DISUSUN OLEH :
1. JUMINTEN
2. CAYA AMELIA
3. RIZA APRIANI
4. HASFA AFRIANI
5. MELI ASPITA SARI
6. JONI ISKANDAR
7. PADLI PAIRUS
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang “ Perjuangan Menghadapi
Ancaman Disintegrasi Bangsa ”. Sebagai mata pelajaran Sejarah Indonesia. Kami ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan arahan dan bantuan dalam
penyusunan tugas ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.
Dalam penyusunan makalah ini kami menemui berbagai hambatan. Kami menyadari bahwa
karya tulis yang tersusun ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu
kamimengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan bermanfaat, demi kesempurnaan
makalah ini. Kami memohon ampun dan rahmat-Nya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Aamiin
Kelompok
2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang ................................................................................................... 4
1.3 Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
1.4 Tujuan ................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konflik dan Pergolakan yang Berkaitan dengan Ideologi ................................. 5
1. Pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) Madiun ............................ 5
2. Pemberontakan DII/TII ................................................................................. 5
1). Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat ..................................................... 6
2). Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah .................................................. 6
3). Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan ............................................ 6
4). Pemberontakan DI/TII di Aceh ............................................................... 6
5). Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan ......................................... 6
3. Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI) ...................................................... 6
2.2 Konflik dan Pergolakan yang Berkaitan dengan Kepentingan (Vested Interest). 7
1. Pemberontakan APRA ................................................................................... 7
2. Peristiwa Andi Aziz ....................................................................................... 7
3. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RNS) ......................................... 7
2.3 Konflik Pergolakan yang Berkaitan dengan Sistem Pemerintahan .................... 8
1. Pemberontakan PRRI dan Permesta .............................................................. 8
2. Persoalan Negara Federal dan BFO .............................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Menambahkan wawasan para pembaca tentang perjuangan menghadapi ancaman
disintegrasi bangsa dan berbagai pergolakan yang terjadi tahun 1948-1965.
Mengetahui berbagai konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan ideologi.
Mengetahui pergolakan yang berkaitan dengan kepentingan (vested inteset).
Mengetahui berbagai konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan sistem pemerintahan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2. Pemberontakan DII/TII
Pemberontakan DI/TII bermula dari sebuah gerakan di Jawa yang dipimpin oleh S.M.
Kartosuwiryo. Perjanjian Renville membuka peluang bagi Kartosuwiryo untuk lebih mendekatkan
cita-cita lamanya untuk mendirikan negara Islam.
5
1) Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat
Pada tanggal 4 Juni 1962 Kartosuwiryo karena tidak setuju terhadap isi perjanjian renville.
Sewaktu TNI hijrah ke daerah RI (Yogyakarta) ia dan anak buahnya menolak dan tidak mau
mengakui Republik Indonesia dan ingin menyingkirkan Pancasila sebagai dasar negara. Untuk itu ia
memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia dengan nama Darul Ialam (DI).
6
menggantikan Pancasila sebagai dasar negara dengan komunis-marxis. Setelah jelas terungkap
bahwa PKI punya keinginan lain maka diadakan operasi penumpasan:
Menginsafkan kesatuan-kesatuan yang dimanfaatkan oleh PKI.
Merebut studio RRI dan kantor besar Telkom dipimpin Kolonel Sarwo Edhy Wibowo dari
RPKD.
Gerakan pembersih terhadap tokoh-tokoh terlibat langsung akhirnya PKI dinyatakan partai
terlarang.
1. Pemberontakan APRA
Dibentuk oleh kapten Raymond Westerling pada tahun 1949. ini adalah misi bersenjata
anggotanya berasal dari belanda: KNIL, yang tidak setuju dengan pembentukan Angkatan Perang
Republik Indonesia Serikat (APRIS) di Jawa Barat, yang saat itu masih berbentuk Negara bagian
Pasundan APRA ingin agar keberadaan Pasundan dipertahankan sekaligus menjadi mereka sebagai
tentara negara federal Jawa Barat. APRA malah bergerak menyerbu kota Bandung secara mendadak
dan melakukan tindakan teror, puluhan anggota APRIS gugur.
7
dapat ditumpas setelah dibayar mahal dengan kematian Letkol Slamet Riyadi, Letkol S. Sudiarto
dan Mayor Abdullah.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kondisi NKRI secara nyata harus diakui oleh setiap warga Negara bila ditinjau dari kondisi
geografi, demografi dan kondisi sosial yang ada akan terlihat bahwa pluralistis, suku, agama, ras
dan antar golongan dijadikan pangkal penyebab konflik atau kekerasan massal, tidak bias diterima
begitu saja.
Pendapat ini bias benar untuk sebuah kasus tapi belum tentu benar untuk sebuah kasus yang
lain namun ada kondisi-kondisi struktural dan kultural tertentu dalam masyarakat yang beranak
ragam yang terkadang terjadi akibat dari suatu proses sejarah atau peninggalan penjajah masa lalu,
sehingga memerlukan penanganan khusus dengan pendekatan yang aktif dan tegas walaupun aspek
hukum, keadilan dan sosial bedaya merupakan faktor berpengaruh dan perlu pemikiran sendiri.
Pemerintah harus dapat merumuskan kebijakan yang tegas dan tepat dalam aspek kehidupan
dan pembangunan bangsa yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak dan semua wilayah.
3.2 SARAN
Untuk mendukung terciptanya keberhasilan suatu kebijakan dan strategi pertahanan serta
upaya-upaya yang akan ditempuh. Disarankan pemerintah perlu mengadakan kajian secara
akademik dan terus menerus agar didapatkan suatu rumusan bahwa nasionalisme yang berbasis
multi-kultural dapat dijadikan ajaran untuk mengelola setiap perbedaan agar muncul pengakuan
secara sadar/tanpa paksaan dari setiap warga Negara atas kemajemukan dengan segala perbedaan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik dan A.B. Lapian. 2012. Indonesia Dalam Arus Sejarah jilid 6 (Perang dan
Revolusi). Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.
Kahin, George Mc.Turnan. 2013. Nasionalisme & Revolusi Indonesia. (alih bahasa Tim Komunitas
Bambu). Depok: Komunitas Bambu.
11