1. Makna Aurat
Menurut bahasa, aurat berati malu, aib, dan buruk. Kata aurat berasal dari kata awira yang
artinya hilang perasaan. Jika digunakan untuk mata,berarti hilang cahayanya dan lenyap
pandangannya. Pada umumnya, kata ini memberi arti yang tidak baik dipandang, memalukan
dan mengecewakan.
Menurut istilah dalam hukum Islam, aurat adalah batas minimal dari bagian tubuh yang wajib
ditutupi karena perintah Allah Swt.
Secara etimologi, jilbab adalah sebuah pakaian yang longgar untuk menutup seluruh tubuh
perempuan kecuali muka dan kedua telapak tangan. Dalam bahasa Arab, jilbab dikenal
dengan istilah khimar, dan bahasa inggris jilbab dikenal dengan istilah veil. Selain kata
jilbab untuk menutup bagian dada hingga kepala wanita untuk menutup aurat perempuan,
dikenal pula istilah kerudung, hijab, dan sebagainya.
Pakaian adalah barang yang dipakai (baju, celana, dan sebagainya). Dalam bahasa Indonesia,
pakaian juga disebut busana. Jadi, busana muslimah artinya pakaian yang dipakai oleh
perempuan. Pakaian perempuan yang beragama Islam disebut busana muslimah. Berdasarkan
makna tersebut, busana muslimah dapat diartikan sebagai pakaian wanita Islam yang dapat
menutup aurat yang diwajibkan agama untuk menutupinya, guna kemaslahatan dan kebaikan
wanita itu sendiri serta masyarakat di mana ia berada.
Perintah menutup aurat sesungguhnya adalah perintah Allah Swt. yang dilakukan secara
bertahap. Perintah menutup aurat bagi kaum perempuan pertama kali diperintahkan kepada
istri-istri Nabi Muhammad saw. agar tidak berbuat seperti kebanyakan perempuan pada
waktu itu (Q.S. al-Ahzab/33: 32-33). Setelah itu, Allah Swt. memerintahkan kepada istri-istri
Nabi saw. agar tidak berhadapan langsung dengan laki-laki bukan mahramnya (Q.S. al-
Ahzab/33:53).
Selanjutnya, karena istri-istri Nabi saw. juga perlu keluar rumah untuk mencari kebutuhan
rumah tangganya, Allah Swt. memerintahkan mereka untuk menutup aurat apabila hendak
keluar rumah (Q.S. al-Ahzab/33:59). Dalam ayat ini, Allah Swt. memerintahkan untuk
memakai jilbab, bukan hanya kepada istri-istri Nabi Muhammad saw. dan anak-anak
perempuannya, tetapi juga kepada istri-istri orang-orang yang beriman. Dengan demikian,
menutup aurat atau berbusana muslimah adalah wajib hukumnya bagi seluruh wanita yang
beriman.
2. Q.S. An-Nr/24:31
Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya,
dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (aurat-nya),
kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya,
dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka,
atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putraputra suami
mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra
saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan
(sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki
(tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum
mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah
wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.
Menutup aurat adalah kewajiban agama yang ditegaskan dalam Al-Quran maupun hadist
Rasulullah saw. Kewajiban menutup aurat disyariatkan untuk kepentingan manusia itu
sendiri sebagai wujud kasih sayang dan perhatian Allah Swt. Terhadap kemaslahatan hamba-
Nya di muka bumi.
Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang
mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.
Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Aurat secara bahasa berasal dari kata araa , dari kata tersebut muncul derivasi kata
bentukan baru dan makna baru pula. Bentuk awira (menjadikan buta sebelah mata),
atau auratnya), al-awaar (cela atau aib), al-wwar (yang lemah, penakut), al-aura
(kata-kata dan perbuatan buruk, keji dan kotor), sedangkan al-aurat adalah segala
Pendapat senada juga dinyatakan bahwa aurat adalah sesuatu yang terbuka, tidak
tertutup, kemaluan, telanjang, aib dan cacat. Artinya aurat dipahami sebagai sesuatu
yang oleh seseorang ditutupi karena merasa malu atau rendah diri jika sesuatu itu
Berdasarkan pada makna kata aurat adalah yang berarti segala sesuatu yang dapat
menjadikan seseorang malu atau mendapatkan aib (cacat), entah perkataan, sikap
ataupun tindakan, aurat sebagai bentuk dari satu kekurangan maka sudah seharusnya
" Dan kaum wanita yang berpakaian tetapi telanjang (karena pakaiannya tipis dan
tembus pandang), menyimpang (dari kehormatannya) dan mengajak wanita lain untuk
berbuat seperti dirinya, kepala mereka seperti punuk unta yang miring, mereka tidak
akan masuk syurga dan tidak akan mendapati aromanya, padahal aromanya bisa
"Tidak diterima shalat seorang perempuan yang sudah haidh (maksudnya sudah
baligh) kecuali dengan memakai khimar (kerudung yang menutup kepala)." (HR.
Hadits shahih, diriwayatkan oleh imam Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan Ibnu
Majah)
Maka ayat dan kedua hadits di atas menunjukkan wajibnya seorang muslim maupun
wasallam mengancam para wanita membuka auratnya dengan ancaman neraka. Dan
memerintahkan sesuatu kecuali di sana ada maslahat, dan tidaklah melarang dari
BATASAN AURAT
Islam mengajarkan bahwa pakaian adalah penutup aurat, bukan sekedar perhiasan.
Islam mewajibkan setiap wanita dan pria untuk menutupi anggota tubuhnya yang
menarik perhatian lawan jenisnya. Bertelanjang adalah suatu perbuatan yang tidak
beradab dan tidak senonoh. Langkah pertama yang diambil Islam dalam usaha
menentukan aurat laki-laki dan perempuan. Inilah mengapa fiqh mengartikan bahwa
aurat adalah bagian tubuh seseorang yang wajib ditutup atau dilindungi dari
pandangan.
Islam dengan ajarannya memberikan batasan aurat laki-laki dan perempuan,
1. Aurat laki-laki
a. Aurat laki-laki sewaktu shalat, juga ketika di antara laki-laki dan perempuan yang
mahramnya, ialah bagian tubuh antara pusar dan lutut. Pusar dan lutut bukanlah aurat,
tetapi dianjurkan supaya ditutup juga karena sepadan dengan aurat. Ini berdasarkan
kaidah kaidah ushul fiqh: Ma la yatimmu al-wajib illa bihi fahuwa wajib (Apa yang
b. Aurat laki-laki pada perempuan yang ajnabiyah, yakni yang bukan mahramnya
c. Aurat laki-laki sewaktu khalwah, yakni ketika bersunyi-sunyi seorang diri, ialah dua
kemaluannya.
Aurat wanita sahaya atau hamba wanita ialah bagian antara pusar dan lutut.
dua telapak tangannya yang dhahir dan batin hingga pergelangan tangannya, wajah
dan dua telapak tangannya, luar dalam, hingga pergelangan tangannya, bukanlah aurat
- Di hadapan laki-laki yang ajnabi atau yang bukan mahramnya, auratnya adalah
seluruh badan. Artinya termasuk wajah dan rambut serta kedua telapak tangannya,
lahir-batin dan termasuk kedua telapak kakinya, lahir- batin, sehingga seluruh
badannya wajib ditutup atau dilindungi dari pandangan laki-laki yang ajnabi, wajah
dan kedua telapak tangannya tidak harus di buka ketika untuk menjadi saksi
- Di hadapan perempuan kafir, auratnya ialah anggota badan selain anggota badan
yang lahir ketika ia bekerja di rumah. Bagian yang lahir ketika ia aktif di rumah ialah
kepala, muka, leher, dua telapak tangan sampai kedua sikunya dan dua telapak
kakinya. Demikian juga auratnya ketika di hadapan perempuan yang tidak jelas
mahramnya, auratnya ialah anggota badan antara pusar dan lutut, seperti aurat laki-
fitnah, maka yang perlu ditutup tak hanya yang antara pusar dan kedua lutut. Menutup
aurat karena fitnah, yaitu yang memungkinkan tergiurnya nafsu adalah suatu
kewajiban. Hal inilah yang menjadi perhatian Islam sebagai agama yang berusaha
Secara normatif aturan hukum baku berkenaan dengan perintah berpakaian dan
Quran. Beberapa ayat yang terkait dengan hal tersebut memberikan rambu-rambu
bagi para wanita mukallaf untuk memenuhi batasan yang diberikan oleh kitab yang
Menurut syariat Islam menutup aurat hukumnya wajib bagi setiap orang mukmin baik
memperhatikannya kepada orang lain dengan sengaja tanpa ada alasan yang
dibenarkan syariat, demikian juga syariat Islam pada dasarnya memerintahkan kepada
setiap mukmin, khususnya yang sudah memiliki nafsu birahi untuk tidak melihat dan
tidak memperlihatkan auratnya kepada orang lain terutama yang berlainan jenis.
Adapun melihat aurat orang lain atau memperlihatkan aurat kepada orang lain yang
dibenarkan syariat seperti sesama mahram dan terutama suami atau istri, hukumnya
boleh sebagaimana terdapat dalam surah an-Nur ayat 30-31. Demikian pula orang
muslim boleh melihat aurat orang lain atau memperlihatkan auratnya kepada orang
lain (walaupun bukan mahram) jika ada alasan yang dibenarkan syariat seperti ketika
Q.S. An-Nur : 30
pandangannya dari perkara yang diharamkan dan menjaga kemaluannya. Karena hal
Ayat tersebut juga mengandung perintah wajib untuk ditaati berupa larangan melihat
wanita asing atau pria asing, merupakan suatu larangan mutlak yang diharamkan,
tanpa adanya suatu keperluan yang dibenarkan oleh syara'. Pandangan yang bisa
saling menarik karena secara fitrah wanita dan pria selalu tarik menarik dan ini
merupakan sunnah kehidupan atau hukum alam. Karena itu Allah melarang apabila
dua orang yang berlainan jenis menyepi karena sudah pasti syaitan akan menjadi yang
ketiga di antara mereka dan mengganggunya, lalu mereka berbuat tidak senonoh
sebagaimana firman Allah dalam surah Yusuf ayat 53 yang berisi bahwa
sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh pada kejahatan kecuali nafsu yang telah
Para ahli hukum Islam berbeda pendapat dalam menentukan batas-batas aurat itu
sendiri, baik aurat laki-laki maupun perempuan. Menurut kebanyakan ulama batas
aurat orang laki-laki ialah anggota-anggota tubuh yang terletak antara pusat dan lutut,
terutama alat kelamin dan dubur di samping juga paha. Sedangkan menurut sebagian
ulama yang lain, aurat orang laki-laki hanyalah alat vital dan dubur, sedangkan paha
tidak termasuk ke dalam kategori aurat yang wajib ditutup. Jumhur ulama
berpendapat bahwa aurat laki-laki yang tidak boleh diperlihatkan kepada orang lain
terutama kepada kaum wanita, ialah anggota-anggota badan yang berkisar antara pusat
dan lutut. Sementara sebagian kecil ulama yang pendapatnya dianggap lemah oleh
kebanyakan ulama, menyatakan bahwa aurat laki-laki di hadapan kaum wanita yang
Adapun aurat kaum wanita, menurut kebanyakan ulama ialah seluruh anggota
tubuhnya selain muka dan kedua telapak tangan, kedua telapak kaki menurut sebagian
ulama seperti Imam Abu Hanifah juga merupakan aurat. Di samping itu ada sebagian
ulama, di antaranya Imam Ahmad bin Hanbal yang memandang seluruh anggota
badan wanita (termasuk muka dan kedua telapak tangan) adalah aurat.
Para ulama membedakan antara aurat kaum wanita di hadapan kaum pria dengan
aurat kaum wanita di hadapan sesama wanita. Aurat wanita sebagaimana tersebut di
atas, sesuai dengan perbedaan pendapat para ulama tidak diperbolehkan diperlihatkan
kepada kaum laki-laki selain suami dan mahramnya atau orang lain yang oleh syariat
diperbolehkan melihatnya. Adapun aurat wanita terhadap sesama wanita yang tidak
boleh dilihat atau diperlihatkan ialah sama dengan aurat laki-laki yakni anggota-
Masalah aurat sangat erat dengan soal pakaian, karena aurat wajib ditutup dan alat
penutupnya adalah pakaian. Pakaian setiap muslim adalah harus menutup batas-batas
aurat seperti yang dikemukakan di atas. Namun karena para ulama berbeda pendapat
mengenai batas-batas aurat terutama aurat bagi wanita, maka perbedaan pendapat pun
muncul pula dalam masalah pakaian kaum wanita. Sebagian mengharuskan menutup
seluruh anggota badan selain mata, sedangkan sebagian yang lain menambahkan
Untuk menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan dan menjaga kesucian, maka
seorang wanita diwajibkan untuk berhijab dan anggota badan yang boleh diperlihatkan
adalah wajah dan kedua telapak tangan. Penggunaan hijab antara pria dan wanita
Di antara para ulama yang masih memperdebatkan masalah tentang aurat yang harus
ditutupi oleh kaum wanita ketika mereka bertemu dan berinteraksi dengan kaum pria
yaitu :
muka dan kedua telapak tangan namun pria tetap haram melihat kepadanya dengan
pandangan syahwat.
- Tidak wajib menutup muka dan kedua telapak tangan tetapi pria wajib menundukkan
pandangannya.
- Perbedaan cantik dan tidak cantiknya seorang wanita, jika ia cantik maka ia wajib
menutup muka dan kedua telapak tangan sedangkan wanita yang tidak cantik tidak
wajah dan kedua telapak tangan sekalipun mereka berfatwa untuk menutupinya.
5. Jumhur Fuqaha (golongan terbesar ahli-ahli fiqh) berpendapat bahwa muka dan dua
telapak tangan bukan aurat karena itu tidak wajib menutupnya tetapi wajib ditutup jika
Sebab perbedaan pendapat itu bersumber dari perbedaan dalam menafsirkan al-Quran
Surat an-Nr ayat 31. Seorang wanita yang akan keluar dari rumahnya dan
berinteraksi dengan pria bukan mahram, maka ia harus memperhatikan sopan santun
dan tata cara busana yang dikenakan haruslah memenuhi beberapa syarat:
a. Meliputi seluruh badan kecuali yang diperbolehkan yaitu wajah dan kedua telapak
tangan.
Berikut ini adalah beberapa kegunaan, kelebihan, fungsi, kebaikan, manfaat yang bisa
Salah satu yang menyebabkan banyak wanita masuk neraka adalah karena mereka
tidak menutup aurat mereka di mata orang-orang yang bukan mahramnya. Dari begitu
besarnya mudharat yang bisa didapat dari membuka aurat, maka Tuhan melarang kita
membuka aurat.
Orang-orang yang gemar membuka auratnya secara terang-terangan bisa saja dituduh
sebagai wanita nakal, pelacur, cewek penggoda, wanita murahan, tukang rebut suami
orang, perempuan eksperimen, dan lain-lain. Untuk itu hindari memakai pakaian
minim yang memperlihatkan bagian tubuh yang dapat merangsang lawan jenis untuk
Secara umum laki-laki normal akan terangsang melihat wanita yang memakai pakaian
ketat, modis, celana pendek atau rok mini ketat, rambut disalon, wajah dimakeup
seksi, dan lain sebagainya. Banyak lelaki yang ingin menzinahi perempuan yang
Menutup aurat adalah suatu identitas orang-orang yang baik. Ditambah lagi dengan
perilaku yang baik dan sopan maka tidak mungkin ada orang yang mengatakan kita
Dengan pakaian yang menutupi tubuh secara sempurna maka kita tidak akan
merasakan kepanasan saat mentari bersinar terik, tidak merasakan kedinginan saat
suhu sedang dingin. Begitu pun dengan debu dan kotoran akan terhalang mengenai
kulit kita langsung sehingga kebersihan tubuh dapat tetap terjaga dengan baik.
jika ada orang yang menggoda atau bahkan hanya sekedar melihat dengan pandangan
penuh nafsu syahwat. Jangan biarkan rasa cemburu muncul dalam kehidupan
rumahtangga kita, karena hal itu merupakan awal dari kehancuran sebuah keluarga
yang bahagia.
Penyakit-penyakit yang dapat muncul jika kita tampil terbuka auratnya di ruang
terbuka adalah bisa seperti kanker kulit, kulit terbakar, kulit menjadi hitam, noda flek
di kulit, dan lain sebagainya. Cegah penyakit dan gangguan kesehatan tersebut dengan
memakai pakaian yang tertutup yang dapat melindungi tubuh dari faktor-faktor
Buka-bukaanlah pada saat di depan suami atau istri kita saja. Orang yang demikian
biasanya akan sangat dihargai dan disayangi oleh pasangan hidupnya. Terlebih lagi
bisa menjaga kesucian dirinya hingga adanya pernikahan. Di depan orang lain yang
hipnotis, dan lain sebagainya. Bandingkan dengan wanita bercadar yang tampil tidak
Mengenakan busana yang sesuai dengan syariat Islam bertujuan agar manusia terjaga
kehormatannya. Ajaran Islam tidak bermaksud untuk membatasi atau mempersulit gerak dan
langkah umatnya. Justru dengan aturan dan syariat tersebut, manusia akan terhindar dari
berbagai kemungkinan yang akan mendatangkan bencana dan kemudaratan bagi dirinya.
Berikut ini beberapa perilaku mulia yang harus dilakukan sebagai pengamalan berbusana
sesuai syariat Islam, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
3. Gemar beribadah
Beribadah adalah kebutuhan ruhani bagi manusia sebagaimana olah raga, makan, minum, dan
istirahat sebagai kebutuhan jasmaninya. Karena ibadah adalah kebutuhan, maka tidak ada
alasan orang yang beriman untuk melalaikan atau meninggalkannya. Malahan, ia akan
dengan senang hati melakukannya tanpa ada rasa keterpaksaan sedikitpun.
BAB 3
ADAB DALAM DALAM KEHIDUPAN
A. ADAB BERPAKAIAN
1) Pengertian adab dalam berpakaian
Jika diperhatikan cara berpakaian seperti saat ini, terutama dikalangan para remaja puteri
tampaknya sudah jauh dari tuntunan Islam. Mereka sudah tidak malu-malu lagi
mempertontonkan auratnya, bahkan menjadi suatu kebanggaan bagi mereka. Alasannya, jika
tidak berpakaian seperti itu dianggap tidak mengikuti perkembangan mode. Kita boleh saja
mengikuti perkembangan mode tetapi jangan sampai mejgobral aurat. Jika demikian,
bagaimana berpakaian menurut islam ?
Menurut ajaran Islam, berpakaian adalah mengenakan pakaian untuk menutupi aurat, dan
sekaligus perhiasan untuk memperindah jasmani seseorang. Sebagaimana ditegaskan Allah
Swt, dalam firman-ya:
~
:
Artinya:
Wahai anak Adam! Susungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi
auratmu dan untuk perhiasan bagaimu tetpi takwa itulah yang lebih baik. Demikianlah
sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalui ingat. (Q.S. Al-
Araf:26)
Ayat trsebut memberi acuan cara berpakaian sebagaimana dituntut oleh sifat takwa, yaitu
untuk menutup aurat dan berpakaian rapi, sehingga tanpak simpati dan berwibawa serta
anggun dipandangnya, bukan menggiurkan dibuatnya.
Islam sangan menganjurkan kepada umatnya untuk selalu tanpil rapi dan bersih dalam
kehidupan sehari-hari. Karena kerapian dan kebersihan ini, Rasulullah saw. Menyatakan
bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Artinya, orang beriman akan selalu menjaga
kerapian dan kebersihan kapan dan di mana dia berada. Semakin tinggi imam seseorang
maka dia akan semakin menjaga kebersihan dan kerapian tersebut. Sabda Rasulullah saw.
dari riwayat Abu Darda :
Artinya :
Kebersihan merupakan bagian dari iman
Pakaiana yang kita kenakkan harus sesuai dengan tuntutan Islam dan sebaliknya
disesuiakan dengan situasi dan kondisi. Pada saat menghadiri pesta, kita menggunakan
pakaian yang cocok untuk berpesta, misalnya kemeja, baju batik, pada saat tidur, kita cukup
menggunakan piyama; dan begitu seterusnya. Disamping itu, pemilihan model dan warna
pakaian juga harus disesuaikan dengan badan kita, sehingga menjadi serasi dan tidak menjadi
bahan tertawaan orang lain.
Artinya :
Segala puji bagi Allah yang telah memberi pakaian dan rezeki kepadaku tanpa jerih
payahku dan kekuatanku
B. ADAB BERHIAS
Berhias artinya berdandan atau merapikan diri baik fisiknya maupun pakiannya. Berhias
dalam pandangan Islam adalah suatu kebaikan dan sunah untuk dilakukan, sepanjang untuk
ibadah atau kebaikan.
Menghiasi diri agar tmpil menarik dan tidak mengganggu kenyamanan orang lain yang
memandangnya, merupakan suatu keharusan bagi setiap muslim, terutama bagi kaum wanita
di hadapan suaminya, dan kaum pria dihadapan istrinya.
Islam tidak umatnya berhias dengan cara apa pun, sepanjang tidak melanggar kaidai-
kaidah agama atau melanggar kodrat kewanitaan dan kelaki-lakian, serta tidak berlebihan
dalam melakukannya. Wanita tidak boleh berhias dengan cara laki-laki, begitu pula dengan
sebaliknya laki-laki tidak boleh berhias seperti layaknya wanita. Sebab yang demikian itu
dilarang dalam ajaran Islam.
Perhatikan sabda Rasullulah saw, yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib;
.
Artinya :
Rasulullah saw, mengutuk (membeci) laiki-laki yang menyerupai perempuan dan
perempuan yang menyerupai laki-laki. (H.R. Daruquthni)
Dengan demikian, berhias menurut ajaran Islam harus sesuai dengan adab dan tata cara
yang Islami. Sehingga perbuatan menghiasi diri, selain membuat penampilan menjadi indah
dan menarik, juga mendapat nilai ibadah dari Allah Swt.
Agama Islam mengajarkan kepada kita agar senantiasa tampil rapid an menarik. Artinya,
setiap saat kita boleh berhias sekedar untuk membuat kenyamanan bagi diri sendiri
dan oran lain yang memandangnya. Misalnya, menyisisr atau memotong rambut dan
merapikannya, membersihkan pakaian dan menyetrikanya, dan sebagainya. Apabila, kalau
berhias untuk tujuan ibadah kepada Allah swt. Misalnya, berhias untuk melaksanakan
shalat lima waktu, untuk pergi pengajian, ke sekolah atau tempat0tempat kebaikan.
Perhatikan firman Allah Swt ;
:.
Artinya :
Wahai anak Adam, pakailah pakainmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan
dan minumlah tetapi janganlah berlebih-lebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-
orang yang berlebih-lebihan(Q.S. Al-Araf:31)
Islam tidak menyukai umatnya yang tidak pandai menghias diri, sehingga
penampilannya tanpak kumuh, kumal dan dekil. Sebab hal yang demikian itu tidak dapat
mengangkat citra islam di mata orang lain. Islam sangat meyukai keindahan dan keserasian,
maka berhiaslah agar kamu tanpak indah dipandang dan menarik diperhatikan. Keindahan
itu milik Allah, dan Dia menyukai keindahan.
Perhatikan sabda Rasulullah saw. dari riwayat Abdullah bin Abi Aufa:
Artinya:
Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan menyukai keindahan. (H.R Ahmad)
Namun demikian, ketika kita berhias atau berdandan maka hendaknya maka hendaknya
menggunakan tata cara atau adab secara Islami, yaitu antara lain:
a. Memakai perhiasan atau alat-alat untuk berhias yang halal dan tidak mengandung efek
ketergantungan. Misalnya, alat-alat kecantikan tidak mengandung lemak babi, alcohol tinggi,
benda-benda yang mengandung najis dan sebagainya
b. Menggunkan alat-alat atau barang-barang hias sesuai kebutuhan dan kepantasan, dan tidak
berlebihan. Misalnya, menggunakan lipstik melebihi garis bibir, bedak yang terlalu tebal,
parfum yang berbau menyengat, dan sebagainya
c. Mendhulukan anggota sebelah kanan, beu kemudian sebelah kiri
d. Berhiaslah untuk tujuan ibadah atau kebaikan, misalnya untuk melaksanakan salat, mengaji,
belajar, menyabut suami tercinta, dan sebagainya.
e. Membaca Basmalah setiap kali akan memualai berhias, agar mendapatkan berkah dan
pahala
f. Membaca doa setiap kali menghadap cermin untuk berhias
Artinya :
Ya Allah, percantiklah aku dengan ilmu dan takwa, dan hiasilah aku dengan hati yang
lembut dan budi pekerti mulia
Dalam kehidupan sehari hari, kita sering sekali menghias diri,. Paling sehabis mandi pagi,
ketika hendak berangkat pergi, baik kesekolah maupun ke tempat kerja. Oleh karena itu,
hendaknya mulai membiasakan diri secara islami, sesuai dengan adab dan tata cara menurut
ajaran Islam, agar selain dapat tampil rapid an indah dipandang, juga mendapat pahala dai
Allah Swt.
Untuk dapat mempraktikkan adab berhias secara Islami, hendaknya kamu perhatikan
terlebih dahulu beberapa hal berikut :
a. Tanamkan keimanan yang kuat dalam hati, agar dalam berhias sehari-hari tidak tergoda oleh
buju rayu setan yang selalu mengajak berlebihan
b. Tanamkan keyakinan bahwa berhias termasuk ibadah mendapat pahala, sepanjang tidak
dipakai maksiat.
c. Tanamkan niat, yang suci bahwa berhias hanya untuk kebaikan semata, menambah
kepaercayaan diri, dan mengangkat citra agama,
d. Hindari berhias yang hanya untuk mengharapkan pujian dan sanjungan dari orang lain atau
bermaksud menggoda orang lain agar tertarik padanya.
e. Mulailah mempraktikkan adab berhias secara islami dari sekarang, agar kelak terbiasa
menjadi seorang yang pandai berhias untuk ibadah dan kebaikan.
Artinya :
Dengan nama Allah aku berserah diri kepada Allah,tidak ada daya dan tidak ada kekuatan
kecuali dengan pertolongan Allah
e) Berniat sengaja berpergian untuk bekerja atau belajar demi mencari ridha SWT
Sebelum anda mempraktikkan adab berpergian secara Islami, hendaknya kamu perhatikan
terlebih dahulu ketika hendak berpergian
a. Tanamkan keimanan yang kuat dalam hati, agar tidak mudah tergoda oleh bujuk rayu setan
di tengah perjalanan
b. Tanamkan keyakinan bahwa setiap perbuatan baik akan mendapat pahala dari Allah SWT,
termasuk berpergian dengan baik.
c. Jangan melenceng dari niat baik semula, agar perjalanan bejalan dan selamat. Misalnya,
niat berpergian hendak belajar, tapi tenyata melenceng justru jalan-jalan di mal atau di tempat
bermain.
d. Jangan berpergian tanpa arah tujuan yang jelas, sebab hal itu hanya dapat menghambur-
hamburkan harta, tenaga, pikirann dan sebagainya. Lebih berbahaya jika akhirnya tersesat di
tengah perjalanan
e. Setiap hendak berpergian harus terlebih dahulu member tahu anggota keluarga yang lain,
agar jika terjadi sesuatu dapat mudah menghubungi atau dihubungi
f. Mualailah memprkatikkan adab berpergian dari sekarang
g. Selamat memulai
D. ADAB BETAMU
1) Pengertian adab bertamu
Dalam ajaran Islam ada dua konsep yang harus ditegakkan, yaitu Hablum
minallah dan Hablum minannas, Hablum Minallah artinya melakukan hubungan dengan
Allah, sedangkan Hablum minannas artinya melakukan hubungan antar sesame manusia.
Bertemu termasuk salah satu dari kegiatan hablum minannas. Jika demikian, apa bertamu itu
sebenarnya?
Bertamu adalah berkunjung ke rumah orang lain dalm rangka mempererat silaturahim.
Maksud orang lain di sini adalah tetangga, saudara (sanak famili), teman sekantor, teman
seprofesi dan sebagainya. bertemu tentu ada maksud dan tujuannya, antara lain menjeguk
yang sedang sakit, ngobrol-ngobrol biasa, membicarakan bisnis, membicarakan masalah
keluarga keluarga dan sebagainya.
Apapun alasannya, seseorang berkunjung kerumah orang lain (bertamu) tidaklah menjadi
persoalan. Yang jelas bertamu itu pada hakekatnya mempererat silaturahmi atau tali
persaudaraan. Orang suka bersilaturahmi akan dilampangkan rezekinya dan dipanjangkan
umurnya, sebagaimana hadis Rasulullah saw, dari riowayat Abu Hurairah:
:
.
Artinya :
Sabda Rasulullah saw.Burung siapa yang menginginkan diperluas rezekinya dan
diperpanjang umurnya maka sebaiknya ia bersilaturahmi. (H.R Bukhari Muslim)
Mempererat tali silaturahim, baik dengan tetangga, sanak saudara maupun teman sejawat
merupakan perintah agama islam agar senantiasa membina kasih sayang, hidup rukun, tolong
menolong, saling membantu antara yang kaya dengan yang miskin dan memiliki kesempatan
dengan yang mengalami kesempitan.
Silaturahim tidak saja menghubungkan tali persaudaraan, tetapi juga akan banyak
menambah wawasan, pengalaman karena pada saat berinteraksi terdapat pembicaraan-
pembicaraan yang berkaitan dengan masalah-masalah perdagangan atau penghasilan,
sehingga satu sama lain akan mendapatkan pandangan baru tentang usaha pendapatan rezeki
dan sebagainya.
Suasana yang dialami bagi orang yang biasa bersilaturahmi, hidup menjadi
lebih menyenangkan, nuaman, dan hati menjadai tentram sehingga hidup ii merasa luas dan
lega seakan umur bertambah, walaupun kenyataan yang sebenarnya umur atau ajal manusia
sudah ditentukan jauh sebelum ia dilahirkan oleh Allah Swt.
Sabda Rasulullah saw. yang lain dari riwayat Aisyah:
:
.
Artinya :
Sabda Rasulullah saw: Bersilaturahmi, baik budi pekerti dan bertetangga yang baik, akan
meramaikan kampong dan dapat menabah umur. (H.R Ahmad dan Baihaqi dari Aisyah)
Hadis tersebut menambahkan selain bersilaturahmi, berakhlak yang baik (Husnul Khuluq)
dan bertetangga yang baik (Husnul Jawari) dapat pula mencptakan suasana yang
menyenangkan dan lebih semarak dalam hidup bermasyarakat.
Karena itu ajaran islam member tuntunan atau tatakrama dalam berinteraksi antar sesama
misalnya bertamu dan yang menerima tamu.
.
:
Artinya :
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu masukin rumah yang bukan rumahmu
sebelum meminta izin dan member salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik
bagimu, agar kamu (selalu) ingat. (Q.S An-Nur:27)
b) Sebagai tamu, apabila kita tidak mendapati tuan rumah, atau merasa tidak diterima oleh tuan
rumah karena satu dan lain hal maka tinggalkanlah rumah itu dengan segera. Tetapi jangan
sampai memperlihatkan kekecewaan terhadap perlakuan tuan rumah yang tidak berbudi baik
tersebut.
Artinya :
Dan jika kamu tidak menemui seseorang di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum
kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu:Kembalilah!(hendaklah) kamu
kembali. itu lebih suci bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S
An. Nur :28)
c) Apabila sudah diterima dengan baik, janganlah berbuat seenaknya di rumah orang, meskipun
udah dikatakan oleh tuan rumah, anggaplah sebagai rumah sendiri. Itu adalah hak dan
kewajiban dia sebagai tuan rumah, sedangkan kemu mempunyai hak dan kewajiban tersendiri
sebagai tamu.
d) Menjadi tamu dirumah teman dekat harus tetap menjaga kesopanan. Jangan melihat-lihat
semua benda yang ada dirumah itu, kecuali benar-benar dipersilahkan oleh tuan rumah
e) Jika kita dihidangkan makanan dan minuman maka cicipilah makanan dan inuman tersebut
setelah kita dipersilahkan oleh tuan rumah untuk dicicipi, seandainya makanan dan
minumana itu tidak sesuai dengan selera kita maka jangan ditampakkan bahwa kita tidak
suka, tetapi cicipilah sekedarnya saja
f) Kalau dirasa sudah sudah cukup keperluannya maka dengan sikap yang agak berat kita
berpamitan, untuk pulang. Tidak lupa sampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya atas
sambutannya dengan harapan kita akan menanti kedatangannya di rumah kita, dan dapat
bertemu kembali dilain waktu
.
Artinya :
Hormatilah tamu-tamu yang berkunjung ke rumahmu, karena sesungguhnya dalam
penghormatan terhadap mereka terhadap rahmad. (H.R Ahmad)
a) Tanamkan keimanan yang kuat dalam hati, agar setiap kali menerima tamu tidak tergoda
dengan bujuk rayu setan
b) Tanamkan keyakinan yang kuat bahwa menerima tamu itu termasuk ibadah, yang kelak akan
mendapat pahala dari Allah SWT, asalkan dikerjakan dengan ikhlas.
c) Pahami dengan baik bahwa menghormati tamu sama dengan menghormati diri sediri, sebab
suatu waktu kita juga akan bertamu ke rumah orang, dan akan merasa bahagia jika mendapat
penghormatan dari tuan rumah
d) Yakinkan dalam hati bahwa setipa tamu yang dating ke rumah kita pasti membawa berkah,
dan rahmad dari Allah Swt, baik tamu dari jauh maupun tamu dari dekat
e) Hidari buruk sangka terhadap setiap tamu yang berkunjung ke rumah kita, baik tamu
keluarga maupun kerabat dan handai taulan
f) Mulailah dari sekarang menghormati tamu sesuai dengan adab dan tata cara yang islami