Anda di halaman 1dari 4

TATA KRAMA BERPAKAIAN DAN BERHIAS

Ajaran Islam adalah petunjuk bagi manusia (hudal linnas) untuk mewujudkan sesuatu kehidupan yang penuh rahmat (rahmatan lil 'alamin). Bentuk yang nyata dari rahmah Allah itu ialah keselamatan, kesehatan, ketenteraman, kesejahteraan, dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Hal- hal inilah yang tercakup dalam arti kata "hasanah" yang di dalam Islam disebut "maslahah" (keselamatan). Hukum Islam pada hakikatnya adalah jaminan untuk mewujudkan kemaslahatan dalam kehidupan umat manusia. Salah satu dari kemaslahatan itu adalah "tata krama" atau sopan santun di antaranya tata krama berhias, berpakaian, bertamu, dan menerima tamu. Sopan santun atau tata krama berlaku bagi semua orang, baik pria dan wanita, tua dan muda, bahkan anak-anak. Oleh karena itu, sopan santun hendaklah dibiasakan sedini mungkin yaitu sejak si Anak masih kecil dengan mengambil contoh dan teladan dari orang tuanya serta anggota keluarga lainnya. Dalam kehidupan makhluk- makhluk lain misalnya hewan, tata krama atau sopan santun tidak merupakan masalah dalam kehidupannya, tetapi dalam kehidupan manusia, tata krama, sopan santun, atau adab merupakan masalah penting karena manusia adalah makhluk berakal dan berbudaya. Budaya berhias dan berpakaian adalah salah satu ciri peradaban manusia sebagai makhluk terhormat. Dalam kehidupan manusia jelas bahwa berhias dan berpakaian merupakan masalah yang penting sama halnya dengan makanan. A. Tata Krama Berhias dan Berpakaian Salah satu upaya peningkatan iman dan takwa bagi kaum muslimin itu ialah menampilkan kepribadian dalam berbusana dan berhias yang harus sesuai dengan petunjuk dan tuntunan selaras dengan ketentuan hukum agama. Khusus yang berhubungan dengan pakaian, dijelaskan bahwa Allah telah menyediakan banyak bahan baku pakaian atau penutup aurat yang dijadikan bagi manusia agar memenuhi unsur etik dalam kehidupannya. Dijelaskan pula bahwa standar berpakaian itu ialah takwa (pemenuhan ketentuan- ketentuan agama). Kecenderungan memilih pakaian yang indah dan makanan yang baik diakui oleh ajaran Islam karena yang demikian itu adalah fitrah, tetapi diperingatkan supaya dalam halhal tersebut jangan berlebih- lebihan (berfoya-foya). Dalam ilmu fikih, ketentuan berpakaian (menutup aurat) merupakan syarat bagi sahnya ibadah seperti salat, dan secara umum ditetapkan ketentuan larangan melihat aurat orang lain. 1. Pakaian Wanita Seorarrg wanita dinilai berbusana baik dan serasi kalau ia senantiasa menggunakan pakaian yang cocok dengan usia dan kepribadiannya. Pegangan utama yang perlu diperhatikan dalam berpakaian adalah tidak perlu berlebihan dan lebih baik berpakaian sederhana yang menutupi aurat. Firman Allah SWT Surah An Nur Ayat 31

Artinya : Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau puteraputera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.(QS. An Nur : 31) Menurut ajaran Islam, aurat wanita Islam ialah seluruh badannya, kecuali muka dan dua telapak tangan sehingga wajib bagi seorang wanita Islam memelihara beberapa bagian badannya dan menutup dadanya dengan kerudung. Pada ayat yang lain dijelaskan yaitu Surah Al Ahzab Ayat 59, swt. berfirman.

Artinya : Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab : 59)

Dalam satu hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud dijelaskan bahwa pada suatu waktu, Asma' Binti Abu Bakar berkunjung kepada Rasulullah dengan memakai pakaian tipis dan kelihatan sebagian tubuhnya. Rasulullah menegur putri khalifah pertama itu dengan mengatakan : Sesungguhnya seorang wanita apabila sudah sampai masa balig (puber) tidaklah boleh memperlihatkan tubuhnya, kecuali muka dan dua tangannya" (HR Abu Daud). Dalam ajaran Islam wanita yang sudah balig (remaja) harus menutup auratnya untuk menghindari gangguan yang diakibatkan dari pakaian wanita yang terbuka dan mengundang rangsangan syahwat serta memancing terjadinya perbuatan- perbuatan amoral (pemerkosaan). Maka ajaran Islam mewajibkan kaum wanita yang beriman untuk memakai pakaian dan berjilbab (berkerudung). 2. Perhiasan Wanita Semua wanita senang berhias dan memakai perhiasan. Akan tetapi, hendaknya harus selalu diingat untuk tidak memakai perhiasan yang berlebihan sehingga tidak mengundang orang jahat untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak kita inginkan, seperti penodongan, penjambretan, perampokan, dan lain-lain. Selanjutnya, para wanita juga diperingatkan supaya tidak berhias (bersolek) dan bergaya seperti halnya apa yang dilakukan pada zaman praIslam. 3. Pakaian Pria Ilmu fikih menegaskan bahwa aurat laki- laki adalah di antara pusar sampai lutut sehingga pakaian pria tidak sama dengan pakaian wanita dalam menutupi auratnya. Firman Allah swt. dalam Surah An Nur Ayat 30 sebagai berikut

Artinya : Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".(QS. An Nur :30) Ayat tersebut menjelaskan bahwa kaum laki- laki yang beriman hendaknya menahan pandangan dan memelihara kemaluannya (dalam hal ini auratnya). Hendaknya kaum lelaki pun dalam berpakaian mengikuti norma-norma yang lazim dipakai oleh kaum lelaki, tidak "eksentrik" (pakaian yang dengan penuh atribut/hiasan), kecuali dikenakan pada saat- saat tertentu misalnya karena berprofesi sebagai tukang sulap. Pakaian kaum lelaki (pada lazimnya) adalah seperti berikut. a. Kemeja dan celana panjang serta dasi. b. Jas (untuk pakaian resmi). c. Kemeja batik. d. Pakaian bergaya timur seperti gamis disertai sorban. e. Pakaian yang memenuhi kaidah kesopanan dan menutupi aurat bagi laki- laki. f. Ulama mengharamkan kaum lelaki memakai perhiasan emas dan pakaian sutra.

Daftar Pustaka : http://faridmuhikra.blogspot.com/2010/08/tata-krama-berpakaian-berhias-bertamu_9451.html http://www.alquran-indonesia.com

Anda mungkin juga menyukai