Dosen Pengampu :
Dr. Sumardi, M.Hum
Riza Afita Surya
Disusun Oleh :
Almi Marcelia Rahma - 210210302041
Rizky Agita Rahmadani - 210210302042
Na’imatus Sa’diyah - 210210302043
Mochammad Satria Fattah - 210210302044
KELAS A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunianya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok mata kuliah Sejarah Asia
Timur dengan judul “People Republic of China (RRC) 1949-1976”. Pada
kesempatan ini, penulis berterima kasih sebesar-besarnya kepada bapak Dr.
Sumardi, M. Hum dan Ibu Riza Afita Surya selaku dosen pengampu mata kuliah
Sejarah Asia Timur. Karena berkat bimbingan dosen penulis dapat
merampungkan tugas dengan baik dan tepat waktu. Selain itu, penulis juga
berterima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu penulis menyelesaikan
tugas. Penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna karena banyaknya
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Sehingga penulis
menerima segala bentuk kritik dan saran dari berbagai pihak. Penulis juga
berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan dan
pengetahuan di masa yang akan datang.
DAFTAR ISI
2.3 Kondisi Sosial, Politik, dan Ekonomi Cina di bawah Mao Ze Dong .......17
2.4 Cultural Revolution (Revolusi Budaya) .................................................29
BAB 1. PENDAHULUAN
Republik Rakyat Cina atau biasa disingkat dengan RRC merupakan negara
di kawasan Asia Timur yang saat ini disebut sebagai salah satu negara industri
maju bersama Jepang dan Korea Selatan. Kemajuan negeri tidak lepas dari sejarah
pembentukan Cina itu sendiri sejak masa dinasti hingga saat ini. Sejak tahun
1949, Cina diproklamasikan sebagai negara komunis yang diketuai oleh Mao Ze
Dong dan bertahan sebagai salah satu negara komunis hingga saat ini. Selain itu,
Cina juga dikenal sebagai negara dengan seratus (100) aliran filsafat yang
melahirkan paham-paham yang membentuk masyarakat cina sebagai suatu
kesatuan yang terstruktrur. Seperti Confusianisme, Taoisme, Mohisme, Legalisme
dan banyak filsuf lainnya. Bahkan aliran-aliran filsafat dari beberapa filsuf ini
berkembang hingga sekarang dan menyebar ke berbagai daerah khususnya di
sekitar kawasan Asia Timur.
Keberhasilan Cina hingga sampai saat ini tidak lepas dari kehidupan
politik yang berpengaruh pada kestabilan sebuah negara. Kehidupan politik di
Cina merupakan produk dari masa revolusi yang panjang yang berlangsung dari
tahun 1911 hingga tahun 1949 dan meliputi tiga perombakan sistem politik secara
kekerasan. Dunia politik Cina saat ini tidak hanya dikuasai oleh kaum pria, namun
para perempuannya pun memiliki pengaruh yang besar dalam kemajuan bangsa
ini. Kehidupan perempuan-perempuan tidak jauh berbeda dengan kehidupan
perempuan di Indonesia yang menganggap bahwa derajat laki-laki lebih tinggi
dibandingkan perempuan atau dengan kata lain perempuan dikatakan sebagai
manusia lemah dibandingkan laki-laki sehingga kedudukan perempuan tidak lebih
sebagai pelengkap dari kejayaan laki-laki.
1.2.2. Bagaimana dampak dari Great Leap Forward terhadap China saat itu?
2
1.3 Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui latar belakang terbentuknya Republik Rakyat Cina.
1.4 Manfaat
1.4.2. Pembaca dapat mengetahui makna dari Great Leap Forward dan
dampaknya terhadap RRC.
A. Revolusi 1911
China merasa tidak puas terhadap pemerintahan Dinasti Qing yang
terus memuncak sejak kekalahan China dalam perang candu tahun 1842.
Sejak itu banyak wilayah China yang menjadi wilayah pengaruh
kekuasaan asing baik bangsa Eropa, Amerika maupun Jepang. Keadaan ini
yang menjadi sebab timbulnya sistem negara dalam negara karena
pengaruh asing yang ada di berbagai wilayah China masing-masing
memiliki hak konsesi dan hak ekstrateritorial. Secara politik dan ekonomi
kehidupan bangsa China menjadi semakin terpinggirkan akibat
ketidakmampuan pemerintah Manchu mengatasi masalah-masalah yang
ada di China. Akibatnya banyak bermunculan berbagai macam gerakan
yang pada intinya ingin menumbangkan kekuasaan Manchu dan
menggantikannya dengan kekuasaan dari bangsa China sendiri.
yang didasarkan pada San Min Chu I (Tiga Sendi Kedaulatan Rakyat).
Tiga sendi kedaulatan rakyat yang dimaksud adalah nasionalisme,
sosialisme, dan demokrasi.
Yuan Shih Kai berkuasa antara tahun 1911-1916. Pada tahun 1915
ketika bertemu dengan golongan oposisi yang mengambil bagian dalam
Revolusi Republik, Yuan merasa bahwa ideologi republik lebih bertahan
lama daripada ambisi pribadi. Ia meninggalkan republik dan
mengumumkan restorasi Kekaisaran China dan mengangkat dirinya
sendiri sebagai Sang Kaisar. Akibatnya sebagian besar propinsi di China
Selatan melepaskan diri dari kekuasaan Pemerintah Beijing. Setelah Yuan
Shih Kai mengumumkan dirinya sebagai kaisar baru China, kemudian
terjadi revolusi terbuka yang dilancarkan di berbagai propinsi di China.
Propinsi Yunnan menjadi propoinsi pertama yang melancarkan revolusi
dan diikuti oleh propinsi lainnya.
B. Revolusi 1928
Yuan Shih Kai meninggal dunia dengan mewariskan
ketidakjelasan kabar perundang-undangan dan angkatan bersenjata Tentara
China Utara tanpa seorang panglima yang diakui sebagai pemimpinnya.
Akibatnya, pada era tahun 1916-1928 di China dikenal sebagai periode
warlordisme atau periode para jenderal perang. Selama masa ini para
“warlord” saling berperang untuk mendapatkan pengaruh kekuasaan.
Sementara itu di wilayah China Selatan Sun Yat Sen masih memiliki
pengaruh yang besar. Ia diangkat sebagai kepala pergerakan republik dan
menjabat sebagai presiden hingga tahun 1925 yang dikarenakan ia wafat
pada tahun tersebut.
C. Perang China-Jepang
Perang China-Jepang II terjadi pada tahun 1937, perang ini adalah
perang besar antara China dan Jepang sebelum pecahnya Perang Dunia II.
Sejak tahun 1932 wilayah Manchuria diduduki oleh tentara Kekaisaran
Jepang. Pada tahun 1936 Letnan Jenderal Hideki Tojo mendesak
pemerintah Jepang untuk menguasai China dengan menggunakan
kekerasan senjata. Insiden di sekitar jembatan Marcopolo yang terletak di
utara kota Beijing menjadi awal dari serangan Jepang terhadap kubu-kubu
pertahanan tentara China.
D. Revolusi 1949
Setelah perang China dan Jepang berakhir pada tahun 1945 dengan
kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, pertengkaran antara Partai
Komunis China dengan Kuomintang kembali memanas. Setelah kekalahan
8
kota lain seperti Hangou, Shanghai dan Qingdao secara berturut-turut jatuh
ke tangan kaum komunis.
Sumber gambar :
https://depok.pikiran-rakyat.com/cek-fakta/pr-09389834/bendera-
tiongkok-dikabarkan-dikibarkan-di-indonesia-karena-utang-ri-menumpuk-
simak-faktany
Gambar Mao Ze dong yang merupakan presiden RRC
Sumber gambar :
https://www.merdeka.com/mao-zedong/profi
Tiongkok yang dikenal sebagai salah satu raksasa dunia yang merupakan
negara dengan melalui proses lama sebelum dikenal hingga saat ini. Negara ini
mengalami proses naik turun dalam menjalani kehidupannya sebagai suatu bangsa
dan negara. Hal ini bisa dilihat ketika pada zaman kuno yang masih berbentuk
dinasti-dinasti. Tiongkok merupakan salah satu bangsa yang mempunyai
peradaban tinggi, seperti didirikannya Tembok Raksasa Tiongkok. Munculnya
beberapa filsuf terkenal seperti Kung Fu Tzu dan Lao Tze, serta berbagai
penemuan yang diantaranya kertas, bubuk mesiu, kompas, dan mesin cetak. Meski
demikian, Tiongkok pada saat itu juga mengalami perpecahan dengan munculnya
Dinasti Yuan dan Dinasti Manchu yang merupakan bangsa asing’, yakni Mongol
yang bukan merupakan bangsa asli dari Tiongkok saat itu.
11
Hal penting bagi sejarah Tiongkok adalah pada tanggal 10 Oktober 1911
mereka melakukan revolusi yang menyebabkan Tiongkok memasuki babak baru
dalam kehidupan sebagai negara. Kemudian dilanjutkan dengan berdirinya
Republik Tiongkok pada 1 Januari 1912 yang menggantikan Dinasti Manchu
selama sekitar tiga abad lamanya dengan tokoh yang terkenal dan kemudian
menjadi Presiden Tiongkok pertama, yakni Sun Yat Sen. Tiongkok kembali
mengalami dinamika yang terjadi di dalam negaranya setelah Sun Yat Sen
meninggal dunia, yakni pertentangan antara Kaum Nasionalis yaitu Parta
Kuomintang dengan Kaum Komunis yaitu Partai Komunis Tiongkok atau biasa
disingkat PKT. Kaum Nasionalis diwakili oleh Chiang Kai Shek, sedangkan
Kaum Komunis diwakili oleh Mao Zedong. Pertentangan ini pada akhirnya
dimenangkan oleh Kaum Komunis pada 1 Oktober 1949, yang kemudian
dilanutkan dengan berdirinya Republik Rakyat Tiongkok (RRT), serta Mao
Zedong berperan sebagai kepala negaranya. Kaum Nasionalis sebagai pihak yang
kalah harus meninggalkan daratan Tiongkok dan melarikan diri ke Taiwan.
Mulai masa Mao Zedong inilah Tiongkok secara perlahan menjadi salah
satu raksasa dunia dengan beberapa kebijakan yang dilakukan oleh Mao Zedong,
seperti Gerakan Lompatan Jauh ke Depan pada 1958-1960; ikut serta dalam
Perang Korea tahun 1950 dengan memihak kepada Korea Utara yang
menunjukkan bahwa RRT dapat mengimbangi kekuatan militer Amerika Serikat
(AS); dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) menjadi anggota tetap Dewan
Keamanan PBB sejak 1971 menggantikan posisi Taiwan yang sebelumnya diakui
sebagai sebuah negara yang mewakili Tiongkok. Sejak dikenal sebagai Republik
Rakyat Tiongkok, Tiongkok berbentuk dinasti-dinasti besar yang pernah
menjelajahi dunia seperti Zhou, Qin, Qing, Song, dan lain sebagainya. Dibalik
beragamnya dinasti tersebut, Tiongkok juga melahirkan pemikir-pemikir dunia
terbaik seperti Confucius.
Jika membahas tentang sejarahnya, peradaban China dimulai pada 221 sebelum
masehi dengan negara yang berbentuk dinasti. Dinasti yang pertama adalah
Dinasti Xia yang kemudian dilanjutkan dengan Dinasti Shang, Dinasti Zhou, dan
sederetan dinasti lain hingga dinasti terakhir dan dinasti yang berkuasa paling
lama yaitu Dinasti Qing. Pada tahun 1911, kekuasan Dinasti Qing digulingkan
oleh Revolusi Xinhai. Revolusi Xianhai yang sukses kemudian mendapat
sambutan dari banyak kalangan di Cina, seperti para pegawai muda, tentara, dan
pelajar. Sun Yat Sen pun diangkat sebagai presiden pertama Republik Cina pada
12 Maret 1912.
Great Leap Forward / Lompatan Jauh ke Depan (dayuejin) dalam bahasa China
merupakan sebuah kebijaksanaan baru dari Mao Ze Dong. Latar belakang dari
kebijaksanaan ini adalah rencana Nikita Khruschev (pengganti Stalin) yang ingin
menjalankan suatu program yang disebut sebagai ‘mengejar negara barat’ demi
meningkatkan perekonomian Soviet yang tertinggal oleh negara Barat.
Kebijaksanaan ini dapat dipandang sebagai sebuah pengimbang bagi rencana
Soviet dimana China akan diubah dari negara agraris menjadi negara industri.
13
Secara teori, Komune Rakyat adalah entitas komersial yang berdiri sendiri
(mandiri) yang dapat memenuhi semua kebutuhan konsumsi, produksi dan
investasi masyarakat. Apabila fungsi-fungsi tersebut dapat dijalankan, hasil
industri tidak perlu digunakan untuk mengembangkan sektor pertanian, tetapi
dapat diinvestasikan kembali pada industri untuk mengembangkan industri
tersebut. Dengan demikian, dua bidang pembangunan dapat berkembang secara
bersamaan. Pelaksanaan Lompatan Jauh ke Depan ditandai dengan hal-hal sebagai
berikut:
2.3 Kondisi Sosial, Politik, dan Ekonomi Cina di bawah Mao Ze Dong
Pada usianya yang ke 14 tahun, Mao Zedong menikah dengan gadis yang
memiliki marga Luo. Selanjutnya, di tahun 1920 Mao Zedong menikah dengan
Yang Kai-Hui yang menjadi istri keduanya. Pada tahun 1928 Mao Zedong
menikah kembali dengan He Zizhen dan menjadikannya istri keduanya. Pada
17
tahun 1939 Mao Zedong menikah dengan Jiang Qing yang merupakan istri
keempatnya.
Mao Zedong turut serta dalam revolusi tahun 1911 untuk meruntuhkam
Dinasti Qing. Pada tahun 1919 ikut serta dalam Gerakan Empat Mei 1919.
Menjadi pimpinan Long March di tahun 1934-1935 dari Jiangxi. Di tahun 1935
menjadi ketua Partai Komunis. Sedangkan pada tahun 1949 Mao Zedong
mendirikan Republik Rakyat Cina dan Mao Zedong menerapkan kebijakan yang
sangat berpengaruh bagi rakyat Cina. Mao Zedong kemudian meninggal pada
tanggal 9 September 1976 pada usia 82 tahun di Beijing.
2. Politik
Sejak berdirinya Republik Rakyat Cina terbentuk dua lembaga
induk politik yaitu, negara Republik Rakyat Cina dan Partai Komunis
Cina. Sistem pemerintahan yang dilaksanakan adalah Dikttor Demokrasi
Rakyat dan Demokrasi Sentralisme. Melakukan kampanye seratus bunga
dan gerakan Anti Kanan.
3. Ekonomi
Republic Rakyat China atau biasa dikenal dengan istilah RRC
dalam pelaksanaan pembangunannya melakukan penerapan ekstrem jalan
sosialis, RRC merupakan sebuah penerapan sebuah eksperimen
pembangunan sosialis yang terbesar di lingkungan Dunia Ketiga. Dalam
pelaksanaan pembangunan tersebut paling sedikit perlu mengorbankan
satu generasi, meski demikian meskipun pada masa pemerintahan Mao
Zedong mampu menekan laju inflasi namun tidak boleh diabaikan bahwa
pembangunan yang dilakukannya terdapat unsur pemaksaan dan
pengekangan.
sampai pada tahapan yang diharapkan. Hal yang menjadi hambatan pokok
adalah terdapat adanya perbedaan nilai tukar komoditi pertanian dengan
komoditi industri. Adanya perbedaan nilai tukar sebenarnya sudah bukan
menjadi hal baru yang menjadi beban pemikiran ekonom pembangunan di
masa sekarang namun telah menjadi beban pemikiran Mao Zedong pada
masa itu. Selain adanya beban pajak yang dirasa terlalu berat oleh petani,
perbedaan nilai tukar pada dua komoditi mungkin juga disebabkan oleh
manipulasi mekanisme harga.
Pada analisis yang diutarakan oleh Mao Zedong, nilai tukar antara
komiditi pertanian dan komoditi industry seharusnya mengikuti arah garis
yang menuju pada pengurangan perbedaan upah buruh dan industry.
Untuk menciptakan kondisi tersebut, harga komoditi industry dijaga untuk
tetap stabil, sekurang-kurangnya terdapat kenaikan yang wajar (sedikit).
Pada lain pihak factor pada penjualan diusahakan semakin besar,
sedangkan pendapatan yang didapatkan oleh petani dupayakan meningkat
secara kesinambungan. Maka dari itu sektor pertanian tidak boleh
diabdikan pada sektor industry. Pada pertimbangan Mao terdapat prinsip
bahwa “dahulukan sektor pertanian” merupakan suatu prinsip yang lebih
baik, terutama pada pengembangan sistem usaha tani dalam skala yang
besar. Proses pelaksaan dilakukan secara radikal dengan tempo singkat,
melalui dua jenjang mekanisme.
besar dan menakuti mereka atas tuduhan suap dan menghindari pajak.
Gerakan Lima Anti ini bertujuan untuk menumpas lima macam kejahatan
yaitu suap menyuap, tidak membayar pajak, pencurian uang Negara,
menipu kontrak dengan pemerintah, dan juga mencuri informasi milik
negara. Ideologi dibalik adanya kampanye ini adalah untuk mengikis habis
golongan kontra revolusi dan untuk mengkonsolidasikan kekuasaan
komunis di kota-kota. Gerakan ini merupakan tanda awal dari akhir era
demokrasi baru. Pada awal 1953 administrasi sipil, ekonomi, dan
Lembaga-lembaga Pendidikan di perkotaan China dengan tegas berada di
bawah control partai dan diarahkan secara terpusat. Rezim baru otoriter
dan represif tetapi kota-kota diatur secara jujur dan efisien untuk pertama
kalinya dalam sejarah.
3) Sentralisasi Pajak
Perang China melawan Jepang juga tak luput dari peristiwa sebelum
terjadinya revolusi kebudayaan, dalam perang ini pihak Partai Komunis China dan
Partai Nasionalis Kuomintang benar-benar Bersatu untuk melawan musuh yang
sama yakni jepang. Bersatunya kedua partai besar di Tiongkok tersebut berakhir
saat Jepang mengalami kekalahan dalam Perang Dunia ke II. Hubungan diantara
kedua partai Kembali memanas pada peristiwa revolusi 1949, kejadian tersebut
dilatar belakangi oleh dua pemikiran yang berberda yang mana pemerintah
Revolusi kebudayaan ini terus berlanjut setelah Mao Zedong mundur dari
kursi kepemimpinannya, kemunduran tersebut disebabkan oleh gagalnya Mao
dalam program lompatan besar ke depan, namun Mao tetap menjadi sosok yang
selalu diagungkan oleh rakyat Tiongkok karena keberhasilannya saat perang
saudara melawan pasukan Kuomintang. Mao Zedong yang masih memiliki
pengaruh tentunya juga memberikan beberapa gesekan didalam pemerintahan
presiden yang baru yakni Liu Shaoqi.
31
Liu Shaoqi
Akibat dari hal tersebut, akhirnya Mao Zedong lewat revolusi kebudayaan
menekankan bahwa ekspresi kebudayaan harus menghormati nilai-nilai
kebangsaan dan proletar dalam masyarakat sosialis, menentang musush-musuh
kelas dan asing, dan menolak nilai-nilai tradisional China. Tujuan revolusi
kebudayaan tersebut adalah untuk memelihara ideologi komunisme, budaya, dan
adat kebiasaan proletariat. Komunisme merupakan satu-satunya kekuatan yang
33
meliputi keseluruhan, mengontrol penuh atas seluruh wilayah, tidak hanya tubuh
tetapi juga pikiran. Revolusi kebudayaan memaksa pemujaan sepenuhnya
terhadap partai komunis dan Mao Zedong.
Revolusi kebudayaan ini terbagi menjadi empat tahapan, yang mana pada
tahap pertama menyasar kepada internal pemerintahan dengan propaganda ang
membuat para pejabat saling bertikai, tak sedikit pula para pejabat yang tidak
memihak kepada Mao Zedong menyebarkan tulisan anti Maoisme yang terjadi
pada tahun 1961 – 1962. Sementara pendukung dari Maoisme melancarkan
34
Tahap kedua dari revolusi ini adalah penyerangan yang dilakukan oleh
pendukung Mao atau yang disebut Pengawal Merah. Pengawal merah tersebut
diisi oleh para pelajar dan mahasiswa pendukung Mao dan didukung oleh militer
saat itu. Pengawal merah juga gencar memperbanyak anggotanya hingga bisa
membuat ditutupnya sekolah-sekolah dan melancarkan aksi demonstrasi besar-
besaran yang ditujukan kepada lawan-lawannya, dan menghancurkan berbagai
lambang kebudayaan „borjuis‟ atau reaksioner. Namun aksi mereka tidak dapat
menyingkirkan lawan-lawan Mao dari kekuasaan.
Pada tahap ketiga ini, Tentara Keamanan Rakyat turun tangan untuk
menguasai beberapa sector penting yang pada akhirnya membuat China berada
dalam kekuasaan militer. Para komandan militer juga menduduku kursi dalam
pemerintahan yang baru dan membubarkan seluruh gerakan-gerakan yang dapat
merugikan China, pada tahap ini pula situasi China mulai mendingin dan bisa
dimulai proses konsolidasi yang masuk pada tahap keempat.
Tahapan empat yakni tahap terakhir dalam revolusi budaya. Tahap ini
adalah konsolidasi dan pernyataan terkait kepemimpinan china serta kemenangan
dari revolusi kebudayaan, namun pada tahap ini china juga membangun Kembali
struktur politik dan juga perekonomian agar lebih kuat dan tertata untuk
kedepannya.
35
3.1 Kesimpulan
Tiongkok yang dikenal sebagai salah satu raksasa dunia yang merupakan
negara dengan melalui proses lama sebelum dikenal hingga saat ini. Negara ini
mengalami proses naik turun dalam menjalani kehidupannya sebagai suatu bangsa
dan negara. Hal ini bisa dilihat ketika pada zaman kuno yang masih berbentuk
dinasti-dinasti. Tiongkok merupakan salah satu bangsa yang mempunyai
peradaban tinggi, seperti didirikannya Tembok Raksasa Tiongkok. Munculnya
beberapa filsuf terkenal seperti Kung Fu Tzu dan Lao Tze, serta berbagai
penemuan yang diantaranya kertas, bubuk mesiu, kompas, dan mesin cetak. Meski
demikian, Tiongkok pada saat itu juga mengalami perpecahan dengan munculnya
Dinasti Yuan dan Dinasti Manchu yang merupakan bangsa asing’, yakni Mongol
yang bukan merupakan bangsa asli dari Tiongkok saat itu.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Dahana, A. 1995. Reformasi Ekonomi RRC Era Deng Xiaoping. Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan
Dikotter, Frank. 2012. Kelaparan Hebat di Masa Mao “Sejarah Bencana Paling
Dahsyat di Cina, 1958-1962. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Meisner, Maurice, China’s Mao and After: the History of People’s Republic, New
York: Free Press, 1999.
Abdullah Zakaria Gozali (et.al.), Sejarah Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Asia
Timur 1800-1963, Kuala Lumpur: Fajar Bakti, 2000.
Bonavia, David, Cina dan Masyarakatnya, terj. Dede Oetomo, Jakarta: Erlangga,
1990
Darini, Ririn. 2010. Garis Besar Sejarah China Era Mao. Fakultas Ilmu Budaya.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Oktasari, Wahyu. 2016. Peran Mao Zedong Dalam Perekonomian Cina Tahun
1949-1960. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas PGRI
Yogyakarta.