Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GASTRITIS DENGAN

MOTIVASI UNTUK MENCEGAH KEKAMBUHAN GASTRITIS

Novi Rosiani*); Bayhakki; Rani Lisa Indra

Ilmu Keperawatan; STIKes Hang Tuah Pekanbaru


Jl. Mustafa Sari No.5; Tankerang Selatan; Pekanbaru

Abstrak

Gastritis merupakan peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut atau kronis. Gastritis yang
dibiarkan berlarut-larut tanpa ada upaya pencegahan kekambuhan dapat mengakibatkan kanker lambung bahkan
kematian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang gastritis dengan
motivasi untuk mencegah kekambuhan gastritis. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode
korelasi dan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel penelitian ini adalah 122 orang yang diambil
menggunakan teknik simple random sampling. Data dianalisis secara univariat dan bivariat, secara univariat
menggunakan distribusi frekuensi dan tendensi sentral dan secara bivariat menggunakan uji chi square. Hasil
penelitian menunjukkan rerata usia responden 33,98 tahun, 55,7% berjenis kelamin perempuan, 52,5% responden
bekerja swasta, 37,7% responden merupakan tamatan SMA, 49,2% responden berpengetahuan baik, 50,8%
responden dengan motivasi tinggi dan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang gastritis
dengan motivasi untuk mencegah kekambuhan gastritis (p=0,000<0,05). Diharapkan responden dapat
mempertahankan dan lebih meningkatkan pengetahuan dan motivasinya serta dapat mengaplikasikan upaya
pencegahan kekambuhan gastritis.

Kata kunci: Gastritis; Motivasi; Pengetahuan

Abstract

[English Title: The correlation between Knowledge About Gastritis And


Motivation To Prevent Gastritis Recurrence] Gastritis is an inflammation of the gastric
mucosa that can be acute or chronic. Gastritis without any relapse prevention efforts can lead to
stomach cancer and even death. The purpose of this study was to determine the correlation between
knowledge about gastritis and motivation to prevent recurrence of gastritis. This research was a
quantitative research with correlational design and cross sectional study approach. The number of
samples of this study was 122 people taken using simple random sampling technique. Data were
analyzed using univariate and bivariate analysis. Univariate analysis using frequency distribution and
central tendency, and meanwhile bivariate analysis using chi square test. The result of the research
showed that the average age of respondents was 33.98 years old, 55.7% female, 52.5% respondents
were private sector worker, 37.7% respondents were high school graduates, 49.2% respondents had
good knowledge, 50.8% respondents had high motivation and there was a significant relationship
between knowledge of gastritis and motivation to prevent recurrence of gastritis (p =0,000 <0.05). It is
expected to maintain and further improve knowledge and motivation and can apply prevention of
gastritis relapse.

Keywords: Gastritis; Motivation; Knowledge

1. Pendahuluan gastritis yaitu dengan persentasi 17-21%.


Gastritis adalah suatu peradangan Kejadian gastritis di Amerika mencapai
mukosa lambung yang bersifat akut dan 22% dan Indonesia kejadian gastritis
kronik. Gastritis dapat mengakibatkan mencapai 4,8% (WHO, 2012). Berdasarkan
pembengkakan pada mukosa lambung profil Kementrian Kesehatan Indonesia
sampai terlepasnya lapisan mukosa untuk jumlah layanan Rawat Inap Tingkat
lambung yang akan menimbulkan proses Lanjut sampai dengan 31 desember 2016,
inflamasi. Gastritis memiliki gejala seperti masalah gangguan pencernaan berada
kembung, sering bersendawa, mual dan pada urutan ketiga dari 10 gangguan
muntah, tidak nafsu makan, dan nyeri penyakit lainnya dengan kasus mencapai
pada ulu hati (Ratu & Adwan, 2013). 380.744 (Kemenkes RI, 2017).
Menurut World Health Organization Berdasarkan profil Dinas Kesehatan
(WHO) 2012, kematian di dunia pada Riau tahun 2015, gastritis merupakan salah
rawat inap akibat satu penyakit dari 10 penyakit terbanyak
pada pasien rawat inap di rumah sakit
*) Novi Rosiani Provinsi Riau dengan kasus mencapai
E-mail: novirosiani11@gmail.com 1.252 (Dinkes Riau, 2016. Sementara untuk
kunjungan tertinggi kasus gastritis pada terdiagnosis gastritis. Tiga diantaranya
seluruh Puskesmas Pekanbaru yaitu mengatakan mengetahui beberapa hal
Puskesmas Senapelan dengan kasus tentang gastritis seperti hal yang
mencapai 1.213, selanjutnya Puskesmas menyebabkan terjadinya dan bagaimana
Rejosari 1.209, Umbansari 997, Simpang tanda gejala gastritis, sehingga timbul
Tiga 925, dan Payung Sekaki 885 (Dinkes dorongan dari dalam diri untuk
Riau, 2017). melakukan perubahan agar tidak
Berdasarkan hasil penelitian Suryono terjadinya kekambuhan. Lima orang
dan Meilani (2016), didapatkan bahwa lainnya mengatakan mengetahui beberapa
pengetahuan penderita gastritis tentang hal yang menyebabkan terjadinya gastritis
pencegahan kekambuhan gastritis dalam tetapi tidak adanya keinginan atau
kategori baik (22%), cukup (33%), dan dorongan dari dalam diri untuk
kurang (45%). Pengetahuan merupakan melakukan perubahan meskipun
hasil dari tahu, hal tersebut terjadi setelah membuat mereka kembali berobat ke
seseorang melakukan pengindraan Puskesmas dengan diagnosa yang sama.
terhadap suatu objek tertentu Dua orang lainnya mengatakan masih
(Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan sangat melakukan hal-hal yang dapat membuat
berpengaruh terhadap seseorang dalam kekambuhan gastritis, hal tersebut
berperilaku atau melakukan tindakan. Jika dilakukan karena tidak adanya keinginan
individu mengetahui tentang gastritis, untuk melakukan perubahan. Berdasarkan
seperti hal-hal yang menyebabkan uraian di atas penelitian ini bertujuan
terjadinya kekambuhan dan akibat dari untuk mengetahui “Hubungan
gastritis, maka individu tersebut akan pengetahuan tentang gastritis dengan
melakukan suatu tindakan untuk motivasi untuk mencegah kekambuhan
menghindari hal tersebut (Notoatmodjo, gastritis”
2012). Pengetahuan bukan merupakan
satu-satunya faktor determinan dalam 2. Metode
penentu bagaimana seseorang melakukan Metode penelitian ini adalah penelitian
tindakan. Hal lain yang dapat kuantitatif dengan jenis penelitian korelasi,
mempengaruhi seseorang untuk yang bertujuan untuk mengidentifikasi
melakukan tindakan adalah motivasi hubungan antara variabel satu dengan
(Notoatmodjo, 2011). variabel lainnya. Penelitian ini
Motivasi merupakan keinginan yang menggunakan pendekatan cross sectional
terdapat pada diri seseorang yang yaitu suatu penelitian yang diobservasi
mendorongnya untuk bertindak atau satu kali pada satu waktu tertentu
berperilaku dimana setiap tindakan (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini untuk
mempunyai tujuan (Notoatmodjo, 2010). melihat hubungan pengetahuan tentang
Namun masyarakat saat ini kurang gastritis dengan motivasi untuk mencegah
termotivasi dalam menjaga kesehatannya kekambuhan gastritis. Penelitian
seperti seringnya mengkonsumsi makanan dilaksanakan di Puskesmas Senapelan
dan minuman yang instan padahal Kecamatan Senapelan Pekanbaru.
kebanyakan makanan tersebut Penelitin telah dilakukan dari tanggal 05
mengandung zat-zat yang tidak baik Juni 2018 hingga 01 Juli 2018. Peneliti
untuk sistem pencernaan yang dapat menggunakan teknik simple random
mengikis lapisan-lapisan lambung sampling (acak sederhana), dimana sampel
sehingga terjadinya peradangan (Shanty, diambil dengan mengundi anggota
2011) populasi. Penelitian ini memakai kriteria
Gastritis apabila dibiarkan berlarut- inklusi, sehingga peneliti hanya
larut tanpa ada upaya pencegahan akan mengambil responden sesuai dengan
membuat kesehatan semakin parah dan kriteria. Adapun kriteria penelitian ini
dapat mengakibatkan kanker lambung adalah pasien dengan diagnosa gastritis,
bahkan kematian. Oleh karena itu berusia 20-60 tahun, bersedia menjadi
penderita gastritis harus mengetahui apa subjek penelitian, bisa membaca dan
yang membuat terjadinya penyakit menulis. Alat ukur yang digunakan
tersebut serta memiliki motivasi untuk berupa lembar kuesioner pengetahuan
melakukan tindakan agar tidak terjadinya tentang gastritis dan motivasi untuk
kembali penyakit tersebut atau mencegah kekambuhan gastritis, alat ukur
kekambuhan (Tilong, 2014). telah dilakukan uji validitas dan
Studi pendahuluan yang dilakukan reliabilitas. Analisis data yang digunakan
terhadap 10 pasien Puskesmas Senapelan adalah analisis univariat bertujuan untuk
atau mendeskripsikan karakteristik setiap menentukan perbedaan peran mereka
variabel penelitian dan analisis bivariat adalah menyelenggarakan upaya
untuk mengetahui hubungan dua variabel meneruskan garis keturunan karena
yaitu variabel bebas dan variabel terikat. masing-masing memiliki alat reproduksi
Peneliti menjaga kerahasiaan responden, yang berbeda(Prasetiyo, 2015).
baik informasi maupun masalah lainnya Menurut Notoatmodjo (2010),
dan peneliti hanya akan melaporkan hasil pengetahuan merupakan hasil dari
penelitian berupa data karakteristik pengindraan manusia terhadap objek
responden serta nilai dari setiap jawaban melalui indra yang dimiliki, dimana
yang diberikan responden untuk setiap pengetahuan yang didapatkan
item pernyataan yang diajukan peneliti. dipengaruhi oleh seberapa besar intensitas
perhatian terhadap objek tersebut. Artinya
laki-laki dan perempuan memiliki peluang
3. Hasil dan Pembahasan yang sama untuk berpengetahuan tinggi
Tabel 1. Distribusi Karakteristik mengenai gastritis hanya saja tergantung
Responden Berdasarkan Usia dari seberapa besar intensitas
perhatiannya terhadap objek tersebut.
Karakteristik Rerata SD Minimal Maximal Menurut Ahmadi (2009), motivasi
Usia 33,98 8,37 22 53 adalah dorongan internal dan eksternal
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa dalam diri seseorang yang didasarkan
rerata usia responden pada penelitian ini dengan adanya hasrat dan minat,
adalah 33,98 tahun dengan standar deviasi dorongan dan kebutuhan, harapan dan
8,37 tahun. Potter dan Perry (2010) cita-cita. Artinya laki-laki dan perempuan
mengatakan bahwa usia tersebut dalam memiliki peluang yang sama untuk
kategori dewasa muda dimana termasuk memiliki motivasi tinggi dalam mencegah
dalam rentang 20-40 tahun. Usia kekambuhan gastritis hanya saja
merupakan salah satu faktor yang tergantung dari seberapa besar minat atau
menentukan kematangan dalam berpikir, dorongan yang ada pada dirinya untuk
bertindak, dan belajar. Kematangan dalam melakukan hal tersebut. Hal ini sejalan
berpikir seseorang dapat mempengaruhi dengan penelitian yang dilakukan
baik pengetahuan, sikap, dan tindakan Kuniyawan (2017) tentang faktor-faktor
individu (Azwar, 2013). yang mempengaruhi kekambuhan
Berdasarkan hasil penelitian yang gastritis, menunjukkan bahwa faktor jenis
dilakukan Setyawan (2015), menyatakan kelamin tidak menunjukkan ada
bahwa usia dewasa adalah waktu saat hubungan yang bermakna dengan
seseorang mencapai puncak dari terjadinya kekambuhan gastritis.
kemampuan intelektualnya. Menurut
Harjowinoto dan Susanto (2008), usia Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik
dewasa muda adalah usia dimana Responden Berdasarkan Pekerjaan
seseorang berada pada kondisi prima
sehingga orang tersebut memiliki No Status Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase
semangat serta motivasi dalam hidupnya. (%)
Sehingga dengan usia tersebut seseorang 1 PNS/TNI 1 0,8%
2 Pedagang 16 13,1%
dapat mengelola kemampuan berpikirnya 3 Buruh 18 14,8%
untuk mencegah kekambuhan gastritis 4 Guru 1 0,8%
dan memiliki semangat yang tinggi untuk 5 Petani 7 5,7%
melakukan tindakan tersebut. 6 Swasta 64 52,5%
7 Tidak bekerja/ibu 15 12,5%
rumah tangga
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Total 122 100%
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa
sebagian besar responden memiliki
No Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)
pekerjaan yaitu pekerja swasta sebanyak
1 Laki-laki 54 44,3%
2 Perempuan 68 55,7% 64 orang (52,5%). Pekerjaan adalah
Total 122 100% kegiatan aktif yang dilakukan seseorang
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa untuk menghasilkan sebuah karya yang
sebagian besar responden berjenis kelamin bernilai imbalan dalam bentuk uang
perempuan dengan jumlah 68 orang (Prasetiyo, 2015). Lingkungan pekerjaan
(55,7%). Jenis kelamin merupakan dapat membuat seseorang memperoleh
perbedaan bentuk, sifat, dan fungsi pengetahuan, pengetahuan tersebut bisa
biologis laki-laki dan perempuan, yang didapatkan dari informasi. Informasi
merupakan sebuah pesan yang adanya dorongan untuk melakukan upaya
disampaikan pengirim kepada penerima pencegahan kekambuhan gastritis.
(Mubarak, 2012; Sujarwo, 2012; Wawan &
Dewi, 2010). Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tingkat
Hal ini sejalan dengan penelitian yang Pengetahuan Responden Tentang Gastritis
dilakukan oleh Suryono (2016) tentang
pengetahuan pasien dengan gastritis No Tingkat Frekuensi (f) Persentase (%)
tentang pencegahan kekambuhan gastritis, pengetahuan
1 Baik 60 49,2%
menyatakan bahwa orang yang bekerja 2 Cukup 7 5,7%
dan berinteraksi dengan orang lain maka 3 Kurang 55 45,1%
akan lebih terpapar informasi sehingga Total 122 100%
meningkatkan pengetahuan daripada yang Berdasarkan tabel 5 didapatkan bahwa
hanya dirumah atau yang tidak bekerja. sebagian besar masyarakat memiliki
pengetahuan baik tentang gastritis yaitu
sebanyak 60 orang (49,2%). Pengetahuan
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Karakteristik merupakan hasil dari pengindraan
Responden Berdasarkan Pendidikan manusia atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indra yang
No Tingkat Frekuensi (f) Persentase dimiliki, dimana pengetahuan
pendidikan (%) dipengaruhi oleh seberapa besar intensitas
1 Tidak sekolah 10 8,2% perhatian terhadap objek (Notoatmodjo,
2 SD 24 19,7%
3 SMP 39 32% 2010). Pengetahuan tentang gastritis
4 SMA 46 37,7% adalah informasi yang dimiliki seseorang
5 Perguruan tinggi 3 2,5% tentang definisi, penyebab, jenis, tanda
Total 122 100% gejala serta bahaya dari penyakit tersebut.
Berdasarkan tebel 4 diketahui bahwa Menurut Potter dan Perry (2010),
sebagian besar tingkat pendidikan menyatakan bahwa keyakinan seseorang
responden adalah dengan tamatan Sekolah terhadap kesehatannya terbentuk dari
Menengah Atas (SMA) berjumlah 46 orang intelektual yaitu pengetahuan, latar
(37,7%). Pendidikan merupakan belakang pendidikan, dan pengalaman
bimbingan yang diberikan seseorang dimasa lalu. Tingginya tingkat
kepada individu ataupun kelompok agar pengetahuan responden pada penelitian
yang bersangkutan tersebut dapat ini bisa disebabkan dari mayoritas
memahami (Mubarak, 2012). Menurut pendidikan responden pendidikan
undang-undang Republik Indonesia menengah atas (SMA). Hal ini sejalan
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem dengan teori menurut Wawan dan Dewi
Pendidikan Nasional, pendidikan (2010) yang menyatakan bahwa semakin
dikategorikan menjadi tiga pertama tinggi pendidikan maka semakin tinggi
pendidikan dasar yaitu SD dan SMP kedua tingkat pengetahuan seseorang.
pendidikan menengah yaitu SMA dan Pengetahuan seseorang juga bisa
pendidikan tinggi yaitu program didapatkan dari informasi yang diperoleh
pendidikan diploma, sarjana, dan lingkungan pekerjaan, pengalaman, sosial,
magister. Berdasarkan hasil penelitian dan media massa. Bila seseorang
menunjukkan sebagian besar pendidikan memperoleh banyak informasi maka ia
terakhir responden adalah Sekolah cenderung mempunyai pengetahuan yang
Menengah Atas (SMA) yang berarti lebih luas (Wawan & Dewi, 2010).
sebagian besar responden masuk ke dalam Tingginya tingkat pengetahuan responden
kategori pendidikan menengah atas. pada penelitian ini bisa juga disebabkan
Menurut Hidayat (2009), semakin dari mayoritas responden bekerja yaitu
berpendidikan seseorang maka semakin pekerja swasta. Hal ini sejalan dengan
berprestasi seseorang tersebut. Dimana penelitian yang dilakukan oleh Huzaifah
kebutuhan berprestasi dapat ditunjukkan (2017) tentang hubungan pengetahuan
dengan keinginan seseorang untuk tentang penyebab gastritis dengan
melakukan sesuatu yang lebih baik. perilaku pencegahan gastritis dari 277
Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden yang diteliti 146 orang (52,7%)
dengan mayoritas responden berpengetahuan baik, 106 orang (38,3%)
berpendidikan menengah atas (SMA) yang berpengetahuan cukup, dan 25 orang
berarti memiliki pengetahuan luas dan (9,0%) lainnya berpengetahuan kurang.
kemudian berdampak dengan adanya
dorongan untuk memperbaiki diri atau
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Motivasi melakukan kegiatan, harapan dan cita-cita
Responden Untuk Mencegah Kekambuhan yang ingin dicapai. Motivasi terbagi
Gastritis menjadi dua jenis yaitu motivasi intrinsik
dan motivasi ekstrinsik (Nursalam, 2012).
No Tingkat motivasi Frekuensi (f) Persentase (%) Berdasarkan hasil penelitian tingginya
1 Rendah 60 49,2% motivasi pada responden bukan hanya
2 Tinggi 62 50,8%
Total 122 100%
adanya dorongan dari diri sendiri tetapi
Berdasarkan tabel 6 dapat terlihat juga karena adanya dorongan dari
bahwa mayoritas responden memiliki keluarga dimana responden yang memiliki
motivasi tinggi untuk mencegah motivasi ekternal baik dengan persentase
kekambuhan gastritis berjumlah 62 orang 45,1%.
(50,8%). Berdasarkan hasil penelitian Berdasarkan analisis peneliti
sebagian besar masyarakat memiliki tinggginya tingkat motivasi responden
motivasi tinggi untuk mencegah pada penelitian ini bisa disebabkan karena
kekambuhan gastritis yaitu 62 orang adanya dorongan dari diri sendiri dan juga
(50,8%). Motivasi adalah dorongan dari dorongan dari orang tua atau keluarga
dalam diri seseorang yang didasarkan untuk mencapai tujuan dan harapan yang
adanya hasrat dan minat untuk melakukan diinginkan yaitu untuk mencegah
kegiatan, dorongan dan kebutuhan untuk terjadinya kekambuhan gastirtis.

Tabel 7. Hubungan Pengetahuan Tentang Gastritis Dengan Motivasi Untuk Mencegah


Kekambuhan Gastritis
Pengetahuan Motivasi untuk mencegah kekambuhan gastritis P
Total
gastritis value
Tinggi Rendah 0,000
n % n % n %
Baik 62 92,5% 5 7,5% 67 100%
Kurang 0 0% 55 100% 55 100%

Tabel diatas telah dilakukan dewasa muda ini adalah puncak dari
penggabungan sel pada variabel kemampuan intelektual individu.
pengetahuan dikarenakan tidak Dengan pengetahuan yang tinggi itulah
memenuhi syarat untuk dilakukan uji Chi responden kemudian memotivasi dirinya
Square, dimana nilai expected kurang dari untuk mengelola penyakitnya sendiri.
lima ada 33,3% jumlah sel, dengan tabel Seperti, tidak mengkonsumsi makanan
3x2, dan tidak adanya nilai fisher’s. dan minuman yang dapat meningkatkan
Menurut Dahlan (2012), apabila uji Chi asam lambung, makan tepat waktu dan
Square tidak memenuhi syarat maka dapat lain sebagainya. Artinya semakin baik
dilakukan penggabungan sel. pengetahuan seseorang tentang gastritis
Berdasarkan tabel 7 didapatkan bahwa maka akan semakin besar motivasi
dari 67 orang yang memiliki pengetahuan seseorang untuk melakukan upaya
baik ada 62 orang (92,5%) yang memiliki mencegah kekambuhan gastritis yang
motivasi tinggi dan 5 orang (7,5%) yang bertujuan agar dirinya dapat terhindar
memiliki motivasi rendah. Dari 55 orang dari suatu penyakit yang lebih buruk.
yang memiliki pengetahuan kurang Dalam hal ini tingkat pengetahuan
semuanya memiliki motivasi rendah. Hasil sangat berpengaruh terhadap motivasi
uji statistik dengan menggunakan uji Chi seseorang untuk melakukan upaya
Square diperoleh p value 0,000 yaitu p value pencegahan kekambuhan gastritis. Hal ini
< α (0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha sejalan dengan penelitian yang dilakukan
diterima, artinya ada hubungan signifikan oleh Rusdianah (2017) tentang hubungan
antara pengetahuan tentang gastritis tingkat pengetahuan dengan motivasi
dengan motivasi untuk mencegah pencegahan kekambuhan hipertensi
kekambuhan gastritis. Hal ini terkait didapatkan bahwa terdapat hubungan
dengan tingkat pendidikan responden yang bermakna antara pengetahuan
yang mayoritas berpendidikan menengah dengan motivasi untuk mencegah
atas yaitu SMA hal lainnya adalah kekambuhan hipertensi.
dikarenakan mayoritas responden bekerja
sehingga mudahnya memperoleh 4. Kesimpulan dan Saran
informasi dan usia dalam kategori dewasa Berdasarkan penelitian yang telah
muda dimana usia rerata responden dalam dilakukan diketahui bahwa rerata usia
kategori usia dewasa muda, pada usia responden adalah 33,98 tahun, mayoritas
pendidikan terakhir responden SMA, gastritis, 1(1). Diperoleh dari
mayoritas responden bekerja di swasta, https://journal.umbjm.ac.id/index.ph
mayoritas responden berpengetahuan p/healthy/article/download/62/36/.
baik, mayoritas responden memiliki Kementrian Kesehatan RI. (2017). Profil
motivasi tinggi, dan terdapat hubungan kesehatan Indonesia tahun 2016.
pengetahuan tentang gastritis dengan Diperoleh dari
motivasi untuk mencegah kekambuhan http://www.depkes.go.id/resources/d
gastritis. Diharapkan responden dapat ownload/pusdatin/profil-kesehatan-
mempertahankan dan lebih meningkatkan indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-
pengetahuan dan motivasinya serta dapat 2016.pdf.
mengaplikasikan upaya pencegahan Kurniyawan, C. B., & Kosasih, I. (2017).
kekambuhan gastritis. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kekambuhan gastritis. Jurnal AKP, 6(2).
5. Ucapan terimakasih Diperoleh dari
Peneliti mengucapkan terima kasih http://ejournal.akperpamenang.ac.id/i
untuk semua orang yang terlibat dalam ndex.php/akp/article/download/121/
penelitiaan ini terkhusus untuk ayahanda 103.
H. Ahmad Yani dan Ibunda Hj. Rosnah, Mubarak, W.I. (2012). Promosi kesehatan
dan kedua saudara kandung saya yakni untuk kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Ranggi Rosiani dan Muhammad Arif Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu perilaku
Maulana, serta seluruh keluarga besar kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
yang telah banyak membantu peneliti baik Notoatmodjo, S. (2011). Kesehatan
secara moril maupun materil dan masyarakat: ilmu dan seni. Jakarta:
terimasih kepada Puskesmas Senapelan Rineka Cipta.
yang telah memfasilitasi, membantu, dan Notoatmodjo, S. (2012). Promosi kesehatan
mengizinkan melakukan penelitian. dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
6. Daftar Pustaka Nursalam., & Efendi, F. (2012). Pendidikan
Ahmadi, Abu. (2009). Psikologi umum. dalam keperawatan. Jakarta: Salemba
Jakarta: Rineka Cipta Medika.
Azwar, S. (2013). Sikap manusia : teori dan Potter, P.A., Perry, A.G. (2010).
pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Fundamental keperawatan. Jakarta:
Pelajar Salemba Medika
Dahlan, M. S. (2012). Statistik untuk Prasetiyo, A. C. (2015). Hubungan
kedokteran dan kesehatan. Jakarta: karakteristis pasien dengan persepsi
Salemba Medika pasien tentang kualitas pelayanan
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. (2016). kesehatan di Puskesmas Blora
Profil kesehatan provinsi Riau 2015. kabupaten Blora. Diperoleh dari
Diperoleh dari http://file:///CUser/apple
http://www.depkes.go.id/resources/d %20pc/Download/Prasetiyo,
ownload/profil/PROFIL_KES_PROVI %202015.pdf
NSI_2015/04_Riau_2015.pdf. Ratu, A.R., & Adwan G.M. (2013).
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. (2017). Penyakit hati, lambung, usus, dan
Profil kesehatan provinsi riau 2017. ambeien. Yogyakarta: Nuha Medika.
Pekanbaru: Dinkes Rusdianah, E. (2017). Hubungan tingkat
Harjowinoto, S. & Susanto, H. (2008). pengetahuan dengan motivasi
Muda berinvestasi, tua menikmati, mati pencegahan kekambuhan hipertensi
masuk surge. Jakarta: Gramedia pada lansia di desa pondok kecamatan
Hidayat, D. R. (2009). Ilmu perilaku manusia babadan ponorogo, 2(09.) Diperoleh
pengantar psikologi untuk tenaga dari
kesehatan. Jakarta: CV. Trans Info Media http://jurnal.stikesmuhla.ac.id/wp-
http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/ content/uploads/2018/01/57-64-Eva-
wpcontent/uploads/2016/08/UU_no_ Rusdianah.pdf.
20_th_2003.pdf. Setyawan. H. (2015). Gambaran
http://www.depkes.go.id/resources/d pengetahuan peran perawat dalam
ownload/profil/PROFIL_KES_PROVI ketepatan waktu tanggap penanganan
NSI_2015/04_Riau_2015.pdf. kasus gawat darurat di instalasi gawat
Huzaifah, Z. (2017). Hubungan darurat rumah sakit umum daerah
pengetahuan tentang penyebab karanganyar. Diperoleh dari
gastritis dengan perilaku pencegahan http://digilib.stikeskusumahusada.ac.i
d/files/disk1/26/01-gdl-herusetyaw- Tilong, A.D. (2014). Rahasia pola makan
1271-1-skripsi-m.pdf sehat. Yogyakarta: Flash Books.
Shanty, M. (2011). Penyakit saluran UNDANG-UNDANG SISTEM
pencernaan: pedoman menjaga & merawat PENDIDIKAN NASIONAL. Undang-
kesehatan pencernaan. Jakarta: undang republik indonesia nomor 20 tahun
KATAHATI. 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
Sujarwo, R. (2012). Faktor-faktor Diperoleh dari
pengetahuan rendah. Diperoleh dari http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/
http://download.portalgaruda.org/art wpcontent/uploads/2016/08/UU_no_
icle.php?article. 20_th_2003.pdf.
Suryono, S., & Meilani, R. D. (2016). Wawan, A., & M.D. (2010). Pengetahuan,
Pengetahuan pasien dengan gastritis sikap dan perilaku manusia. Yogyakarta:
tentang pencegahan kekambuhan Nuha Medika.
gastritis. Jurnal akp, 7(2). Diperoleh dari World Health Organization (WHO).
http://ejournal.akperpamenang.ac.id/i (2012). Di akses dari
ndex.php/akp/article/download/141/ http://aici.co.id/data-penyakit-
123. gastritis-menurut/.

Anda mungkin juga menyukai