Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

KONFLIK DAN PERGOLAKAN YANG BERKAIT DENGAN IDEOLOGI

DISUSUN OLEH:

1. RINDIANI
2. SYAVIRA YULANDARI
3. HESTI MEILANI
4. ALDI ARMANSAH PRAYOGA

SMAN 2 Tanah Putih

Kabupaten Rokan Hilir

Provinsi Riau

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dankarunia-Nya, serta memberikan kemudahan dalam mengerjakan makalah ini yang berjudul
“konflik dan pergolakan yang berkait dengan ideologi ” sehingga makalah ini dapat diselesaikan
dalam waktu yang tepat.

Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah terlibat dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, terutama
kepada yang terhormat:

1. Guru pembimbing Makalah kelas XII IPA 3 terima kasih atas arahan dan bimbingannya.
2. Kedua orang tua, telah mmemberikan bantuan. Baik doa, support, dan materi. Terima
kasih atas fasilitas yang telah diberikan.
3. Teman-teman seperjuangan, yang telah membantu.

Semoga Allah senantiasa memberikan limpahan rahmat dan karunianya kepada semua
pihak yang terlibat dalam proses pembuatan makalah ini.

Penulis mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat banyak


kesalahan dalam penulisan makalah ini. Karna saya sadar bahwa makalah ini belum sempurna.
Maka dari itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca untuk dijadikan
pembelajaran dalam menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata, penulis mengharapkan semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat
bagi semua yang membacanya dan sebagai wahana menambah pengetahuan serta pemikiaran.

Kampung Melati, 08 Agustus 2022

Penulis
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, bangsa kita diuji bukan hanya dari
penjajahan bangsa asing tetapi juga dari perlawanan bangsa sendiri. Hal ini lantaran adanya
konflik dan pergolakan di dalam negeri, salah satunya berkaitan dengan sistem ideologi. Ideologi
merupakan kumpulan pandangan, ide, gagasan ataupun tujuan yang berupa konsep untuk
dijadikan asas, petunjuk dalam menjalankan Negara.

Setelah kemerdekaan diproklamirkan, ada kelompok-kelompok dalam hal ini partai yang
memang saling bersaing dengan mengusung ideologi masing-masing. Perbedaan sistem ideologi
dari masing-masing kelompok inilah yang membuat adanya konflik dan pergolakan di dalam
negeri.

Setidaknya ada 3 peristiwa penting dalam sejarah terkait dengan pergolakan yang berkaitan
dengan sistem ideologi, diantaranya pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun,
Pemberontakan DI/TII, dan Gerakan 30 September 1965 atau yang dikenal dengan G30S/PKI.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja konflik yang terjadi di indonesia pada masa pergolakan yang berkaitan dengan ideologi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konflik yang terjadi di indonesia pada masa pergolakan yang berkaitan dengan
ideologi?

1.4 Manfaat
1. Agar mengetahui konflik yang terjadi di indonesia pada masa pergolakan yang berkaitan dengan
ideologi?
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konflik yang terjadi pada masa pergolakan yang berkaitan dengan
ideologi

1. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun

PKI merupakan partai yang telah berdiri sebelum proklamasi tepatnya pada tahun 1914, tetapi sempat
dibekukan oleh pemerintah Hindia Belanda karena memberontak pada tahun 1926. Setelah era
kemerdekaan PKI kembali aktif dan sangat mendukung pemerintah karena masih menjadi bagian dari
golongan kiri yang memegang kekuasaan.

Setelah golongan kiri tidak mempunyai kuasa atas pemerintahan, maka PKI mengubah haluan politiknya
menjadi pihak oposisi. Saat itu, tampuk kekuasaan PKI dikendalikan oleh Musso yang kemudian
membawa partai tersebut dalam pemberontakan bersenjata di Madiun pada 18 September 1948.

Adanya pergolakan ini disebabkan oleh tujuan ideologis PKI yang menginginkan Indonesia menjadi
Negara komunis. Pemberontakan PKI ini cukup sukses karena mampu menggaet partai dari golongan kiri,
selain itu berhasil menambah pasukan bersenjatanya karena menjadi provokator demonstrasi buruh dan
petani terhadap pemerintah.

Akhirnya pada September 1948 pemerintah mengerahkan kekuatan bersenjata untuk memberantas PKI
dan berhasil membuat Musso tewan dalam pertempuran tersebut, sehingga PKI kalah dan tokoh-tokohnya
ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.

2. Pemberontakan DI/TII

Pemberontakan ini dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo seorang tokoh Partai Sarekat Islam
Indonesia (PSII). Pemberontakan ini dilatarbelakangi sistem Ideologi yang dimiliki Kartosuwiryo untuk
menjadikan Indonesia sebagai sebuah Negara Islam.

Konflik ini bermula dari keputusan Renville yang mengharuskan pasukan tentara RI berpindah dari
daerah yang diklaim sebagai milik Belanda. Divisi Siliwangi yang harusnya pindah dari Jawa Barat ke
Jawa Tengah menolak pindah dan memilih untuk membentuk Tentara Islam Indonesia (TII) dan bertujuan
untuk peran melawan Belanda tetapi akhirnya berambisi untuk menjadikan Indonesia menjadi Negara
Islam.

Pada Agustus 1948 di Jawa Barat, Karosuwiryo menyatakan pembentukan Darus Islam (Negara
Islam/DI) bersama dengan TII dan menolak mengakui adanya RI. Demi menjaga keutuhan bangsa maka
pemerintah melakukan operasi “pagar betis” untuk membatasi ruang gerak DI/TII. Pada tahun 1962
Kartosuwiryo berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.
3. Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI)

Gerakan ini merupakan biang dari aksi kudeta yang dilakukan oleh PKI. Terlepas dari pemberontakan
yang dilakukan di Madiun, PKI kembali membangun diri dan terus berkembang sebagai sebuah partai
oposisi di tengah masyarakat. Bahkan PKI menjadi dekat dengan Presiden Soekarno setelah dirangkul
untuk menghindari konflik dengan tentara.

Peristiwa G30S/PKI dilatarbelakangi adanya isu Dewan Jenderal ditubuh angkatan darat yang akan
menggulingkan pemerintahan Soekarno. Hingga akhirnya pasukan pemberontakan PKI yang dipimpin
oleh Letnan Kolonel Untung yang merupakan perwira angkatan darat yang dekat dengan PKI
melaksanakan aksi “Gerakan 30 September” dengan menculik dan membunuh 7 Jenderal dan perwira
kemudian memasukannya kedalam sumur tua di daerah Lubang Buaya.

Dalam situasu ini, Panglima Komando Strategis Angkatan Darat Mayor Jenderal Soeharto mengambil
alih pimpinan di tubuh angkatan darat dan melaksanakan aksi pemberantasan dan penumpasan PKI baik
di pusat maupun daerah.

Anda mungkin juga menyukai