Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

SEJARAH PEMIKIRAN ISLAM

BUBARNYA REPUBLIK INDONESIA DAN BERDIRINYA REPUBLIK


INDONESIA SERIKAT.

Disusun Oleh:

1. Abela (2220702077) 5. Laura Selpia Rizki (2230702086)

2. Tia Rahmadani (2220702071) 6. Zivana Nuraini ( 2230702094)

3. Tri Handayani (2220702074) 7. Iqsal (2230702100)

4. Maulana (2230702083)

Dosen Pengampu:

Erik Darmawan, S.IP, M.HI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat serta karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun tugas makalah Sejarah
Politik Islam yang menjelaskan tentang Bubarnya Republik Indonesia Dan Berdirinya
Republik Indonesia Serikat.

Makalah ini kami buat untuk menyelesaikan tugas perkuliahan Politik


Identitas serta memberikan ringkasan pemaparan tentang Bubarnya Republik
Indonesia Dan Berdirinya Republik Indonesia Serikat. Mudah-mudahan makalah
singkat yang kami susun ini menambah wawasan untuk kita semua sehingga dapat
menambah ilmu pengetahuan bagi kita. Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh sebab itu kritik,saran serta anjuran
yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah ini.

kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Politik Identitas serta
kepada teman-teman yang membantu kami dalam penyelesaian makalah ini. Atas
perhatian serta waktunya kami ucapkan banyak terimakasih.

Palembang, 2 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB 1........................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN........................................................................................................................iii
A. Latar Belakang..............................................................................................................iii
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................v
C. Tujuan...........................................................................................................................v
BAB II........................................................................................................................................vi
PEMBAHASAN..........................................................................................................................vi
A. BERDIRINYA NEGARA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT..............................................vi
B. Berakhirnya Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) Sampai Kembali Ke Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)...............................................................................xvi
BAB III.....................................................................................................................................xix
PENUTUP................................................................................................................................xix
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................xx
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah sejarah berasal dari kata Arab ”Syajarah” yang berarti pohon, akar,
keturunan dan asal-usul. Kata sejarah masuk ke dalam perbendaharaan bahasa
Indonesia sejak terjadinya akulturasi kebudayaan Indonesia dan kebudayaan islam
pada abad XIII. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi modern sejarah
mempunyai kedudukan dan arti khusus sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan. 3
Sejarah membicarakan segala sesuatu yang dialami manusia. Dengan itu maka kepada
sejarah diberikan lapangan tidak terbatas dengan bahan-bahan yang tidak terhingga
pula. Dimana terhadap istilah ilmu sejarah batas itu telah ditentukan, yaitu yang
mengenai manusia. Lengkapnya, menentukan dan mewariskan aneka warna tentang
masyarakat manusia yang ingin diketahui. Dengan demikian, ilmu sejarah membatasi
dirinya pada hal-hal yang berhubungan dengan manusia sebagai makhluk sosial,
berbicara tentang sejarah tak terlepas dari bangsa kita sendiri yaitu Indonesia atau
dikenal dengan istilah Nusantara pada dulunya yang merupakan wilayah yang sangat
strategis berada di jalur lalu lintas dunia antara benua Asia dan Australia dan samudra
Hindia dan Samudara pasifik.
Secara Geografis Indonesia merupakan negara dengan laut terbesar di dunia.
Luas wilayah Indonesia sekitar 3.1 Juta Km2, dengan panjang garis garis pantai
81.000 Km2 selain itu indonesia adalah negara kepulauan yang sering dilirik oleh
neagra lain untuk meminang semua pulau yang ada di indonesia dengan cara tertentu .
Indonesia yang kita kenal sekarang hari ini memiliki rangkaiaan sejarah yang cukup
panjang. (Abdurrahman Hamid. 2015: 1) Kejayaan Indonesia tidak bisa dipisahkan
dari peranan Nusantara masa lampau . Dimana dalam mencapai kemerdekaaan tidak
hanya pahlawan proklamasi yang berjuang namun ada beberapa kerajaan yang
membantu perjuangan merdeka nya negara indonesia. Hal ini dpat kita lihat pada
masa Hindu Budha Indonesia yang dikenal dengan Nusantara terdapat banyak
kerajaan kecil dan besar yang berjaya. Namun ada dua Kerajaan Hindu Budha yang
kejayaanya tidak dapat di tandingi oleh bangsa lain yakni Sriwijaya dan Majapahit.
Pasca ekistensi Kerajaan Hindu Budha di Nusanatra kemudian dilanjutkan dengan
kejayaan Kesultanan Islam, pada masa Kesultanan Islam muncul banyak Kerajaan
besar yang bercorak Islam seperti Samudra Pasai, Aceh, Mataram Islam, Demak,
Banten, Makasar, Tarnate Tidore, Banjar, Palembang dan lain-lainya. Seiring dengan
kemajuaan Kesultanan Islam di Nusantara datanglah bangsa barat ke Nusantara. Pada
masa pemerintahan kolonial Belanda Indonesia disebut dengan nama Hindia Timur
Belanda. Kata Indonesia berasal dari ahli etnologi Jerman bernama Jordan yang
belajar di Belanda. Karena kedekatan kepulauaan Indonesia dengan India, dia
menyebutkan Kepulauaan Hindia. Nesos adalah bahasa yunani yang berarti
kepulauan, kemudian Indusnesos dan pada akhir katanya menjadi Indonesia.(Faisal
Ismail. 2017: 11). Kekalahan tentara sekutu dari tantara Jepang dalam perang Asia
Pasifik (Perang Asia Timur Raya) pada tahun 1941. Jepang kemudian berhasil
menuduki Indonesia dan mendirikan pemerintahan Militer dari tahun 1942 hiingga
1945. Pada tanggal 17 Agustus 1945 teks Proklamasi dibacakan oleh Sukarno-Hatta
dikumandangkan di pegangsaan Timur no 56 Jakarta. Dengan dibacakanya
proklamasi Indonesia berarti terbebas dari penjajahan Jepang maupun Belanda. Arti
pembentukan negara Indonesia adalah sebuah kerangka dan rangkaian yang
berkesinambungan. Secara teoritis, rangkaian di dalam tahap perkembangan tersebut
diilustrasikan sesuai dengan keempat alenia Pembukaan UUD 1945.
Pembukaan UUD 1945 tersebut, menjadi simpul konseptual yang secara
reflektif terjadi adanya sejarah pembentukan negara Indonesia hingga memang
terungkap bukan semata-mata melalui pendudukan, pemisahan, penggabungan,
pemecahan, atau penyerahan. Bukti menunjukkan bahwa secara eksplisit negara
Indonesia terbentuk melalui proses perjuangan. Perlawanan terhadap penjajah berhasil
memperoleh arti kemerdekaan yang hakiki. Usaha mendeklarasikan berdirinya negara
melalui perjuangan tersebut merupakan hasil bagi yang dipersembahkan kepada
semua rakyat Indonesia. Terlebih, akan berbeda manakala bangsa Indonesia
memperoleh kemerdekaan karena diberi oleh bangsa asing. Untuk kasus dari
Indonesia, setelah memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945,
lambat laun justru mengalami peralihan paradigma, yaitu dengan mendeklarasikan
RIS. Akan tetapi, perlu diapresiasi bahwa Indonesia dan rakyatnya dengan tegas
menolak terbentuknya RIS. Terbentuknya RIS bahkan diklaim sebagai inisiatif
Belanda untuk merebut kekuasaan. Konsep ini menjadi alasan bagi penulis untuk
merumuskan masalah bagaimana Bubarnya Republik indonesia dan terbentuknya
RIS . Maka dari itu, alur pembahasan pada penelitian membahas mengenai
bagaimana runtuhnya pemerintah republik indonesia yang dibuat untuk republik
indonesia pada awal kemerdekaan dan berdirinya Republik Indonesia Serikat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana bubarnya republik indonesia dan terbentuknya Republik


Indonesia serikat ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana bubarnya republik indonesia dan


terbentuknya Republik Indonesia serikat
BAB II

PEMBAHASAN

D. BERDIRINYA NEGARA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada 17 Agustus 1945,


Belanda masih merasa berkuasa atas Hindia Belanda sebagai negara bekas
jajahan saat berada di bawah kekuasaan Kerajaan Belanda. Pihak Belanda pada
waktu itu beralasan bahwa Ketentuan Hukum Internasional, Dalam kaca mata
Hukum Internasional, tak akan ada perubahan mengenai status suatu wilayah
yang sebelumnya pernah diduduki oleh bangsa lain. Sehingga, Hindia Belanda
yang dulu berada dalam pendudukan Jepang menjadi bagian dari Kerajaan
Belanda. Hindia Belanda dianggap berada di bawah kekuasaan Kerajaan Belanda
selaku penguasa semula lantaran Jepang telah menyerah kepada Sekutu. b)
Perjanjian Postdan. Terselenggara menjelang berakhirnya Perang Dunia II,
perjanjian ini diadakan oleh Negara Sekutu dengan Jepang, Jerman, dan Italia.
Menurut perjanjian ini, setelah Perang Dunia II selesai, wilayah yang diduduki
oleh ketiga negara tersebut akan dikembalikan kepada penguasa semula. Dengan
mendasarkan diri pada ketentuan di atas, Belanda merasa mempunyai kedaulatan
atas Hindia Belanda secara de jure.
Dengan Demikian juga proklamasi kemerdekaan dijadikan sebagai suatu alat
hukum internasional untuk menyatakan kepada rakyat dan seluruh dunia bahwa
bangsa Indonesia mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri untuk
menggenggam seluruh hak kemerdekaan yang meliputi bangsa, tanah air,
pemerintahan, dan kebahagiaan rakyat. Setelah proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945 ternyata bangsa Indonesia masih menghadapi kekuatan sekutu
yang berupaya untuk menanamkan kembali kekuasaan Belanda di Indonesia,
yaitu pemaksaan untuk mengakui pemerintah NICA (Netherlands Indies Civil
Administration). Selain itu Belanda secara licik mempropagandakan kepada
dunia luar bahwa negara Proklamasi R.I. hadiah Fasis Jepang. Belanda kembali
datang ke Indonesia dengan membonceng tentara sekutu (AFNEI).
Belanda kembali datang ke Indonesia dengan membonceng pasukan sekutu.
Tentu hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi bangsa Indonesia. RIS secara
resmi terbentuk pada tanggal 27 Desember 1949 pada Konferensi Meja Bundar di
Den Haag, Belanda. Adapun peristiwa-peristiwa yang tersebut dapat dijabarkan
dalam beberapa tahap :
1. Konferensi Malino
Konferensi Malino merupakan sebuah perundingan antara Belanda dan tokoh
rakyat ujung pandang. Konferensi ini diprakarsai oleh van Mook yang ingin
mendirikan Negara-negara boneka. Konferensi Malino melahirkan berdirinya
Negara Indonesia Timur (NIT). Tanggal 16 Juli 1946-25 Juli 1946 dilaksanakan
Konferensi Malino yang melahirkan Negara yang pertama yaitu Negara
Indonesia Timur (NIT. Hasil konferensi Malino, seperti dituangkan dalam
resolusi adalah:
1. Menuju untuk suatu peraturan federatis Indonesia, seluruh Indonesia,
dengan nama: Perserikatan Negeri-negeri Indonesia.
2. Membagi federasi ini dalam empat bagian: Jawa, Andalas, Kalimantan dan
Timur Besar, Kepulauan Sunda Kecil, Kalimantan Timur pada Kalimantan,
Bangka, Biliton dan penggabungan pada Andalas.
3. Mengadakan segala rapat dari konferensi kedua untuk penyelenggaraan
dan mengerjakan usul untuk perubahan tata Negara Kalimantan dan Timur Besar.
4. Persetujuan dengan usul supaya tujuh wakil Indonesia dan Malino
mendapat tempat untuk persiapan dari perubahan tata Negara Kalimantan, Timur
Besar, Bangka, Biliton dan Riau.
2. Perjanjian Linggarjati
Pergolakan dan pertempuran antara Indonesia dan Belanda telah terjadi
diberbagai daerah-daerah di Indonesia. Pihak Indonesia dab Belanda pun bersedia
berunding untuk menyelesaikan konflik ini. Perundingan ini dapat terlaksana
dengan nama Perjanjian Linggarjati. Isi pokok perjanjian Linggarjati ialah:
1. Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah
kekuasaan yang meliputi Sumatera, Jawa dan Madura.
2. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk
Negara Indonesia Serikat, yang salah satu Negara bagiannya adalah Republik
Indonesia.
3. Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-
Belanda dengan Ratu Belanda selaku ketuanya pada perundingan tersebut .

3. Perjanjian Renville

Agresi Militer I yang dilancarkan oleh Belanda mendapat kecaman dari dunia luar.
Perundingan tersebut terlaksana pada tanggal 17 Januari 1948 di sebuah kapal perang
Amerika Serikat bernama USS Renville yang kemudian disebut sebagai Perjanjian
Renville. Isi perjanjian Renville ialah:

1. Belanda tetap berdaulat sampai terbentuknya Republik Indonesia Serikat.

2. Republik Indonesia sejajar kedudukannya dalam Uni Indonesia-Belanda.

3. Sebelum RIS terbentuk, Belanda dapat menyerahkan kekuasaannya kepada


pemerintah federal sementara.

4. Republik Indonesia menjadi Negara bagian dari RIS.

5. Antara 6 bulan sampai 1 tahun akan diselenggarakan pemilihan umum untuk


membentuk konstituante RIS.

6. Tentara Indonesia di daerah pendudukan Belanda (daerah kantong) harus


dipindahkan ke daerah RI.

4. Perundingan Roem-Royen

Belanda beranggapan bahwa Republik Indonesia tidak bisa menjaga kestabilan dan
keamanan wilayahnya. Dengan kondisi politik RI yang tengah mengalami pergolakan,
situasi tersebut dimanfaatkan Belanda untuk melancarkan Agresi Militernya yang
kedua. Kedua belah pihak pun akhirnya bersedia untuk mengakhiri konflik dan
melaksanakan perundingan, perundingan ini dinamakan Perundingan RoemRoyen
dari tanggal 14 April – 7 Mei 1949 di Jakarta. Pada tanggal 22 Juni 1949 diadakan
perundingan segitiga antara RI, BFO (Bijeenkomst voor Federal Overleg) dan
Belanda dibawah pengawasan komisi PBB yang dipimpin oleh Christchley.
Perundingan itu menghasilkan tiga keputusan yaitu:10 1. Pengembalian pemerintah
RI ke Yogyakarta akan dilaksanakan pada tanggal 4 Juni 1949. 2. Perintah
penghentian perang gerilya akan diberikan setelah pemerintahan RI berada di
Yogyakarta pada tanggal 1 Juni 1949. 3. KMB akan dilaksanakan di Den Haag.

5. Konferensi Inter-Indonesia

Konferensi Inter-Indonesia merupakan konferensi yang berlangsung antara


Negara RI dengan Negara-negara boneka atau Negara bagian bentukan Belanda yang
tergabung dalam BFO. Pada awalnya pembentukan BFO ini diharapkan oleh Belanda
akan mempermudah Belanda untuk kembali berkuasa di Indonesia. Namun tidak
demikian, sikap-sikap Negara-negara yang tergabung dalam BFO berubah setelah
Belanda melancarkan Agresi Militer terhadap Indonesia. Konferensi Inter-Indonesia
berlangsung di Yogyakarta pada tanggal 19-22 Juli 1949 yang dipimpin oleh wakil
Presiden Drs. Mohammad Hatta. Konferensi ini banyak didominasi perbincangan
mengenai konsep dan teknis pembentukan RIS, terutama mengenai susunan
kenegaraan berikut hak dan kewajiban antara pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah.

Dari beberapa perundingan itu ada banyak hasil kesepakatan dari konferensi
Inter-Indonesia yaitu sebagai berikut :

1. Negara Indonesia Serikat disetujui dengan nama RIS berdasarkan demokrasi


dan federalisme (serikat).

2. RIS akan dikepalai oleh seorang Presiden dibantu oleh Menteri-Menteri yang
bertanggung jawab kepada Presiden.

3. RIS akan menerima penyerahan kedaulatan, baik dari RI maupun dari Kerajaan
Belanda.
4. Angkatang perang RIS adalah angkatan perang nasional dan Presiden RIS adalah
Panglima Tertinggi Angkatan Perang RIS.

5. Pembentukan angkatan perang RIS adalah semata-mata soal bangsa Indonesia


sendiri. Angkatan perang RIS akan dibentuk oleh pemerintah RIS dengan inti
dari TNI dan KNIL serta kesatuan-kesatuan Belanda lainnya.

Sidang kedua konferensi Inter-Indonesia diselenggarakan di Jakarta pada tanggal


30 Juli dengan menghasilkan beberapa keputusan penting yakni :

1) Bendera RIS adalah Sang Merah Putih.

2) Lagu kebangsaan Indonesia Raya

3) Bahasa resmi RIS adalah bahasa Indonesia.

4) Presiden RIS dipilih oleh RI dan BFO

6. Konferensi Meja Bundar Konferensi

Meja Bundar dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus – 2 September 1949 di kota


Den Haag, Belanda. Perwakilan RI dipimpin oleh Drs. Moh. Hatta, perwakilan BFO
dipimpinan Sultan Hamid sedangkan perwakilan Belanda dipimpin oleh Van
Maarseveen. Hasil-hasil KMB ialah:

1. Kerajaan Belanda menyerahkan kedaulatan atas Indonesia yang sepenuhnya tanpa


syarat dan tidak dapat dicabut kembali kepada RIS.

2. Penyerahan kedaulatan itu akan dilakukan selambat-lambatnya pada tanggal 30


Desember 1949.

3. Tentang Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun setelah
penyerahan kedaulatan kepada RIS.

4. Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia-
Belanda, yang akan dikepalai oleh Ratu Belanda.

5. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik kembali dari Indonesia dengan catatan,
bahwa beberapa korvet akan diserahkan kepada RIS
6. Tentara Kerajaan Belanda akan selekas mungkin ditarik mundur dari Indonesia,
sedangkan tentara Kerajaan Hindia-Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan
catatan, bahwa para anggotanya yang diperlukan akan dimasukkan dalam
kesatuankesatuan TNI. berdasarkan hasil-hasil KMB di Den Haag, maka
terbentuklah Negara RIS. Perundingan tersebut berjalan dari tanggal 25
September – 2 November 1949, dengan hasil ialah bahwa Kerajaan Belanda akan
mengakui kedaulatan atas Indonesia kepada RIS selambat-lambatnya pada
tanggal 30 Desember 1949. Maka dalam hal ini kedudukan RI nantinya hanya
akan menjadi Negara Bagian RIS.

Republik Indonesia Serikat (RIS) menyepakati hasil-hasil Konferensi Meja


Bundar yang dilaksanakan tanggal 23 Agustus 1949 di Den Haag. RIS dipimpin oleh
seorang Presiden yaitu Soekarno dan sebagai Perdana Menteri ialah Mohammad
Hatta. RIS mempunyai Undang-Undang yakni Konstitusi RIS. Sementara itu Undang-
Undang Dasar 1945 hanya berlaku pada negara Republik Indonesia yang statusnya
hanya sebagai negara bagian RIS Negara-negara bagian dari Republik Indonesia
Serikat ialah :

1. Negara Republik Indonesia (dengan daerah statusquo Renville).

2. Negara Indonesia Timur.

3. Negara Pasundan, termasuk distrik federal Jakarta.

4. Negara Jawa Timur.

5. Negara Madura.

6. Negara Sumatra Timur, dengan pengertian bahwa statusquo Asahan Selatan


dan Labuhan Baru berhubungan dengan Negara sumatra Timur tetap berlaku.

7. Negara Sumatra Selatan. Satuan-satuan kenegaraan yang tegak sendiri, yaitu


Jawa Tengah, Bangka, Belitung, Riau, Kalimantan Barat, Daerah Banjar, Kalimantan
Tenggara dan Kalimantan Timur. Daerah Indonesia selebihnya yang bukan daerah-
bagian yaitu Swapraja kota Waringin daerah Sabang, daerah Padang yang diperintah
oleh alat kelengkapan RIS.
Selain hal diatas terdapat juga beberapa negara yang terpenting dibuat sama
namun jarang terdengar oleh para pembaca negara tersebut adalah

a) Negara Jawa Timur Negara


Jawa Timur tidak asing lagi di telingga kita, Jawa timur merupakan daerah yang
terletak paling timur Pulau Jawa yang berbatasan langsung dengan selat Bali. Jawa
timur sebelum menjadi bagian negara Republik Indonesia Serikat, Jawa Timur adalah
Provinsi tertua pasca Indonesia Merdeka. Berdasarkan rapat panitia kecil 19 Agustus
1945 pulau jawa dibedakan menjadi tiga Provinsi Yakni Jawa barat, Jawa Tengah,
dan Jaw Timut). Pada masa revolusi Indonesia Jawa Timur dibentuk oleh Belanda
menjadi sebuah Negara di bawah kedaulatan RIS dalam konfersensi Bondowoso.
Negara Jawa tiur merupakan negara besar dalam wilayah RIS namun dari pihak
rakyat tidak mendukung dibentuknya negara ini. Tuntutan demi tuntutan akhirnya
pada tanggal 25 Februari 1950 Seluruh wilayah di negara Jawa Timur yang meliputi
keresidenan Besuki, Malang, dan Surabaya di masukan kedalam Republik Indonesia .
( Marwati dan Nugroho. 2008: 305).

b) Negara Sumatera Selatan

Sumatera Selatan pada awal kemerdekaan merupakan sebuah keresidenan


dibawah provinsi Sumatera. Berdasarkan rapat Dewan Perwakilan Rakyat Sumatera
(DPRS). Maka Sumatera secara administrasi membentuk tiga Provinsi Yakni
Sumatera Utara, Sumatera Tengah, dan Sumatera Selatan. Jadi sebelum berstatus
negara di RIS Sumatera Selatan merupakan sebuah Provinsi yang beribukota di
Palembang.(Lindayanti, dkk. 2014:97) Perjuangan demi perjuangan dalam
menghadapi Belanda di Sumatera Selatan adapun pristiwa besar yaitu perang lima
hari lima malam Palembang dan ageri militer belanda di Sumatera Selatan. Pada
tahun 1947 Belanda sudah merintis untuk persiapan sebuah negara di Provinsi besar
ini yakni Negara Sumatera Selatan (NSS) Pembentukan Negara Sumatera Selatan
baru pada tanggal 30 Agustus 1948.

c) Negara Sumatera Timur (NST)


Sumatera Timur merupakan wilayah yang ada di pulau Sumatera sebelum
Indonesia merdeka. Sumatera Timur juga merupakan wilayah yang dijadikan system
pemerintahan pada zaman prakolonial penguasa dan pada zaman kerajaan .
Wilayahnya terdiri dari 12 wilayah yang sekarang menjadi wilayah di provinsi
Sumatera Utara yaitu Langkat, Deli serdang, Asahan, Labuhan Batu, Tanah Karo,
Simalungun, Tanjung Balai, Pematang Siantar, Tebing Tinggi, Medan, dan
Binjai .Negara Sumatera Timur sangat di pertahankan oleh Belanda dan di
perhitungkan dikarenakan Sumaetra Timur yang kaya akan hasil alamnya perkebunan
karet dan minyak merupakan penghasilan besar pada saat Belanda masih berkuas di
Sumatera Timur. Maka dengan alasan inilah negara ini dibentuk dan dipertahankan
oleh Belanda. Pembentukan Negara Indonesia Timur di bentuk pada tangal 8 Oktober
1947 selain negara Sumatera Timur kelicikan Belanda juga membentuk Daerah
Istimewa Sumatera Timur dengan mengangkat Tengku Mansur dari Asahan sebagai
ketua Persatuaan Sumatera Timur. ( Blakcwell, Oxford. 2008: 172) Akhir bulan maret
NST merupakan tiga dari negara lainya yang belum menyatakan berada dibawah
republik Indonesia. Adapun negara tersebut Adalah Negara Sumatera Timur, Negara
Indonesia Timur, dan Kalimantan barat. Usaha pengabungan tetap dilakukan pada
tanggal 3 April 1950 dilangsungkan konferensi antara RIS-NIT-NST. Kedua negara
ini ahirnya menyerahkan mandatnya kepada mentri RIS M. Hatta pada tanggal 12 Mei
1950.
d) Negara Pasundan

Negara Pasundan merupakan negara yang diperhitungkan oleh Belanda bagaimana


tidak secara luas wilayah negara pasundan terdiri dari Banten, dan Jawa Barat
sekarang. Negara Pasundan merupakan negara federasi bentukan Belanda yang
didirikan pada tanggal 24 April 1948 yang beribukota di Bandung. Adapun
peresidenya yang pertama dan yang terahir adalah Adipati Wiranatakoesoema.
(Anonim. 2014: 6) Pemberontkan APRA bulan januari 1950 menyebabkan wali
Negara Pasundan mengundurkan diri. Pemerintahan Republik Indonesia Serikat
mengangkat Seweka sebagai komisaris RIS untuk negara Pasundan. Pengangkatan ini
tidak sesuai denagn tuntun rakyat Jawa Barta yang ingin negara Pasundan segera
bubar. Pada tangal 8 Maret 1950 terjadilah demo besar-besaran di Bandung menuntut
bubarbya Negara Pasundan dan menuntut seluruh Provinsi Jawa Barat masuk wilayah
RI.
e) Negara Indonesia Timur (NIT)
Kembalinya Negara Indonesia Timur serentang bersama Negara Sumatera Timur
sebelumnya kita akan melihat latar belakang dan keunikan negara Indonesia Timur.
Sesuai dengan konferensi Denpasar pada tangal 24 Desember 1946 berdirilah negara
Indonesia Timur, namum sebelumnya Belanda telah merencanakan pembentukan
Negara Indonesia Timur melalui Konferensi Malino pada tanggal 16-25 Juni 1946.
( Marwati dan Nugroho. 2014: 304) Adapun wilayah Negara Indonesia Timur Adalah
Bali, Nusa Tengara, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Semenjak diebentuknya Negara
Indonesia timur banyak terjadi protes diantara masyrakat yang menuntutuntuk
mengabungkan diri kepada Republik Indonesia. (Laessach,dkk. 2014: 9)
Pemberontakan Andi Azis di Makassar pada bulan April tahun 1950 mengakibatkan
terjadinya krisis kabinet Negara Indonesia Timur (NIT). Pada tangaal 20 April tokoh
pemuda Indonesia Maluku (PIM), Pupela mengajukan mosi tidak percaya dalam
parlemen Negara Indonseia Timur (NIT). Dengan ini berakibat perdana mentri
Negara Indonesia Timur (NIT) Ir. P.D.Diapari mengundurkan diri dan kabinet
akhirnya bubar. Kabinet baru terbentuk dibawah perdana menteri Ir. Pituhena.
Selain mengetahui beberapa negara tersebut ada beberapa hal yang harus kita
ketahui mengenai bagaimana kondisi dan keadaan negara ketika Republik Indonesia
Serikat mulai berdiri . hal in dapat kita lihat dari berbagai macam pandangan yang
dapat kita lihat yaitu :

1. Kondisi Politik dan Konstitusional RIS

Kondisi terpenting dan utama yang perlu diperhatikan oleh RIS adalah dibidang
politik dan konstitusional. Dalam hala ini indonesia menerapkan sistem ekonomi
parlementer pola inggris , sebagai akibat perundingan pada KMB. Dan dalam hal ini
yang dimaksud dengan pemerintah adalah presiden dan Menteri – menteri ( pasal 68
ayat (1) ). Konstitusi RIS dimana presiden kepala negara pada pasal 69 ayat 1.
Kontitusi RIS dan mengangkat perdana menteri dan menteri – menteri . DPR dan
Senat merupakan lembaga perwakilan yang masing – masing mewakili seluruh rakyat
indonesia dan terdiri dari 150 anggota dan yang mewakili dawrah – daerah bagian.
Setelah semua alat-alat kelengkapan RIS terbentuk, muncullah gangguan bahkan
kekacauan terutama dibidang politik. Gangguan dan kekacauan ini ditimbulkan oleh
beberapa pihak akibat kurang berhasilnya pemerintah RIS dalam menjalankan roda
pemerintahan. Kondisi politik inilah yang menyebabkan kemunduran RIS. Gangguan
politik tersebut antara lain seperti pemberontakan yang dilakukan Westerling,
pemberontakan Andi Azis, pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) yang
dipimpin oleh Soumokil dan pembebasan Irian Barat.

2. Keadaan Keuangan dan Ekonomi RIS


Perekonomian suatu Negara menjadi satu permasalahan yang sangat penting,
karena untuk Negara yang baru berdiri perlu didukung oleh ekonomi yang cukup
kuat. Berdirinya Negara RIS sebagai Negara berdaulat, tidak serta merta didukung
secara ekonomi. Dengan hutang-hutang yang harus ditanggung oleh RIS, RIS harus
segera membenahi dan menyelesaikan permasalahan ekonomi tersebut agar segera
dapat memikirkan kebijakan ekonomi RIS selanjutnya.

3. Dalam Bidang Militer

Dalam sebuah Negara, militer bukanlah hal yang harus diremehkan karena militer
adalah faktor terpenting dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara. RIS
mempunyai angkatan perang yang di sebut APRIS, yang anggotanya berisikan warga
Negara Indonesia bekas tentara KNIL dan TNI yang umumnya tentara RI. Dalam
Konferensi Inter-Indonesia di Yogyakarta telah diambil kesepakatan mengenai
angkatan bersenjata Republik Indonesia serikat setelah terbentuk dengan resminya
Republik Indonesia serikat maka ada banyak ketentuan perang yang telah dibuat oleh
militer belanda yang berusah menjadi indonesia negara boneka :

a. Angkatan Perang RIS adalah angkatan perang nasional. Presiden RIS adalah
Panglima Tertinggi Angkatan Perang RIS.

b. Pertahanan Negara adalah semata-mata hak pemerintah RIS; Negara-Negara


bagian tidak akan memiliki angkatan perang sendiri.

c. Angkatan Perang RIS dibentuk bersama-sama orang Indonesia yang ada dalam
KNIL, ML, KM, VB dan Territorial Bataljons.

d. Pada masa permulaan RIS, Menteri Pertahanan dapat merangkap sebagai


Panglima Besar Angkatan Perang RIS.

4. Keadaan Kebudayaan RIS


Pemerintah Indonesia dan Belanda bersedia membuat kesepakatan dalam bidang
kebudayaan. Seperti dalam bidang pendidikan, Indonesia dan Belanda bersepakat
untuk saling memberikan pengajaran dan pengetahuan untuk kemajuan masing-
masing. Antara Belanda dan RIS telah bersepakat bahwa dalam hal pengetahuan,
pendidikan serta kebudayaan diadakan kerja sama dalam pembinaan dan
pembangunan kebudayaan. Pemerintah Kerajaan Belanda bersedia untuk bertukar
orang-orang yang ahli dalam ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Dalam kesepakatan
itu pula, tentang pemeliharaan benda-benda budaya yang dimiliki oleh pemerintah
Kerajaan Belanda dan RIS secara bersama-sama.

5. Keadaan Sosial RIS

Pada bidang sosial ini, yang dibahas adalah mengenai status kepegawaian para
pegawai-pegawai yang berkewarganegaraan Belanda yang bekerja di Indonesia. Pihak
Indonesia dan Belanda pun berunding untuk mencapai kesepakatan mengenai
permasalahan ini. Pemerintah RIS menerima semua pegawai sipil pemerintah
Belanda. Pemerintah RIS akan menjamin tiap-tiap pegawai pemerintah yang
berkebangsaan Belanda yang bekerja di Indonesia akan keselamatan dan hayat
hidupnya ditanggung oleh pemerintah RIS. Selama para pegawai berkebangsaan
Belanda tersebut masih menginginkan untuk bekerja di Indonesia tanpa ada paksaan
dan jika berhenti itu atas kehendaknya sendiri.

E. Berakhirnya Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) Sampai Kembali Ke


Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Indonesia semenjak proklamasi kemerdekaan menghendaki suatu Negara kesatuan


yang melindungi dan meliputi segenap bangsa seluruhnya. Pembentukan RIS
dipandang sebagai hasil politik Belanda yang semata-mata untuk memecah belah
persatuan bangsa Indonesia ini. Itulah sebabnya setelah pengakuan kedaulatan,
dimanamana di daerah-daerah bagian timbul pergolakan-pergolakan dan pernyataan-
pernyataan dari rakyat untuk kembali ke Negara kesatuan dengan jalan
menggabungkan diri kepada RI (Negara bagian). Menjelang tahun 1950, Indonesia
telah memiliki bentuk Negara Serikat dengan nama RIS. Kenyataan ini terpaksa
diterima oleh rakyat Indonesia, sebagai suatu fase didalam perjalanan perjuangan
mempertahankan kemerdekaan. Semenjak kelahirannya, RIS telah banyak
mengandung kelemahankelemahan yang membuktikan bahwa pemerintah RIS tidak
mampu mewujudkan aspirasi rakyat Indonesia, sehingga mendorong timbulnya
keinginan untuk mengubah RIS untuk kembali menjadi Negara Kesatuan.
1. Proses Penggabungan Negara-Negara Bagian
Peristiwa-peristiwa pergolakan yang terjadi diberbagai Negara Bagian RIS khususnya
di Pulau Jawa dikarenakan rakyat sadar bahwa bentuk federal ini hanya akan
dimanfaatkan saja oleh Belanda. Maka dari itu, timbullah pergolakan-pergolakan
yang dilakukan oleh rakyat yang ingin menggabungkan kedalam RI dan menuntut
pembubaran Negara RIS. Pergolakan yang dilakukan oleh rakyat tidak hanya terjadi
di Pulau Jawa, melainkan juga terjadi Pulau Kalimantan, Sumatra, Makassar,
Gorontalo, Poso, Donggala, Takalar Jeneponto serta di Provinsi-provinsi Sulawesi,
Maluku dan Sunda Kecil. Pada akhirnya hanya tinggal ada tiga Negara bagian saja
yaitu Negara RI, Negara Indonesia Timur dan Negara Sumatra Timur.

2. Perundingan Segitiga Perundingan

Segitiga ini sejatinya adalah untuk membahas dan menyelesaikan permasalahan-


permasalah dan pergolakan yang terus terjadi di Negara Indonesia Timur (NIT).
Situasi politik di NIT yang sangat tidak stabil dan cenderung mengalami kekacauan
akibat pemberontakan, inilah yang menyebabkan terjadinya Perundingan Segitiga.
Dalam perundingan ini juga dibahas tentang bentuk Negara yang akan dibentuknya
nantinya. Tanggal 21 April 1950 Presiden NIT, Sukawati mengeluarkan pernyataan
bahwa NIT siap menjadi suatu Negara Kesatuan Republik Indonesia asalkan Negara
bagian RI mau bergabung menjadi satu Negaranya, namun persoalannya tidaklah
semudah itu. Terbentuklah Perundingan Segitiga diketuai oleh Perdana Menteri
Mohammad Hatta (sebagai wakil RIS), Wakil Perdana Menteri Abdul Hakim (sebagai
wakil RI), sedangkan dari NIT diwakili oleh J.H. Dokko. Manoppo, G.S.S.R.
Ratulangi.

3. Perundingan RIS – RI

Melihat kemajuan yang telah dicapai dalam perundingan segitiga


antara RIS-RINIT. Negara Sumatra Timur (NST) juga tidak mau
ketinggalan. Mereka ingin diikutsertakan dalam perundingan tersebut.
Presiden Negara Indonesia Timur dan presiden Negara Sumatra Timur
mempercayakan sepenuhnya kepada Mohammad Hatta sebagai Perdana
Menteri RIS mewakili mereka dalam perundingan dengan RI. Tanggal 19
Mei 1950 di Jakarta diadakan pertemuan antara RIS dan RI yang dipimpin
oleh Mohammad Hatta. Dalam pertemuan tersebut tercapai suatu
persetujuan untuk bersama-sama membentuk Negara Kesatuan sebagai
penjelmaan dari RI berdasarkan Proklamasi 17 Agustus 1945.

Persetujuan ini tercapai dengan suatu konsesi dari RI yaitu bahwa


Negara Kesatuan itu harus dibentuk melalui RIS, bukan dengan
penggabungan NST pada RI. Hal ini disetujui Perdana Menteri.19 Semua
Negara/daerah-daerah bagian RIS telah menyatakan penggabungan diri
dengan RI. Dalam perundingan ini membahas masalah-masalah untuk
mempersiapkan pembentukan Kembali Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan mempersiapkan Undang-Undang Dasar. Atas dorongan
rakyat setempat, Negara Indonesia Timur dan Negara Sumatra Timur
mengusahakan agar pemerintah pusat RIS berunding dengan Negara bagian
Republik Indonesia untuk mempersiapkan pembentukan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Tanggal 19 Mei 1950 tercapailah persetujuan antara
RIS dan RI untuk membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
menandatangani Piagam Persetujuan pemerintah RIS dan Pemerintah RI
yang menetapkan antara lain bahwa UUD Negara Kesatuan RI dapat
mengubah Konstitusi RIS ditambah dengan bagian-bagian yang baik dari
Konstitusi RIS.

4. Pembentukan Kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia

Setelah berbagai macam perundingan-perundingan telah dilakukan


antara RIS dan RI, akhirnya tercapailah kesepakatan bersama untuk
membentuk Negara Kesatuan. Demi tercapainya secara cepat untuk
membentuk Negara Kesatuan, RI ikhlas untuk meleburkan diri kedalam
RIS. Pada tanggal 15 Agustus 1950, naskah UUDS RI ditandatangani oleh
Perdana Menteri dan Menteri Kehakiman RIS. Pada tanggal 17 Agustus
1950 ditetapkan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
dengan Konstitusi NKRI selanjutnya dikenal sebagai UUD Sementara RI
tahun 1950 disingkat UUDS 1950.

BAB III

PENUTUP

F. KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa berdirinya negara yang besar seperti pada masa
Republik Indonesia Serikat. Dimana berdirinya negara negara bagian yang mana
Setiap negara mempunyai potensi masing-masing sehinga akan di peralat oleh
Belanda untuk dijadikan negara boneka dengan pembuatan Federesi dibawah
republik Indonesia Serikat (RIS). Ternyata RIS hanya seumur jagung tuntutan demi
tuntutan dilancarkan oleh masyarakat berbagai negara bagiaan untuk bergabung
kembali dengan Pemerintahan Republik Indonesia. Dengan kata lain pembentukan
negara-negara bagian oleh Belanda tidak sepneuhnya berasal dari keinginann rakyat,
namun hanya untuk alat politik Belanda untuk memecahkan Negara Kesatuaan
Republik Indonesia pada saat itu. Satu persatu negara bagian menyatakan bergabung
dengan Republik Indonesia dan pada akhirnya indonesia mendirikan negara
indonesia secara resmi yaitu Republik Indonesia setelah runtuhnya Republik
Indonesia Serikat.

DAFTAR PUSTAKA

Saidurahman, Arinfinsyah.2020.Pancasila Moderasi Negara Dan Agama Sebagai


Landasan Moral Dan Bangsa.Jakarta.: Kencana
Burhanudin, Jajat.2017.Islam dalam Arus Sejarah Indonesia Dari Negeri Di Bawah
Angin Ke negara Kolonial.jakarta:Kencana.

Maksudi, Iriawan Beddy.(2017).Sistem Politik Indonesia. Jakarta:Pt Raja Grafindo


Persada.

Chandra, Jeffri Arlinandes, dkk, Teori dan Konsep Pembentukan Perundang-


undangan di Indonesia (Bengkulu: CV. Zigie Utama, 2022)

Faidat, N., & Khozin, M. 2018. Analisa Strategi Pengembangan Kota Pintar (Smart
City): Studi Kasus Kota Yogyakarta. JIP (Jurnal Ilmu Pemerintahan): Kajian Ilmu
Pemerintahan dan Politik Daerah, 3(2), 171-180.

Nasrudin Juhana.2018. Politik Identitas Dan Representasi Politik: Jurnal Studi


Agama-Agama.1(1), 34-47.

Ahmad Syafli Maarif.2012.Politik Identitas dan Masa depan Pluralisme.Jakarta.


Democrazy Project.

Anonim. 2014. Inventaris Arsip Statis Pemerintah Negara Pasundan Periode Tahun
1947 – 1950. Badan Perpustakaan Dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat

Syarufuddin . 2017. Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta: Pasca Sarjana UNJ

Rinardi, Haryono, “Proklamasi 17 Agustus 1945: Revolusi Politik Bangsa Indonesia”,


Jurnal Sejarah Citra Lekha, Vol. 2. No. 1, 2017.

Saifudin, “Lahirnya UUD 1945: Suatu Tinjauan Historis Penyusunan dan Penetapan
UUD 1945, Jurnal UNISIA No. 49/XXVl/in, 2002.

Soehino, Hukum Tata Negara: Sejarah Ketatanegaraan Indonesia, Liberty,


Yogyakarta, 1992.

Iryana, Wahyu, Sejarah Pergerakan Nasional: Melacak Akar Historis Perjuangan


Bangsa Indonesia dan Kiprah Kaum Santri dalam Lahirnya Negara Kesatuan
Republik Indonesia (Jakarta: Prenada, 2022).
Hanafi dan Nurfala.2022.Pembentukan Republik Indonesia serikat dalam Perspektif
Ibnu Khaldun.Jurnal Pemikiran Islam.vol 3 No 2.

Moedjanto, G dkk. 1992. Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta: Grasindo

Putra, Zulfikar, dkk, Buku Ajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Panduan
Kuliah di Perguruan Tinggi (Malang: Ahlimedia Press, 2021)

Anda mungkin juga menyukai