DI
S
U
S
U
N
Oleh :
Resa Mustafa
Kelas :
XII MIPA 3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya tulis kami tentang "Perjuangan Menghadapi
Ancaman Disentegritas Bangsa ".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya tulis ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya tulis ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya tulis ini.
Kami berharap semoga karya tulis yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.
DAFTAR ISI
PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................3
B. Rumusan Masalah.....................................................................................3
C. Tujuan........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
C. Pemberontakan DII/TII.............................................................................4
F. PemberontakanAPRA................................................................................6
G. PeristiwaDan sayaAziz..............................................................................6
A. Kesimpulan................................................................................................8
B. Saran..........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah Negara yang terdiri dari 17 pulau, lebih dari 300 kelompok
etnik 1 suku bangsa, 6 agama resmi dan belum termasuk beragama aliran kepercayaan,
serta 737 bahasa. Kita harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
keberuntungan bangsa kita yang hingga kini tetap bersatu dalam keberagaman meskipun
berbagai konflik dan pergolakan sempat berlangsung di masyarakat.
Dalam sejarah republik ini, konflik dan pergolakan dalam skala yang lebih besar
bahkan pernah terjadi. Bila sudah begitu, lantas siapa pihak yang paling dirugikan? Tak
lain adalah masyarakat, bangsa kita sendiri. Karenanya dalam bab ini kita akan pelajari
beberapa pergolakan besar yang pernah yang pernah berlangsung di dalam negeri kita
akibat ketegangan politik selama rentang tahun 1948-1965.
Tahun 1948 ditandai dalam pecahnya pemberontakan besar pertama setelah
Indonesia merdeka, yaitu pemberontakan PKI Madiun, sedangkan tahun 1965,
merupakan tahun di mana berlangsung G30S/PKI yang berusaha merebut kekuasaan
dan mengganti ideologi Pancasila, mengapa penting hal ini kita kaji agar kita tahu, dan
dapat menarik hikmah dan tragedi seperti itu tak terulang kembali. Di sinilah
pentingnya kita mempelajari sejarah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kita dapat menarik rumusan masalah
dalam sebagai berikut:
1. Membahas konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan ideologi
2. Membahas konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan kepentingan ( vested
interst )
3. Membahas konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan sistem pemerintahan.
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Kelompok pada masa itu saling bersaing dengan mengusung ideologi masing-masing.
1. Pemberontakan DI/TII
di Jawa Barat Pada tanggal 4 Juni 1962 Kartosuwiryo karena tidak setuju
terhadap isi perjanjian renville. Sewaktu TNI hijrah ke daerah RI (Yogyakarta) ia dan
anak buahnya menolak dan tidak mau mengakui Republik Indonesia dan ingin
menyingkirkan Pancasila sebagai dasar negara. Untuk itu ia memproklamasikan
berdirinya Negara Islam Indonesia dengan nama Darul Ialam (DI).
2. Jawa Tengah
Pemberontakan yang terjadi di Jawa Tengah yang dipimpin oleh Amir Fatah dan
Kyai Sumolangu. Selam agresi militer Belanda ke II Amir Fatah diberi tugas
menggabungkan laskar-laskar untuk masuk dalam TN. Namun setelah banyak
anggotanya beserta anak buahnya melarikan diri dan menyatakan bagian dari DI/TII.
3. Sulawesi Selatan
30 April 1950, banyak pemuda Sulawesi yang tergabung dalam PRI Sulawesi ikut
bertempur untuk mempertahankan kota Surabaya. Yang dipimpin oleh Kahar Muzakar,
dia berambisi untuk menduduki jabatan sebagai pemimpin APRIS (Angkatan Perang
Republik Indonesia Serikat) dan menuntut agar komando gerilya Sulawesi Selatan,
dimasukkan ke dalam APRIS dengan nama Brigade Hasanuddin. Tuntutan tersebut
ditolak oleh pemerintah karena hanya mereka yang memenuhi syarat saja yang akan
menjadi tentara maka terjadilah pemberontakan tersebut.
4. Aceh
5. Kalimantan Selatan
Pada tahun 1954, Ibnu Hajar di tangkap dan di hukum mati pada22 Maret 1955
Ibnu Hajar, ia menyatakan dirinya bagian dari DI/TIIdengan memperjuangkan kelompok
rakyat yang tertindas ia dan anakbuahnya menyerang pos-pos kesatuan tentara serta
melakukan tindakanpengacauan yang pada akhirnya Ibnu Hajar sendiri ditembak mati
F.Pemberontakan APRA
Dibentuk oleh kapten Raymond Westerling pada tahun 1949. ini adalah misi
bersenjata anggotanya berasal dari belanda: KNIL, yang tidak setuju dengan
pembentukan Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) di Jawa Barat, yang
saat itu masih berbentuk Negara bagian Pasundan APRA ingin agar keberadaan Pasundan
dipertahankan sekaligus menjadi mereka sebagai tentara negara federal Jawa Barat.
APRA malah bergerak menyerbu kota Bandung secara mendadak dan melakukan
tindakan teror, puluhan anggota APRIS gugur.
2. Dewan Gajah di Sumatera Utara yang dipimpin oleh Kolonel Maludi Simbolan.
4. Dewan Manguni di Sulawesi Utara yang dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual.
Tuntutan tersebut jelas di tolak pemerintah. Krisis pun akhirnya memuncak ketika
pada tanggal 15 Februari 1958 Achmad Hussein memproklamasikan berdirinya
pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Padang, Sumatera Barat.
Sebagai perdana menteri PRRIditunjuk Tuan. Syarifuddin Prawiranegara. Bagi
Syrifuddin, terbentuknya PRRIhanyalah sebuah upaya untuk menyelamatkan Negara
Indonesia, dan bukanmemisahkan diri. Pada tahun itu juga terjadi pemberontakan PRRI
dan Permestaberhasil dipadamkan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kondisi NKRI secara nyata harus diakui oleh setiap warga Negara bila ditinjau
dari kondisi geografi, demografi dan kondisi sosial yang ada akan terlihat bahwa
pluralistis, suku, agama, ras dan antar golongan dijadikan pangkal penyebab konflik
atau kekerasan massal, tidak bias diterima begitu saja.
Pendapat ini bias benar untuk sebuah kasus tapi belum tentu benar untuk sebuah
kasus yang lain namun ada kondisi-kondisi struktural dan kultural tertentu dalam
masyarakat yang beranak ragam yang terkadang terjadi akibat dari suatu proses sejarah
atau peninggalan penjajah masa lalu, sehingga memerlukan penanganan khusus dengan
pendekatan yang aktif dan tegas walaupun aspek hukum, keadilan dan sosial bedaya
merupakan faktor berpengaruh dan perlu pemikiran sendiri.
Pemerintah harus dapat merumuskan kebijakan yang tegas dan tepat dalam aspek
kehidupan dan pembangunan bangsa yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak
dan semua wilayah.
B. Saran
Untuk mendukung terciptanya keberhasilan suatu kebijakan dan strategi
pertahanan serta upaya-upaya yang akan dicapai. Disarankan pemerintah perlu
mengadakan kajian secara akademis dan terus menerus agar diperoleh suatu kesimpulan
bahwa nasionalisme yang berbasis multikultural dapat dijadikan ajaran untuk mengelola
setiap perbedaan agar muncul pengakuan secara sadar/tanpa paksaan dari setiap warga
Negara atas kemajemukan dengan segala perbedaan.
DAFTAR PUSTAKA
https://drive.google/file/d/0B3m9QS6Q7PFVmpJT1Z4TFBMbnM/view?pli=1
https://shshomework.blogspot/2013/03/makalah-tentang-ancaman- disintegrasi