Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SEJARAH INDONESIA

DI/TII ACEH

Disusun Oleh :
Muhammad Farrel Nayaka
XII IPA 1

PELAJARAN SEJARAH INDONESIA


SMA KARTIKA X-1 JAKARTA
2022/2023
Daftar isi

Daftar isi................................................................................................................................................2
Kata Pengantar......................................................................................................................................3
Segala puji syukur penulis sampaikan pada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat & rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan Makalah Sejarah Indonesia ini dengan judul “DI/TII ACEH”......3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Perumusan masalah..................................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
A. Latar Belakang...........................................................................................................................5
BAB III PENUTUP....................................................................................................................................8
A. Kesimpulan....................................................................................................................................8
B. Saran..............................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................9

2
Kata Pengantar

Segala puji syukur penulis sampaikan pada Tuhan yang Maha Esa, karena atas
berkat & rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Makalah Sejarah
Indonesia ini dengan judul “DI/TII ACEH”.

Penyusunan laporan makalah ini dimaksudkan untuk melengkapi dan


memenuhi salah satu nilai mata pelajaran Sejarah Indonesia pada SMA Kartika
X-1 Jakarta, dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari hasil penelitian
ini jauh dari kata sempurna, baik dalam kajian maupun penyajiannya,
mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati penulis menerima segala saran dan kritikan yang
bersifat membangun dari pihak-pihak yang berkompeten dengan linkup kajian
penulisan ini.

Hingga selesainya laporan penulisan ini, banyak pihak yang telah membantu
penulis baik dalam penyusunan laporan penulisan maupun dalam mengikuti
kegiatan akademik lainnya. Dan pada kesempatan kali ini penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan, bimbingan, saran-saran dan dukungannya baik secara
moril maupun materil selama ini.

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada tahun 1948 terdapat sebuah organisasi yang bertujuan untuk mengubah
ideologi bangsa Indonesia atau yang biasa dikenal dengan sebutan PKI (Partai
Komunis Indonesia) yang memiliki tujuan utama menggeser dasar negara
Indonesia, Pancasila, dan digantikan dengan komunisme. Tujuannya ini dengan
cara membangkitkan perasaan revolusioner rakyat Indonesia dari kalangan
buruh dan petani yang tertindas oleh kaum borjuis.
Dibuka dengan adanya pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948.
Kemudian dilanjutkan dengan pemberontakan gerakan Darul Islam/Tentara
Islam Indonesia (DI/TII). DI/TII merupakan gerakan politik yang bertujuan
mendirikan Negara Islam Indonesia. Oleh karena itu, pada penulisan makalah
ini penulis bermaksud menjelaskan bagaimana permasalahan yang terjadi pada
DI/TII yaitu DI/TII di daerah aceh.

B. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat mengungkapkan rumusan
masalah berikut :
1. Apa latar belakang yang menyebabkan terjadinya DI/TII?
2. Apa yang dampak yang diberikan oleh pergerakan DI/TII Aceh
terhadap negara?
3. Bagaimana akhir dari DI/TII Aceh?

C. Tujuan
Dari perumusan masalah yang dibahas dapat disimpulkan, maka tujuan
peneliatian untuk mendeskripsikan :
1. Mengetahui latar belakang terjadinya DI/TII Aceh
2. Mengetahui apa saja yang terjadi selama DI/TII Aceh
3. Mengetahui dampak yang diberikan terhadap negara dan warga
negara

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang

Gerakan DI/TII Aceh muncul akibat adanya penurunan status daerah istimewa
Aceh pascakembalinya Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 1950. Aceh
yang semula daerah istimewa setingkat provinsi dengan Daud Beureuh sebagai
gubernur menjadi keresidenan di bawah Provinsi Sumatera Utara.
Akibatnya, rakyat Aceh pun kecewa. Mereka beranggapan peran rakyat Aceh
pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia cukup besar. Salah satunya
dengan memberikan sumbangan pesawat Seulawah yang menjadi pesawat
pertama Indonesia.
Kekesalan Daud Beureueh semakin membara karena pada 1948 Presiden
Soekarno pernah berjanji bahwa Aceh boleh menerapkan syariat Islam dan tetap
menjadi salah satu provinsi di Indonesia.  Karena merasa dibohongi, Daud pun
memantapkan diri untuk melakukan pemberontakan dengan menyatakan bahwa
dirinya bergabung dengan DI/TII yang dipelopori oleh Kartosoewirjo.

Saat itu, Kartosoewirjo sudah mendeklarasikan berdirinya Negara Islam


Indonesia pada 7 Agustus 1949, sehingga Daud semakin yakin untuk
melakukan perlawanan. 

B. Tokoh Pemimpin Gerakan

Daud Beureueh yang memiliki nama asli Muhammad Daud lahir di Desa
Beureueh, 17 September 1899. 

Karena Muhammad Daud masih merupakan bagian dari kesultanan


Keumangan, ia mendapat gelar Teungku Muhammad Daud Beureueh yang
maksudnya adalah Kiai Muhammad Daud dari Beureueh.

Mulai tahun 1930, Daud Beureueh sudah menunjukkan antusiasnya untuk


memperjuanglan bentuk sekolah Islam modern.  Daud juga berkeinginan
menjadi pengkhotbah yang populer. 

Akhirnya, pada 1939 Daud mendirikan Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA)
dan menjadi pemimpinnya. Organisasi PUSA bergerak di bidang pendidikan

5
agama yang dipengaruhi oleh paham Islam reformasi. Konsistensi Daud dalam
menegakkan syariat Islam terus berlangsung sampai masa revolusi  Dalam suatu
kesempatan, bersama Teuku Nyak Arief Daud memberikan pandangan bahwa
Indonesia sudah seharusnya berasaskan Islam. 

Namun, pendapat Daud ditolak oleh Teuku Nyak Arief sembari menjelaskan
keragaman yang ada di Indonesia. Akan tetapi, meskipun pendapat Daud telah
ditolak, ia tidak putus asa. Pada Juni 1948, Daud Beureureh bertemu dengan
Presiden Soekarno. Ia berpesan pada Soekarno bahwa selepas perang
kemerdekaan Aceh diberi kebebasan untuk menjalankan syariat
Islam. Soekarno pun mengiyakan permintaan Daud. 

Namun, pada praktiknya tidak demikian. Tahun 1953 Soekarno melanggar


perjanjian yang sudah ia sepakati bersama Daud.  Soekarno menyatakan bahwa
Indonesia adalah negara nasional yang berideologi Pancasila dan bukan negara
dengan haluan agama tertentu.

C. Kronologi
Perlawanan yang digerakkan oleh Daud ini menuntut diberikannya hak otonom
untuk Aceh. 
Melihat hal tersebut, pemerintah tidak tinggal diam, mereka segera mengambil
tindakan untuk menghentikan Pemberontakan DI/TII di Aceh. 

Pemerintah pusat memiliki dua jalur dalam upaya penyelesaian pemberontakan


tersebut, yaitu dengan upaya militer dan diplomasi.  Operasi Militer dilakukan
dengan menyelenggarakan Operasi 17 Agustus dan Operasi Merdeka.

Sedangkan cara diplomasi diterapkan dengan mengirim utusan ke Aceh untuk


bercengkrama dengan Daud Beureueh. Setelah melewati proses yang cukup
panjang, permasalahan ini akhirnya berakhir dengan jalan damai. 

Pemerintah pusat memutuskan untuk memberikan hak otonomi kepada Aceh


sebagai provinsi yang disebut Daerah Istimewa Aceh dan diizinkan menerapkan
syariat Islam.

Pada tanggal 18-22 Desember 1962, digelar upacara besar bertajuk Musyawarah


Kerukunan Rakyat Aceh (MKRA) di Aceh sebagai tanda perdamaian. 

Pemberontakan DII/TII di Aceh akhirnya dapat diselesaikan dengan cara


diadakannya Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh. Secara bertahap, gerakan
DI/TII di Aceh akhirnya dapat diselesaikan dan situasi keamanan di Aceh
kembali pulih.
6
D. Dampak DI/TII Aceh
Gerakan ini memberikan banyak sekali dampak mulai dari dampak terhadap
masyarakat hingga dampak positifnya tersendiri. Beberapa dampak dari gerakan
ini adalah sebagai berikut :
1. Dampak terhadap masyarakat
DI/TII telah menimbulkan keresahan bagi masyarakat. Aksi aksi penculikan.
terutama dialamatkan pada tokoh masyarakat yang berpengaruh di suatu
kampung. Dengan harapan menjadi kaki tangan DI/TII dalam gerakan massa.
Mereka yang menjadi sasaran yang akan dijadikan kaki tangan DI/TII terutama
guru sekolah. dan guru mengaji, sebab status sosial dan kedudukan mereka,
disamping. 
2. Dampak positif dan negatif
Dampak positifnya ialah Aceh diakui sebagai daerah khusus dan bermayoritas
muslim dan dampak negatifnya ialah pemberontakan yang terjadi
mengakibatkan goyahnya kedaulatan Indonesia dan memunculkan gerakan
separatisme yang anti Indonesia

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dalam pembahasan ini adalah sebagai
berikut:

1. Eksistensi ulama dan masyarakat sebelum kehadiran Belanda ke Aceh adalah


sangat besar artinya. Ulama tidak hanya dipandang sebagai orang yang
memiliki ilmu keagamaan semata, melainkan juga dianggap orang yang mampu
menguasai adat istiadat serta pengetahuan lainnya.

2. Keterlibatan ulama sangat besar artinya terhadap kondisi sosial dan politik di
Aceh. Secara politis, sejak awal kemerdekaan ulama Aceh sudah memegang
peran yang sangat strategis, seperti yang dilakukan oleh Muhammad Daud
Beureuch dalam memperjuangkan status Daerah Istimewa bagi Aceh.

B. Saran

1. Diharapkan kepada para pembaca kiranya dapat mengambil suri tauladan


dari perjuangan para ulama Aceh dalam menyuarakan aspirasi umat Islam serta
turut pro aktif dalam menggagas pendamaian di Aceh.
2. Diharapkan kepada para guru dan calon guru sejarah dapat lebih berupaya
untuk menanamkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Upaya ini salah
satunya adalah dengan semakin memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.

8
DAFTAR PUSTAKA

Rachmawati, Hesti Dwi. 2015. Mandiri Sejarah Indonesia: Latar belakang


DI/TII Aceh. Jakarta: Erlangga.
Rachmawati, Hesti Dwi. 2015. Mandiri Sejarah Indonesia: Daud Beureuh
sebagai pemimpin DI/TII Aceh. Jakarta: Erlangga.
Rachmawati, Hesti Dwi. 2015. Mandiri Sejarah Indonesia: Penumpasan DI/TII
Aceh. Jakarta: Erlangga.
Adryamarthanino,Verelladevanka. 2021. Pemberontakan DI/TII di Aceh.
Jakarta: Kompas.
Agustis, Nensi Mira. 2016. DAMPAK PEMBERONTAKAN DI/TII TERHADAP
MASYARAKAT. ___: hellonetterblogspot
Adryamarthanino,Verelladevanka. 2021. Daud Beureueh, Pemimpin
Pemberontakan DI/TII di Aceh. Jakarta: Kompas.

Anda mungkin juga menyukai