Anda di halaman 1dari 13

MENU J U T E O L O G I

KESEHATAN
MASYARAKAT

KELOMPOK 6
ANGGOTA

Rika Halimah Nuraini Putri Aswita Hani

Tri Sisty Annisa S Juni Andini Nuraini Fadilah


A. KESEHATAN MASYARAKAT, SEBUAH
PERBANDINGAN
1. Kesehatan Masyarakat Perspektif Lembaga dan Ahli

Definisi Kesehatan menurut WHO (World Health Organitation, 1947)


kesehatan adalah kondisi dinamis meliputi kesehatan jasmani, rohani,
sosial, dan tidak hanya terbebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan.
Dikatakan sehat secara fisik adalah orang tersebut tidak memiliki
gangguan apapun secara klinis.
Menurut Prayitno (1994) dalam pandangan yang sempit mungkin dapat dikatakan
bahwa Ilmu Kesehatan Masyarakat itu adalah ilmu yang mempelajari sehat dan
sakit saja, dan dalam arti yang luas ternyata Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah
ilmu yang lebih menitikberatkan penanganan kasus-kasus pada upaya-upaya
pencegahan, bukan pada upaya kuratif, sebab dalam IKM dikenal adanya 5 tahap
pencegahan (The Five Level of Prevention) yang terdiri atas :

1. Upaya Promotive (meningkatkan pemahaman kesehatan)


2. Upaya Preventive (miningkatkat upaya pencegahan penyakit)
3. Upaya Protective (meningkatkan perlindungan terhadap penyakit)
4. Upaya Curative (upaya penyembuhan terhadap penyakit)
5. Upaya Rehabilitative (upaya pemulihan)
Selanjutnya adapun yang disebut dengan pilar utama ilmu kesehatan masyarakat
adalah:

1. Epidemologi
5. Administrasi Kesehatan
2. Biostatistik/Statistik Kesehatan
Masyarakat
3. Kesehatan Lingkungan
4. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu 6. Gizi Masyarakat
Prilaku 7. Kesehatan Kerja.
2. kesehatan masyarakat dalam Al-Qur'an

Alquran memandang kesehatan adalah suatu kondisi sehat secara


menyeluruh, baik secara fisik, mental, spiritual, dan sosial. Hal tersebut
harus terjaga tidak hanya dengan menjaga masalah kesehatan secara
individu, tapi juga perlu menjaga sistem menjaga kesehatan keluarga dan
menjaga sistem kesehatan masyarakat.
Kesehatan tidak akan terealisir tanpa adanya kebersihan, atau yang
diistilahkan dengan taharah. Istilah al-thaharah (kesucian) di dalam
Alquran memiliki makna yang sangat luas dan mendalam, tidak hanya
mencakup kebersihan fisik tapi juga berkaitan dengan kesucian jiwa.
Selain istilah taharah untuk mununjukkan arti kebersihan, juga ada
nazafah yang sering disebutkan Rasullulah dalam sabdanya.

Artinya: “Sesungguhnya Allah baik dan menyukai kebaikan, bersih dan menyukai
kebersihan, mulia menyukai kemuliaan, murah hati dan senang kepada kemurahan
hati, maka bersihkanlah halaman kalian”. (HR. Tirmidzi dari Abu hurairah).
B. MENUJU TEOLOGI KESEHATAN MASYARAKAT

Teologi Kesehatan Masyarakat adalah sebuah upaya akademik untuk


mengintegrasikan ilmu teologi islam dengan kesehatan masyarakat.
Sebagaimana diketahui ilmu kesehatan masyarakat itu adalah ilmu
yang multidisiplin, ini menunjukan bahwa persoalan kesehatan
masyarakat tidak bisa didekati lewat satu bidang ilmu saja tetapi juga
tentang peranan Allah dan peranan manusia dalam aneka aktivitas
manusia
Pembahasan menyangkut persoalan ini melahirkan tiga pandangan :

Pertama, Paham kebebasan mutlak, yang percaya bahwa Allah telah


menyerahkan penciptaan perbuatan manusia kepada makhluk ini.

Kedua, Paham fatalisme, yang menjadikan di sisi Allah bagaikan daun yang
mengarah ke mana angin mengembusnya.

Ketiga, Paham yang berada antara kedua paham di atas. Yang berarti dia
memiliki kebebasan memilah dan memilih, namun di sisi lain perbuatan-
perbuatan itu ditakdirkan Allah.
Lalu apa kaitannya kesehatan dan ketuhanan?
Dalam penjelasan yang diberikan oleh Quraish Shihab di dalam bukunya yang
berjudul, Membumikan Al-Qur'an Jilid 2. Beliau mengatakan, salah satu ayat yang
sangat populer dalam kaitan penyakit dan pengobatan adalah firman- Nya yang
mengabadikan sekaligus membenarkan ucapan Nabi Ibrahim as. Sebagaimana Allah
SWT berfirman :

‫ِن‬ ‫ْي‬‫ِف‬ ‫ْش‬‫َي‬ ‫َو‬‫ُه‬‫َف‬ ‫ُت‬ ‫ْض‬ ‫ا‬ ‫َذ‬


‫َو ِا َم ِر‬

Artinya: “Bila aku sakit, maka Dia (Allah) yang menyembuhkanku”


(QS. ssy- Syu'ará' 26:80).
Bagi pakar tafsir tersebut, firman-Nya ini mengisyaratkan paling tidak dua hal
pokok.

Pertama, Pernyataan bahwa "Bila Aku sakit" mengandung makna


bahwa penyakit yang diderita terjadi karena kesalahan manusia, baik
secara langsung maupun tidak

Kedua, Pernyataan bahwa "Dia (Allah) yang menyembuhkanku," menunjuk


bahwa penyembuh yang sebenarnya adalah Allah, bukan selain- Nya. Tangan
dokter, obat, dan aneka cara peyembuhan, hanyalah salah satu dari sekian sebab.
KESIMPULAN
Kesehatan Masyarakat dalam perspektif islam adalah keadaan
sehat yang memungkinkan dapat berproduksi untuk
menciptakan kesejahteraan hidup baik dari sisi jasmani dan
rohani. Sebagaimana, informasi dalam Al-Qur’an dapat
menjadi inspirasi untuk mengembangkan kesehatan
masyarakat yang berbasis Al-Qur’an. Sampai disini menjadi
jelas bahwa kesehatan bukanlah ajaran sekunder apalagi
tertier dalam ajaran islam. Ia menjadi pilar dan sangat
menentukan bagi kehidupan keberagaman seseorang
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai