OLEH:
Nim : 01909010035
T.A 2022
BAB I
PENDAHULUAN
Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa lambung dan sub mukosa
lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Gastritis atau
“maag” atau sakit uluhati adalah peradangan pada dinding lambung. Gastritis
karena diagnose penyakit ini hanya berdasarkan gejala klinis. Penyakit ini
sering di jumpai timbul secara mendadak yang biasanya di tandai dengan rasa
mual atau muntah, nyeri, pendarahan, rasa lemah, nafsu makan menurun atau
sakit kepala.(Aggita,2012).
awal infeksi mukosa lambung menunjukan respons inflamasi akut dan jika di
disebabkan atas faktor internal yaitu adanya kondisi yang memicu pengeluaran
asam lambung yang berlebihan dan faktor eksternal yang menyebabkan iritasi
adalah mengunakan obat aspirin atau anti radang non steroid, infeksi kuman
(Mualidyah, 2016).
Krjadian gastritis didunia di alami oleh penduduk berjumlah 1,8-2,1 juta
dunia yang lain seperti halnya di inggris sekitar 22% dar jumlah penduduk,
cina sekitar 31%, jepang sekitar 14,5%, kanada sekitar 35% dan prancis
jiwa dari jumlah penduduk dalam setiap tahunya. Presentase dari angka
adalah 40,8%.
tahun 2010, gastritis merupakan peringkat kelima dari sepuluh besar penyakit
terbanyak pasien rawat inap yaitu 24,716 kasus dan peringkat ke enam dari
oleh Departemen Kesehatan Propinsi Sumatera Barat tahun 2013 dan data
kebutuhan fisiologis dasar, kebutuhan akan rasa aman dan tentram, kebutuhan
akan dicintai dan disayangi, kebutuhan untuk dihargai, dan kebutuhan untuk
Kebutuhan fisiologis ini sangat kuat, dalam keadaan absolute (kelaparan dan
terbanyak dengan jumlah 3.527 kasus (10,40%) dari pada 20202 meningkat
Bolaang Mondow Utara di peroleh data yang menderita gastiritis pada bulan
penyakit terbanyak di rawat inap RSUD Bolaang Mondow Utara dengan usia
tersering adalah 20-40 tahun paseien dengan keluhan gastritis pada bulan
desember 22 orang dengan diagnose gastritis yang masuk di IGD. Pasien rata-
awal gastritis terdapat beberapa pasien yang menyatakan bahwa nyeri yang di
rasaka tidak kunjung hilang, bisa di katakana tujuan dari penatalaksanaan
peningkatan penyakit gastritis dari tahun ke tahun sesuai informasi dari rekam
medik juga data profil saat pegambilan data untuk itu penelitian tertarik ingin
hubungan penanganan awal gastritis dengan skala nyeri pasien di IGD RSUD
gastritis dengan skala nyeri pasien di IGD RSUD Bolaang Mondow Utara.
Mogondow Utara .
Mongondow Utara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Telaah Pustaka
Gastirits adalah proses inflamasi pada mukosa lambung dan sub mukosa
Gastritis atau “maag” atau sakit uluhati adalah peradangan pada dinding
klinis. Penyakit ini sering di jumpai timbul secara mendadak yang biasanya di
tandai dengan rasa mual atau muntah, nyeri, pendarahan, rasa lemah, nafsu
merupakan penyakit yang sanggat mengangu aktifitas dan bila tidak di tangani
dengan baik dapat berakibat fatal. Biasanya penyakit gastritis terjadi pada
lambung yang dapat bersifat akut, kronis dan difus (lokal). Dua jenis
gastritis yang sering terjadi adalah gastritis superficial akut dan atropik
a. Infeksi bakteri;
d. Stress;
e. Autoimun.
hemoragik;
3) Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi tidak
di muntahkan.
b. Gastritis kronis
nyeri uluhati setelah makan, kembung, rasa asam di mulut atau mual
2.2.4 Komplikasi
tukak duodenum dan 60-90% pada tukak lambung. Diagnose pasti dapat di
ferparosi dan anemia karena ganguan apsorbsi vitamin b12. (Hardi &
Indonesia,2010).
atas. Bila gastritis di akibatkan oleh macam makanan yang sangat asam
penyebab.
a) Untuk menetralisasi asam, digunakan antasida umum (conyohnya:
b) Bila korosi luar atau berat, liagno, dan lafase dihindari karena
bahaya perforasi.
makanan yang asam, tinggi serat, zat tepung. Hindari minuman yang
2.2.7 Pencegahan
penyembuhan luka.;
d. Makan makanan yang kaya akan buah dan sayur namun hindari sayur
waktu kurang;
kentang;
2.2.8 Nyeri
dan nyeri kronik, kedua nyeri tersebut memiliki perbedaan yang cukup
berlangsung kurang dari tiga bulan, jika nyeri dirasa konstan atau
dan nyeri neuropatik, definisi dari nyeri nosiseptif dan nyeri neuropatik,
stimulus noxius. Hal ini dapat terjadi pada nyeri post operatif dan neri
dinding pembuluh darah. Komponen suatu saraf perifer kulit tipikal yang
aferen primer yang dapat di klasifikasikan meliputi serat A-ɑ dan B-β
tekanan, dan propriosepsi, serta A-δ yang kecl bermielin dan serat C
dan terdiri dari serat-serat C yang tidak bermielin yang tidak berfungsi
Eferen primer C dan A-δ dapat di bedakan oleh dua tipe nyeri yang
di timbulkan, yang disebut nyeri lambat dan nyeri cepat. Signal nyeri
waktu 0,1 detik dengan kualitas menusuk, tajam atau elektris sedangkan
yang ganda ini maka cedera jaringan sering menimbulkan dua sensasi
nyeri yang tersendiri di awali nyeri tajam oleh A-δ diikuti nyeri tumpul
sentral pada serabut aferen primer dan aktifitas reseptor ini meragulasi
reseptor aadrenergik.
jarak nosiseptif, dan sesuai dengan derajat aktifitas jarak itu, mekanisme
aktifitas listrik. Stimuli ini dapat berupah stimuli fisik (tekanan0, suhu
bradykinin dari plasma, histamin dari sel mast, serotonin dari trombosit
tersebut dibagi menjadi lapisan-lapisan sel yang disebut lamina. Dua dari
lapisan ini yaitu lamina II dan III disebut sebagai suptansi gelatinosa,
paleospinothalamikus.
yang mencakup tiga komponen berikut, bermula dari impuls di aera PAG
atau substansi tiga komponen berikut, bermula dari impuls di area PAG
aquaductus sylvius.
nucleus rafe magnus (NRM) yang terletak di pons bagian bawah dan
nyeri.
nyeri dapat di ukur dengan berbagai macam cara yang sering digunakan
untuk menilai intensitas nyeri pasien adalah skala numerik dan skala
verbal, skala numerik terdiri dari dua bentuk yaitu verbal dan tulisan.
Verbal Desriptor Scale (VDS)
Tidak Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sesang Nyeri Berat Nyeri Tak Tertahankan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sumber: Potter, P.A & Perry, A. G (2006). Fundamental of nursing (6 theat Usa
Mosby Company)
2.9 Kerangka Teori
Umur
Jenis kelamin
Kebiasaan
makan
Keluhan
Meningkatkan produksi
gastritis
Aktifitas fisik asam lambung
Penanganan awal
Skala nyeri pasien
gastritis
Keterangan :
3.2 Hipotesis
secara
keperawatan
pengukuran (numeric
sangat subjektif
dan individual
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.2.2 Waktu
4.3.1 Populasi
Metode pada penelitian ini adalah kuantitaf, analisis data berkas rekam
4.3.2 Sampel
Sampel di ambil dengan mengunakan Teknik non random sampling.
responden.
penelitian ini terdiri dari kuesioner dan skala pengukuran kuantitas nyeri
responden tinggal menjawab, memberi tanda silang atau check list (√) pada
pernyataan tertutp yang harus di jawab responden atau memilih salah satu
ya, dengan kriteria skor tertinggi 12 dan terendah 8. Hasil ukur baik skor 12
angka yang sesuai dengan rasa nyeri yang di rasakan dan di kategorikan nyeri
Prosedur dalam pengumulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
2. Pelaksanaan penelitian
1. Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul diolah secara manual dan komputerisasi dengan
2. Analisa Data
Analisah data yang akan dilakukan pada penelitian ini terdiri dari analisis
a. Analisis Univariat
proporsi variabel.
b. Analisis Bivariat
Amin, M., K. (2017). Penerapan Terapi Kompres Air Hangat Untuk Mengurangi
Surabaya.
Depkes RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia 2014. Oktober 15, 2018.
http;//www.depkes.go.id/resources/donload/pusdatin/
profilKesehatanIndonesia/profil-kesehatan-indonesia2014.pgf.
https;//sardjitowp/wpcontent/uploads/2015/12kepmenkes856-thn-2009
standar-IGD.pdf.
Surabaya.
Price. Anderson, S., Wilson & carty, L. M (2006). Patofisiologi Konsep Klinis
Sudoyo, A. dkk.(2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1,2,3, Edisi
Low Back Pain Pada Ibu Hamil Trimester III Di Rskdia Pertiwi Makasar,
Rondonuwu. A., ariel, wudur, Andean, lolo w., Astute (2013). Kajian
Penatalsanaan
Terapi Pada Pasien Gastritis Di Instalasi Rawat Inap RSUP Prof DR. R.
2000-2016.Oktober15.
2018.http;//www.who.int/healthinfo/global_burden_disease/globalDALY_
method_2000_2016.pdf?ua=1.