Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERJUANGAN MENGHADAPI ANCAMAN


DISINTEGRITAS BANGSA

DI
S
U
S
U
N
Oleh :

Resa Mustafa

Kelas :

XII MIPA 3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya tulis kami tentang "Perjuangan Menghadapi
Ancaman Disentegritas Bangsa ".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya tulis ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya tulis ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya tulis ini.

Kami berharap semoga karya tulis yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.
DAFTAR ISI

PENGANTAR............................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..........................................................................................3

B. Rumusan Masalah.....................................................................................3

C. Tujuan........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Konflik dan Pergolakan yang Berkaitan dengan Ideologi.........................4

B. Pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) Madiun........................4

C. Pemberontakan DII/TII.............................................................................4

D. Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI..................................................5

E. Konflik dan Pergolakan yang Berkaitan dengan Kepentingan (VestedAntarEst) 5

F. PemberontakanAPRA................................................................................6

G. PeristiwaDan sayaAziz..............................................................................6

H. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RNS).....................................6

I. Konflik Pergolakan yang Berkaitan dengan Sistem Pemerintahan...........6

J. Pemberontakan PRRI dan Permesta...........................................................6

K. Persoalan Negara Federal dan BFO..........................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................8

B. Saran..........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah Negara yang terdiri dari 17 pulau, lebih dari 300 kelompok
etnik 1 suku bangsa, 6 agama resmi dan belum termasuk beragama aliran kepercayaan,
serta 737 bahasa. Kita harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
keberuntungan bangsa kita yang hingga kini tetap bersatu dalam keberagaman meskipun
berbagai konflik dan pergolakan sempat berlangsung di masyarakat.
Dalam sejarah republik ini, konflik dan pergolakan dalam skala yang lebih besar
bahkan pernah terjadi. Bila sudah begitu, lantas siapa pihak yang paling dirugikan? Tak
lain adalah masyarakat, bangsa kita sendiri. Karenanya dalam bab ini kita akan pelajari
beberapa pergolakan besar yang pernah yang pernah berlangsung di dalam negeri kita
akibat ketegangan politik selama rentang tahun 1948-1965.
Tahun 1948 ditandai dalam pecahnya pemberontakan besar pertama setelah
Indonesia merdeka, yaitu pemberontakan PKI Madiun, sedangkan tahun 1965,
merupakan tahun di mana berlangsung G30S/PKI yang berusaha merebut kekuasaan
dan mengganti ideologi Pancasila, mengapa penting hal ini kita kaji agar kita tahu, dan
dapat menarik hikmah dan tragedi seperti itu tak terulang kembali. Di sinilah
pentingnya kita mempelajari sejarah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kita dapat menarik rumusan masalah
dalam sebagai berikut:
1. Membahas konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan ideologi
2. Membahas konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan kepentingan ( vested
interst )
3. Membahas konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan sistem pemerintahan.
C. Tujuan

Menambahkan wawasan para pembaca tentang perjuangan menghadapi ancaman


disintegritas bangsa dan berbagai pergolakan yang terjadi tahun 1948-1965.

1. Mengetahui berbagai konflik dan pergolakan yang berhubungan dengan ideologi.


2. Mengetahui pergolakan yang berkaitan dengan kepentingan ( Vasted inteset ).
3. Mengetahui berbagai konflik dan pergolakan yang berhubungan dengan sistem
pemerintahan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konflik dan Pergolakan yang Berkaitan dengan Ideologi


Pemberontakan PKI Madiun, Pemberontakan DI/TII dan Peristiwa G30S/PKI.
Ideologi yang diusung oleh PKI tentu saja komunisme, sedangkan pemberontakan DI/TII
berlangsung dengan ideologi agama. Pemberontakan PKI (partai komunis Indonesia)
Madiun. PKI merupakan partai politik pertama sesudah proklamasi.
Menurut Herbert Feith, seorang akademis Australia aliran politik besar yang
terdapat di Indonesia, setelah kemerdekaan (sejak pemilu 1955)terbagi lima kelompok:

1. Nasionalisme radikal (diwakili oleh PNI)


2. Islam (Nu dan Masyumi)
3. Komunis PKI
4. Sosialisme demokrat (Partai Sosialis Indonesia/PSI)
5. Tradisional (Partai Indonesia raya/PIR)

Kelompok pada masa itu saling bersaing dengan mengusung ideologi masing-masing.

B. Pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) Madiun


Sejak merdeka sampai tahun 1948, PKI masih bersikap mendukung pemerintah,
yang dikuasai oleh golongan kiri. Hal ini gerakan komunis harus bekerja sama dengan
kapitalis dalam menghadapi kekuasaan fasis. Awal September 1948 pemimpin PKI
dipegang Muso.
Pemerintahan mengajak rakyat untuk memilih Sukarno-hatta atau Muso gerakan
operasi militer dan melakukan pembridelan terhadap beberapa surat kabar berhaluan
komunis. Dan hasilnya seluruh kekuatan pemberontakan dapat ditumpas dan kota
medium dapat direbut. Munculnya PKI merupakan perpecahan pada tubuh SI (Syarikat
Islam)yang mendapat pengaruh ISDV ( Internasionalisme Sosialisme Democratise
Vereeniging ) yang didirikan oleh HJFM.
Pada tanggal 13 November 1926 melakukan pemberontakan terhadap pemerintah
Belanda. Pada tanggal 18 September 1948 Muso memimpin pemberontakan terhadap RI
di Madiun. Tujuannya ingin mengubah dasar Negara Pancasila menjadi dasar komunis.
Pemberontakan ini menyebar hampir di seluruh daerah Jawa Timur namun berhasil di
gagalkan dengan di tembak matinya Muso sedangkan Semaun dan Dharsono lari ke
Rusia.
C. Pemberontakan DII/TII
Pemberontakan DI/TII bermula dari sebuah gerakan di Jawa yang dipimpin oleh
S. Kartosuwiryo. Perjanjian Renville membuka peluang bagi Kartosuwiryo untuk lebih
mendekatkan cita-cita lamanya untuk mendirikan negara Islam.

1. Pemberontakan DI/TII
di Jawa Barat Pada tanggal 4 Juni 1962 Kartosuwiryo karena tidak setuju
terhadap isi perjanjian renville. Sewaktu TNI hijrah ke daerah RI (Yogyakarta) ia dan
anak buahnya menolak dan tidak mau mengakui Republik Indonesia dan ingin
menyingkirkan Pancasila sebagai dasar negara. Untuk itu ia memproklamasikan
berdirinya Negara Islam Indonesia dengan nama Darul Ialam (DI).
2. Jawa Tengah
Pemberontakan yang terjadi di Jawa Tengah yang dipimpin oleh Amir Fatah dan
Kyai Sumolangu. Selam agresi militer Belanda ke II Amir Fatah diberi tugas
menggabungkan laskar-laskar untuk masuk dalam TN. Namun setelah banyak
anggotanya beserta anak buahnya melarikan diri dan menyatakan bagian dari DI/TII.

3. Sulawesi Selatan
30 April 1950, banyak pemuda Sulawesi yang tergabung dalam PRI Sulawesi ikut
bertempur untuk mempertahankan kota Surabaya. Yang dipimpin oleh Kahar Muzakar,
dia berambisi untuk menduduki jabatan sebagai pemimpin APRIS (Angkatan Perang
Republik Indonesia Serikat) dan menuntut agar komando gerilya Sulawesi Selatan,
dimasukkan ke dalam APRIS dengan nama Brigade Hasanuddin. Tuntutan tersebut
ditolak oleh pemerintah karena hanya mereka yang memenuhi syarat saja yang akan
menjadi tentara maka terjadilah pemberontakan tersebut.
4. Aceh

Pada tanggal 20 September 1953, yang dipimpin oleh DaudBeureuh Gubernur


MiliterAceh, karena statusAceh sebagai daerahistimewa diturunkan menjadi sebuah
keresidenan di bawah provinsiSumatera Utara ia lalu menyusun kekuatan dan
menyatakan dirinya bagiandari DI/TII.

5. Kalimantan Selatan
Pada tahun 1954, Ibnu Hajar di tangkap dan di hukum mati pada22 Maret 1955
Ibnu Hajar, ia menyatakan dirinya bagian dari DI/TIIdengan memperjuangkan kelompok
rakyat yang tertindas ia dan anakbuahnya menyerang pos-pos kesatuan tentara serta
melakukan tindakanpengacauan yang pada akhirnya Ibnu Hajar sendiri ditembak mati

D. Gerakan 30 September1965 (G30S/PKI)


Pada tanggal 30 September 1965 jam 03.00 dini hari PKI
melakukanpemberontakan yang dipimpin oleh DNAidit dan berhasil membunuh
7perwira tinggi mereka punya tekad ingin menggantikan Pancasila sebagaidasar negara
dengan komunis-marxis. Setelah jelas terungkap bahwa PKIpunya keinginan lain maka
diadakan operasi penumpasan:
1. Menginsafkan kesatuan-kesatuan yang dimanfaatkan oleh PKI.
2. Hanya studio RRI dan kantor besarTelkom dipimpin Kolonel SarwoEdhy Wibowo dari
RPKD.
3. Gerakan pembersih terhadap tokoh-tokoh akhirnya terlibat langsung PKIdinyatakan
partai terlarang.

E. Konflik dan Pergolakan yang Berkaitan dengan Kepentingan ( Vested Minat )

Termasuk ke dalam katagori ini adalah pemberontakanAPRA, RMS, danDan


sayaAziz. milik InterIni merupakan kepentingan yang tertanam dengan kuatpada suatu
kelompok. BaikAPRA, RMS dan peristiwaDan sayaAziz, semuanya berhubungan dengan
keberadaan pasukan KNILatau tentara kerajaan HindiaBelanda, yang tidak mau
menerima kedatangan tentara Indonesia di wilayah-wilayah yang sebelumnya mereka
kuasai.

F.Pemberontakan APRA

Dibentuk oleh kapten Raymond Westerling pada tahun 1949. ini adalah misi
bersenjata anggotanya berasal dari belanda: KNIL, yang tidak setuju dengan
pembentukan Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) di Jawa Barat, yang
saat itu masih berbentuk Negara bagian Pasundan APRA ingin agar keberadaan Pasundan
dipertahankan sekaligus menjadi mereka sebagai tentara negara federal Jawa Barat.
APRA malah bergerak menyerbu kota Bandung secara mendadak dan melakukan
tindakan teror, puluhan anggota APRIS gugur.

G. Peristiwa Andi Aziz


Peristiwa ini berawal dari tuntunan Kapten Andi Aziz dan pasukannya yang
berasal dari KNIL terhadap pemerintahan Indonesia agar hanya mereka yang dijadikan
pasukan APRIS di Negara Indonesia Timur (NIT). Ada kekhawatiran dari kalangan
tentara KNIL bahwa mereka akan diperlakukan secara diskriminatif oleh pemimpin
APRIS. pasukan KNIL di bawah pimpinan Andi Aziz ini kemudian bereaksidengan
menduduki beberapa tempat penting bahkan menawan panglima Teritorium (wilayah)
Indonesia Timur. Pada April 1950 pemberontakan berhasil ditumpas oleh tentara
Indonesia di bawah pimpinan Kolonel Kawilarang.

H. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RNS)


Yang dipimpin oleh Dr. Christian Robert Stevenson Soumokil bekas jaksa agung
NIT (Negara Indonesia Timur). Ia menyatakan berdirinya Republik Maluku Selata dan
memproklamasikan ini dapat ditumpas setelah dibayar mahal dengan kematian Letkol
Slamet Riyadi, Letkol S. Sudiarto dan Mayor Abdullah.

I. Konflik Pergolakan yang Berkaitan dengan Sistem Pemerintahan


Termasuk dalam katagori ini adalah persoalan Negara federal dan BFO
( Bijeenkomst Federal Overleg), serta pemberontakan PPRI dan Permesta. Masalah yang
berhubungan dengan Negara federal mulai timbul ketika berdasarkan perjanjian
Linggarjati, Indonesia sepakati akan berbentuk Negara serikat/federal dengan nama
Republik Indonesia Serikat (RIS). RI menjadi bagian RIS. Negara-negara federal lainnya
misalnya adalah negara Pasundan, Negara Madura atau Indonesia Timur. BFO sendiri
adalah badan musyawarah Negara-negara federal di luar RI, yang dibentuk oleh Negara
Belanda. Awalnya, BFO berada di bawah kendali Belanda. Pro-kontra tentang Negara-
negara federal inilah yang kerap juga menimbulkan pertentangan. Sedangkan
pemberontakan PRRI dan Permesta merupakan pemberontakan yang terjadi akibat
adanya ketidakpuasan beberapa daerah di wilayah Indonesia terhadap pemerintahan
pusat.

J. Pemberontakan PRRI dan Permesta


Munculnya pemberontakan PRRI dan Permesta adanya persoalan di dalam tubuh
angkatan darat, berupa kekecewaan atas minimnya kesejahteraan tentara di Sumatera dan
Sulawesi. Kekecewaan tersebut diwujudkan dengan pembentukan dewan-dewan daerah
sebagai alat perjuangan tuntutan pada Desember 1965 dan Februari 1957 seperti:
1. Dewan Banteng di Sumatera Barat yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein.

2. Dewan Gajah di Sumatera Utara yang dipimpin oleh Kolonel Maludi Simbolan.

3. Dewan Garuda di Sumatera Selatan yang dipimpin oleh Letkol Barlian.

4. Dewan Manguni di Sulawesi Utara yang dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual.

Tuntutan tersebut jelas di tolak pemerintah. Krisis pun akhirnya memuncak ketika
pada tanggal 15 Februari 1958 Achmad Hussein memproklamasikan berdirinya
pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Padang, Sumatera Barat.
Sebagai perdana menteri PRRIditunjuk Tuan. Syarifuddin Prawiranegara. Bagi
Syrifuddin, terbentuknya PRRIhanyalah sebuah upaya untuk menyelamatkan Negara
Indonesia, dan bukanmemisahkan diri. Pada tahun itu juga terjadi pemberontakan PRRI
dan Permestaberhasil dipadamkan.

K. Persoalan Negara Federal dan BFO


Setelah konsep Meja Bundar (KMB) 1949. terbentuknyaangkasebuahPerang
Republik Indonesia Serikat (APRIS) telah menimbulkan psikologiS.Ketetapan dalam
KMB, menyebutkan bahwa inti anggotaAPRIS diambil dariTNI, sedangkan lainnya
diambil dari personel mantan anggota KNIL.TNIsebagai intiAPRIS berkeberatan besarrja
sama dengan bekas musuhnya yaituKNIL. Sebaliknya anggota KNILmenuntut agar
mereka ditetapkan sebagaiaparat Negara bagian dan mereka menentang masuknya
anggotaTNI keNegara bagian ( Taufik Abdullah dan AB Lapian, 2012 ).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kondisi NKRI secara nyata harus diakui oleh setiap warga Negara bila ditinjau
dari kondisi geografi, demografi dan kondisi sosial yang ada akan terlihat bahwa
pluralistis, suku, agama, ras dan antar golongan dijadikan pangkal penyebab konflik
atau kekerasan massal, tidak bias diterima begitu saja.
Pendapat ini bias benar untuk sebuah kasus tapi belum tentu benar untuk sebuah
kasus yang lain namun ada kondisi-kondisi struktural dan kultural tertentu dalam
masyarakat yang beranak ragam yang terkadang terjadi akibat dari suatu proses sejarah
atau peninggalan penjajah masa lalu, sehingga memerlukan penanganan khusus dengan
pendekatan yang aktif dan tegas walaupun aspek hukum, keadilan dan sosial bedaya
merupakan faktor berpengaruh dan perlu pemikiran sendiri.
Pemerintah harus dapat merumuskan kebijakan yang tegas dan tepat dalam aspek
kehidupan dan pembangunan bangsa yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak
dan semua wilayah.

B. Saran
Untuk mendukung terciptanya keberhasilan suatu kebijakan dan strategi
pertahanan serta upaya-upaya yang akan dicapai. Disarankan pemerintah perlu
mengadakan kajian secara akademis dan terus menerus agar diperoleh suatu kesimpulan
bahwa nasionalisme yang berbasis multikultural dapat dijadikan ajaran untuk mengelola
setiap perbedaan agar muncul pengakuan secara sadar/tanpa paksaan dari setiap warga
Negara atas kemajemukan dengan segala perbedaan.
DAFTAR PUSTAKA

https://drive.google/file/d/0B3m9QS6Q7PFVmpJT1Z4TFBMbnM/view?pli=1

https://shshomework.blogspot/2013/03/makalah-tentang-ancaman- disintegrasi

Anda mungkin juga menyukai