Anda di halaman 1dari 33

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. Y


DENGAN PEMBERIAN KOMPRES HANGAT
TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI
PADA PENDERITA GASTRITIS DI DESA
SIMPANG KUBU WILAYAH KERJA
PUSKESMAS AIR TIRIS
TAHUN 2023

NAMA : REHAN
NIM : 2214901101

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
RIAU
2023

1
2

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. Y


DENGAN PEMBERIAN KOMPRES HANGAT
TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI
PADA PENDERITA GASTRITIS DI DESA
SIMPANG KUBU WILAYAH KERJA
PUSKESMAS AIR TIRIS
TAHUN 2023

NAMA : REHAN
NIM : 2214901101

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar


Ners (Ns)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
RIAU
2023
3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Gastritis merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai di

klinik atau ruangan penyakit dalam dan merupakan salah satu penyakit

yang banyak di keluhkan oleh masyarakat, baik remaja maupun orang

dewasa. Gastritis atau sakit pada ulu hati ialah terjadi peradangan pada

mukosa dan sub mukosa lambung. Gastritis ditandai dengan rasa mual

muntah, perdarahan pada kasus lanjut, rasa lemah dan nafsu makan

menurun (Gustin, 2016).

Insiden gastritis yang terjadi di dunia adalah 1,8 -2,1 juta dari

jumlah penduduk setiap tahunnya. Menurut data WorId HeaIth

Organization (WHO) angka kejadian gastritis di dunia, diantaranya

Inggris 22,0%, China 31,0%, Jepang 14,5%, Kanada 35,0%, dan

Perancis 29,5%. Sekitar 583.635 insiden terjadinya gastritis di Asia

Tenggara dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Prevalensi gastritis

yang dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi yang terdapat di

Shanghai sekitar 17,2% yang secara substantial lebih tinggi dari pada

populasi yang terdapat di barat yang berkisar 4,1% dan bersifat

asimptomatik (WHO, 2017).

Berdasarkan data kementerian kesehatan RI gastritis berada pada

urutan ke enam dengan jumlah kasus sebesar 33.580 kasus pasien rawat

inap di rumah sakit 60,86%. Kasus gastritis pada pasien rawat jalan
4

dengan kasus 201.083 dan berada pada urutan ketujuh. Angka

kejadian gastritis di beberapa daerah cukup tinggi dengan prevalensi

274,396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk atau sebesar 40,8%.

Presentase kasus gastritis di kota-kota Indonesia yaitu, Jakarta 50 %,

Palembang 35,5%, Bandung 32 %, Denpasar 46 %, Surabaya31,2%,

Aceh31,7%, Pontianak 31,2%, sedangkan angka kejadian gastritis di

Medan mencapai 91,6% (Kemenkes, 2017).

Menurut Departemen Kesehatan RI (2017), waIaupun gastritis

terkesan sebagai penyakit yang angka kejadiannya sangat banyak

terIebih di Indonesia. Pengetahuan dan kesadaran mengenai gastritis

di kalangan masyarakat masih kurang, dan hal ini akan beresiko

untuk meIakukan kebiasaan kebiasaan pemicu gastritis dan akhirnya

menderita gastritis. Jika penyakit gastritis dibiarkan terus menerus akan

merusak fungsi Iambung dan akan meningkatkan risiko terkenanya kanker

Iambung hingga menyebabkan kematian. Kasus gastritis yang banyak

diderita selain disebabkan oleh gaya hidup dan stres, diakibatkan juga

tidak perduIi serta kecenderungan menganggap remeh terhadap penyakit

gastritis ini. Sehingga kasus gastritis banyak dialami masyarakat

(Kemenkes, 2017). Salah satu tanda gejala yang ditimbulkan dari gastritis

ini adalah nyeri.

Nyeri selalu menjadi alasan seseorang untuk mendapatkan

perawatan kesehatan. (Safrudin, et al, 2016). Nyeri adalah pengalaman

sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan


5

jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam

bentuk kerusakan tersebut. Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik yang

multidimensional. Fenomena ini dapat berbeda dalam intensitas

(ringan,sedang, berat), kualitas (tumpul, seperti terbakar, tajam), durasi

(transien, intermiten,persisten), dan penyebaran (superfisial atau dalam,

terlokalisir atau difus).

Tindakan mandiri perawat untuk membantu pasien dalam

managemen nyeri adalah dengan pemberian kompres hangat . Tujuan

penerapan kompres hangat untuk meningkatkan relaksasi otot-otot dan

mengurangi nyeri akibat spasme atau kekakuan serta memberikan rasa

hangat local. Kompres hangat dapat menyebabkan pelepasan endorfin

tubuh sehingga menghambat transmisi stimulus nyeri. Hal ini sejalan

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitri et al (2021) dengan hasil

Pengumpulan data menggunakan pengkajian dan intervensi. Hasil

penerapan menunjukkan bahwa setelah dilakukan pemberian kompres

hangat selama 1 hari mengalami penurunan yaitu sebelum dilakukan

kompres hangat skala nyeri 6 dan setelah dilakukan kompres hangat skala

nyeri menjadi 3.

Berdasarkan survey awal yang dilaksanakan peneliti ditanggal 14

oktober 2023 kepada Ny.Y berusia 53 tahun dengan gastritis di Desa

Simpang Kubu, didapatkan klien mengeluh P: nyeri dan pusing semakin

terasa ketika saat ingin beraktivitas, Q: terasa seperti tertusuk-tusuk, R:

dibagian ulu hati, S: skala nyeri 4, T: berlangsung hilang timbul. Saat


6

ditanya kepada keluarga Ny.Y tentang penyakit yang diderita oleh Ny.Y

keluarga tidak mengetahui apa itu gastritis secara spesifik dan tidak tahu

cara mengenal anggota yang menderita gastritis ditandai keluarga yang

tidak tahu tanda dan gejala dari gastritis.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik

untuk melakukan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny. Y dengan

Pemberian Kompres Hangat Terhadap Penurunan Skala Nyeri pada

Penderita Gastritis di Desa Simpang Kubu Wilayah Kerja Puskesmas Air

Tiris Tahun 2023.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka

rumusan masalahnya adalah apakah ada pengaruh Pemberian Kompres

Hangat Terhadap Penurunan Skala Nyeri pada Penderita Gastritis di Desa

Simpang Kubu Wilayah Kerja Puskesmas Air Tiris Tahun 2023?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mengetahui asuhan keperawatan dengan Pemberian Kompres

Hangat Terhadap Penurunan Skala Nyeri pada Penderita Gastritis di

Desa Simpang Kubu Wilayah Kerja Puskesmas Air Tiris Tahun 2023.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. Y dengan nyeri pada

gastritis.
7

b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. Y dengan nyeri pada

gastritis.

c. Menyusun intervensi keperawatan sesuai pada Ny. Y dengan nyeri

pada gastritis.

d. Melaksanakan implementasi terhadap Ny. Y dengan nyeri pada

gastritis.

e. Melaksanakan evaluasi keperawatan pada Ny. Y dengan nyeri pada

gastritis.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan karya ilmiah akhir ini dapat digunakan untuk

pengembangan ilmu keperawatan berdasarkan hasil dan analisa atas

hasil yang ditemukan dilapangan.

2. Manfaat Praktisi

Hasil peninjauan ini diharapkan bisa meningkatkannya pemanfaatan

kemajuan dalam pemberian terapi kompres hangat dalam penurunan

nyeri pada penderita gastritis.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Dasar Gastritis

1. Pengertian

Gastritis merupakan suatu peradangan atau perdarahan mukosa

lambung yang dapat bersifat akut,kronis dan difus (local). Dua jenis

gastritis yang sering terjadi adalah gastritis superficial akut dan gastritis

atropik kronis (Hardi & Huda Amin, 2015).

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa

lambung. Peradangan ini dapat menyebabkan pembengkakan lambung

sampai terlepasnya epitel mukosa suferpisial yang menjadi penyebab

terpenting dalam gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel dapat

merangsang timbulnya inflamasi pada lambung (Sukarmin, 2015).

2. Etiologi

Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori, virus,

atau parasit lainnya juga dapat menyebakan gastritis. Kontributor

gastritis akut adalah meminum alkohol secara berlebihan, infeksi dari

kontaminasi makanan yang dimakan, dan penggunaan kokain.

Kortikosteroid juga dapat menyebabkan gastritis seperti NSAID aspirin

dan ibuprofen. (Dewit, Stromberg & Dallred, 2016).

12
13

3. Manifestasi Klinis

Gejala gastritis akut adalah anoreksia, mual dan muntah,

perasaan perut penuh. gambaran klinis pada gastritis yaitu dapat terjadi

ulserasi dan dapat menimbulkan hemoragik, rasa tidak nyaman pada

abdomen dengan sakit kepala, kelesuan, mual, dan anoreksia. disertai

muntah dan cegukan., dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang

mengiritasi tidak dimuntahkan., pada gastritis kronis terjadi anoreksia

( nafsu makan menurun ), nyeri ulu hati setelah makan, kembung, rasa

asam di mulut, atau mual dan muntah. (Dirksen, et al, 2015).

Nyeri

1. Pengertian

Nyeri adalah suatu mekanisme pertahanan bagi tubuh yang timbul

bila mana jaringan sedang dirusak yang menyebabkan individu tersebut

bereaksi dengan cara memindahkan stimulus nyeri (Guyton & Hall, 2008

dalam Saifullah, 2015).

Nyeri menurut Rospond (2018) merupakan sensasi yang penting

bagi tubuh. Sensasi penglihatan, pendengaran, bau, rasa, sentuhan, dan

nyeri merupakan hasil stimulasi reseptor sensorik, provokasi saraf-saraf

sensorik nyeri menghasilkan reaksi ketidaknyamanan, distress, atau

menderita. Menurut Handayani (2015) nyeri adalah kejadian yang tidak

menyenangkan, mengubah gaya hidup dan kesejahteraan individu.


14

2. Etiologi Nyeri

Nyeri dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu trauma,

mekanik, thermos, elektrik, neoplasma (jinak dan ganas), peradangan

(inflamasi), gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah

serta yang terakhir adalah trauma psikologis (Handayani, 2015)

3. Pengukuran Nyeri

Beberapa cara pengukuran nyeri yaitu :

a. Numeric Rating Scale (NRS)

Skala ini sudah biasa dipergunakan dan tellah divalidasi. Berat dan

ringannya rasa sakit atau nyeri dibuat menjadi terukur dengan

mengobyektifkan pendapat subyektif nyeri. Skala numeric dari 0

(nol) hingga 10 (sepuluh) (Potter & Perry, 2005 dalam Handayani,

2015).

Keterangan :

0 : Tidak ada rasa sakit, merasa normal

1 : Nyeri hampir tidak terasa

2 : Nyeri ringan, seperti cubitan ringan dikulit

3 : Nyeri sangat terasa namun bisa ditoleransi


15

4 : Nyeri terasa kuat dan menusuk

5 : Nyeri terasa kuat dan menusuk, mulai terasa murung

6 : nyeri terasa kuat dalam dan menusuk sehingga

Mempengaruhi sebagian indra, menyebabkan tidak fokus

7 : Nyeri terasa kuat dalam dan menusuk sehingga

Mempengaruhi indra anda dan berteriak kesakitan

8 : Nyeri kuat dan tidak dapat berfikir jernih

9 : Nyeri kuat dan tidak dapat ditolerir

10 : Nyeri begitu kuaat dan hingga tak sadarkan diri

b. Visual Analog Scale (VAS)

Skala sejenis yang merupakan garis lurus, tanpa angka. Bisa bebas

mengekspresikan nyeri, ke arah kiri menuju tidak sakit, arah kanan

sakit tak tertahankan, dengan tengah kira-kira nyeri sedang (Potter

& Perry, 2005 dalam Handayani, 2015).

c. Verbal Rating Scale (VRS)

Skala ini untuk menggambarkan rasa nyeri, efektif untuk menilai

nyeri akut, dianggap sederhana dan mudah dimengerti, ranking


16

nyerinya dimulai dari tidak nyeri sampai nyeri yang tidak

tertahankan (Khoirunnisa & Novitasari, 2015).

d. Skala Wajah dan Barker

Skala nyeri enam wajah dengan eskpresi yang berbeda,

menampilkan wajah bahagia hingga wajah sedih. Digunakan untuk

mengekspresikan rasa nyeri pada anak mulai usia 3 (tiga) tahun

(Potter & Perry, 2005 dalam Handayani, 2015).

Kompres Hangat

Kompres hangat adalah tindakan memberikan rasa hangat pada

klien dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan rasa hangat

pada bagian tubuh tertentu yang memerlukan (Prihandhani,2016). Terapi

kompres hangat merupakan tindakan dengan memberikan kompres hangat

yang bertujuan memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau


17

membebaskan nyeri, mengurangi atau mencegah terjadinya spasme otot,

dan memberikan rasa hangat (Sultoni, 2018).

Kompres hangat merupakan metode pemeliharaan suhu tubuh

dengan menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat

atau dingin pada bagian tubuh yeng memperlancar sirkulasi darah, dan

mengurangi rasa sakit atau nyeri. (Andormoyo, 2013).

Penurunan nyeri terjadi karena adanya perpindahan panas secara

konduksi dari buli-buli yang diletakkan di perut ke dalam perut yang dapat

melancarkan peredaran darah, menurunkan ketegangan otot dan membuat

nyaman/rileks responden. Panas dapat menyebabkan dilatasi pembuluh

darah yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah. Secara fisiologis

respon tubuh terhadap panas yaitu menyebabkan pembuluh darah

menurunkan kekentalan darah, menurunkan ketegangan otot,

meningkatkan metabolisme jaringan dan meningkatkan permeabilitas

kapiler. Respon dari panas inilah yang digunakan untuk keperluan terapi

pada berbagai kondisi dan keadaan yang terjadi dalam tubuh. Panas

menyebabkan vasodilatasi maksimum dalam waktu 15 lebih dari 20 menit

20 menit, elakukan kompres akan mengakibatkan kongesti jaringan dan

klien akan beresiko mengalami luka bakar karena pembuluh darah yang

berkontriksi tidak mampu membuang panas secara adekuat melalui

sirkulasi darah
18

Keluarga

1. Pengertian

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat dimana

terjadi interaksi antara anak dan orang tuanya. Keluarga berasal dari

bahasa sansekerta kulu dan warga atau kuluwarga yang berarti anggota

kelompok kerabat (Padila, 2012). Keluarga merupakan unit terkecil

dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri, dan anak, yang saling

berinteraksi dan memiliki hubungan yang erat untuk mencapai suatu

tujuan tertentu. Interaksi yang baik antara anak dan orang tua

merupakan hal penting dalam masa perkembangan anak. Interaksi yang

baik ditentukan oleh kualitas pemahaman dari anak dan orang tua untuk

mencapai kebutuhan keluarga (Soetjiningsih, 2012).

2. Peran dan Fungsi Keluarga

Setiap anggota keluarga menjalankan perannya masing-asing

dalam keluarga untuk mempertahankan kondisi dalam keluarga. Peran

keluarga dibagi menjadi dua yaitu peran formal dan peran informal

keluarga. Peran formal keluarga yaitu peran parental dan perkawinan

yang terdiri dari peran penyedia, peran pengatur rumah tangga,

perawatan anak, peran persaudaraan, dan peran seksual. Peran informal

keluarga bersifat implicit dan tidak tampak kepermukaan dan hanya

diperankan untuk menjaga keseimbangan keluarga, sepeti pendorong,


19

13 inisiatif, pendamai, penghalang, pengikut, pencari pengakuan,

sahabat, koordinator keluarga dan penghubung (Padila, 2012).

Setiap anggota keluarga menjalankan perannya dengan baik

apabila keluarga berfungsi sebagaimana mestinya. Fungsi keluarga

berkaitan dengan peran dari keluarga yang bersifat ganda. Friedman

(1998 dalam Padila, 2012) menguraikan terdapat 5 fungsi keluarga,

yaitu : (1) Fungsi afektif merupakan fungsi internal berhubungan secara

langsung dan menjadi dasar dari keluarga tersebut. Fungsi ini berguna

untuk pemenuhan fungsi psikososial. (2) Fungsi sosialisasi, dimana

keluarga merupakan tempat pertama individu memulai sosialisasi.

Individu belajar untuk disiplin dan mematuhi norma yang ada sehingga

mampu untuk melakukan interaksi sosial dimasyarakat. (3) Fungsi

reproduksi, dimana keluarga memiliki fungsi untuk meneruskan

keturunan dan meningkatkan sumber daya manusia, hal ini dikatakan

sebagai fungsi reproduksi. (4) Fungsi ekonomi, dimana untuk

memenuhi kebutuhan setiap anggota keluarganya seperti makanan,

pakaian dan tempat tinggal. (5) Fungsi perawatan kesehatan, dalam

fungsi perawatan kesehatan, keluarga memiliki peran untuk melakukan

proteksi dikeluarganya terhadap penyakit. Berbagai permasalahan

dihadapi oleh setiap keluarga dalam memenuhi kebutuhan anak dengan

retardasi mental. Anak dengan retardasi mental akan memerlukan

bantuan dari anggota keluarga lainnya dalam waktu yang cukup lama

(Napolion, 2010). Apabila kelima fungsi keluarga tersebut berjalan


20

dengan baik, maka keluarga akan menjadi harmonis. Namun, bila

fungsi tersebut mengalami gangguan dalam keluarga yang memiliki

anak dengan retardasi mental, maka hal 14 ini akan menjadi beban

tersendiri pada anak tersebut yang akan berpengaruh juga pada fungsi

dan peran setiap anggota keluarga lainnya, sehingga diperlukan usaha

dari anggota keluarga untuk tetap menjaga fungsi dan peran masing

masing agar tetap berjalan dengan baik.

State Of Art

State of The Art merupakan kumpulan jurnal yang digunakan

sebagai referensi dalam penelitian ini. State of The Art turut memberikan

penjabaran mengenai perbedaan antara penelitian terdahulu dan penelitian

yang akan dilakukan. Berikut ini adalah State of The Art yang dijabarkan

dalam bentuk tabel / matriks

N Deskripsi Jurnal Pembahasan


o
1 Teknik Relakasasi Air Hangat Pada Hasil Penelitian:
Pasien Gastritis nManajemen Nyeri digunakan untuk
Tahun : menghilangkan atau mengurangi
2021 nyeri dan meningkatkan rasa
nyaman. Dari hasil pengkajian
Peneliti : intervensi dan implementasi selama 3
Suhartania hari pasien sudah tidak merasakan
nyeri lagi setelah dilakukan nya
Metode Penelitian: tindakan teknik relaksasi kompres air
Quasi experimental dengan desain hangat.karena relaksasi kompres air
pretest-postest with control group hangat yang digunakan untuk proses
design terapi tersebut sangat membantu
meringankan nyeri yang dialami
Jurnal: pasien oleh karena itu memudahkan
https://wellness.journalpress.id/ dalam proses penyembuhan dan
wellness/article/view/3111/pdf dapat dilakukansecara mandiri oleh
pasien.Terapi kompres hangat
terbukti dapat menurunkan nyeri
21

pada pasien gastritis


Alasan Menjadi Tinjauan
Penelitian :
Jurnal berikut dapat memperkuat
penelitian ini dengan memberikan
referensi mengenai seberapa
signifikan pengaruh kompres
hangat terhadap penurunan skala
nyeri

2 Penerapan Kompres Hangat Terhadap Hasil Penelitian:


Nyeri Pada Pasien Gastritis Hasil penerapan menunjukkan bahwa
Tahun : setelah dilakukan pemberian kompres
2021 hangat selama 1 hari mengalami
penurunan yaitu sebelum dilakukan
Peneliti : kompres hangat skala nyeri 6 dan
Fitri et al setelah dilakukan kompres hangat
skala nyeri menjadi 3. Peneliti
Metode Penelitian: mengambil kesimpulan bahwa terapi
Quasi experimental dengan desain kompres hangat terbukti dapat
pretest-postest with control group menurunkan nyeri pada pasien
design gastritis
Alasan Menjadi Tinjauan
Jurnal: Penelitian :
https:// Jurnal berikut dapat memperkuat
jurnal.akperdharmawacana.ac.id/ penelitian ini dengan memberikan
index.php/JWC/article/viewFile/ referensi mengenai seberapa
183/94 signifikan pengaruh kompres
hangat terhadap penurunan skala
nyeri

3 Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Hasil Penelitian:


Penurunan Nyeri Pada Pasien Pada penelitian ini didapatkan rata-
Gastritis Di Igd Rumah Sakit rata skala nyeri sebelum diberikan
Bhayangkara Tk. III Kota Manado kompres hangat adalah5.77dan
Tahun skalanyerisesudahkompreshangatyait
2022 u4.08ataunyerisedang dannilaip-
Peneliti : value0,000dimanap-
Labagau dkk value<α=0,05dengantingkatkemakna
Metode Penelitian: anAsymp.Sig. (p-value= 0,000.
Quasi experimental dengan desain MakaHaditerima.
pretest-postest without control group Alasan Menjadi Tinjauan
design Penelitian :
Jurnal: Jurnal berikut dapat memperkuat
https://ejournal.unimman.ac.id/ penelitian ini dengan memberikan
index.php/jka/article/view/10/10 referensi mengenai seberapa
signifikan pengaruh kompres
hangat terhadap penurunan skala
22

nyeri

4 Penerapan Teknik Relaksasi Nafas Hasil Penelitian:


Dalam Untuk Penurunan Nyeri Pada Hasil dari penelitian menunjukkan,
Pasien Dengan Gastritis di Ruang setelahdilakukanperawatankeduasubj
Rawat Inap Puskesmas Lakitan Tahun ekterjadipenurunanskalanyeri yang
2019. signifikan.Sebelumdilakukaninterven
Tahun sikeperawatandenganteknikkompresh
2019 angatdalamskalanyeri yang
Peneliti : dialamiolehkeduasubjekcukuptinggiy
Tubagus dkk aitusubjek I denganskalanyeri
Metode Penelitian: 9dansubjek II jugadenganskalanyeri
Studi Kasus yang lebihtinggiyaitu 8, setelah 3
Jurnal: hariintervensidiberikansecaraberturut
https:// -turut,
repository.poltekkespalembang.ac.id/ makaskalanyeripadakeduasubjekturu
items/show/1343 npadasubjek I turunmenjadi 1
danskalanyeripadasubjek II
turunmenjadi 2 Alasan Menjadi
Tinjauan Penelitian :
Jurnal berikut dapat memperkuat
penelitian ini dengan memberikan
referensi mengenai seberapa
signifikan pengaruh kompres
hangat terhadap penurunan skala
nyeri

BAB III
GAMBARAN KASUS
23

A. Hasil Pengkajian

Pengkajian keperawatan yang penulis lakukan pada tanggal 16 Oktober 2023

pada Ny. Y (53th). Keluarga Ny.Y adalah keluarga dengan tipe single

family dalam Keluarga Ny.Y saling menghargai satu sama lain, saling

membantu serta mendukung. Komunikasi keluarga sehari-hari

menggunakan bahasa daerah dan komunikasi dilakukan dengan cara

terbuka.

Keluarga Ny.Y mengatakan jika ada masalah mendiskusinya dengan

keluarga inti dan jika ada keluarga yang sakit dibawa ke puskesmas atau

ke praktek dokter. Pada saat pengkajian keadaan umum klien baik, tingkat

kesadaran composmentis (kesadaran penuh), klien mengatakan sering

mengalami nyeri di ulu hati sejak 2 tahun yang lalu. Pada saat dilakukan

pemeriksaan didapatkan data: klien mengatakan nyeri ulu hati seperti

ditusuk-tusuk, klien mengatakan nyerinya hilang timbul, klien mengatakan

nyeri saat beraktivitas, keluarga klien mengatakan klien sering makan

terlambat. Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil ekspresi

wajah meringis, klien tampak gelisah, P : nyeri dan pusing semakin terasa

ketika saat ingin beraktivitas, Q: terasa seperti tertusuk-tusuk, R: dibagian

ulu, S: skala nyeri 4, T: berlangsung hilang timbul dan TD : 123/82

mmHg, N:110x/menit, RR : 20x/menit, S : 36,4

B. Analisa Data

Analisa data yang penulis dapatkan yaitu :


24

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. Ds: ketidakmampuan Nyeri akut


a. Klien mengatakan keluarga dalam
mengenal masalah
nyeri ulu hati seperti
kesehatan
ditusuk-tusuk
b. Klien mengatakan
nyerinya hilang
timbul
c. Klien mengatakan
nyeri saat beraktivitas
d. Keluarga klien
mengatakan klien
sering makan
terlambat
Do:
a. Ekspresi wajah
meringis
b. Klien tampak gelisah
c. P : nyeri dan pusing
semakin terasa ketika
saat ingin beraktivitas
Q: terasa seperti
tertusuk-tusuk
R: dibagian ulu
S: skala nyeri 4
T: berlangsung hilang
timbul
d. TD : 123/82 mmHg,
N:110x/menit, RR :
20x/menit, S : 36,4
2. Ds: ketidakmampuan Defisiensi
a. Keluarga mengatakan keluarga dalam pengetahuan
mengenal masalah
tidak mengetahui
kesehatan
secara spesifik
tentang penyakit
gastritis
b. Keluarga mengatakan
tidak tahu cara
mengenal anggota
yang menderita
gastritis ditandai
keluarga yang tidak
tahu tanda dan gejala
dari gastritis.

Do :
25

a. Keluarga tampak
bingung saat ditanya
tentang penyakit
gastritis
b. Keluarga tidak
mengetahui tentang
penyakit gastritis
c. Keluarga tidak tau
cara merawat dan
mencegah penyakit
gastritis
C. Skoring dan Prioritas Masalah

Tabel 3.2 : Skoring dan Prioritas Masalah

No Kriteria Sko Bobot Nilai Pembenaran


r
1 Nyeri Akut
Sifat Masalah: Ny.Y mengatakan terkadang
a. Aktual 3 nyeri dibagian ulu hati
b. Resiko Tinggi 2 1 1
c. Potensial 1

Kemungkinan Masalah Kemungkinan masalah nyeri


Untuk Dirubah: dapat mudah diubah.
a. Mudah
b. Sebagian 2
c. Tidak Dapat 1 2 2
0

Potensi Masalah Untuk Potensial masalah Ny.Y


Dicegah: terhadap rasa nyeri tinggi
a. Tinggi untuk dicegah.
b. Cukup 3
c. Rendah 2 1 1
1
Menonjolnya Masalah: Masalah nyeri yang
a. Segera Diatasi dirasakan Ny.Y harus segera
b. Tidak Segera Diatasi 2 diatasi untuk
c. Tidak Dirasakan 1 1 1 mengembalikan rasa nyaman
Ada Masalah 0 Ny.Y dalam beraktifitas.

Jumlah 5
2 Defisiensi pengetahuan
Sifat Masalah: Ny.Y mengatakan tidak
a. Aktual 3 mengetahui tentang
b. Resiko Tinggi 2 1 1 penyebab, tanda gejala dan
c. Potensial 1 komplikasi dari gatsritis

Kemungkinan Masalah Ny.Y mengatakan masalah


26

Untuk Dirubah: ini kemungkinan dapat


a. Mudah dirubah seperti kebiasaan
b. Sebagian 2 konsumsi makanan yang
c. Tidak Dapat 1 2 1 pedas dan bergas
0
Potensi Masalah Untuk Ny.Y mengatakan potensial
Dicegah: masalah dapat dicegah
a. Tinggi tinggi.
b. Cukup 3
c. Rendah 2 1 1
1
Menonjolnya Masalah: Ny.Y mengatakan tidak
a. Segera Diatasi merasakan adanya masalah
b. Tidak Segera Diatasi 2 dengan pengetahuan.
c. Tidak Dirasakan 1 1 0
Ada Masalah 0

Jumlah 3

D. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan analisa data yang didapatkan maka diagnosa

keperawatan yang muncul yaitu :

1. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

mengenal masalah kesehatan

2. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

dalam mengenal masalah kesehatan


BAB IV
PELAKSANAAN INTERVENSI KEPERAWATAN

A. Intervensi Keperawatan

Rencana tindakan keperawatan yang peneliti angkat untuk

mengatasi masalah keperawatan pada Ny. Y yaitu :

Tabel. 3.1 Intervensi Keperawatan

N Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


o
1 Nyeri akut Tingkat nyeri Menajemen nyeri
Ekspetasi : menurun Definisi : Mengidentifikasi
Gejala dan tanda Kriteria hasil : dan mengelola pengalaman
mayor a. Mampu mengontrol nyeri sensori dan emosional yang
Subjektif (tahu penyebab nyeri, mampu berkaitan kerusakan jaringan.
a. Ketidaknyam menggunakan tehnik TUK 1 :
anan nonfarmakologi untuk a. Lakukan pengkajian
b. Gangguan mengurangi nyeri, mencari nyeri secara
pada bantuan) komprehensif termasuk
aktivitas b. Melaporkan bahwa nyeri lokasi, karakteristik,
hidup sehari berkurang dengan durasi frekuensi,
hari menggunakan manajemen kualitas dan faktor
c. Gangguan nyeri presipitasi
aktivitas c. Mengenali nyeri (skala, b. Observasi reaksi
fisik intensitas, frekuensi dan nonverbal dan
d. Kehilangan tanda nyeri) ketidaknyamanan
nafsu makan d. Menyatakan rasa nyaman c. Bantu pasien dan
setelah nyeri berkurang keluarga untuk mencari
dan menemukan
dukungan
d. Kontrol lingkungan
yang dapat
mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
e. Kurangi faktor
presipitasi nyeri
f. Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk menentukan
intervensi

TUK 2 :
a. Diskusikan dengan
keluarga cara merawat

24
25

anggota keluarga
dengan gastritis
b. Berikan kesempatan
keluarga untuk bertanya
c. Minta keluarga
menyebut kembali dan
beri pujian kepada
keluarga

TUK 3 :
a. Berikan teknik untuk
mengurangi rasa nyeri
(kompres hangat)
b. Ajarkan teknik
mengurangi rasa nyeri
(kompres hangat).
2 Defisiensi Tingkat pengetahuan Manajemen pengetahuan
pengetahuan Ekspetasi : Menurun Definisi : ketiadaan atau
Gejala dan tanda Kriteria Hasil : defisiensi informasi kognitif
mayor a. Mengetahui tentang yang berkaitan dengan topik
Subjektif pengetian maag/gastritis tertentu atau kemahiran.
a. Pengetahua b. Mengetahui tanda dan gejala TUK 1 :
n keluarga maag/gastritis a. Bina hubungan saling
tentang c. Mengetahui cara merawat dan percaya
maag/gastri mencegah maag/gastritis b. jelaskan tentang penyakit
tis d. Keluarga mendampingi untuk maag/gastritis
meningkat mendapat pertolongan (pengertian, penyebab,
b. Keluargam e. Keluarga membawa anggota tanda dan gejala, cara
ampu keluarga yang sakit ke merawat dan pencegahan)
mengenal pelayanan kesehatan c. Bimbing keluarga
masalah menyebutkan yang telah
kesehatan dijelaskan
d. Anjukan keluarga untuk
rutin control ke pelayanan
kesehatan

TUK 2:
a. Diskusikan dengan
keluarga cara merawat
anggota keluarga
dengan gastritis
b. Berikan kesempatan
keluarga untuk bertanya
c. Minta keluarga
menyebut kembali dan
beri pujian kepada
keluarga
26

B. Implementasi Keperawatan

1. Hari pertama

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 16 Oktober

2023 jam 10:30 WIB dengan Nyeri akut berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan, Saat

dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil ekspresi wajah meringis,

klien tampak gelisah, P : nyeri dan pusing semakin terasa ketika saat

ingin beraktivitas, Q: terasa seperti tertusuk-tusuk, R: dibagian ulu, S:

skala nyeri 4, T: berlangsung hilang timbul dan TD : 123/82 mmHg,

N:110x/menit, RR : 20x/menit, S : 36,4. Kemudian peneliti

menjelaskan tentang nyeri dan cara penanganannya yaitu dengan cara

non farmakologi kompres hangat

Peneliti menjelasakan cara pembuatan dan kompres hangat pada

Ny. Y dan keluarga. Alat dan bahan yang digunakan yaitu

a. Air panas

b. Washlap/buli-buli panas

c. Pengalas/perlak

d. Handuk kering

e. Kom

f. Sarung tangan

Cara Pemberian Kompres Hangat

a. Dekatkan alat-alat ke klien

b. Atur posisi klien yang nyaman


27

c. Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dikompres

d. Ambil waslap dan masukkan ke dalam kom yang berisi air hangat

e. Kemudian kompres area yang terasa nyeri

f. Bila klien menoleransi kompres hangat tersebut, lalu

ditutup/dilapisi dengan kasa kering.

g. Lakukan ini selama 10-20 menit.

h. Lepaskan sarung tangan

i. Bereskan semua alat-alat untuk disimpan kembali

j. Cuci tangan

2. Hari Kedua

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 17 Oktober

2023 jam 10:00 WIB dengan masalah nyeri akut, berdasarkan

observasi yang peneliti lihat Ny. Y masih tampak meringis, skala nyeri

3 Pukul 10:30 WIB yaitu mempraktekkan kembali kompres hangat

pada Ny. Y selama 15 menit

3. Hari Ketiga

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 18 Oktober 2023

10:30 WIB dengan masalah nyeri akut, berdasarkan observasi yang

peneliti lihat Ny. Y masih tampak meringis, skala nyeri 2. Pukul 11:00

WIB yaitu mempraktekkan kembali kompres hangat pada Ny. Y

selama 15 menit.
28

C. Evaluasi Keperawatan

1. Hari Pertama

Evaluasi yang dilakukan pada 16 Oktober 2023 pukul 11.30 setelah

dilakukan kompres hangat didapatkan hasil bahwa Ny. Y mengatakan

nyeri mulai berkurang, skala nyeri 3 dan anggota keluarga Ny. Y

mengatakan mulai mengerti cara melakukan kompres hangat

2. Hari Kedua

Evaluasi yang dilakukan pada 17 Oktober 2023 pukul 11.30

setelah dilakukan kompres hangat didapatkan hasil bahwa Ny. Y

mengatakan nyeri mulai berkurang, skala nyeri 2 dan Ny. Y bersedia

melakukan kompres hangat jika merasakan nyeri

3. Hari Ketiga

Evaluasi yang dilakukan pada 18 Oktober 2023 pukul 11.30

setelah dilakukan kompres hangat didapatkan hasil bahwa Ny. Y

mengatakan nyeri mulai berkurang, skala nyeri 1 dan Ny. Y bersedia

melakukan kompres hangat jika merasakan nyeri pada ulu hati.


29

BAB V
PEMBAHASAN

A. Analisis dan Diskusi Akhir

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Ny. Y dengan

masalah keperawatan nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam mengenal masalah kesehatan, maka penulis pada bab ini

akan membahas kesenjangan antara teoritis dengan tinjauan kasus.

Pembahasan dimulai melalui tahapan proses keperawatan yaitu

pengkajian, diagnosa keparawatan, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi.

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian yang penulis lakukan diperoleh data dari berbagai

sumber seperti yaitu dari klien dan keluarga. Pada saat proses

pengkajian penulis tidak mendapat kesulitan dalam menyimpulkan data

kerena keluarga klien kooperatif dan mau meberikan informasi-

informasi yang penulis butuhkan selama proses pengkajian.


30

Berdasakan data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

mengatakan sering sakit pada daerah persendian terutama pada ulu hatii

dan. Ny. Y mengatakan sudah pernah mengalami nyeri pada ulu hati

dikarenakan terlambat makan. Maka berdasarkan data diatas

menunjukkan kesesuain dengan Menurut (Diyono & Mulyanti, 2013

dalam Fadli 2019) gastritis merupakan suatu keadaan terjadinya

kerusakan dan pengikisan pada mukosa lambung. Menurut (Putri,

2017), selama kadar asam lambung didalam tubuh berada pada batas

normal, maka tubuh tidak akan mengalami gangguan, tetapi jika

kadarnya dalam tubuh berlebihan maka akan menyebabkan terjadinya

gangguan seperti nyeri epigastrium, mual bahkan muntah

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang menjadi pada keperawatan keluarga

dengan gastritis yaitu keperawatan nyeri akut berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan. Dengan

begitu dapat dilihat ada beberapa perbedaan antara teori dengan kasus,

yaitu tidak semua diagnosa pada teori dialami oleh Ny. Y.

3. Tahap Perencanaan

Setelah melakukan pengkajian, menegakkan diagnosa

keperawatan, selanjutnya melakukan perencanaan pada Ny. Y. Pada

tahap perencanaan ini penulis hanya menyusun rencana tindakan

keperawatan yang akan dilakukan pada klien dengan nyeri akut sesuai

dengan standar asuhan keperawatan indonesia. Sehingga pada tahap ini


31

antara tinjaun teoritis dan tinjauan kasus tidak ada kesenjangan

sehingga penulis dapat melaksanakan tindakan seoptimal mungkin.

Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu

dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada

bagian tubuh yang memerlukan. Pemberian kompres dilakukan pada

radang persendian, kekejangan otot, perut kembung, dan kedinginan. .

Pada tahap ini rencana tindakan yang akan diberikan kepada Ny. Y

adalah terapi kompres hangat. Efektifitas kompres hangat dapat

menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah dan meningkatkan aliran

darah untuk mendapatkan efek analgesik dan relaksasi otot sehingga

proses inflamasi berkurang (Suryani et al., 2021)

4. Tahap Implementasi

Pada tahap ini penulis memberikan asuhan keperawatan sesuai

dengan rencana tindakan keperawatan. Adapun pelaksanaan tindakan

keperawatan dilakukan berdasarkan Nanda Nic Noc dalam jangka

waktu 3 hari. Adapun tahapan yang dilakukan adalah mulai dari

menjelasakan kegunaan dan tujuan kompres hangat, mempraktekkan

cara kompres hangat dan mengkompreskan antara 10-15 menit dan

menganjurkan klien beserta keluarga untuk dapat mempraktekkan

penatalaksaan kompres hangat

5. Tahap Evaluasi

Pada tahap evaluasi setelah diberikan terapi kompres hangat selama

3 hari didapatkan kesimpulan bahwa terjadinya penurunan skala nyeri


32

dari 4 ke 1, Ny. Y tampak mulai bisa beraktivitas dan mengatakan nyeri

sudah berkurang.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengkajian keperawatan yang dilakukan kepada Ny. Y pada tanggal

16 Oktober 2023 didapatkan hasil P : nyeri dan pusing semakin

terasa ketika saat ingin beraktivitas, Q: terasa seperti tertusuk-tusuk,

R: dibagian ulu, S: skala nyeri 4, T: berlangsung hilang timbul dan

TD : 123/82 mmHg, N:110x/menit, RR : 20x/menit, S : 36,4.

Kemudian peneliti menjelaskan tentang nyeri dan cara

penanganannya yaitu dengan cara non farmakologi kompres hangat

2. Diagnosa keperawatan yang muncul yaitu Nyeri akut berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah

kesehatan dan Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan

3. Rencana keperawatan yang dilakukan oleh penulis adalah terapi

kompres hangat

4. Pelaksaan tindakan keperawatan dan evaluasi dimana skala nyeri

dari 4 ke 1, klien mampu mempraktekkan kompres hangat.

31
B. Saran

1. Klien dan Keluarga

Hal ini dapat digunakan sebagai bahan atau sumber untuk penelitian

selanjutnya dapat melakukan perawatan mandiri pada masalah nyeri

2. Mahasiswa

Agar mahasiswa lebih mempersiapkan diri dan melakukan

pengkajian lebih optimal pada klien.

3. Institusi Pendidikan

Hal ini dapat digunakan sebagai bahan atau sumber untuk penelitian

selanjutnya dan mendorong bagi yang berkepentingan untuk

melakukan penenlitian lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai