Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, karena berkat taufiq dan
hidayah-Nya lah penulisan makalah ini dapat diselesaikan.
Kami selaku penulis sadar bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu, penulis selalu mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan selanjutnya.
Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada
semua pihak yang telah membantu terselesaikannya pembuatan makalah ini. Terlepas
dari semua kekurangan penulisan makalah ini, baik dalam susunan dan penulisannya
yang salah, penulis memohon maaf dan berharap semoga penulisan makalah ini
bermanfaat khususnya kepada kami selaku penulis dan umumnya kepada pembaca.
Akhirnya, semoga Allah senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada siapa saja yang mencintai pendidikan. Amin Ya Robbal Alamin.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
3.2 Saran.................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
membantunya untuk memperoleh paspor untuk perjalanan Sun ke Prancis dan negara
lain.
Pada petisinya itu Sun menekankan bahwa Li Gan pejabat lain pada
pemerintahan Manchu seharusnya mempekerjakan orang yang telah terlatih dengan
pelatihan yang sudah modern guna membantu pemerintah Manchu dalam mereformasi
Cina. Dalam petisinya tersebut Sun Yat Sen menggunakan istilah Minsheng, sebuah
frase kuno yang di gunakan oleh beberapa reformis Cina dan menjadi ketiga prinsip
rakyat (Sanmin Zhuyi). Namun Li Hong Zhang menolak untuk bertemu dengan Sun
Yat Sen. Setelah kejadianya itu Sun Yat Sen melepaskan karir medisnya dan pergi ke
Honolulu. Di sana Sun Yat Sen membentuk organisasi politik, Xing Zhongghui
bersama 20 teman Cina yang dari Hawai dan Canton termasuk kakaknya. Organisasi
politik itu menandai kegiatan politis Sun Yat Sen.
Sementara itu di Cina, kekuatan militer Jepang semakin besar pada perang Cina
Jepang. Pada saat itu Sun Yat Sen memutuskan untuk menggerakkan sebuah reformasi
karena waktunya di anggap tepat. Sun bergegas untuk ke Hongkong dan Canton untuk
mengesahkan cabang-cabang Xing Zhonghui. Di Hongkong Sun Yat Sen bersama
teman-temanya revolusioner lainnya mulai mengorganisir pemberontakan di Canton,
dengan harapan pemberontakan akan menyebar ke seluruh provinsi.
Pemberontakan di rencanakan 26 Oktober 1895 namun rencana tersebut tidak
terwujud. Seseorang telah melaporkan rencana tersebut pada pejabat Hongkong sehari
sebelum pemberontakan Sun Yat Sen melarikan diri ke Makao. Saat tiba Sun melihat
poster yang mengumumkan hadiah bagi siapa yang dapat menangkap dia sebesar 10
tail. Kemudian Sun pergi lagi ke Hongkong. Meskipun telah keluar dari daerah
kekuasaan Manchu, tetapi Beijing dapat meminta ekstradisi dari pemerintahan kolonial
Inggris. Akhirnya Sun Yat Sen memutuskan untuk keluar dari Hongkong.
Pada tanggal 12 November 1895 Sun tiba di Kobe Jepang. Setibanya di Jepang
dia merasa tersanjung melihat di salah satu koran dirinya digambarkan sebagai tokoh
revolusioner Cina. Disana Sun membuat cabang Xing Zhonghui. Kemudian dia
memutuskan untuk berkunjung ke Amerika untuk memperoleh dana dari orang-orang
Cina di Amerika Utara. Dia berharap dapat memperoleh dana dan membangun cabang
Xing Zhonghui namun gagal dikarenakan orang Cina yang ada di sana sangat tidak
antusias dengan ide revolusioner yang disampaikan oleh Sun.
Pada 1 Oktober 1896 Sun tiba di London. Kedatanganya disambut oleh Dr.
James Canstlie, dosen Sun sewaktu di Hongkong Medical College. Tidak jauh dari
3
kediamannya terdapat kedutaan Cina. Canstlie memperingatkan Sun untuk menjauhi
kedutaan namun Sun merasa kantor luar negeri Inggris menolak untuk menuruti
permintaan mentri Cina untuk ekstradisinya maka Sun merasa aman berkunjung ke
kedutaan. Yakin penyamaranya akan menyembunyikan identitasnya. Pada 10 Oktober
Sun pergi ke kedutaan. Sun membuat janji untuk mengadakan pertemuan di hari
berikutnya. Ketika Sun kembali dari pertemuan dia langsung ditahan. Setelah
diberitahukan akan dikirim ke Cina, Sun meminta tolong pada pelayan kedutaan untuk
menyampaikan pesan pada Castlie secara diam-diam. Setelah membaca pesan tersebut
Castlie langsung meminta batuan pada kantor luar negeri namun tak ada tanggapan.
Castlie pun langsung beralih ke pers. Dia megirim surat ke koran London “revolusiner
Cina di culik di London” dan menjadi tajuk di London globe edisi sore 22 Oktober
1896. Berita penculikan itu tersebar di seluruh London. Duta besar Manchu dipaksa
untuk membebaskan Sun dan keesokan harinya Sun dibebasakan.
Selama persinggahanya di Inggris Sun Yat Sen menghabiskan beberapa
waktunya di museum Inggris. Dia membaca karya-karya Rousseau, Montesquieu, Karl
Marx, Charles Darwin, John Struart Mill dan Henry George. Konsep-konsep yang
diserap Sun menjadi landasan teori untuk memulihkan Cina. Dari pengalamannya di
Inggris Sun menyadari bahwa kekuatan dan kemakmuran pemerintahan Eropa tidak
dapat memberikan kebahagian rakyat secara menyeluruh. Kemudian Sun Yat Sen mulai
merumuskan San Min Zhuyi (3 prinsip rakyat) yaitu nasionalis, demokratis, dan
kesejahteraan.
Pada Juni 1897 Sun pergi ke Jepang untuk kembali merencanakan
pemberontakan revolusioner di Cina. Selama gerakan Boxer pada 1900, Sun merasa
saat itu merupakan waktu yang tepat untuk memberontak. Bulan Oktober Sun
mengarahkan pemimpin Xing Zhoughui dengan 600 anggota serikat rahasia untuk
memberontak di Huizhou, namun karena campur tangan pemerintah Jepang usaha
tersebut gagal. Kemudian Sun kembali ke Honolulu pada tahun 1903. Setelah
mengalami dua kegagalan pada pemberontakannya, Sun berkunjung ke negara-negara
di Asia Tenggara untuk meminta dukungan dari orang-orang Cina yang tinggal di sana.
Pada 10 Oktober 1911 saat Sun tiba di Denver, pemberontakan Wunchang
terjadi. Setelah kemenangan itu Sun meninggalkan Amerika dan pergi ke Eropa. Sun
berusaha meyakinkan pemerintah Inggris dan Prancis untuk mendukung revolusi Cina.
Setelah itu, Sun kembali ke Cina dan diangkat menjadi presiden pertama Republik Cina
pada 1 Januari 1912. Amerika menjadi negara pertama yang mengakui pemerintahan
4
tersebut. Setelah pemerintah dilantik Nanjing, Sun memenghadapi masalah yang sulit
dalam membangun pemerintahan yang bersatu dan demokratis. Pemerintah Manchu
masih mengontrol Cina Utara dan kaisar masih berkuasa di Beijing. Untuk dapat
menyatukan negeri, Sun bernegosiasi dengan Yuan Shi Kai, seorang komandan tentara
kekaisaran Beijing. Yuan Shi Kai bersedia bekerjasama dengan Sun untuk menyuruh
Kaisar turun tahta asalkan dia menjadi presiden pada pemerintahan baru. Demi
persatuan rakyat Cina, Sun setuju untuk melepaskan jabatan presidennya dan
memberikan kepada Yuan Shi Kai. Pada 1 April 1912 Sun secara resmi melepaskan
jabatanya. Kaisar pun turun tahta.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Revolusi Cina 1911 terjadi karena timbulnya nasionalisme Cina. Nasionalisme
Cina di bawah pimpinan Sun Yat Sen, gerakan nasionalisme Cina dilandasi oleh 3 hal
yaitu timbulnya angkatan baru yang berpaham modern, timbulnya rasa nasionalisme,
penyelewengan dan kelemahan dinasti Manchu. Sebagai tokoh pahlawan nasional
nama Sun Yat Sen tercatat dalam sejarah dan sekaligus pemimpin revolusi Cina,
dengan ajarannya San Min Chu I yakni Min T'sen, Min Tsu, dan Min Sheng.
Setelah melawati berbagai pemberontakan dan pertempuran, salah satunya
pertempuran Wuchang, akhirnya pada Desember 1911 M pertempuran boleh dikatakan
sudah berakir dengan kemenangan-kemenangan bagi pihak “kaum revolusioner”. Pada
1 Januari 1912 M Dr. Sun Yat Sen dilantik sebagai Presiden China di Nanking. Tanggal
1 Januari selanjutnya dinyatakan sebagai tanggal berdirinya Republik China. Sedangkan
tanggal 10 Oktober yakni meletusnya Revolusi di Wuchang, menjadi hari kemerdekaan
Cina.
3.2 Saran
Nasionalisme memang merupakan suatu paham yang dibutuhkan oleh semua
bangsa dan negara. Karena dengan adanya nasionalisme maka rakyat memiliki hasrat
untuk mencapai kesatuan, kemerdekaan, keaslian, dan kehormatan bangsa. Maka, kita
sebagai generasi muda bangsa Indonesia haruslah memiliki sikap nasionalis agar kita ke
depan dapat mempertahankan kedaulatan negara kita.
12
DAFTAR PUSTAKA
13