Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

CARA BERBUSANA MUSLIM

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Agama Islam

DISUSUN OLEH :

TIA LUPITA

KELAS : X-PM 2

SMK PGRI SUBANG

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan nikmat serta karunia-Nya
sehingga kita selalu berada dalam kesehatan jasmani dan rohani. Serta salawat dan salam
semoga selalu tercurah kepada junjungan kita yaitu Nabi Besar Muhammad SAW, beserta
keluarga dan sahabatnya.

Akhirnya Saya dapat menyelesaikan tugas Makalah Cara Berbusana Muslim tepat
pada waktunya. Adapun tujuan Saya menyusun tugas Makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas dari guru mata pelajaran Agama Islam. Saya menyadari dalam penyusunan
Makalah ini masih banyak kekurangannya.

Untuk itu Saya berharap kepada semua pihak untuk selalu memberikan masukannya
yang bersifat membangun agar dalam penyusunan tugas selanjutnya akan lebih baik lagi.

Akhir kata penyusun mengucapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Busana Muslim ............................................................... 2
B. Kriteria-kriteria busana muslim ...................................................... 2
C. Dalil-dalil AL-QUR'AN..................................................................... 6

BAB III KESIMPULAN


A. Kesimpulan ......................................................................................... 7
B. Saran ................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Busana pada zaman modern ini dianggap sebagai urusan pribadi, tetapi sebagai
kaum muslimin kita tidak boleh masa bodoh dengan hal ini.Karena pada kenyataannya
busana yang dikenakan anak muda sekarang dapat menimbulkan rangsangan seks atau
kebrutalan yang bersumber dari mode-mode busana setengah telanjang atau penonjolan
aurat, yang dapat mengarah pada kejahatan.
Masyarakat yang berperadaban modern pada umumnya sangat menyukai mode-
mode busana yang memamerkan atau tidak menutupi aurat wanita. Rok mini atau celana
ketat merupakan gejala yang terpisahkan dari peradaban masa kini.Sesungguhnya
kecenderungan pada mode-mode pada busana yang tidak senonoh ini menunjukkan
kelemahan moral masyarakat. Pada hakekatnya mode busana mini dan ketat itu dapat
merusak kesahatan dan pertumbuhan mental masyarakat itu sendiri dan juga tidak memilki
nilai tambah sama sekali. Mode yang semacam ini mempengaruhi cara berfikir dan
bertindak mereka yang pada akhirnya akan mengubah rasa harga diri mereka.[1]

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Busana Muslim
2. Kriteria-kriteria Busana Muslim

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Busana Muslim


Sejarah busana lahir seiring dengan sejarah peradaban manusia itu sendiri.Oleh
karenanya busana sudah ada sejak manusia diciptakan. Busana memilki fungsi yang begitu
banyak, yakni menutup anggota tertentu dari tubuh hingga penghias tubuh sebagaimana
yang telah diterangkan pula dalam Al-Quran yang mengisyaratkan akan fungsi busana;
wahai anak adam (manusia), sesungguhnya Saya telah menurunkan kepadamu pakaian
untuk menutupi aurat tubuhmu dan untuk perhiasan.
Konsekuensi sebagai manusia agamis adalah berusaha semaksimal mungkin untuk
melaksanakan segala perintah allah dan meninggalkan segala laranganNya. Salah satu
bentuk perintah agama Islam adalah perintah unutk mengenakan busana yang menutup
seluruh aurat yang tidak layak untuk dinampakkan pada orang lain yang bukan muhrim.
Dari situlah akhirnya muncul apa yang disebut dengan istilah Busana Muslim.
Busana muslimah adalah busana yang sesuai dengan ajaran Islam, dan pengguna
gaun tersebut mencerminkan seorang muslimah yang taat atas ajaran agamanya dalam tata
cara berbusana. Busana muslimah bukan sekedar simbol melainkan dengan
mengenakannya berarti seorang perempuan telah memproklamirkan kepada mahluk
Allah.swt akan keyakinan, pandangannya terhadap dunia, dan jalan hidup yang ia tempuh.
Dimana semua itu didasarkan pada keyakinan mendalam terhadap Tuhan yang Maha Esa
dan Kuasa.

B. Kriteria-kriteria busana muslim


Sekurang-kurangnya ada lima point yang menjadi kriteria busana muslimah
menurut syariat, yaitu sebagai berikut :
a) Busana muslimah harus menutup seluruh tubuhnya dari pandangan lelaki yang bukan
mahramnya. Dan janganlah ia membuka untuk lelaki mahramnya kecuali bagian yang
menurut kebiasaan yang benar dan pantas (tidak termasuk suami).[3]
Satu cara untuk menutup aurat selain memakai pakaian yaitu hendaknya seorang
muslimah mengenakan jilbab (mengulurkan jilbabnya). Allah swt berfirman:
Artinya: Hai Nabi katakanlah kepada istri-istri kamu, anak-anak gadismu dan istri-istri
orang mukmin: hendaklah ia mengulurkan jilbabnya kesaluruh tubuhnya. Yang demikian

2
itu supaya nereka mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.Dan Allah
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs. Al-Ahzab: 59)
Ummu Salamah ra.menuturkan: begitu turun ayat ini hendaklah ia mengulurkan jilbabnya
keseluruh tubuhnya.
Al-hafizh Ibnu Katsir menjelaskan: firman Allah tersebut menginstruksikan kepada rasul-
Nya agar beliau memerintahkan wanita-wanita yang beriman, khususnya pada anak-anak
gadis dan istri-istri karena kemuliaan mereka, untuk mengulurkan jilbab mereka sehingga
mereka berbeda dengan wanita jahiliyah dan budak-budak perempuan.[4]
Adapun yang dimaksud jilbab disini tidak di batasi oleh nama, jenis, dan warna, akan
tetapi jilbab adalah semua pakaian yang dapat menutupi titik-titik perhiasan perempuan.
Jilbab lebih sempurna dari pada menggunakan kata al-khimar (penutup kepala/kerudung)
karena meliputi seluruh badan perempuan dan menutupi seluruh bagian atas tubuhnnya
termasuk perhiasan atau sesuatu yanng melukiskan (bentuk) badannya.Karena pakaian
yang melukiskan ukuran tubuh wanita adalah haram di pakai di hadapan laki-laki
nonmahram.
b) Hendaknya busana yang dipakai wanita muslimah menutup apa yang dibaliknya.
Maksudnya tidak tipis menerawang sehingga warna kulitnya dapat terlihat dari luar.
Istilah menutup tidak akan terwujud kecuali dengan kain yang tebal. Jika tipis maka akan
semakin memancing fitnah (godaan) dan berarti menampakkan perhiasan. Dari Abdullah
bin Abu Salamah, dikatakan Umar bin Al-Khattab pernah memakai baju qubthiyah, (jenis
pakaian dari mesir yang tipis dan berwarna putih) kemudian Umar berkata,jangan kamu
pakaikan baju-baju ini untuk istrimu! seseorang kemudian bertanya, wahai amirul
muminin, telah saya pakaikan itu pada istriku dan telah aku lihat dirumah dari arah depan
maupun belakang, namun aku tidak melihatnya sebagai pakaian yang tipis. maka Umar
menjawab, sekalipun tidak tipis, namun ia mensifati (menggambarkan lekuk tubuh).
(HR. Al-Baihaki II/23-235; muslim al-Bitthin dari Ani SHALIH dari umar).[5]
c) Busana tidak ketat membentuk bagian-bagian tubuh.
Usamah bin Zaid pernah berkata,Rasulallah pernah memberiku baju quthbiah yang tebal
dan merupakan baju yang pernah di hadiahkan oleh dihyah Al-kalbi kepada beliau. Baju
itupun aku pakaikan kepada istriku.Nabi bertanya kepadaku, mengapa kamu tidak
mengenakan baju quthbiyah?Aku menjawab aku pakaikan baju itu kepada istriku. Nabi
lalu bersabda: perintahkan dia agar mengenakan baju dalam dibalik quthbiyah itu, saya
khawatir baju itu masih bisa menggambarkan lekuk tulangnya. (Al-Dhiya Al-Maqdisi
dalam Al-Hadits Al-Mukhtarah 1/441; Ahmad dan Al-Baihaqi dengan sanad Hasan).[6]

3
d) Busana wanita muslimah tidak menyerupai pakaian laki-laki.
Ada beberapa hadits shahih yang melaknat wanita yang meyerupakan diri dengan kaum
pria, baik dalam hal pakaian maupun lainnya.Abu hurairah barkata bahwa Rasulullah
melaknat pria yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian pria (Abu
Dawud II/182; Ibnu Majah 1/588; Ahmad 2/325; Al-Hakim IV atau 19 disepakati oleh
Adz-Dzahabi).Dalam hadits ini terkandung petunjuk yang jelas mengenai diharamkannya
tindakan wanita menyerupai kaum pria begitu juga sebaliknya ini bersifat umum, meliputi
masalah pakaian dan lainnya.
e) Busana yang dipakai wanita tidak terdapat hiasan yang dapat menarik perhatian orang
saat keluar rumah, agar tidak tergolong wanita yang suka tampil dengan perhiasan.
Seorang wanita yang suka menampakkan perhiasannnya bisa dikatakan wanita pesolek
(tabarruj) perlu kamu ketahui, kata tabarruj bagi perempuan memilki tiga pengertian:
1) Menampakkan keelokan wajah dan titik-titik pesona tubuhnya di hadapan laki-laki non
mahram.
2) Menampakkan keindahan-keindahan pakainnya dan perhisannya kepada laki-laki non
mahram.
3) Menampakkan gaya berjalanya,lenggangannya,dan lenggak-lenggoknya di hadapan
laki-laki nonmahram.[7]
Apa yanng di lakukan oleh banyak perempuan masa kini sudah tidak termasuk praktik
tabarruj, mereka keluar rumah dengan dandanan yang memikat dan mengundang fitnah.
Mereka membuka kepala mereka (tidak berjilbab), juga bagian atas dada, betis, dan lengan
mereka. Semua ini merupakan praktik kemungkaran terbesar yang melanggar syariat dan
menyebabkan murka, siksa dan datangnya amarah Allah. Hukum tabarruj adalah haram.
Seperti dalam firman Allah:
Artinya: Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah
terdahalu. (Qs. Al-Ahzab: 33)
Jika objek perintah dalam ayat diatas adalah istri-istri Nabi namun hal itu lebih di
prioritaskan kepada wanita-wanita muslimah, sebab syariat sendiri sarat dengan perintah
mengharuskan wanita untuk berdiam diri di rumahnya dan tidak keluar rumah kecuali
untuk keperluan yang mendesak.
Allah berfirman:
Artinya: Dan janganlah mereka menampakkan perhisan mereka kecuali yang bisa tampak
dari mereka. (Qs. An-Nur: 31)

4
Kata perhisan diatas mengandung tiga arti yaitu pakaian yang indah, perhiasan, hal-hal
yang pada umumnnya dijadikan perhiasan oleh wanita-wanita, baik dikepala, wajah,
maupun anggota badan yanng lain (make-up). Ketiga hal ini adalah perhiasan yang tidak
boleh diperlihatkan oleh wanita kepada laki-laki nonmahram.
Firman Allah:
Artinya: Dan perempuan-perempuan yanng telah berhenti (dari haid dan telah
mengandung) yang tiada ingin kawin lagi, tiadalah mereka dosa menanggalkan pakaian
mereka dengan tidak maksud menampakkan perhiasan , dan berlaku sopan adalah lebih
baik bagi mereka. Dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui. (Qs. An-nur: 60)
Ibnu Abas menjelaskan: yang dimaksud wanita menopause diatas adalah wanita
yang bila ia duduk di rumahnya dengan memakai dir (pakaian rumah/sehari-hari)
kerudung serta jilbabnya, selama tidak berdandanan menor karena hal itu di benci Allah.
Dengan tidak bermaksud menampakkan perhiasan berarti dengan menanggalkan jilbab
mereka tidak bermaksud ingin dilihat perhiasan mereka. Tabarruj seperti ini berarti
memperlihatkan pesona keindahnya. Ini menerangkan bahwa wanita menopouse yabg
masih berkeinginan menikah dalam artian mereka masih memilki sisa-sia kecantikan dan
syahwat kepada laki-laki maka ia bukan termasuk Al-Qawaid (yang diperbolehkan
meninggalkan pakaian dan jilbab dirumanya) ia juga tidak boleh menanggalkan pakaian
dihadapan laki-laki karena keduanya bisa jadi sama-sama tertarik.
Dalil yang mengharamkan tabarruj dari hadis nabi diriwayatkan dari ABU Hurairah ra:
rasullah saw bersabda:.
Artinya: Ada dua golongan penghuni neraka yang belum akan aku lihat: kaum yang
memiliki cambuk seperti ekor-ekor sapi yang mereka gunakan untuk mencambuk manusia
(dengan semena-mena) dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjanng, berlenggak
lenggok menggoda, kepala mereka seperti punuk yanng meliuk liuk. Mereka tidak akan
masuk surga dan tidak akan pula mencium aromanya.padahal aromanya bisa dicium dari
segini segini.[8]
f) Dari segi warna, tidak terlalu mencolok sehingga menarik parhatian (syahwat) lawan
jenis. Tampil rapi dan menarik (bukan mengundang syahwat) tidak mesti dengan berhias
dan berpenampilan mencolok. Kebersihan, kerapian, dan alamiah akan mencerminkan
kepribadian yang sebenarnya.

5
C. Dalil-dalil AL-QUR'AN
"Wahai Nabi, suruhlah isteri-isterimu dan anak-anak perempuanmu serta perempuan-
perempuan yang beriman, supaya melabuhkan pakaiannya bagi menutup seluruh tubuhnya
(semasa mereka keluar); cara yang demikian lebih sesuai untuk mereka dikenal (sebagai
perempuan yang baik-baik) maka dengan itu mereka tidak diganggu. Dan (ingatlah) Allah
adalah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani." (Surah Al-Ahzab, ayat 59).

"Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat


pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan
mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir
daripadanya; dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala
mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka melainkan kepada
suami mereka, atau bapa mereka atau bapak mertua mereka atau anak-anak mereka, atau
anak-anak tiri mereka, atau saudara-saudara mereka, atau anak bagi saudara-saudara
mereka yang lelaki, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang perempuan, atau
perempuan-perempuan Islam, atau hamba-hamba mereka, atau orang gaji dari orang-orang
lelaki yang telah tua dan tidak berkeinginan kepada perempuan, atau kanak-kanak yang
belum mengerti lagi tentang aurat perempuan; dan janganlah mereka menghentakkan kaki
untuk diketahui orang akan apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka; dan bertaubatlah
kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kamu berjaya."
(Surah An-Nur, ayat 31).

6
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Busana muslimah adalah busana yang sesuai dengan ajaran Islam, dan pengguna
gaun tersebut mencerminkan seorang muslimah yang taat atas ajaran agamanya dalam tata
cara berbusana.
Bisa dikatakan busana muslimah jika memenuhi beberapa kriteria, diantaranya:
1) Busana muslimah harus menutup seluruh tubuhnya dari pandangan lelaki yang bukan
mahramnya.
2) Busana muslimah tersebut tidak tipis sehingga bisa menutupi apa yang ada dibaliknya
3) Busana tidak ketat membentuk bagian-bagian tubuh.
4) Busana wanita muslimah tidak menyerupai pakaian laki-laki.
5) Busana yang dipakai wanita tidak terdapat hiasan yang dapat menarik perhatian orang
saat keluar rumah

B. Saran
Kita sebagai generasi muda harus mampu memberikan contoh kepada muslim
lainnya dalam adab berpakaian muslimah yang baik dan benar dan Islam menganjurkan
umatnya agar senantiasa berhias . Artinya setiap muslim harus tampil memikat, sehigga
tidak membuat orang lain merasa jijik bergaul dengannya. Oleh sebab itu, setiap muslim
harus memiliki etika dalam berhias.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://Ibnubakri.multiply.com/jurnal/item/11
http://Muslimahberjilbab.blokspot.com/2005/03/busana-muslim-identitas-diri.html

Anda mungkin juga menyukai