keadaan sosial yang normatif.
Penyimpangan itu dapat disebabkan oleh kelainan biomedis organ tubuh atau
lingkungan manusia, tetapi juga dapat disebabkan oleh kelainan emosional
dan psikososial individu bersangkutan. Faktor emosional dan psikososial ini
pada dasarnya merupakan akibat dari lingkungan hidup atau ekosistem
manusia dan adat kebiasaan manusia atau kebudayaan (11).
Konsep kejadian penyakit menurut ilmu kesehatan bergantung jenis penyakit.
Secara umum konsepsi ini ditentukan oleh berbagai faktor antara lain parasit,
vektor, manusia dan lingkungannya.
KONSEP SAKIT
Perilaku sakit diartikan sebagai segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh
individu yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan.Presepsi
masyarakat mengenai terjadinya penyakit berbeda antara daerah yang satu
dengan daerah yang lain, karena tergantung dari kebudayaan yang ada dan
berkembang dalam masyarakat tersebut. Presepsi kejadian penyakit yang
berlainan dengan ilmu kesehatan sampai saat ini masih ada di masyarakat;
dapat turun dari satu generasi ke generasi berikutnya dan bahkan
berkenbang luas.
Contoh:
Sakit kejang-kejang.
1.Konsep sehat
Allah dan Rasulnya Rasulullah saw menganggap keselamatan dan
kesehatan sebagai nikmat Allah yang terbesar yang harus diterima dengan
rasa syukur .
Bentuk rasa syukur terhadap nikmat Allah melalui kesehatan ini adalah
senantiasa menjaga kesehatan sesuai dengan sunnatullah.
Rasulullah bersabda :
‘Dua nikmat yang sering tidak diperhatikan oleh kebanyakan manusia yaitu
kesehatan dan waktu luang “(HR Bukhari dari Ibnu Abbas )
Kesehatan merupakan salah satu hak bagi manusia demikian sabda Nabi
Muhammad saw karna kesehatan merupakan hak asasi manusia sesuatu
yang sesuai dengan fitnah manusia maka islam menegaskan perlunya
istiqomah memantapkan dirinya dengan menegakan agama islam .
(QS Yunus 57 )
Sehat menurut WHO adalah keadaan sejahtera dari badan,jiwa dan sosial
yang memungknkan setiap orang produktif secara sosial dan ekonomi.
1.Konsep Sakit
Dihadapan Allah orang sakit bukanlah orang yang hina melainkan mereka
memiliki kedudukan sangat mulia.
“tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan keletihan ,kekhawatiran
dan kesedihan dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan dari yang
melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan kesalahannya (HR
Bukhari dari Abu Hurairah)
3.Konsep Penyakit
Dalam pandangan islam penyakit merupakan cobaan yang diberikan
Allah SWT kepada hambaNya untuk menguji keimanannya ketika seseorang
sakit disana terkandung pahala,ampunan dan akan mengingatkan orang sakit
kepada Allah SWT .Aisyah pernah meriwayatkan ,bahkan Rasulullah SAW
bersabda :”tidak ada musibah yang menimpa diri seorang muslim ,kecuali
Allah mengampuni dosa dosanya sampai sampai sakitnya karena tertusuk
diri sekalipun (HR Buchari )Sabda Rasulullah SAW :
Artinya : Dan sesungguhnya bila Allah SWT mencintai suatu kaum ,dicobanya
dengan berbagai cobaan.Siapa yang ridha menerimanya maka dia akan
memperoleh keridhaan Allah.Dan barang siapa yang murka (tidak ridha)dia
akan memperoleh kemurkaan Allah SWT.(HR Ibnu Majah dan at turmudzi)
Artinya :“Dari Abu Hurairah r.a Nabi Muhammad SAW Bersabda : Tidaklah
seorang muslim ditimpa musibah,kesusahan,kesedihan,penaykit,gangguan
menumpuk pada dirinya kecuali Allah SWT hapuskan akan dosa dosanya
(HR Bukhari dan Muslim ).Allah SWT menciptakan cobaan natara lain untuk
mengingatkan manusia terhadap rahmat rahmat yang telah diberikan Nya
.Allah SWT memberikan penyakit agar setiap insan dapat menyadari bahwa
selama ini dia telah diberi rahmat sehat yang begitu banyak .Di samping
itu,sakit juga digunakan oleh Allah untuk mengingatkan atas segala dosa
dosa dan perbuatan jahatnya selama hidup didunia .Kalau dahulu seorang
insan yang banyak berbuat kesalahan tidak berfikir tentang dosa dan
pahala ,maka disaat sakit biasanya manusia teringat akan dosa dosanya
sehingga ia berusaha untuk bertaubat dan memohon ampun kepada Allah
SWT.
DAFATAR PUSTAKA
Sumber
https://christinedethan.wordpress.com/2013/04/13/konsep-sehat-sakit-dan-
penyakit-dalam-konteks-sosial-budaya/
Sunanti Z. Soejoeti