Anda di halaman 1dari 6

PENGETAHUAN PASIEN DENGAN GASTRITIS TENTANG

PENCEGAHAN KEKAMBUHAN GASTRITIS


Suryono, Ratna Dwi Meilani
Akademi Keperawatan Pamenang Pare – Kediri

ABSTRAK
Gastritis adalah suatu penyakit akibat proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa
lambung, Penyakit gastritis bisa menyebabkan ulkus pada lambung, gastritis merupakan penyakit yang
cenderung mengalami kekambuhan dengan gejala seperti nyeri ulu hati, mual dan muntah. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pengetahuan pasien terhadap pengertian, penyebab,
tanda gejala, obat obatan, dan pencegahan kekambuhan penyakit gastritis.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi dalam
penelitian ini adalah sebagian pasien gastritis yang berobat ke Puskesmas Bendo Kabupaten Kediri
sebanyak 18 pasien dengan menggunakan teknik accidental sampling.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan pasien tentang pencegahan kekambuhan penyakit
gastritis di Puskesmas Bendo, yaitu terdiri dari 18 responden dimana pengetahuan responden yang
dikatakan baik sebanyak 4 responden (22%), cukup 6 responden (33%) dan kurang 8 responden
(45%).Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pasien masih memiliki pengetahuan yang
kurang tentang pencegahan kekambuhan gastritis.
Dari hasil penelitian maka disarankan bagi tenaga kesehatan untuk tetap memberikan informasi
dan motivasi kepada setiap pasien maupun keluarga tentang pencegahan kekambuhan gastritis yang
lebih luas. Kegiatan ini dapat dilaksanakan pada saat konseling maupun pada saat memberikan asuhan
keperawatan pada pasien.

Kata kunci : Pengetahuan, Pencegahan Kekambuhan Gastritis

ABSTRACT
Gastritis is a disease about inflammation process of mucosa layer and sub mucosa of flank,
gastritis disease can to be ulkus in flank, gastritis is a disease to that inclined suffer a relapse with
indication such as painful pit of the stomach, nausea and vomit. The purpose of this research to get
description patients knowledge about understanding, reason, signs symptoms, medicines, and prevent
surfer a relapse of gastritis disease.
Research design is used descriptive research. The population in this research is a part gastritis
patients to take medicine to Bendo Public Health Center. They are 18 patients with use accidental
sampling technique.
The results shows that knowledge patient about preventing to have a relapse gastritis disease in
Bendo Public Health Center, there are18 respondence which good knowledge respondence are 4
respondence (22%), quiete 6 respondence (33%), and less 8 respondence (45%). So we can conclude
that big part of patiens are less knowledge about preventing to have a relapse gastritis disease.
From the research is sugestioned for healthy staff to give information and motivation for patients
and family about preventing to have a relapse more wide. This activity can do in concelling although
when we give of nursing care to patient.

Key words : Knowledge, Preventing to have a relapse gastritis

Jurnal AKP 34 Vol. 7 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2016


PENDAHULUAN terbanyak dengan 324 pasien dari data bulan
Gastritis atau Dyspepsia atau istilah yang Januari – Juni 2013. Dari data tersebut ditemukan
sering dikenal oleh masyarakat sebagai maag atau bahwa adanya pengulangan nama lebih dari 1 kali
penyakit lambung adalah kumpulan gejala yang dengan penyakit yang sama pasien sehingga
dirasakan sebagai nyeri ulu hati, orang yang dapat disimpulakan jika mereka sering datang ke
terserang penyakit ini biasanya sering mual, puskesmas untuk berobat. Berdasarkan hasil studi
muntah, rasa penuh, dan rasa tidak nyaman pendahuluan dengan 10 pasien gastritis di
(Misnadiarly, 2009). Gastritis dapat terjadi tiba Puskesmas Bendo Kabupaten Kediri didapatkan 5
tiba (gastritis akut) atau secara bertahap (gastritis orang (50%) mempunyai pengetahuan kurang, 2
kronis). Kebanyakan kasus gastritis tidak secara orang (20%) mempunyai pengetahuan cukup dan
permanen merusak lambung tetapi seseorang 3 orang (30%) mempunyai pengetahuan baik dan
yang menderita gastritis sering mengalami dari 10 pasien tersebut 7 pasien diantaranya
serangan kekambuhan yang mengakibatkan nyeri cenderung mengalami kekambuhan. Dengan
ulu hati (Ehrlich, 2011). Gastritis akut merupakan begitu berarti masih kurangnya pengetahuan
suatu peradangan permukaan mukosa lambung mereka dalam melakukan pencegahan
dengan kerusakan pada superfisial sedangkan kekambuhan gastritis.
gastritis kronis merupakan peradangan Tingginya angka kejadian gastritis
permukaan mukosa lambung yang bersifat dipengaruhi oleh beberapa faktor secara garis
menahun, resiko terjadinya kanker gastrik yang besar penyebab gastritis dibedakan atas zat
berkembang dikatakan meningkat setelah 10 internal yaitu adanya kondisi yang memicu
tahun gaatritis kronik. Perdarahan mungkin pengeluaran asam lambung yang berlebihan, dan
terjadi setelah satu episode gastritis akut atau zat eksternal yang menyebabkan iritasi dan
dengan luka yang disebabkan oleh gastritis kronis infeksi. Gastritis biasanya terjadi ketika
(Deden, 2010). Gastritis merupakan penyakit mekanisme perlindungan dalam lambung mulai
yang cenderung mengalami kekambuhan berkurang sehingga menimbulkan peradangan
sehingga menyebabkan pasien harus berulang kali (inflamasi). Kerusakan ini ini bisa disebabkan
untuk berobat. Salah satu penyebab kekambuhan oleh gangguan kerja fungsi lambung, gangguan
gastritis adalah karena minimnya pengetahuan struktur anatomi yang bisa berupa luka atau
pasien dalam mencegah kekambuhan gastritis. tumor, jadwal makan yang tidak teratur,
Di Indonesia menurut WHO (2012) angka konsumsi alkohol atau kopi yang berlebih,
kejadian gastritis mencapai 40,8% pada beberapa gangguan stres, merokok, pemakaian obat
daerah dengan prevalensi 274.396 kasus dari penghilang nyeri dalam jangka panjang dan
238.452.952 jiwa pendududuk. Selain itu pada secara terus menerus, stres fisik, infeksi bakteri
tahun 2007 penyakit gastritis menempati urutan Helicobacter pylori (Sarasvati dkk, 2010).
kelima dengan jumlah penderita 218.872 dan Helicobacter pylori merupakan penyebab utama
kasus kematian 899 orang (icha,2012). Di penyakit gastritis. Menurut penelitian, gastritis
wilayah Jawa Timur jumlah penderita gastritis yang dipicu bakteri ini bisa menjadi gastritis
periode Januari-Juni 2013 sebanyak 27.656 menahun karena Helicobacter pylori dapat hidup
orang. Di wilayah Kabupaten Kediri Tahun 2012 dalam waktu yang lama dilambung manusia dan
gastritis dan duodenitis menempati urutan ke-5 memiliki kemampuan mengubah kondisi
dengan jumlah 18902 jiwa dan pada bulan Januari lingkungan yang sesuai dengan lingkungannya
- Maret 2013 terdapat 9793 jiwa dan kasus ulkus sehingga Helicobacter pylori akan mengiritasi
peptik sebanyak 5089 jiwa. Di Puskesmas Bendo mukosa lambung serta menimbulkan rasa nyeri di
gastritis menempati urutan ke-3 dari 10 penyakit sekitar epigastrium. Komplikasi yang dapat

Jurnal AKP 35 Vol. 7 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2016


timbul dari gastritis, yaitu gangguan penyerapan METODE PENELITIAN
vitamin B12, menyebabkan anemia pernesiosa, Penelitian dilakukan dengan pendekatan
penyerapan besi terganggu dan penyempitan kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif.
daerah antrum pylorus. Gastritis kronis jika Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat
dibiarkan tidak terawat, akan menyebabkan ulkus pengetahuan. Waktu penelitian dilaksanakan pada
peptik dan pendarahan pada lambung. Serta dapat bulan Mei 2014 di Puskesmas Bendo Kabupaten
meningkatkan resiko kanker lambung, terutama Kediri
jika terjadi penipisan secara terus menerus pada Populasi dalam penelitian ini adalah semua
dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di pasien Gastritis di Puskesmas Bendo, yang
dinding lambung (Made, 2013) . Adapun kasus jumlahnya diambil berdasar rata-rata kunjungan
dengan penyakit gastritis merupakan salah satu pasien dalam satu bulan yaitu sebesar 54 orang.
jenis kasus yang umumnya diderita oleh kalangan Sampel penelitian terdiri atas 18 orang yang
masyarakat sehinnga harus berupaya untuk ditentukan dengan teknik accidental sampling.
mencegah agar tidak terjadi kekambuhan. Pengambilan data dilakukan dengan
Mengingat besarnya dampak buruk dari menggunakan kuesioner penelitian yang disusun
penyakit gastritis, maka perlu adanya suatu oleh peneliti. Pengolahan dan analisis data
pencegahan atau penanganan yang serius dilakukan dengan menggunakan teknik deskriptif.
terhadap bahaya komplikasi gastritis. Upaya
untuk meminimalkan bahaya tersebut dapat HASIL
dilakukan melalui peningkatan kesadaran 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
masyarakat tentang hal- hal yang dapat Usia responden pada penelitian di
menyebabkan penyakit gastritis, misalnya makan Puskesmas Bendo Kabupaten Kediri bekisar
makanan pedas dan asam, stres, mengkonsumsi antara ≤ 25 tahun, usia 25 – 40 tahun, dan ≥
alkohol dan kopi berlebihan, merokok, 40 tahun yang dilihat pada tabel :
mengkonsumsi obat penghilang nyeri dalam Tabel 1 Karakteristik responden
jangka panjang . Meskipun kekambuhan dapat berdasarkan usia di Puskesmas
dicegah dengan obat namun dengan mengurangi Bendo Kabupaten Kediri tahun
faktor penyebabnya dapat memperkecil 2014
kemungkinan terjadinya kekambuhan.
Mengkonsumsi makanan yang kaya serat seperti
No Usia Jumlah Prosentase
sayuran dan buah buahan membantu melancarkan
kerja pencernaan. Makan dalam jumlah kecil
tetapi sering, dan minum air putih untuk 1 < 25 tahun 4 23 %
membantu menetralkan asam lambung. Dengan
upaya tersebut diharapkan prosentase gastritis 2 25 – 40 tahun 9 50 %
menurun.
Berdasarkan uraian tersebut di atas 3 > 40 tahun 5 27 %
disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat
Desa Bendo Pare kurang mengetahui tentang 4 TOTAL 18 100 %
pencegahan kekambuhan gastritis sehingga
berdasarkan hal tersebut maka peneliti ingin
Berdasarkan tabel 1 diketahui sebagian
mengetahui sejauh mana pengetahuan pasien
besar reponden berumur 25 - 40 tahun
tentang pencegahan kekambuhan gastritis.
sebanyak 9 responden.

Jurnal AKP 36 Vol. 7 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2016


2. Karakteristik Responden Berdasarkan Berdasarkan tabel 3 diketahui sebagian
Pendidikan besar responden bekerja sebagai petani yaitu
Pendidikan terakhir responden pada sebanyak 6 responden.
penelitian di Puskesmas Bendo yang terdiri
dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Pertama, Sekolah Menengah Atas dapat Sumber Informasi
dilihat pada tabel berikut ini : Jenis sumber informasi yang didapat
Tabel 2 Karakteristik responden oleh responden di Puskesmas Bendo
berdasarkan pendidikan di Kabupaten Kediri
Puskesmas Bendo Kabupaten Tabel 4 Karakteristik berdasarkan jenis
Kediri tahun 2014 sumber informasi yang didapat di
Puskesmas Bendo Kabupaten
Kediri tahun 2014
No Pendidikan Jumlah Prosentase
1 SD 7 38 % Sumber
No Jumlah Prosentase
Informasi
2 SMP 7 38%
Media
3 SMA 4 24% 1 2 11%
Elektronik
4 TOTAL 18 100 %
2 Media Cetak 2 11%

Dari tabel 2 menunjukkan dari 18


3 Teman 6 33 %
responden, rata rata pendidikan terakhirnya
adalah Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Tenaga
Pertama dengan prosentase 38%. 4 8 44 %
Kesehatan
3. Karakteristik Responden Berdasarkan 5 TOTAL 18 100%
Pekerjaan
Tabel 3 Karakteristik responden
berdasarkan pekerjaan di
Puskesmas Bendo Kabupaten Berdasarkan tabel 4 diketahui sebagian
Kediri tahun 2014 besar mendapat informasi dari tenaga
kesehatan sebanyak 8 responden.
No Pekerjaan Jumlah Prosentase
1 Tani 6 33%
2 IRT 4 22%
3 Pelajar 1 6%
4 Swasta 5 28%
5 Wiraswasta 2 11%
6 TOTAL 18 100 %

Jurnal AKP 37 Vol. 7 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2016


5. Pengetahuan pasien tentang pencegahan Hal ini dapat di lihat dari faktor yang
kekambuhan gastritis melatarbelakangi responden seperti pekerjaan,
Tabel 5. Tabel Pengetahuan pasien tentang pendidikan, usia dan sumber informasi sedangkan
pencegahan kekambuhan gastritis faktor eksternal yaitu lingkungan dan sosial
di Puskesmas Bendo Kabupaten budaya. Menurut YB Mantra yang dikutip
Kediri tahun 2014 Notoadmojo (2003)Pengetahuan dapat
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Pendidikan
dapat mempengaruhi cara pandang seseorang
No. Pengetahuan Jumlah Prosentase terhadap informasi baru yang diterimanya.
Dengan sebagian berpendidikan rendah akan
mempengaruhi kemampuan dalam menerima
1 Baik 4 22% informasi. Pendidikan dapat mempengaruhi
seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan
2 Cukup 6 33% pola hidup terutama dalam memotivasi untuk
sikap berperan serta dalam pembangunan pada
umumnya makin tinggi pendidikan seseorang
3 Kurang 8 45% makin mudah menerima informasi (Nursalam,
2003 ).
Dapat di buktikan dari hasil penelitian bahwa
TOTAL 18 100 % yang berpendidikan SD pengetahuan yang kurang
lebih besar dari pengetahuan cukup. Sedangkan
untuk pendidikan SMA tingkat pendidikan rata -
Berdasarkan tabel 5 diketahui hampir rata responden memiliki pengetahuan baik.
dari setengah responden memiliki Sehingga dapat disimpulakan pendidikan dapat
pengetahuan kurang yaitu sebanyak 8 mempengaruhi pengetahuan seseorang. Namun
responden. perlu ditekankan bahwa seorang yang
berpendidikan rendah tidak berarti mutlak
PEMBAHASAN berpengetahuan rendah pula. Peningkatan
Berdasarkan tabel 5 diketahui dari total 18 pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan
responden memiliki pengetahuan baik yaitu formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada
sebanyak 4 responden (22%), pengetahuan cukup pendidikan non formal.
yaitu sebanyak 6 responden (33% ), pengetahuan Selain faktor pendidikan diatas ada faktor
kurang yaitu sebanyak 8 responden (45%). informasi dan hubungan sosial. Bila dihubungkan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “ tahu “ dari informasi ternyata seluruh responden sudah
dan ini terjadi setelah orang mengadakan memperoleh informasi mengenai gastritis yaitu
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. dari tenaga kesehatan, meskipun demikian
Penginderaan terhadap suatu objek terjadi melalui ternyata hasil penelitian menunjukkan mayoritas
panca indera manusia yakni penglihatan, responden memiliki pengetahuan kurang dalam
pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan hal pencegahan kekambuhan gastritis ini
sendiri. Pada waktu penginderaan sampai dikarenakan kurangnya informasi yang lebih luas
menghasilkan pengetahuan tersebut sangat tentang gastritis. Selain itu faktor hubungan sosial
dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi juga dapat menambah pengetahuan. Individu
terhadap objek . Sebagian besar pengetahuan yang yang dapat berinteraksi antara satu secara
manusia diperoleh melalui mata dan telinga kontinyu akan lebih terpapar informasi
(Notoatmodjo, 2003). (Notoatmodjo, 2003). Sebagian responden

Jurnal AKP 38 Vol. 7 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2016


bekerja sebagai petani dan swasta sehingga pada pasien tentang gastritis yang terbanyak adalah
saat mereka bekerja dan berinteraksi dengan berpengetahuan kurang.
orang lain maka akan lebih terpapar informasi
daripada yang hanya dirumah atau yang tidak KEPUSTAKAAN
bekerja tanpa berinteraksi dengan orang lain.
Dalam memenuhi kebutuhan pokok maupun Andri, Wahyu.(2011). Maag dan Gangguan
kebutuhan sekunder keluarga dengan status Pencernaan. Jakarta: PT Sunda Kelapa
ekonomi yang baik akan mudah tercukupi Pustaka
dibanding dan lebih mudah mengakses informasi Arikunto, Suharsini.(2006). Prosedur Penelitian
dengan keluarga dengan status ekonomi rendah. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta
Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan Rhineka Cipta
informasi pengetahuan yang termasuk kebutuhan http://medicastore.com/penyakit/Gastritis.html.20
sekunder (Notoatmodjo, 2003). 12
Ditinjau dari pekerjaan, responden yang (download 12 agustus 2013)
pekerjaanya Wiraswasta memiliki pengetahuan Icha.(2012).Penyakit
yang lebih baik dibandingkan responden yang Gastritis.http://notermrspooh.blogspot.c
bekerja sebagai petani dan yang tidak bekerja. om/2012/ 03/penyakit –
Wiraswasta memiliki status ekonomi yang lebih gastritis.html(download tanggal
baik dari responden yang bekerja sebagai petani 21agustus 2013)
dan tidak bekerja. jadi dapat disimpulkan bahwa Made dkk.(2013). Penyakit Hati, Lambung Usus,
ekonomi mempengaruhi pengetahuan seseorang dan Ambeien. Yogyakarta : Nuha
dalam berbagai hal. Medika
Oleh karena itu pentingnya informasi dari Misnadiarly.(2009). Mengenal Penyakit Organ
tenaga kesehatan kepada masyarakat khususnya Cerna.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
tentang gastritis agar masalah gastritis dapat Notoatmodjo. Soekidjo. (2010). Metodologi
diatasi sedini mungkin. Penelitian Kesehatan, Jakarta:Rineka
Cipta
SIMPULAN Nursalam.(2003). Konsep dan Penerapan
Kesimpulan penelitian ini adalah : Metodologi Penelitian Ilmu
Dari 18 responden hasil penelitian tentang Keperawatan (Pedoman Skripsi, Tesis,
Gambaran Pengetahuan Pasien Dengan Gastritis dan Instrumen Penelitian
Tentang Pencegahan Kekambuhan Gastritis di Keperawatan). Jakarta: Salemba
Puskesmas Bendo Kabupaten Kediri Tahun 2014 Medika
kami simpulkan dengan kriteria pengetahuan baik Sarasvati dkk.(2010). Cara Holistik dan Praktis
yaitu sebanyak 4 responden (22%), pengrtahuan Atasi Maag. Jakarta: PT Buana Ilmu
kurang yaitu sebanyak 6 responden (33%), Populer
pengetahuan kurang yaitu sebanyak 8 (45%). Tamsuri, Anas. (2006). Riset keperawatan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan Kediri: Pamenang press

Jurnal AKP 39 Vol. 7 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2016

Anda mungkin juga menyukai