PENDAHULUAN
Sehat adalah keadaan sejahtera dari fisik, mental dan sosial tidak hanya
terbebas dari penyakit atau kelemahan ( WHO ). Sehat adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi ( UU NO 23/92 ).
Pembangunan kesehatan saat ini dihadapkan pada dua masalah, disatu pihak
penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum
banyak tertangani, di lain pihak telah terjadi peningkatan kasus penyakit-penyakit
tidak menular yang banyak disebabkan oleh gaya hidup karena urbanisasi,
modernisasi, dan globalisasi. Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan
saluran pencernaan yang paling sering terjadi (Gustin,2012).
Gastritis adalah suatu peradangan yang terjadi pada mukosan dan submukosa
lambung yang dapat bersifat akut maupun kronik, sering disebabkan oleh infeksi
bakteri seperti Helicobacter pylori, pemakaian obat-obatan seperti NSAID (Non
Steroidal Anti Implamasi Drugs) dan bahan iritan lainnya sehingga menyebabkan
erosi pada lapisan lambung (Dairi et al.,2018). Gastritis lebih sering dikenal dengan
sebutan maag di kalangan masyarakat (Selviana, 2015).
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa
lambung. Khususnya selaput lendir pada mukosa gester yang sering diakibatkan oleh
diet yang sembrono. Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan
submukosa lambung yang secara hispatologis dapat dibuktikan dengan adanya
infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis adalah peradangan lokal atau
penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang dipenuhi bakteri (Suryono,2010).
1
2
milyar terjadi pada negara berkembang, dan pada negara maju seperti Amerika Serikat
tercatat angka kematian disebabkan oleh gastritis mencapai 8 - 10% setiap tahunnya
(Rika,2016; Novitasary et al.,2017). Gastritis yang terjadi pada negara maju sebagian
besar dialami oleh usia tua, sedangkan pada negara berkembang dialami oleh usia
muda (Selviana,2015).
Gejala yang sering terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak nyaman
pada perut tepatnya epigastrium, perut kembung, nausea, muntah, sakit kepala dan
mual yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, perih atau sakit seperti terbakar
pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika makan,
hilang selera makan, bersendawa, dan kembung. Apabila tidak ditangani dengan baik
dapat menyebabkan ulkus pada lapisan lambung yang dikenal dengan tukak gaster,
perdarahan saluran cerna bagian atas, bahkan dapat menimbulkan kanker lambung
(Raifudin, 2010 dalam Rukmana,2018).
Menurut penelitian yang dilakukan di Pekanbaru ada hubungan pola makan tidak
adekuat dengan kejadian penyakit gastritis yaitu sebanyak 33 orang (57,9%) dari 36
responden. Selain itu juga ada hubungan jenis makanan beresiko dengan kejadian
gastritis, hal ini terlihat dari jumlah penderita gastritis dengan jenis makanan tidak
seimbang sebanyak 23 orang (68,4%). Sedangkan jumlah penderita gastritis dengan
jenis makanan seimbang sebanyak 10 orang (23.3). (Juliani et al.,2018).
Selain itu tingkat pengetahuan seseorang juga akan berdampak pada kejadian
gastritis dan juga akan berdampak pada sikap. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
di kota Indramyu menyatakan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap
terhadap kejadian gastritis. Disimpulkan dari penelitian tersebut bahwa tingkat
pengetahuan terhadap gastritis baik pada 51 responden dan sejalan dengan sikap
pencegahan terhadap penyakit gastritis termasuk dalam kategori baik sebanyak 59
responden (Mulat,2016). Namun bertentangan dengan hasil penelitian Rika (2016)
yang menyatakan bahwa responden dengan pengetahuan gastritis yang baik sebanyak
22 orang tidak sejalan dengan perilaku pencegahan yang dominan dalam kategori
sedang banyak 23 orang.
Dari latar belakang dan fenomena yang sudah dijelaskan diatas, maka penulis
tertarik untuk memberikan pendidikan kesehatan dan mengangkat permasalahan ini
untuk dituangkan dalam Karya Tulis Ilmiah yang berjudul:
Memuat penjelasan tentang permasalahan yang timbul dalam latar belakang sehingga
masalah ini dianggap menarik, perlu dan penting untuk diberikan pendidikan
kesehatan.
Pasien rawat inap yang didiagnosis gastritis pada pada januari 2022 di
RSUD MA Sentot Patrol Indramayu.
Bersedia menjadi responden
Bisa baca tulis
1.4.2 Tempat dan waktu
penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap bandeng 2 RSUD MA Sentot
Patrol Indramayu selama 12 hari, dari mulai tanggal 3 Januari sampai dengan
tanggal 15 Januari 2022
1.5 Manfaat penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis
Hasil dari penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberikan
manfaat secara khusus bagi penulis, klien dan keluarga mengenai pendidikan
kesehatan dalam upaya pencegahan kekambuhan gastritis bagi klien.
1.4.2 Manfaat praktis
1.Klien
Menambah pengetahuan bagi klien dan keluarga tentang penyakit gastritis,
gejala gastritis, dan pencegahan gastritis.
2. Pelayanan kesehatan atau Rumah Sakit
6
Hasil dari karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi
dalam melakukan pendidikan kesehatan mengenai pencegahan kekambuhan
gastritis di rumah sakit.