Anda di halaman 1dari 18

LEMBAR KONSULTASI

Nama mahasiswa : Widiana Desrilla, S.Kep


NIM : 18091002
Pembimbing akademik : Ns. Dewi Kurnia Putri, M.Kep
Pembimbing lahan : Ns. Enita, S.Kep

No. Hari/ Topik pembahasan TTD


Tanggal
1.

2.

3.

4.

PERSETUJUAN PEMBIMBING
Homevisite Asuhan Keperawatan pada Keluargan Ny. R dengan
Judul proposal :
Halusinasi Pendengaran

Nama mahasiswa : Widiana Dsrilla, S.Kep


NIM : 18091002
Program Studi : Praktik Profesi Ners Ilmu Keperawatan

Pekanbaru, April 2019

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

(Ns. Dewi Kurnia Putri, M.Kep) (Ns. Enita, S.Kep)

PROPOSAL HOME VISITE


Mata ajar : Keperawatan Jiwa
Pokok bahasan : Halusinasi
Sub pokok bahasan : Halusinasipendengaran
Sasaran : KeluargaNy. R
Waktu : 60 menit
Tempat : Rumah kediaman Ny. R
Nama mahasiswa : Widiana Desrilla, S.Kep

A. Latar belakang
Keperawatan Jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya meningkatkan
dan mempertahankan perilaku pasien yang berperan pada fungsi yang terintegrasi.
Sistem pasien atau klien dapat berupa individu,keluarga, kelompok, organisasi,
atau komunitas (Stuart, 2007).
Dalam rangka meningkatkan kesehatan pelayanan keperawatan kepada klien
yang mengalami gangguan jiwa. Dukungan dari pihak keluarga merupakan unit
yang paling dekat dengan klien serta keluarga berperan dalam menentukan cara
atau asuhan yang diperlukan bagi klien dengan gangguan jiwa, mengenai masalah
yang sedang dihadapi olehklien dan mencegah terjadinya kekambuhan.
Keluarga sebagai orang terdekat dengan klien merupakan sistem pendukung
utama dalam memberikan pelayanan langsung pada saat klien berada
dirumah.Oleh karena itu keluarga memiliki peran penting didalam upaya
pencegahan kekambuhan penyakit pada klien jiwa. Melihat fenomena diatas,
maka keluarga perlu mempunyai pemahaman mengenai cara perawatan anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Salah satu upaya yang dilakukan adalah
perawat dapat melaksanakan penyuluhan guna memberikan pendidikan kesehatan
kepada keluarga.
Kunjungan rumah atau home visite pada keluarga adalah salah satu intervensi
keperawatan yangdilakukan oleh seorang perawat dalam rangka
memenuhi kebutuhan klien yang harus dipenuhi oleh keluarga dalam proses
penyembuhan klien (anggota keluarga yang sakit). Kunjungan rumah perlu
dikakukan terutama pada keluarga yang belum mengetahui masalah yang dihadapi
klien dan jarang mengunjungi pasien di rumah sakit (Efendy, 1998)
Selain itu kunjungan rumah juga dilakukan kepada keluarga yang belum
menerima keadaan dan dampak terhadap keluarga akibat dari masalah yang
dialami oleh klien. Sehingga perawat perlu memberikan intervensi kepada
keluarga berupa pendidikan kesehatan tentang gangguan jiwa, dan masalah-
masalah yang dapat memperburuh kondisi klien, serta bagaimana cara
penanganannya. Salah satunya yaitu masalah halusianasi, karena keluarga
merupakan unit yang paling dekat dengan klien.Diharapkan dengan adanya
kunjungan rumah keluarga dapat merawat klien dengan masalah kejiawaan
dirumah dengan benar dan membantu memperpepat penyembuhan klien dan
mengurangi risiko kekambuhuhan ulang. Selain itu dengan adanya kunjungan
rumah ini diharapkan keluarga dan lingkungan dapat menerima kehadiran
klien setelah klien kembali kerumah,tanpa membeda-bedakan dengan
anggota keluarga yang lainnya. Dengan kata lain, kunjungan rumah amat sangat
penting diterapkan guna membantu mengatasi permasalahan dalam merawat klien
(Efendy, 1998).
Melihat fenomena diatas, maka keluarga perlu mempunyai pemahaman
mengenai cara perawatan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Salah
satu upaya yang dilakukan adalah perawat dapat melaksanakan penyuluhan guna
memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga yang memiliki klien dengan
masalah kejiwaan.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang halusinasi pendengaran keluarga
mampu memahami tentang halusinasi pendengaran dan mampu merawat
keluarga dengan halusinasi pendengaran.

2. Tujuan khusus
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang halusinasi selama 30 menit
keluarga mampu :
a. Mengetahui dan menjelaskan pengertian halusinasi
b. Mengetahui dan menjelaskan penyebab halusinasi
c. Mengetahui dan menjelaskan jenis dan tanda gejala halusinasi
d. Mengetahui dan menjelaskan tahapan halusinasi
e. Mengetahui dan menjelaskan rentang respon halusinasi
f. Mengetahui dan menjelaskan cara menghadapi munculnya halusinasi
pendengaran
g. Merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi
h. Mengetahui Strstegi pelaksanaan (SP) pada keluarga dengan halusinasi
i. Penutup atau hasil yang di harapkan

C. Isi materi
1. Pengertian halusinasi pendengaran
2. Penyebab terjadinya halusinasi pendengaran
3. Tanda dan gejala halusinasi pendengaran
4. Cara menghadapi munculnya halusinasi pendengaran
5. Merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi pendengaran

D. Metode pembelajaran
1. Penyuluhan
2. Diskusi
3. Demonstrasi

E. Media pembelajaran
1. Leaflet
2. Lembar balik

F. Materi pengajaran
1. Pengertian halusinasi
Halusinasi adalah persepsi (tanggapan) dari panca indra tanpa adanya
rangsangan (stimulasi) eksternal (Stuart & Laraia, 2005).
Halusinasi adalah salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada
pasien gangguan jiwa. Bagian ini berisi pedoman agar perawat dapat memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien yang mengalami halusinasi (Keliat dan
Akemat, 2009).
Halusinasi adalah terganggunya persepsi sensori seseorang, dimana tidak
terdapat stimulus. Tipe yang paling sering adalah halusinasi pendengaran,
penglihatan, penciuman, pengecapan (Yosep, 2010)
2. Jenis-jenis halusinasi
3. Penyebab halusinasi pendengaran
Menurut keliat (2011), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah :
a. Faktor predisposisi
1. Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan
respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini
ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang berikut:
a. Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak
yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah
frontal, temporal dan limbik berhubungan dengan perilaku psikotik.
b. Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang
berlebihan dan masalah-masalah pada system reseptor dopamin
dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.
c. Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan
terjadinya atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi
otak klien dengan skizofrenia kronis, ditemukan pelebaran lateral
ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil
(cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung
oleh otopsi (post-mortem).
2. Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon
dan kondisi psikologis klien.Salah satu sikap atau keadaan yang dapat
mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau
tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.
3. Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti:
kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam)
dan kehidupan yang terisolasi disertai stress.
b. Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah
adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak
berguna, putus asa, kehilangan, penganiayaan dan tidak berdaya.Penilaian
individu terhadap stressor dan masalah koping dapat mengindikasikan
kemungkinan kekambuhan.
4. Tanda gejala halusinasi
Jenis Data Objektif Data Subjektif
Halusinasi
Dengar/Suar Berbicara atau tertawa sendiri Mendengar suara-suara atau
a Marah-marah tanpa sebab kegaduhan
mencondongkan telinga kea Mendengar suara yang mengajak
rah tertentu bercakap-cakap
menutup telinga mendengarkan suara memerintah
melakukan sesuatu yang
berbahaya
Penglihatan Menunjuk-nunjuk kea rah Melihat bayangan, sinar, bentuk
tertentu geometris bentuk kartun, melihat
ketakutan pada sesuatuyang hantu atau monster
tidak jelas
Penghidu Tampak seperti sedang mencium bau-bauan, seperti bau
mencium bau-bauan tertentu darah, urin, feses, terkadang bau
menutup hidung yang menyenangkan
Pengecap Sering meludah Merasakan rasa seperti darah,
Muntah urin dan feses.
Perabaan Menggaruk-garuk permukaan Mengatakan ada serangga di
kulit permukaan kulit
Merasa seperti tersengat listrik
(Direja, 2011)

5. Fase halusinasi
a. Fase 1 Comforting (ansietas sebagai halusinasi menyenangkan)
Karaktersitik: Klien mengalami perasaan seperti ansietas,kesepian,rasa
bersalah dan takut mencoba untuk berfokus pada pikiran menyenangkan
untuk meredakan ansietas individu mengenal bahwa pikiran-pikiran dan
pengalaman sensor berada dalam kondisi kesadaran jika ansietas dapat
ditangani (nonpsikotik).
Perilaku klien: Tersenyum dan tertawa tidak sesuai menggerakkan bibir
tanpa suara menggerakkan mata yang cepat dan respon verbal yang lambat
b. Fase II Condemning (Ansietas berat halusinasi memberatkan)
Karaktersitik: Pengalaman sensasi menjijikan dan Peningkatan system
saraf otonom yang menunjukan menakutkan,klien mulai lepas kendali dan
mungkin menciba untuk menjauhkan dirinya dari sumber yang di
persepsikan,individu mungkin merasa malu karena pengalaman sensorinya
dan menarik diri dari orang lain(nonpsikotik).
Perilaku klien: Peningkatan system saraf otonom yang menunjukan
ansietas,peningkatan tekanan darah, peningkatan nadi dan pernapasan,
penyempitan kemampuan konsentrasidan kehilangan kemampuan
membedakan halusinasi dan realita
c. Fase III Controling (Anxietas berat, pengalaman sensori menjadi
penguasa)
Karaktersitik: Klien berhenti menghentikan perlawanan terhadap
halusinasi dan mnyerah dan membiarkan halusinasi menguasai
dirinya,individu mungkin mengalami kesepian jika pengalaman sensori
tersebut berahir(psikotik).
Perilaku klien: Kemampuan dikendalikan hlusinasi akan lebih di
takuti,kerusakan berhubungan dengan orang lain,rentang perhatian hanya
beberapa detik/menit adanya tanda-tanda fisik ansietas berat,tremor, tidak
mampu memahamiperaturan

d. Fase IV Conquering/panic (Umumnya menjadi lezat dalam halusinasinya)


Karaktersitik: Pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien
mengikuti perintah halusinasi berahir dari beberapa jam/hari jika intervensi
terapeutik(psikotik berat).
Perilaku klien: Perilaku tremor akibat panic,potensi berat suicida/nomicide
aktifitas merefleksikan halusinasi perilaku isi, seperti kekerasan, agitasi,
agitas menarik diri, tidak mampu merespon terhadap perintah yang
komplek dan tidak mampu berespon lebih dari satu orang.
6. Rentang respon halusinasi
Rentang respon emosi menurut Stuart dan Sundeen (1998 dalam Purba 2009)
adalah sebagai berikut:
Adaptif < ------------------------> Maladaptif
Pikiran logis Kadang pikiran Gangguan proses pikir/
terganggu delusi
Persepsi akurat Ilusi Halusinasi
Emosi konsisten Emosi berlebihan atau Tidak mampu
kurang mengalami
Dengan pengalaman Emosi
Perilaku sesuai Perilaku yang tidak Perilaku tidak
biasa terorganisir
Hubungan Positif Menarik Diri Isolasi Sosial

7. Pohon masalah
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

PSP : Halusinasi……

Isolasi sosial : Menarik diri

8. Cara-cara mengahadapi munculnya halusinasi pendengaran


Tindakan keperawatan dapat dilakukan secara individual (Yosep,2010) :
a. Mengontrol halusinasi dengan menghardik halusinasi (dengan cara
menutup telinga sambil berkata “pergi kamu suara palsu, kamu tidak
nyata. Jangan ganggu aku”)
b. Bercakap-cakap dengan orang lain
c. Menyusun jadwal kegiatan harian dan melaksanakannya
d. Minum obat secara teratur (baik waktu maupun dosis penggunaan)
9. Merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi pendengaran
Menurut yosep (2010), Merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi
pendengaran adalah
a. Tidak membantah atau membenarkan halusinasi yang dirasakan pasien.Hal
ini dilakukan dengan mengatakan bahwa ”bapak atau ibu percaya bahwa
pasien mendengar suara tapi tidak bapak atau ibu tidak mendengar suara
tersebut”.
b. Jangan membiarkan pasien sendiri dan melamun
c. Mengajak pasien bercakap-cakap dan buat kegiatan keluarga. Kegiatan ini
dapat dilakukan seperti makan bersama, sholat bersama dan pantau
kegiatan yang dilakukan pasien (kegiatan yang sudah disusun bersama
pasien dan perawat sewaktu pasien dirawat di RSJ)
d. Keluarga dapat mengevaluasi jadwal kegiatan harian atas kegiatan yang
telah dilatih di rumah sakit.
e. Bantu pasien minum obat secara teratur dan keluarga dapat mengevaluasi
sejauh mana keteraturan minum obat anggota dengan halusinasi dan
mendiskusikan tentang pentingnya minum obat dalam mempercepat
penyembuhan.
f. Keluarga memberi pujian atau reinforcement positif atas keberhasilan klien
10. Strategi Pelaksanaan keluarga
a. SP1 keluarga
Memberikan pendidikan kesehatan tentang kesehatan tentang pengertian
halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala
halusinasi, dan cara-cara merawat pasien halusinasi
b. SP2 keluarga
Melatih keluarga praktik, merawat pasien langsung dihadapan pasien.
Memberi kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat
pasien dengan halusinasi langsung di hadapan pasien.
c. SP3 keluarga
d. Membuat perencanaan pulang bersama keluarga.
11. Penutup/ Hasil yang diharapkan
Keluarga memahami penjelasan yang disampaikan oleh perawat tentang cara
merawat klien dirumah dan bersedia merawat klien bila klien putus asa, serta
terus memotivasi klien untuk tetap semangat dalam menjalani penyakitnya.

Pekanbaru, April 2019


Petugas home visite

(Widiana Desrilla, S.Kep)


DAFTAR PUSTAKA

Direja, A. H, S. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha


Medika
Effendy,nasrul. (1998). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.
Bandung : EGC
Keliat, B.A.et al. (2009). Model praktek keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta:EGC
Stuart & Laraia. (2005). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Yosep, Iyus. (2010). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.
PERENCANAAN HOMEVISITE

A. Identitas klien
Nama : Ny. R
Umur : 25 tahun
Pendidikan terakhir : SMP
Alamat pasien : Jl. Suka Karya
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Islam
Status perkawinan : Belum kawin
Nama Penanggungjawab : Anita (Kakak kandung)
Diagnosis : Halusinasi pendengaran

B. Tujuan kunjungan rumah


1. Melakukan pengkajian keperawatan terhadap keluarga
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi yang dialami
pasien beserta proses terjadinya, dan jenis-jenis halusinasi
c. Menjelaskan cara-cara merawat pasien halusinasi
2. Keluarga dapat terlibat didalam perawatan diri
a. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan
halusinasi
b. Melatih keluarga cara merawat langsung pasien dengan halusinasi
3. Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.
Membantu keluarga mambuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum
obat (discharge planning

C. Strategi pelaksanaan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Keluarga mampu Setelah ….x SP1
merawat pasien di pertemuan, keluarga 1. Identifikasi masalah keluarga dalam
rumah dan menjadi mampu menjelaskan merawat pasien
sistema pendukung tentang halusinasi 2. Jelaskan tentang halusinasi
yang efektif untuk a. Pengertian halusinasi
pasien b. Jenis halusinasi yang dialami
pasien
c. Tanda dan gejala halusinasi
d. Cara merawat pasien halusinasi
(cara komunikasi, pemberian
obat, dan pemberian aktivitas
kepada pasien)
e. Sumber-sumber pelayanan
kesehatan yang bisa dijangkau
f. Bermain peran cara merawat
g. Rencana tindak lanjut keluarga,
jadwal keluarga untuk merawat
pasien.
Setelah …x pertemuan SP 2
keluarga mampu: 1. Evaluasi kemampuan keluarga SP1
1. Menyelesaikan 2. Latih keluarga merawat pasien
kegiatan yang 3. RTL/jadwal keluarga untuk merawat
sudah dilakukan pasien
2. Memperagakan
ara merawat
pasien
Setelah …x pertemuan SP3
keluarga mampu: 1. Evaluasi kemampuan keluarga (SP2)
1. Menyebutkan 2. Latih keluarga merawat pasien
kegiatan yang 3. RTL keluarga/jadwal keluarga
sudah dilakukan merawat pasien
2. Memperagakan
cara merawat
pasien serta
mampu membuat
RTL
Setelah …x pertemuan SP4
keluarga mampu: 1. Evaluasi kemampuan keluarga
1. Menyebutkan 2. Evaluasi kemampuan pasien
kegiatan yang 3. RTL keluarga: Follow up dan rujukan
sudah dilakukan
2. Melaksanakan
follow up dan
rujukan

D. Kegiatan home visit


No. Kegiatan Respon keluarga Waktu
1. a. Memberi salam 5 menit
b. Menyampaikan pokok bahasan Menjawab salam,
Menyimak,
c. Menyampaikan tujuan Memberikan
d. Melakukan apersepsi feedback
2. Menyampaikan materi Memperhatikan & 20 menit
a. Pengertian halusinasi menyimak
b. Penyebab terjadinya halusinasi
c. Tanda dan gejala halusinasi
d. Jenis-jenis halusinasi
e. Cara menghadapi munculnya
halusinasi
f. Merawat anggota keluarga yang
mengalami halusinasi
3. a. Memberikan kesempatan untuk 5 menit
bertanya Menjawab salam,
b. Memberikan kesimpulan Menyimak,
c. Menutup dengan salam Memberikan
feedback
4. Pengkajian Memaparkan 30 menit
segala data yang
berkaitan dengan
klien

E. Kriteria evaluasi
1. Keluarga Mengetahui tentang pengertian halusinasi
2. Keluarga mengetahui tentang penyebab halusinasi
3. Keluarga mengetahui tentang jenis tanda gejala halusinasi
4. Keluarga mengetahui tentang tahapan halusinasi
5. Keluarga mengetahui tentang rentang respon halusinasi
6. Keluarga mengetahui tentang cara mengontrol halusinasi pendengaran
7. Keluarga mengetahui tentang peran anggota keluarga dalam merawat
pasien dengan halusinasi pendengaran
8. Keluarga mengetahui Strstegi pelaksanaan (SP) pada keluarga dengan
halusinasi
RENCANA KUNJUNGAN RUMAH

A. Identitas klien
Nama : Ny. R
Umur : 25 tahun
Pendidikan terakhir : SMP
Alamat pasien : Jl. Suka Karya
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Islam
Status perkawinan : Belum kawin
Nama Penanggungjawab : Anita (Kakak kandung)
Diagnosis : Halusinasi pendengaran

B. Tujuan kunjungan rumah


1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang halusinasi, diharapkan keluarga
mampu memahami tentang halusinasi dan mampu merawat anggota
keluarga dengan halusinasi.
2. Tujuan khusus
Setelah diberikan penyuluhan mengena halusinasi selama 30 menit
keluarga mampu:
a. Keluarga Mengetahui tentang pengertian halusinasi
b. Keluarga mengetahui tentang penyebab halusinasi
c. Keluarga mengetahui tentang jenis tanda gejala halusinasi
d. Keluarga mengetahui tentang tahapan halusinasi
e. Keluarga mengetahui tentang rentang respon halusinasi
f. Keluarga mengetahui tentang cara mengontrol halusinasi pendengaran
g. Keluarga mengetahui tentang peran anggota keluarga dalam merawat
pasien dengan halusinasi pendengaran
h. Keluarga mengetahui Strstegi pelaksanaan (SP) pada keluarga dengan
halusinasi
C. Rencana tindakan keperawatan
1. Orientasi
a. Salam perkenalan
“Selamat pagi Bapak dan Ibu, perkenalkan nama saya adalah Widiana
desrilla, biasanya saya di panggil wiwid, saya adalah mahasiswa
keperawatan STIKes Hang Tuah Pekanbaru, yang alamatnya di Jl.
Mustafa sari. Saya ditugaskan oleh Rumah Sakit jiwa Tampan untuk
melakukan kunjungan rumah pasien yang bernama Ny. R, maksud dan
tujuan kunjungan rumah ini adalah untuk membantu proses
keperawatan Ny. R melalui pengumpulan data lengkap dan
membagikan informasi seputar penyakit yang diderita Ny. R“
b. Validasi
“bapak atau ibu bagaimana kabarnya hari ini?.”
“Apa pendapat bapak/ibu mengenai Ny. R?”
“Sudah berapa lama bapak/ibu merawat Ny. R?”
c. Kontrak
“Apa Bapak dan Ibu tidak keberatan jika saya berada disini kurang
lebih satu jam untuk mendiskusikan tentang masalah yang dialami oleh
Ny. R dan mendiskusikanbagaimana cara merawat Ny. R”
“Saya membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit pak/bu”
“Baiklah kita mulai saja ya pak/bu”
2. Fase Kerja
“Bapak/ibu, menurut bapak/ibu bagaimaan kondisi Ny. R?”
“Bapak dan Ibu, apakah sebelumnya Ny. R pernah mengalami sakit seperti
ini?, selama sakit tersebut, apakah Ny. R dirawat di RSU atau RSJ?.
“Bagaimana prosesnya hingga Bapak dan Ibu memutuskan Ny. R dirawat
di RSJ Tampan?, apa yang telah terjadi pada Ny. R sebelumnya?, Ny. R
mempunyai saudara berapa? Ny. R anak ke berapa?, saat dirumah, siapa
orang terdekat dengan Ny. R?, Bagaimana hubungan antara Ny. R dengan
anggota keluarga di rumah dan masyarakat sekitar sini?, siapakah orang
dalam keluarga yang dekat dengan Ny. R? apakah Ny. R pernah atau sering
cerita kepada keluarga tentang masalahnya yang sedang atau telah
dialaminya? Menurut Bapak dan Ibu, gangguan yang sedang dialami Ny. R
ini bagaimana? Sebelum dirawat di RSJ, apa yang telah dilakukan atau
diberikan keluarga untuk Ny. R dalam proses kesembuhannya? Kendala
apa yang dialami oleh keluarga dalam memberikan perawatan kepada Ny.
R? apakah bapak Ibu pernah menjenguk Ny. R saat dirawat di RSJ.
Tampan?”.
“Baiklah Bapak dan Ibu, ini saya ada leaflet tentang halusinasi”. “Saat
dirawat di RSJ Ny. R didiagnosa mengalami halusinasi”. “Saya akan
menjelaskan sedikit mengenai apa itu halusinasi dan bagaimana
merawatnya”
“Saya akan menjelaskan satu persatu gangguan yang sedang dialami Ny. R
tersebut, kita mulai dari pengertian ya pak/bu”:
“Halusinasi adalah tanggapan yang salah tanpa rangsangan dari luar yang
dapat berupa halusinasi pendengarang, penglihatan, penciuman, perabaan
dan kecap.”
”Penyebab terjadinya halusianasi adalah dari segi biologi (atau sistem otak)
dan masalah psikologis, seperti stress, tertekan, cemas, dan penganiayaan”
“Tanda dan gejala adalah berbicara sendiri, pembicaraan kacau kadang
tidak masuk akal, tertawa sendiri tanpa sebab, ketakutan, ekspresi wajah
tegang, tidak mau mengurus diri, sikap curiga dan bermusuhan, menarik
diri dan menghindari orang lain.”
“Cara mengendalikan halusinasi antara lain dengan mengajarkan klien
untuk tidak mengikuti perintah halusinasi misalnya, saya tidak mau
mendengar kamu!. Mengajarkan klien untuk meminta tolong dengan orang
lain untuk menghentikan halusinasi. Misalnya : Apakah kamu (orang lain
itu) mendengar apa yang saya dengar? Meminta orang lain untuk menyapa
jika klien berbicara sendiri.”
“Dan bagaimana penanggulanangan halusinasi di rumah?, penanggulangan
atau penanganan klien di rumah antara lain jangan biarkan klien sendiri,
anjurkan untuk terlibat dalam kegiatan rumah, Bantu klien untuk berlatih
cara menghentikan halusinasinya. Memotivasi keluarga untuk mengawasi
klien minum obat, dan menjelaskan prinsip benar untuk minum obat.jika
klien terlihat bicara atau tertawa sendiri, segera sapa atau mengajak klien
bicara, memotivasi anggota keluarga yang lain untuk mengontrol keadaan
klien, memberi pujian positif pada klien dan keluarga saat mampu
melakukan apa yang dianjurkan, dan segera membawa ke RSJ jika
halusinasi berlanjut dan beresiko mencederai diri, dan orang lain.”
3. Terminasi
a. Evaluasi terhadap tindakan keperawatan
“Sekarang bagaimana perasaan Bapak dan Ibu setelah kita membahas
bersama mengenai halusinasi, penyebabnya, tanda gejala, dan cara
merawatnya?”.
“Baiklah Bapak dan ibu, coba Bapak dan Ibu jelaskan kembali apa
yang sedang suami Bapak dan Ibu alami? Dan bagaimana peran
Bapak dan Ibu dalam membantu proses penyembuhannya?, apa
yang harus Bapak dan Ibu lakukan bila gangguan-gangguan itu
muncul?, bagaimana peran keluarga dalam memberikan perawatan
pada Ny. R?.”
b. Tindak lanjut
“Naah…sekarang bapak/ibu sudah tahu apa itu halusinasi dan
bagaimana cara merawatnya, jadi kita semua harapkan bapak/ibu tetap
semangat dalam merawat Ny. R. dan membantu mengatasi masalah Ny.
R”
“baiklah pak/bu sudah 30 menit kita berbincang-bincang, mudah-
mudahan apa yang telah saya sampaikan tadi dapat bermanfaat bagi
Bapak dan Ibu dalam memberikan perawatan Ny. R.”
“Jika ada hal-hal yang ingin disampaikan, Bapak dan Ibu dapat
menghubungi RSJ Tampan untuk mendapatkan keterangan atau
penjelasan lebih lanjut.”

Anda mungkin juga menyukai