Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH WAWASAN KEBANGSAAN

DOSEN PENGAMPU : RINA DEVI SIAHAAN, M.Pd

DISUSUN OLEH KEL.1

1. Jonathan Daud Seputra (19320052)


2. Mangasitua Sinaga (19320054)
3. Sabar Senang Halawa (19320002)
4. Yoseph Dephant Sinaga (19320057)
5. Prama Dani F Tambunan (19320023)
6. Kaleb B.K Rangkuti (19320031)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ WAWASAN KEBANGSAAN ” tepat waktu.
Makalah “ WAWASAN KEBANGSAAN ” disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah
PPKN. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang WAWASAN KEBANGSAAN.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada selaku dosen pengamp Rina
Devi Siahaan, M.Pd mata kuliah PPKN. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 03 November 2020


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................

1.1 Latar Belakang....................................................................................................

1.2 Rumusan masalah.................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................

2.1 Ke-Indonesiaan dan karakter Indonesia.............................................................

2.2 Pengertian wawasan kebangsaan........................................................................

2.3 Hakekat Kebangsaan..........................................................................................

2.4 Nilai dan makna yang terkandung dalam wawasan kebangsaan........................

2.5 Keterkaitan antar keindonesiaan dan wawasan.................................................

2.6 Geopolitik indonesia (Wawasan kebangsaan)...................................................

BAB III PENUTUP...............................................................................................

3.1 Kesimpulan........................................................................................................

Daftar Pustaka........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia menurut David Steinberg, adalah suatu ciptaan baru-produk loncatan imajinasi
yang besar dan tidak mudah, dengan cita-cita, dan mencakupi medan kerja yang luas dalam arti
geografis dan setumpuk persoalan: ekonomi, politik, sosial, dan hukum yang harus diselesaikan.
Bangsa Indonesia dibangun di tengah desingan peluru dan di atas puing-puing kehancuran akibat
penjajahan pun berlandaskan pada cita-cita bersama, yaitu menciptakan suatu masyarakat yang
adil dan sejahtera. Lantas, keindonesiaan yang kita banggakan ini pun mengendap dalam memori
kolektif kita sebagai keniscayaan sejarah atau tapal batas sejarah,---the end of history--istilah
Fukuyama yang terus berusaha menggapai kesejahteraan itu sendiri.

Untuk menciptakan suatu kesejahteraan masyarakat dan menggapai cita-cita bangsa tentunya
tidak luput dari wawasan kebangsaan yang merupakan konsepsi cara pandang dalam mencapai
tujuan nasional. Wawasan kebangsaan adalah konsep politik bangsa Indonesia yang memandang
Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah, meliputi tanah (darat), air (laut) termasuk dasar laut
dan tanah di bawahnya dan udara di atasnya secara tidak terpisahkan, yang menyatukan bangsa
dan negara secara utuh menyeluruh mencakup segenap bidang kehidupan nasional yang meliputi
aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam.Sehingga ke-Indonesiaan dan wawasan
kebangsaan merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan untuk mencapai cita-cita bangsa.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan menjadi pembahasan dalam makalah ini adalah diantaranya
:

1. Apa definisi dari ke-Indonesiaan dan bagaimana karakter dari Indonesia sebagai sebuah
negara yang berideologi Pancasila ?

2. Apa definisi dari wawasan kebangsaan dan mengapa wawasan kebangsaan dapat dikatakan
menjadi sebuah konsep politik Indonesia ?

3. Bagaimana hakekat dari wawasan kebangsaan ?

4. Apa saja nilai dan makna yang terkandung dalam wawasan kebangsaan ?

5. Bagaimana keterkaitan antara ke-Indonesiaan dan wawasan kebangsaan ?

6. Bagaimana Geopolitik Indonesia ?


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ke-indonesiaan dan Karakter Indonesia

Indonesia merupakan Negara yang besar,luas dan majemuk yang terdiri dari 1128 suku
bangsa dan bahasa,Beragam agama dan keyakinan,terdiri dari 13466 pulau,258 juta jiwa pada
tahun 2016,34 provinsi,216 kabupaten,98 kota, 7024 kecamatan dan 81626 desa.Indonesia
menurut David Steinberg, adalah suatu ciptaan baru-produk loncatan imajinasi yang besar dan
tidak mudah, dengan cita-cita, dan mencakupi medan kerja yang luas dalam arti geografis dan
setumpuk persoalan : ekonomi, politik, sosial, dan hukum yang harus diselesaikan.

Sifat atau watak bangsa Indonesia sama sekali tidak ada kaitannya dengan sifat atau
watak nenek moyang kita. Baik mereka yang hidup di zaman Majapahit atau yang lebih jauh lagi
para ksatria Sriwijaya yang hidup diantara laras harmoni gending Sriwijaya.Watak atau karakter
bangsa Indonesia sama sekali bukan perilaku atau budi pekerti warisan nenek moyang yang
hidup pada zaman dunia pewayangan atau dunia cerita silat.Watak,sifat atau karakter bangsa
Indonesia sepenuhnya terbentuk oleh pertarungan kepentingan masyarakat Nusantara yang
terjajah saat melawan penjajah. Karena itu, sifat dan karakter bangsa Indonesia ialah watak anti
penjajahan dalam segala bentuk.Itulh karakter bangsa Indonesa sebenarnya yang terbentuk dari
proses keberadaan dirinya. Indonesia seharusnya bicara tentang pemupukan semangat anti
penjajahan baik yang lama maupun yang baru; bicara tentang pemupukan semangat membangun
sebuah masyarakat adil sejahtera atau masyarakat pancasila, yaitu masyarakat yang anti
keberadaan orang kaya, tetapi juga marah atas keberadaan orang miskin.

Indonesia adalah Negara yang pluralistic, multicultural, multietnik dan multiagam. Menurut gus
dur, tugas kita semua terutama Negara adalah menjamin kehidupan yang multi ini agar tetap
rukun, damai, dan tidak terjadi konflik. Pancasila dan undang-undang dasar 1945 adalah asas
tunggal yang menjadi landasan bersam untuk itu.Negara ini bukan Negara agama tetapi juga
bukan Negara atheis.Artinya agama melandasi kehidupan berbangsa dan bernegara bukan dalam
pengertian formalisme agama tetapi agama menjadi roh kehidupan berbangsa dan bernegara.

Indonesia dan ke-Indonesiaan merupakan nama atau penamaan dari konsep tentang orang,bangsa
dan wilayah Negara kita yang berbentuk republik dengan susunan organisasi Negara kesatuan.
Karena itu, Negara kita di sebut Negara kesatuan republik Indonesia sebagai wadah bersama
segenap warga bangsa kita mengasosiasikan diri dan mengikat diri dalam satu persekutuan
hokum organisasi Negara di tengah pergaulan antar bangsa dan antar Negara di dunia. Ke-
Indonesiaan berisi kandungan, pengertiaan kebersamaan dan muatan perasaan kebangsaan yang
mengatasi kebhinekaan dalam ruang hidup di atas tanah dan air nusantara dalam satu kesatuan
barisan berhadapan dengan dunia luar, dengan bangsa-bangsa dan Negara-negara lain dalam
dinamika pergaulan regional dan global. Spirit kebersamaan dan perasaan sebangsa dan setanah
air itulah yang biasa kita namakan dengan Indonesia dan ke-Indonesiaan.

Namun demikian, jika di perhatikan penamaan Indonesia itu sendiri tidaklah sepenuhnya identik
dengan pengertian kita mengenai organisasi Negara.Indonesia dan ke-Indonesiaan tidaklah
identik dengan wilayah nusantara, dengan Negara Indonesia ataupun semata-mata dengan
pengertian bangsa Indonesia.Indonesia dan ke-Indonesiaan mencakup semua konsep di maksud,
dan bahkan dapat mencakup lingkup pengertian yang lebih dinamis dari ketiganya.

Dulunya, sebutan kata “Indonesia” itu sendiri kita dapatkan dari penamaan yang di berikan dan
di perkenalkan oleh sarjana Inggris dan Jerman bagi wilayah dan penduduk yang hidup di atas
wilayah nusantara.Ketika itu Indonesia dan ke-Indonesiaan tidak terkait dengan pengertian
Negara tertentu. Ketika sumpah pemuda di cetuskan pada tahun 1928, kata “Indonesia” secara
resmi mulai di pakai untuk menyebut nama bagi kesatuan bangsa penduduk nusantara yang di
namakan sebagai bangsa Indonesia, dan kesatuan tanah dan air wilayah nusantara yang di
namakan tanah tumpah darah Indonesia, di iringi dengan tekad untuk menjunjung bahasa
persatuan yang di namakan sebagai bangsa Indonesia. Karena itu, keindonesiaan dalam semangat
sumpah pemuda mencangkup pengertian pengertian kewilayahan tanah air Indonesia, pengertian
kebangsaan bangsa Indonesia, dan pengertian kebahasaan sebagai bahasa pemersatu, bahasa
Indonesia.

merajut kembali kebangsaan

membangun jati diri bangsa

Hal yang istimewa dari Indonesia adalah : tatanan, sejarah, pembentukan dan arti strategisnya-
khususnya jika dilihat dari geopolitik perkembangan bangsa-bangsa didunia terutama Asia
tenggara. Jika komponen-komponen tersebut digabung dengan variabel jumlah penduduk, luas
wilayah, kekayaan sumber daya alam, kebinekaan agama, etnis dan kultur, maka Indonesia bisa
menjadi Negara besar.

Jadi secara alami bangsa indonesai adalah bangsa yang sangat majemuk.Masalahnya adalah
bagaimana mengaktualisasikan symbol bhineka tunggal ika yang biarpun berbeda, namun tetap
satu itu ke dalam konteks yang benar.

 Bhineka Tunggal Ika : Faktor Integrasi

Ditengah arus reformasi dewasa ini, idiom yang harus diingat dan dijadikan basis strategi
intergrasi nasional mestinya adalah bhineka tunggal ika.Artinya, sekalipun satu, tidak boleh
dilupakan bahwa sesungguhnya bangsa ini berbeda-beda dalam suatu kemajemukan. Pengalaman
mengajarkan , bahwa bukan semangat kemanunggalan atau ketunggalan (tunggal ika) yang
paling potensial untuk bisa melahirkan kesatuan dan persatuan yang kuat, melainkan pengakuan
akan adanya pluralitas(bhineka) , dan kesediaan untuk menghormati kemajemukan bangsa
Indonesia

Oleh karena itu, kebangsaan Indonesia yang berciri bhineka tunggal ika dan bersifat inklusif
serta egalitarian dalam bidang politik, budaya, dan ekonomi akan dapat diwujudkan dan
dipelihara secara dinamis bila terdapat distribusi kekuasaan yang relatif seimbang diantara
semua unsur bangs

A. Sosial Budaya Masyarakat

Pengertian Sosial Budaya

Istilah sosial budaya menunjuk kepada dua segi kehidupan bersama manusia, yaitu segi
kemasyarakatan dan segi kebudayaan.

1. Kemasyarakatan

Dalam usahanya beradaptasi dengan lingkungannya, manusia bekerjasama dengan sesamanya,


dengan kata lain bermasyarakat. Akan tetapi kerja sama itu hanya akan berjalan baik di dalam
tertib sosial budaya serta di dalam wadah organisasi sosial. Organisasi sosial ini merupakan
produk sosial budaya, sekaligus merupakan wadah perwujudan dan pertumbuhan kebudayaan.

Di dalam organisasi sosial manusia hidup berkelompok dan mengembangkan norma sosial yang
meliputi kehidupan normatif, status, kelompok asosiasi, dan institusi. Organisasi sosial juga
mencakup aspek fungsi yang mewujudkan diri dalam aktifitas bersama anggota masyarakat dan
aspek struktur.Aspek struktur terdiri dari struktur kelompok di dalam pola umum kebudayaan
dan seluruh kerangka lembaga sosial.

Setiap masyarakat mempunyai empat unsur penting yang menentukan eksistensinya yaitu
struktur sosial, pengawas sosial, media sosial dan standar sosial.

a. Struktur sosial

Setiap masyarakat terdiri dari kelompok0kelompok untuk memudahkan pelaksanaan tugas.

b. Pengawas sosial

Pengawas sosial mencakup sistem dari ketentuan-ketentuan yang mengatur kegiatan dan
tindakan anggota msyarakat, pengetahuan empiris yang digunakan manusia untuk mengulangi
lingkungan, dan pengetahuan empiris yang mengatur sikap dan tingkah laku manusia seperti
agama, kepercayaan, ideologi dan sebagainya.

c. Media sosial
Dalam pelaksanaan tugas dan kegiatan sosial, diperlukan adanya komunikasi dan relasi antar
anggota masyarakat.Komunikasi dan relasi itu dilangsungkan dengan menggunakan bahasa dan
alat transportasi.

d. Standar sosial

Standar sosial merupakan ukuran untuk menilai tingkah laku anggota masyarakat serta menilai
tingkah cara masyarakat mencapai tujuan.

2. Kebudayaan

Kebudayaan merupakan keseluruhan cara masyarakat yang perwujudannya tampak pada tingkah
laku para anggotanya. Kebudayaan tercipta oleh banyak faktor orga biologis manusia,
lingkungan alam, lingkungan sejarah, dan lingkungan psikologis.Masyarakat budaya membentuk
pola budaya berupa nilai misalnya keagamaan, ekonomi, ideologi, dan sebagainya.

Setelah dikemukakan masing-masing arti kata dari sosial budaya, maka pengertian sosial budaya
dapat dirumuskan adalah sebagai kondisi masyarakat (bangsa) yang mempunyai nilai-nilai dalam
kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara yang dilandasi denga falsafah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Ketahanan di bidang sosial budaya dimaksud menggambarkan kondisi dinamis suatu, bangsa
(masyarakat), berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan penegmbangan
kekuatan nasional di dalam menghadapi ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan, dari
dalam maupun dari luar yang langsung maupun tudak langsung membahayakan kelangsungan
kehidupa sosial budaya bangsa dan negara.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketahanan Dibidang Sosial Budaya

1. Tradisi

Tradisi ini memberikan kepada masyarakat/bangsa seperangkat nilai dan kaidah yang diperlukan
untuk menjawab tantangan setiap tahap perkembangan. Tradisi sosial ini pada dasarnya bersifat
dinamis, karena itu nilai-nilai serta kaidah-kaidah yang tidak dapat menjawab tantangan akan
lenyap serta wajar. Dalam hal ini perlu dihindari ialah tradisionalisme, yaitu sikap atau
pandangan menuju dan mempertahankan “peninggalan masa lampau secara berlebiha dan tidak
wajar.”Masyarakat harus dapat menilai dan menyadari bahwa suatu tradisi tertentu pada suatu
tahap perkembangan mungkin tidak sejalan sehingga merugikan dan menghambat kemajuan.

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap ketahanan di bidang sosial
budaya. Melalui pandidikan, masyarakat akan memperoleh kemampuan untuk menilai tradisi
yang sudah tidak sesuai lagi. Pendidikan bersifat mengubah secara tertib ke arah tujuan yang
dikehendaki.Pendidikan dalam arti luas ialah usaha untuk mendewasakan manusia agar dapat
mengembangkan potensinya serta berperan serta secara penuh dalam menumbuhkan kehidupan
sosial sesuai dengan tuntutan jaman.Untuk itu diperlukan adanya suatu sistem pendidikan yang
kondusif sehingga mampu membawa masyarakat ke arah pencapaian tujuannya.Sistem
pendidikan mempunyai berbagai sarana diantaranya yang penting adalah:

a. Seluruh aparatur pemerintahan modern.

b. Sarana komunikasi masa.

c. Pendidikan formal dan non formal.

d. Sarana masa.

e. Kehidupan kota.

Di dalam masyarakat berkembang inisiatif pemerintah dan potensi yang ada padanya merupakan
yang paling kuat dan mampu menggerakan pendidikan secara luas.Pemerintah harus mampu
mengatur pendidikan formal berencana dengan memanfaatkan segenap sistem komunikasi yang
tersedia dan adanya kata merangsang harapan baru serta keinginan berkompetisi untuk
kemajuan.

3. Kepemimpinan dan Penyelenggara Negara

Unttuk membina dan membangun masyarakat modern, diperlukan kepemimpinan nasional yang
kuat dan berwibawa. Kepemimpinan yang demikian ditentukan oleh banyak faktor, yaitu pribadi
(moral, akhlak, semangat dan akuntabilitas) pemimpin, komitmen pimpinan, tujuan nasional,
nilai-nilai sosial budaya, keadaan sosial atau masyarakat, sistem politik dan ilmu pengetahuan.

4. Tujuan Nasional

Tujuan nasional dapat merupakan unsur pengarah, pemersatu, pemberi motivasi, dan merupakan
salah satu identitas nasional.Tujuan nasional selalu berintikan falsafah negara.

5. Kepribadian Nasional

Kepribadian nasional merupakan hasil perkembangan sejarah dan cita-cita bangsa yang
dirumuskan sebagai dasar kehidupan bangsa.Kepribadian ini perlu dipupuk, dibina dan
dimasyarakatkan pada setiap generasi karena kepribadian nasional inilah merupakan daya
tangkal yang sangat strategis untuk menghadapi tantangan pengaruh asing.

6. Bidang pertahanan dan keamanan

Pertahanan dan keamanan adalah upaya rakyat semesta dengan TNI dan POLRI sebagai
intinya.Merupakan fungsi pemerintahan Ketahanan Nasional dengan tujuan mencapai keamanan
bangsa dan negara serta keamanan hasil perjuangannya.Pelaksanaannya dilakukan dengan
menyusun, mengerahkan, serta menggerakkan seluruh potensi dan kekuatan masyarakat dalam
semua bidang kehidupan nasional secara terintegrasi dan terkoordinasi.

C. Kondisi Bangsa yang perlu dicermati

1. Situasi global

Dengan perkembangan teknologi informasi, komunikasi dan transportasi yang sangat pesat
terbentuklah masyarakat dunia, sering disebut sebagai borderless world, cybernetic society atau
masyarakat maya, sehingga hubungan manusia menjadi person to person tidak perlu melewati
institusi kelompok, golongan dan negara bangsa. Peran dan eksistensi masyarakat negara bangsa
terabaikan.

Teknologi informasi, komunikasi dan transportasi mengakibatkan nilai persatuan suatu bangsa
terabaikan dan digeser oleh nilai-nilai dari luar, yang dipandang universal.Nilai-nilai kebebasan,
kesetaraan dan faham liberal, pluralisme diterapkan tanpa dilandasi oleh adat budaya bangsa.

Liberalisasi perdagangan yang dikembangkan kapitalisme modern seperti yang dimotori oleh
multinational corporations mendorong terbentuknya sikap individualistik, materialistik,
hedonistik, profit making and property right berakibat merosotnya perhatian dan kepedulian
terhadap eksistensi negara bangsa, sehingga warganegara tidak lagi peduli terhadap bangsanya.

2. Situasi Nasional

Belum terwujudnya kesejahteraan secara merata sehingga terjadi kesenjangan sosial yang
semakin besar.Warga masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan dan bergelimang
dalam ketertinggalan dan kebodohan serta pengangguran masih cukup tinggi, telah menimbulkan
anggapan keterikatan dan pengorbanan rakyat adalah sia-sia belaka.

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) telah terjadi di seluruh strata masyarakat dan di semua
lembaga negara / pemerintah pusat dan daerah.Penegakan hukum tidak berjalan sebagaimana
diharapkan rakyat.Keadaan ini dapat dianggap bahwa negara telah mengabaikan keadilan dan
kejujuran serta kepastian hukum.

Merosotnya kepedulian rakyat terhadap negara bangsanya dapat berlanjut dan bermuara pada
tindakan yang mengakibatkan disintegrasi dan kehancuran negara bangsa.

Kesadaran dan wawasan kebangsaan tidak pernah timbul dengan sendirinya, tetapi harus
diupayakan dan diperjuangkan secara terus menerus oleh segenap warganegaranya.
3. Penyelenggaraan otonomi daerah

Otonomi daerah yang bertujuan meningkatkan efisiensi pelayanan publik justru mengundang
terjadinya berbagai tindakan yang kurang terpuji dan tidak sesuai dengan maksud dan tujuan
diselenggarakan-nya otonomi daerah.Misalnya terjadinya pemekaran yang tidak terkendali serta
pelayanan publik dan kesejahteraan rakyat yang justru terabaikan.

Pengembangan potensi daerah dan budaya lokal yang tanpa kendali, mengarah pada tindakan
kedaerahan, tanpa memperhatikan norma dan kepentingan bangsa.

Munculnya kembali gerakan-gerakan separatis lama yang berpotensi pada pembentukan negara
baru seperti GAM, RMS dan OPM, serta gerakan separatis baru.

Timbulnya konflik/perpecahan antar kelompok dan golongan yang bernuansa SARA (Suku,
Agama, Ras dan Antar Golongan).Terlepasnya kendali Pusat terhadap aktivitas pemerintahan
yang diselenggarakan daerah.

2.2 Pengertian Wawasan Kebangsaan

Kata wawasan berasal dari bahasa Jawa yaitu mawas yang artinya melihat atau
memandang, jadi kata wawasan dapat diartikan cara pandang atau cara melihat.Wawasan
Kebangsaan adalah cara pandang mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dan
sikap bangsa Indonesia diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia adalah merupakan sebuah pedoman
yang masih bersifat filosofia normatif.Sebagai perwujudan dari rasa dan semangat kebangsaan
yang melahirkan bangsa Indonesia. Akan tetapi situasi dan suasana lingkungan yang terus
berubah sejalan dengan proses perkembangan kehidupan bangsa dari waktu ke waktu. Wawasan
Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia harus senantiasa dapat menyesuaikan diri dengan
perkembagan dan berbagai bentuk implementasinya.

Memahami serta mempedomani secara baik ajaran yang terkandung di dalam konsepsi Wawasan
Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia akan menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan
dari setiap warga bangsa tentang posisi dan peran masing-masing ditengah-tengah masyarakat
yang serba majemuk. Hal ini berarti suasana kondisi yang mendorong perkembangan setiap
individu sehingga terwujud ketahanan pribadi dapat menciptakan suatu ketahanan nasional
Indonesia.

1. Wawasan kebangsaan sebagai konsep politik


Wawasan Kebangsaan adalah konsep politik bangsa Indonesia yang memandang Indonesia
sebagai satu kesatuan wilayah, meliputi tanah (darat), air (laut) termasuk dasar laut dan tanah di
bawahnya dan udara di atasnya secara tidak terpisahkan, yang menyatukan bangsa dan negara
secara utuh menyeluruh mencakup segenap bidang kehidupan nasional yang meliputi aspek
politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam.

Wawasan Kebangsaan sebagai konsepsi politik dan kenegaraan yang merupakan manifestasi
pemikiran politik bangsa Indonesia.Sebagai satu kesatuan negara kepulauan, secara konseptual,
geopolitik Indonesia dituangkan dalam salah satu doktrin nasional yang disebut Wawasan
Nusantara dan politik luar negeri bebas aktif.Sedangkan geostrategi Indonesia diwujudkan
melalui konsep Ketahanan Nasional yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.

2. Landasan Wawasan Kebangsaan

· Idiil => Pancasila

· Konstitusional => UUD 1945

3. Unsur Dasar Wawasan Kebangsaan

 Wadah (Contour)

Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara meliputi seluruh wilayah Indonesia
yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan penduduk serta aneka ragam
budaya.Bangsa Indonesia memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan wadah berbagai
kegiatan kenegaraan dalam wujud supra struktur politik dan wadah dalam kehidupan
bermasyarakat adalah berbagai kelembagaan dalam wujud infra struktur politik.

 Isi (Content)

Adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan nasional.

 Tata laku (Conduct)

Hasil interaksi antara wadah dan isi wasantara yang terdiri dari :

1. Tata laku Bathiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang baik dari bangsa
Indonesia.

2. Tata laku Lahiriah yaitu tercermin dalam tindakan, perbuatan dan perilaku dari bangsa
Indonesia.

Kedua tata laku tersebut mencerminkan identitas jati diri/kepribadian bangsa berdasarkan
kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan cinta terhadap bangsa dan tanah
air sehingga menimbulkan rasa nasionalisme yang tinggi dalam semua aspek kehidupan nasional.
4. Asas Wawasan Kebangsaan

Merupakan ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara dan diciptakan agar
terwujud demi tetap taat dan setianya komponen/unsur pembentuk bangsa
Indonesia(suku/golongan) terhadap kesepakatan (commitment) bersama. Asas wasantara terdiri
dari:

· Kepentingan/Tujuan yang sama

· Keadilan

· Kejujuran

· Solidaritas

· Kerjasama

· Kesetiaan terhadap kesepakatan

2.3 Hakekat Wawasan Kebangsaan

Keutuhan nusantara atau nasional, dalam pengertian cara pandang yang selalu utuh
menyeluruh dalam lingkup nusantara, demi kepentingan nasional serta memiliki rasa cinta tanah
air, menjunjung tinggi kesatuan dan persatuan, memiliki rasa kebersamaan sebagai bangsa untuk
membangun Indonesia menuju masa depan yang lebih baik tanpa harus kehilangan akar budaya
dan nilai-nilai dasar pancasila yang telah kita miliki.Berarti setiap warga bangsa dan aparatur
negara harus berfikir, bersikap dan bertindak secara utuh menyeluruh dalam lingkup dan demi
kepentingan bangsa termasuk produk-produk yang dihasilkan oleh lembaga negara.

2.4 Nilai dan Makna yang terkandung dalam wawasan kebangsaan

a. Nilai Wawasan Kebangsaan yang terwujud dalam persatuan dan kesatuan bangsa memiliki
enam dimensi yang bersifat mendasar dan fundamental, yaitu:

1. Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa.

2. Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merkeka, dan besatu;

3. Cinta akan tanah air dan bangsa;

4. Demokrasi atau kedaulatan rakyat

5. Kesetiakawanan sosial;
6. Masyarakat adil-makmur.

b. Wawasan Kebangsaan bagi bangsa Indonesia memiliki makna:

1. Wawasan kebangsaan mengamanatkan kepada seluruh bangsa agar menempatkan persatuan,


kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan;

2. Wawasan kebangsaan mengembangkan persatuan Indonesia sedemikian rupa sehingga asas


Bhinneka Tunggal Ika dipertahankan;

3. Wawasan kebangsaan tidak memberi tempat pada patriotisme yang licik;

4. Dengan wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh pandangan hidup Pancasila, bangsa
Indonesia telah berhasil merintis jalan menjalani misinya di tengah-c) Makna Wawasan
Kebangsaan Wawasan

5. NKRI yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur bertekad untuk mewujudkan bangsa
yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir batin, sejajar dengan bangsa lain yang sudah maju.

2.5 Keterkaitan antara Ke- Indonesiaan dan Wawasan Kebangsaan

Wawasan kebangsaan merupakan pedoman sebagai perwujudan dari rasa dan semangat
kebangsaan yang melahirkan bangsa Indonesia, wawasan kebangsaan juga membahas tentang
keindonesiaan dari segala aspek.

2.6 Geopolitik Indonesia ( Wawasan Kebangsaan )

Secara umum geopolitik adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri,
lingkungan, yang berwujud Negara kepulauan berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

Pentingnya geopolitik bagi Indonesia adalah untuk dapat mempertahankan Negara dan berperan
penting dalam pembinaan kerjasama dan penyelesaian konflik antarnegara yang mungkin
muncul dalam proses pencapaian tujuan.

- Kedudukan dan Fungsi Wawasan Nusantara

- Kedudukan Wawasan Nusantara

a. Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan ajaran yang
diyakini kebenaran oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam
upaya mencapai dan mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian, Wawasan
Nusantara menjadi landasan visional dalam menyelenggarakan kehidupan nasional.

b. Wawasan Nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari spesifikasinya sebagai
berikut :

1). Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dan dasar negara; berkedudukan sebagai landasan
idiil.

2). Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 sebagai landasan konstitusi negara; berkedudukan
sebagai landasan konstitusional.

3). Wawasan Nusantara sebagai visi nasional; berkedudukan sebagai landasan konsepsional

4). Ketahanan Nasional sebagai konsepsi nasional; berkedudukan sebagai landasan konsepsional.

5). GBHN sebagai politik dan strategi nasional atau sebagai kebijaksanaan dasar nasional;
berkedudukan sebagai landasan operasional.

 Fungsi Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu-rambu dalam
menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan, serta perbuatan bagi penyelenggara
negara di tingkat pusat dan daerah, maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara.

Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia

Pengertian Wawasan Nusantara

1. Menurut GBHN 1998, Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesatuan wilayah dalam meyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi TAP MPR, yang
dibuat Lemhannas tahun 1999, yaitu “cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri
dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehipan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.”

B. HakikatWawasan Nusantara.

Hakikat Wawasan Nusantara adalah:


Keutuhan Nusantara atau Nasional, dalam pengertian : Cara pandang yang utuh menyeluruh
dalam lingkup nusantara dan demi kepentingan nasional. Ini berarti, setiap warga dan aparat
negara, harus berpikir, bersikap dan bertindak secara utuh menyeluruh dalam lingkup dan demi
kepentingan bangsa dan negara Indonesia.

Kedudukan Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa. Wawasan nasional merupakan visi
bangsa yang bersangkutan dalam menuju masa depan. Visi bangsa Indonesia sesuai dengan
konsep Wawasan Nusantara adalah menjadi bangsa yang satu dengan wilayah yang satu dan
utuh pula.Kedudukan Wawasan Nusantara sebagai salah satu konsepsi ketatanegaran Republik
Indonesia.

Pengertian Geopolitik

Geopolitik berasal dari dua kata yaitu “geo” dan politik.“Geo” artinya bumi/planet bumi.
Menurut Preston E. James, geografi mempersoalkan tata ruang yaitu sistem dalam hal
menempati suatu ruang di permukaan bumi. Dengan demikian, geografi berkaitan dengan
interelasi antara manusia dengan lingkungan tempat hidupnya.Politik berarti kekuatan yang
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan dasar dalam menentukan alternatif kebijaksanaan
nasional untuk mewujudkan tujuan nasional.

Jadi, geopolitik dapat diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud
kebijaksanaan nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan yang titik
beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau territorial dalam arti luas) suatu
negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung kepada system politik
suatu negara.

1. Perkembangan Teori Geopolitik

Istilah geopolitik semula awalnya sebagai ilmu politik yang kemudian berkembang menjadi
pengetahuan tentang sesuatu yang berhubungan dengan konstelasi ciri khas negara yang berupa
bentuk, luas, letak, iklim, dan sumber daya alam suatu negara untuk membangun dan membina
negara.Para penyelenggara pemerintah nasional menyusun pembinaan politik nasional
berdasarkan kondisi dan situasi geomorfologi secara ilmiah berdasarkan cita-cita
bangsa.Kemudian teori Geopolitik berkembang menjadi konsepsi wawasan nasional bangsa.Oleh
karena itu, wawasan nasional bangsa selalu mengacu pada geopolitik.Denganw awasan nasional
suatu negara, dapat dipelajari kemana arah perkembangan suatu negara.

2. Beberapa Pandangan para pemikir Geopolitik

Pendapat para ahli mengenai teori geopolitik kontinental yaitu pertama dikemukakan oleh
Friedrich Ratzel bahwa teori ruang yang dalam konsepsinya dipengaruhi oleh ahli biologi
Charles Darwin. Dalam teorinya, bangsa yang berbudaya tinggi akan membutuhkan sumber daya
yang tinggi dan akhirnya mendesak wilayah bangsa yang “primitif”. Pendapat tersebut kemudian
dipertegas oleh Rudolf Kjellen dengan teori kekuatannya yang menyatakan bahwa negara adalah
satuan politik yang menyeluruh serta sebagai satuan biologis yang memiliki intelektual yang
mampu mengeksploitasi negara “primitif” agar negaranya mendapat swasembada.

Kemudian Karl Haushofer yang pernah menjadi atase militer di Jepang meramalkan bahwa
Jepang akan menjadi negara yang jaya didunia dimana untuk menjadi jaya suatu bangsa harus
mampu menguasai benua-benua di dunia. Ia berpendapat bahwa pada hakikatnya dunia terbagi
atas empat kawasan benua dan dipimpin oleh negara yang unggul. Teori ruang dan teori
kekuatan merupakan hasil penelitiannya yang dikenal dengan teori Pan Regional yaitu ruang
hidup yang “cukup”, swasembada, dan dunia dibagi menjadi empat Pan Region dimana tipa
region dipimpin oleh satu bangsa (nation) yang unggul.

Wawasan Geopolitik

a. Wawasan Benua

b. Wawasan Bahari

c. Wawasan Dirgantara

d. Wawasan Kombinasi

Teori-teori Geopolitik

Berasal dari kata geo = bumi, politik = kekuasaan. Secara harfiah berarti politik yang
dipengaruhi oleh kondisi dan konstelasi geografi.Maksudnya adalah pertimbangan-pertimbangan
dasar dalam menentukan alternatif kebijaksanaan nasional untuk mencapai tujuan nasional,
dipengaruhi geografi.

a) Pandangan ajaran Frederich Ratzal

Pada abad XIX, ia merumuskan pertama kali Ilmu Bumi Politik secara ilmiah. Istilah Geopolitik
pertama kali dikemukakan oleh Frederich Ratzal. Pokok-pokok ajarannya :

Pertumbuhan negara dapat dianalogikan dengan pertumbuhan organisme, yang melalui ruang
hidup.

• Negara identik dengan suatu ruang. Makin luas ruang makin memungkinkan kelompok politik
untuk berkembang.

• Berlakunya hukum alam : hanya bangsa yang unggul yang dapat bertahan hidup.

• Semakin tinggi budaya suatu bangsa, semakin besar kebutuhan akan dukungan sumber daya
alam. Untuk ini dibenarkan “hukum ekspansi”.Batas negara adalah bersifat sementara.
Paham Ratzel ini menimbulkan dua aliran : Titik berat kekuatan di darat dan di laut. Ia melihat
adanya persaingan antara kedua kekuatan ini. Maka timbulah pemikiran baru, yang merupakan
dasar-dasar suprastruktur geopolitik : kekuatan total suatu negara harus mampu mewadahi
pertumbuhan kondisi dan kedudukan geografinya.

b) Pandangan ajaran Rudolf Kjellen

Menurutnya negara adalah suatu organisme.Esensi ajarannya :

Negara merupakan satuan biologis, suatu organisme hidup yang memiliki intelektual. Untuk
mencapai tujuannya diperlukan ruang hidup yang luas.

• Negara merupakan suatu sistem politik/pemerintahan yang meliputi bidang-bidang : geopolitik,


ekonomi politik, demo politik, dan krato politik (politik pemerintahan)

• Negara harus mampu berswasembada.

Kekuatan imperium kontinental dapat mengontrol kekuasaan di laut.

c) Pandangan Ajaran Karl Haushofer

Pandangannya berkembang di Jerman ketika negara berada di bawah kekuasaan Adolf Hitler
(Nazi), juga berkembang di Jepang dalam ajaran Hako Ichiu. Pokok-pokok ajarannya:

Kekuasaan imperium daratan yang kompak akan mengalahkan kekuatan imperium maritim.

• Beberapa negara besar di dunia akan timbul, dan akan mengusi Eropa, Asia, Afrika, dan Asia
Barat : yaitu Jerman dan Italia, serta Jepang di Asia Timur Raya.

• Geopolitik adalah doktrin negara yang menitikberatkan soal-soal strategi perbatasan. Ruang
hidup bangsa dan tekanan-tekanan kekuasaan dan sosial yang rasial mengharuskan pembagian
baru kekayaan alam di dunia.Geopolitik adalah landasan bagi tindakan politik dalam perjuangan
mendapatkan ruang hidup.

Pokok-pokok teori Karl Haushofer pada dasarnya menganut teori Rudolf Kjellen dan bersifat
ekspansif.

d) Pandangan ajaran Sir Halford Mackinder

Ajarannya ialah Wawasan Benua (Kekuatan Darat). Ia mengatakan : Barang siapa yang dapat
menguasai “Daerah Jantung” (Eropa, Asia/Erasia, ia akan dapat menguasai “Pulau Dunia”
(Eropa, Asia, Afrika); serta barang siapa yang dapat menguasai pulau dunia akhirnya dapat
menguasai dunia.

e) Pandangan ajaran Sir Walter Raleigh dan Alfred Thayer Mahan


Gagasan mereka adalah “Wawasan Bahari” (kekuatan di lautan) yang menyatakan : Barang siapa
yang menguasai lautan akan menguasai “perdagangan”, serta barang siapa yang menguasai
perdagangan akan menguasai “kekayaan dunia” sehingga akhirnya menguasai dunia.

f) Pandangan ajaran W.Mitchel, A.Saversky, Giulio Douhet, dan John Frederick Charles Fuller

Menurut mereka, kekuatan di udara justru yang paling menentukan.Gagasan mereka adalah
“Wawasan Dirgantara”.Kekuatan udara mempunyai daya tangkis serta dapat melumpuhkan
kekuatan lawan di kandangnya sendiri.

g) Pandangan ajaran Nicholas J. Spykman

Ajaran ini menghasilkan teori daerah batas (rimland), yaitu teori “Wawasan Kombinasi” yang
menggabungkan kekuatan darat, laut, dan udara yangdisesuaikan dengan keperluan dan kondisi
suatu negara.

Teori Kekuasaan dan Geopolitik Indonesia

Ajaran Wawasan Nasional Indonesia dikembangkan berdasarkan teori wawasan nasional secara
universal.Wawasan tersebut dibentuk dan dijiwai oleh Paham Kekuasaan bangsa Indonesia dan
Geopolitik Indonesia.

a) Paham Kekuasaan bangsa Indonesia

Menganut paham tentang “perang dan damai” yaitu : “Bangsa Indonesia cinta damai, tetapi lebih
cinta kemerdekaan dan kedaulatannya”. Artinya bahwa hidup di antara sesama warga bangsa dan
bersama bangsa lain di dunia merupakan kondisi yang terus menerus perlu diupayakan.
Sedangkan penggunaan kekuatan nasional dalam wujud perang hanyalah digunakan untuk
mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan, martabat bangsa dan integritas nasional, serta
sedapat mungkin diusahakan agar wilayah nasional tidak menjadi ajang perang.Konsekuensinya,
bangsa Indonesia harus merencanakan, mempersiapkan, dan mendayagunakan sumber daya
nasional secara tepat dan terus menerus sesuai dengan perkembangan zaman.

b) Geopolitik Indonesia

Pemahaman tentang negara Indonesia menganut paham negara kepulauan, yaitu paham yang
dikembangkan dari asas archipelago yang memang berbeda dengan pemahaman archipelago di
negara-negara Barat pada umumnya.Menurut paham Barat, laut berperan sebagai ‘pemisah”
pulau.Sedangkan menurut paham Indonesia laut adalah “penghubung” sehingga wilayah negara
menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai “Tanah Air” dan disebut “Negara Kepulauan”.
Dasar Pemikiran Wawasan Nasional Indonesia

Wawasan Nasional Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman kekuasaan bangsa Indonesia
yang berdasarkan falsafah pancasila dan oleh pandangan geopolitik Indonesia yang berdasarkan
pemikiran kewilayahan dan kehidupan bangsa Indonesia.Karena dasar pemikiran wawasan
nasional Indonesia terdiri atas dasar pemikiran berdasarkan filsafat, kewilayahan, sosial budaya,
dan kesejarahan.

Kesimpulan :

Geopolitik adalah pertimbangan dasar dalam penyelenggaraan negara berdasarkan letak


geografisnya. Untuk memenangkan suatu perlombaan, kita harus memahami medan sehingga
mengetahui strategi terbaik apa yang harus digunakan dalam perlombaan tersebut. Sama halnya
dengan negara, suatu negara membutuhkan geopolitik untuk menentukan pembinaan politik
nasional berdasarkan kondisi dan situasi geografis dalam mencapai tujuan negara
tersebut.Indonesia sebagai negara kepulauan dan bangsa yang majemuk memiliki geopolitik
tersendiri, yaitu wawasan nusantara.

Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia terhadap lingkungannya, Bangsa
Indonesia memandang wawasan nusantara sebagai visi dan perwujudan kebhinekaan
(keberagaman) yang ada di Indonesia. Hakikat dari wawasan nusantara ini adalah menyatukan
perbedaan dan batasan wilayah di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke sehingga
terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang bersatu dan utuh dalam
mencapai tujuan nasional Indonesia
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Indonesia menurut David Steinberg, adalah suatu ciptaan baru-produk loncatan imajinasi
yang besar dan tidak mudah, dengan cita-cita, dan mencakupi medan kerja yang luas dalam arti
geografis dan setumpuk persoalan : ekonomi, politik, sosial, dan hukum yang harus diselesaikan.

2. Sifat atau watak bangsa Indonesia sama sekali tidak ada kaitannya dengan sifat atau watak
nenek moyang kita. Baik mereka yang hidup di zaman Majapahit atau yang lebih jauh lagi para
ksatria Sriwijaya yang hidup diantara laras harmoni gending Sriwijaya.

3. Kata wawasan berasal dari bahasa Jawa yaitu mawas yang artinya melihat atau memandang,
jadi kata wawasan dapat diartikan cara pandang atau cara melihat

4. Wawasan Kebangsaan adalah konsep politik bangsa Indonesia yang memandang Indonesia
sebagai satu kesatuan wilayah, meliputi tanah (darat), air (laut) termasuk dasar laut dan tanah di
bawahnya dan udara di atasnya secara tidak terpisahkan,

5. keutuhan nusantara/nasional, dalam pengertian cara pandang yang selalu utuh menyeluruh
dalam lingkup nusantara, demi kepentingan nasional serta memiliki rasa cinta tanah air,
menjunjung tinggi kesatuan dan persatuan, memiliki rasa kebersamaan sebagai bangsa untuk
membangun Indonesia menuju masa depan yang lebih baik

Nilai Wawasan Kebangsaan yang terwujud dalam persatuan dan kesatuan bangsa memiliki enam
dimensi yang bersifat mendasar dan fundamental :

1. Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa;

2. Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merkeka, dan besatu

3. Cinta akan tanah air dan bangsa;

4. Demokrasi atau kedaulatan rakyat;

5. Kesetiakawanan sosial;

6. Masyarakat adil-makmur
Daftar Pustaka

· https://jamsblogs.wordpress.com/2013/02/13/analisis-keindonesiaan-tentang-wawasan-
kebangsaan-sebagai-landasan-penggerak-kebangkitan-bangsa

· · http://demokrasipancasilaindonesia.blogspot.co.id/2015/03/wawasan-kebangsaan-
pengertian-makna.html

Anda mungkin juga menyukai