Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

A.ANALISA SITUASI

Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung (Herlan,
2003), atau peradangan pada lapisan lambung Secara histopatologi dapat dibuktikan
dengan adanya inflitrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. Berkaitan dengan
pencegahan kekambuhan Gastritis hal pokok pencegahan kekambuhan Gastritis antara
lain: Memelihara tubuh, problem saluran pencernaan seperti rasa terbakar dilambung,
kembung, dan konstipasi lebih umum terjadi pada orang yang mengalami kelebihan
berat badan(obesitas). Memperbanyak olahraga, seperti olahraga aerobic dapat
meningkatkan detak jantung yang dapat menstimulasi aktivitas otot khusus sehingga
mendorong isi perut dilepaskan dengan lebih cepat. Management stress, stress dapat
meningkatkan serangan jantung dan stroke. Tingkat stress orang berbeda-beda untuk
setiap orang. (Salvinur, 2011).

Badan Penelitian Kesehatan Dunia WHO (2012), mengadakan tinjauan terhadap


beberapa Negara di dunia dan mendapatkan hasil persentase dari angka kejadian
Gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Canada 35%,
danPrancis 2,5%. Di dunia, insiden Gastritis sekitar 1,8 – 2,1 Juta dari jumlah penduduk
setiap tahun. Insiden terjadinya Gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah
penduduk setiap tahunnya. Gastritis biasanya dianggap sebagai suatu hal yang remeh
namun Gastritis merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat menyusahkan kita.
(Zhaoshen, 2014). Di Indonesia pada tahun 2010 gastritis menempati urutan yang ke-9
dari 50 peringkat utama pasien rawat jalan di seluruh Puskesmas di Indonesia dengan
jumlah kasus 218.500 serta survey yang dilakukan pada masyarakat Jakarta pada tahun
2012 yang melibatkan 1.645 responden mendapatkan bahwa pasien dengan masalah
gastritis ini mencapai 60% artinya masalah gastritis ini memang ada dimasyarakat dan
tentunya harus menjadi perhatian kita semua. Prevalensi meningkat dengan
meningkatnya umur, di Negara berkembang yang tingkat perilaku kesehatanya lebih
rendah. Terjadi infeksi 80% penduduk setelah usia 20 tahun (Depkes, RI 2012).
Berdasarkan data distribusi penyakit cerna pasien rawat jalan menurut golongan sebab
sakit di Indonesia tahun 2013 adalah berada pada posisi ke-5 dengan jumlah laki-laki
57.045 orang dan perempuan 70.873 (Depkes, 2014).

B.PERMASALAHAN MITRA

Berdasarkan Analisa situasi yang telah diuraikan diatas,kita bisa memberikan


penyuluhan tentang”Hubungan tingkat pengetahuan dengan upaya pencegahan
kekambuhan gastritis di wilayah masyarakat nangalo. Masyarakat nanggalo kurangnya
menjaga pola makan dan hidup sehat sehingga menyebabkan gastritis tidak tahu cara
mencegah penyakit..Masalah yang pertama adalah masyarakat di nangalo belum
memiliki pengetahuan yang cukup mengenai cara mencegah penyakit gastritis. Hal ini
menyebabkan akan semakin berkurangnya derajat kesehatan masyarakat dalam sistem
pencernaandi nanggalo banyak masyarakat yang belum mengetahui seperti apa penyakit
gastritis ini dan tidak tahu cara mencegahnya
Masalah kedua yang perlu mendapat perhatian masyarakat jarang memperhatikan pola
makan yang sehat dan sembarang memakan makanan sehingga timbul nya penyakit ini
Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan
prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk. Didapatkan data bahwa di
kota Surabaya angka kejadian Gastritis sebesar 31,2%, Denpasar 46%, sedangkan di
Jawa Tengah angka kejadian infeksi cukup tinggi sebesar 79,6% (Riskesdas, 2013).
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014 menurut urutan besar penyakit
kabupaten Sukoharjo, gastritis menempati urutan ke-4 dengan jumlah penderita sebesar
38.075 orang (Dinkes Kabupaten Sukoharjo, 2014Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi terjadinya gastritis diantaranya yaitu pengetahuan dan upaya untuk
mencegah terjadinya gastritis
. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (overt behaviour). Upaya pencegahan merupakan perilaku yang memerlukan
totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang juga merupakan respon seseorang
terhadap objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan dan minuman, serta lingkungan (Notoatmodjo, 2010). Menurut penelitian
yang dilakukan oleh Zilmawati (2007) pengetahuan mempunyai hubungan yang
bermakna terhadap gejala gastritis, dengan adanya pengetahuan tentang proses
terjadinya gastritis, faktor penyebab, rawatan yang tepat, masalah gejala gastritis yang
dihadapi oleh individu dapat diatasi. Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang
sudah dijelaskan di atas, maka penyuluhan yamg diambil yang tepat yaitu tentang
hubungan tingkat pengetahuan tentang gastritis dengan upaya pencegahan kekambuhan
Gastritis pada masyarakat naggalo
BAB II

SOLUSI DAN TARGET LUARAN

A.SOLUSI

-penyuluhan pendidikan kesehatan dalam mencegah penyakit gastritis

-mengajarkan masyarakat cara hidup sehat pola makan yang baik dalam mencegah
keakmbuhan gastritis

-memambah dan meningkatkan pengetahuan masyarakat cara mencegah penyakit ini

B.TARGET LUARAN

1`.Evaluasi strukrur

-80% masyarakat hadir dalam kegiatan penyuluhan

-media dan alat sesuai dengan perencanaan

-setting tempat sesuai direncanakan

-peran dan fungsi masing masing dalam menyampaikan penyuluhan telah direncanakan

2.Evaluasi proses

-pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang di rencanakan

-peserta dapat mengikuti acara penyuluhan sampai selesai

-peserta mengikuti proses penyuluhan dengan aktif

-peserta tidak ada yang meninggalkan tempat selama proses penyuluhan

-80 % dari peserta yang hadir aktif dan antusias selama kegiatan berlangsung

3.Evaluasi hasil

-80% memahami tentang pola hidup yang sehat dan baik dan mengetahui mencegah
penyakit gastritis

-90 % memahami tentang penngetahuan apa itu gastritis dan mengatasi dan pola hidup
yang sehat dan menambah pengetahuan tentang cara yang tepat dalam mencegah
penyakit gastritis dan mengatur pola makan yang baik

Anda mungkin juga menyukai