Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

WAWASAN NUSANTARA DALAM KONTEKS PERGAULAN DUNIA

Disusun dan dibuat untuk memenuhi tugas Bapak Sholikul Hadi SH., M.H selaku Dosen Mata
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Tahun Pelajaran 2021/2022

Disusun Oleh Kelompok 5 :


Qori Yasinta 210803104062 (Ketua)
Aurelia Trismayanti 210810101133 (Sekretaris)
Linda Mariska 210810101129 (Anggota)
Muhammad Thoriq Fiantoko 210810102059 (Anggota)
Moh. Dafa Rachmadani 210810201051 (Anggota)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Selain itu, Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan
menambah wawasan tentang Pentingnya Wawasan Nusantara bagi para pembaca dan juga bagi
penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sholikul Hadi SH., M.H selaku Dosen
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
anggota kelompok dan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Penulis
sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Sabtu, 16 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................1

KATA PENGANTAR......................................................................................................2

DAFTAR ISI.....................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang.............................................................................................................4


1.3 Rumusan Masalah........................................................................................................4
1.4 Tujuan..........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep dan urgensi wawasan nusantara…..................................................................5
2.2 Menggali sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Wawasan Nusantsara......5-7
2.3 Pentingnya wawasan nusantara....................................................................................7-8
2.4 Dinamika dan tantangan Wawasan Nusantara…….....................................................9-10
2.1 Esensi dan urgensi Wawasan Nusantara………………..............................................10-12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................13-14
3.2 Kritik dan saran ...........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................15

LAMPIRAN........................................................................................................................16
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pada pembahasan ini wawasan nusantara merupakan wawasan nasional (national outlook)
bangsa Indonesia yang selanjutnya dapat disingkat dalam bentuk wasantara. Wawasan
nasional merupakan cara pandang bangsa terhadap diri dan lingkungan tempat hidup bangsa
yang bersangkutan. Cara bangsa memandang diri dan lingkungannya tersebut sangat
mempengaruhi keberlangsungan dan keberhasilan bangsa itu menuju tujuannya. Bagi bangsa
Indonesia, wawasan nusantara telah menjadi cara pandang sekaligus konsepsi berbangsa dan
bernegara. Wawasan Nusantara menjadi landasan visional bangsa Indonesia. Konsepsi
wawasan nusantara, sejak dicetusakan melalui deklarasi djuanda tahun 1957 sampai sekarang
mengalami dinamika yang terus tubuh dalam praktek kebidupan bangsa.

1.2 Rumusan masalah

1.2.1 Bagaimana konsep dan urgensi Wawasan Nusantara

1.2.2 Apa pentingnya Wawasan Nusantara

1.3 Tujuan

1.3.1 Agar mahasiswa memahami konsep dan urgensi Wawasan Nusantara

1.3.2 Agar mahasiswa memahami pentingnya Wawasan Nusantara


BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep dan Urgensi Wawasan Nusantara


Pada dasarnya wawasan nusantara merupakan wawasan nasional untuk bangsa
Indonesia. Tetapi dengan adanya hal ini timbul pertanyaan apa arti wawasan nusantara dan
apa pentingnya kehidupan berbangsa dan bernegara. Wawasan Nusantara bisa kita bedakan
dalam dua pengertian, yaitu dalam arti etimologis dan dalam terminologi. Pengertian secara
etimologi, kata wawasan nusantara berasal dari dua kata swawasan dan nusantara. Wawasan
dari kata wawas (bahasa jawa) yang artinya pandangan. Sementara kata “nusantara”
merupakan gabungan kata nusa yang artinya pulau atau kepulauan. sedangkan dalam bahasa
latin kata lusa berasal dari kata naesos yang artinya semenanjung, bahkan suatu bangsa.
Kata kedua yaitu “antara” memiliki pandangan dalam bahasa latin, ini dan terayang
berarti antara atau dalam suatu kelompok “antara” juga mempunyai makna yang sama dengan
kata inter dalam bahasa inggris yang berarti (antara) dan relasi. Sedangkan dalam bahsa
sanskerta. Kata “antara” dapat diartikan sebagai laut Ada pendapat lain yang menyatakan nusa
berarti pulau. Dan antaranya berarti diapit atau berada ditengah-tengah. Nusantara berarti
gugusan pulau yang diapit atau berada ditengah-tengah antara benua dan dua samudra
(pasha,2008) tersebut dikemukakan. Pengertian terminologis adalah pengertian istilah
menurut para ahli atau tokoh dan lembaga yang mengkaji konsep tersebut.

2.2 Menggali Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Wawasan Nusantara

Didalam wawasan nusantara terdapat berbagai sumber diantaranya sumber historis


(sejarah), sosiologis, dan politis terkait dengan munculnya konsep wawasan nusantara.
Sumber-sumber tersebut merupakan sumber yang melatar belakangi berkembangnya
wawasan nusantara.

1. Latar Belakang Historis Wawasan Nusantara


Yang melatar belakangi Lahirnya konsepsi wawasan nusantara bermula dari
perdana menteri Ir. H. Djuanda Kartawidjaja yang terjadi pada tanggal 13 desember
1957 telah mengeluarkan deklarasi yang dikenal sebagai deklarasi Djuanda, isi
deklarasi tersebut sebagai berikut: "Bahwa segala perairan di sekitar, di antara dan
yang menghubungkan pulaupulau yang termasuk Negara Indonesia dengan tidak
memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian yang wajar daripada wilayah
daratan Negara Indonesia dan dengan demikian bagian daripada perairan pedalaman
atau nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak Negara Indonesia. Lalu lintas
yang damai di perairan pedalaman ini bagi kapal-kapal asing dijamin selama dan
sekedar tidak bertentangan dengan/mengganggu kedaulatan dan keselamatan Negara
Indonesia. Penentuan batas landas lautan teritorial (yang lebarnya 12 mil) diukur dari
garis yang menghubungkan titik-titik ujung yang terluar pada pulaupulau Negara
Indonesia. Ketentuan-ketentuan tersebut di atas akan diatur selekaslekasnya dengan
Undang-Undang.” Dengan garis tutorial yang baru ini wilayah Indonesia menjadi satu
kesatuan wilayah. Setelah keluarnya deklarasi Djuanda 1957 dibentuklah undang-
undang No. 4 Perpu Tahun 1960 tentang perairan Indonesia. Tidak hanya melalui
peraturan perundang-undang, bangsa Indonesia juga memperjuangkan konsepsi
wawasan nusantara berdasarkan deklarasi Djuanda ini ke forum international agar
dapat pengakuan bangsa lain atau masyarakat internasional.

2. Latar Belakang Sosiologis Wawasan Nusantara


Berdasarkan sejarah, wawasan nusantara berawal dari wawasan kewilayahan. Pada
deklarasi Djuanda menjelaskan tentang bagaimana upaya agar dapat mewujudkan
wilayah Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah, tidak hanya terpisah-pisah sebagai
konsepsi kewilayahan, bangsa Indonesia juga memandang wilayah sebagai satu
kesatuan. Seiring terjadinya perkembangan, konsepsi wawasan nusantara juga
mencakup pandangan akan satu kesatuan politik, ekonomi, social budaya, dan
pertahanan keamanan, termasuk persatuan sebagai satu bangsa.

Dalam GBHN telah dikatakan bahwa wawasan nusantara adalah cara pandang
bangsa Indonesia untuk mengenal diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Konsep wawasan nusantara juga
dilatar belakangi oleh kondisi sosiologis masyarakat Indonesia.

Bangsa Indonesia telah merdeka pada tahun 1945 dengan dilandasi semangat
kebangsaan dan rasa persatuan satu bangsa. Wilayah negara Indonesia merdeka pada
tahun 1945 masih menggunakan peraturan lama yaitu Ordonansi pada tahun 1939, di
mana lebar laut teritorial Indonesia adalah 3 mil tiap pulau. Akibatnya, wilayah
Indonesia masih terpecah dan dipisahkan oleh lautan bebas. Oleh karena itu, perlu
diupayakan bagaimana agar terjadi satu kesatuan wilayah untuk mendukung semangat
kebangsaan ini. Salah satunya dengan konsep wawasan nusantara yang diawali dengan
keluarnya Deklarasi Djuanda 1957. Dengan demikian Wawasan Nusantara tidak hanya
wawasan kewilayahan tetapi juga berkembang sebagai wawasan kebangsaan.

3. Latar Belakang Politis Wawasan Nusantara


Berdasarkan latar belakang historis dan latar belakang sosiologis Indonesia telah
dinyatakan bahwa, betapa perlunya wawasan nusantara bagi bangsa Indonesia. Untuk
selanjutnya yaitu secara politis, bagaimana agar wilayah yang utuh dan bangsa yang
bersatu ini dapat berkembang, lestari, dan bertahan secara terus menerus. Kepentingan
nasional juga merupakan dari cita-cita nasional, tujuan nasional, maupun visi nasional.
Cita-cita nasional bangsa Indonesia adalah untuk mewujudkan negara Indonesia, yang
merdeka, bersatu berdaulat, adil dan makmur sedangkan tujuan nasional Indonesia
adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Visi
nasional adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu,
demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri, serta baik dan bersih dalam
penyelenggaraan negara.

Wawasan nusantara pada dasarnya adalah pandangan geopolitik bangsa Indonesia.


Geopolitik berasal dari bahasa Yunani, dari kata geo dan politik. “Geo” berarti bumi
dan “Politik” politeia, yang memiliki arti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri
(negara) dan teia yang berarti urusan. Sementara dalam bahasa Inggris, politics adalah
suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai
cita-cita atau tujuan tertentu. Tindakan, cara dan perilaku masyarakat dipengaruhi oleh
kondisi geografi tempat masyarakat hidup. Selain itu geopolitik juga dipandang
sebagai studi atau ilmu. Geopolitik secara tradisional diartikan sebagai studi tentang
"pengaruh faktor geografis pada tindakan politik”. Geopolitik juga dimaknai sebagai
ilmu penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah-
masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa. Geopolitik adalah ilmu
yang mempelajari tentang hubungan antara faktor–faktor geografi, strategi dan politik
suatu negara.

2.3 Pentingnya Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara memiliki arti yang sangat penting bagi bangsa Indonesia yakni
mempertahankan keutuhan dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dengan
memperhatikan seluruh aspek baik di bidang politik maupun sosial ekonomi,
mempertahankan identitas sebagai bagian dari sebuah negara serta menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa agar bangsa Indonesia terhindar dari kehancuran.

Wawasan nusantara berkedudukan sebagaii visi bangsa. Pentingnya wawasan


nusantara adalah memberi pemahaman, kesadaran, dan sikap positif kita terhadap kondisi
serta keanekaragaman dan kenusantaraan Indonesia. Bahwa Indonesia yang beragam dan
berciri nusantara merupakan serpihan-serpihan yang saling terpisah, namun tetap
dipandang sebagai satu kesatuan saling berhubungan. Wawasan nusantara merupakan
pencerminan dari sila ke-III Pancasila yakni Persatuan Indonesia.

Dengan wawasan nusantara, kita memiliki pandangan bahwa wilayah Indonesia


dengan segala isinya dan kehidupannya merupakan satu kesatuan yang meliputi

1. Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaanya serta satu
ideology dan identitas nasional.
2. Satu kesatuan social-budaya, dalam arti satu perwujudan mmasyarakat Indonesia atas
dasar “Bhinneka Tunggal Ika”, satu tertib sosial dan satu tertib hukum.
3. Satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha bersama dan asas
kekeluargaan dalam satu system ekonomi kerakyatan.
4. Suatu kesatuan pertahanan dan keamanan dalam satu system terpadu, yaitu system
pertahanan keamanan rakyat semesta.

Tujuan wawasan nusantara tidak lain adalah untuk membangkitkan dan


menumbuhkan jiwa-jiwa cinta tanah air rakyat Indonesia. Tujuan wawasan nusantara
adalah mewujudkan nasionalisme tinggi dari segala aspek kehidupan rakyat Indonesia
yang mengutamakan kepentingan nasional dari pada kepentingan tersebut tetap dihargai
agar tidak bertentangan dari kepentingan nasional.

Fungsi wawasan nusantara untuk mendorong, memotivasi serta membina


persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia agar semua kebijakan dapat terselenggara dengan
baik. Waawasan nusantara berfungsi sbagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-
rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi
penyelenggaraan negara di pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam
kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.

2.4 Dinamika dan Tantangan Wawasan Nusantara

Luas wilayah Indonesia tentu memberikan tantangan bagi bangsa Indonesia untuk
mengelolanya. Hal ini dikarenalan luas wilayah memunculkan potensi ancaman dan
sebaliknya memiliki potensi keunggulan dan kemanfaatan. Wawasan nusantara telah
menjadi landasan visiponal bagi bangsa Indonesia dengan tujuan untuk memperkokoh
kesatuan wilayah dan persatuan bangsa akan terus meneruis dilakukan. Hal ini dikarenakan
visi tersebut dihadapkan pada dinamika kehidupan yang selalu berkembang dan tantangan
yang berbeda sesuaidengan perubahan zaman dan nilai sosial. Dinamika yang berkembang
itu misalnya, jika pada masa lalu penguasaan wilayah dilakukan dengan pendudukan
militer maka sekarang ini lebih ditekankan pada upaya perlindungan pelestarian diwilayah
tersebut. Tantangan yang berubah, misalnya adanya perubahan dari kejahatan
konvensional menjadi kejahatan didunia maya.

Menyadari bahwa faktor utama yang mendorong terjadinya proses perubahan


adalah nilai-nilai kehidupan baru yang di bawa oleh negara maju dengan kekuatan
penetrasi global. Dalam dunia ini, yang abadi dan kekal itu adalah perubahan. Berkaitan
dengan wawasan nusantara yang sarat dengan nilai-nilai budaya bangsa dan dibentuk
dalam proses bentuk panjang sejarah perjuangan bangsa. Tantangan juga menjadi suatu
hal yang tidak bisa kita hindarkan, hal ini meliputi

1. Pemberdayaan Masyarakat
Kondisi nasional pembangunann nasional secara menyeluruh belum merata, sehingga
ada beberapa daerah yang tertinggal pembangunnanya sehingga menimbulkan
keterbelakangan aspek kehidupan. Kondisi tersebut menimbulkan kemiskinan dan
kesenjangan social di masyarakat. Dikaitkan dengan pemberdayaan masyarakat, perlu
adanya prioritas utama pembangunan daerah tertinggal agar masyarakat dapat berperan
dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan diseluruh aspek kehidupan, yang
pelaksanaanya diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia ( UU RI) Nomor 22
Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.
2. Dunia Tanpa Batas
Perkembangan IPTEK (ilmu pengetahuan dan Teknologi) SDM Indonesia dibidang
IPTEK merupakan tantangan serius, mengingat penguasaan IPTEK merupakan nialai
tambah untuk berdaya saing di percaturan global. Dunia menjadi transparan tanpa
mengenal batas negara. Kondisi yang demikian berdampak apada seluruh aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dan dapat mempengaruhi pola
pikir, pola sikap, dan pola tindak seluruh masyarakat Indonesia.
3. Era Baru Kapitalisme
Lester Thurow didalam bukunya The Future of Capitalism, ia menegaskan bahwa
untuk dapaat bertahan dalam era baru kapitalisme, kita harus membuat stratyegi baru,
yaitu keseimbangan antara paham individualis dan paham sosialis. Strategi baru yang
ditegaskan oleh Lester Thurow pada dasarnya amanattelah tertuang dalam nilai-nilai
falsafah bangsa Indonesia yaitu Pancasila yang mengamanatkan kehidupan yang
serasi, selaras, dan seimbang antara individu, masyarakat, bangsa, serta semesta dan
penciptannya.
4. Kesadaran Warga Negara
Pandangan bangsa Inonesia tentang hak dan kewajiban. Manusia Indonesia, sebagai
warga negara maupun sebagai warga masyarakat, mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama. Hak dan kewajiban dapat dibedakan namun tidak dapat
dipisahkan karena merupakan satu kesatuan.
2.5 Esensi dan Urgensi konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa-Negara

Sebagaimana telah di kemukakan di muka, esensi atau hakikat dari wawasan


nusantara adalah “kesatuan wilayah dan persatuan bangsa” Indonseia. Mengapa perlu
kesatuan wilayah? Mengapa perlu persatuan bangsa? Sebelumnya anda telah mengkaji
bahwa sejarah munculnya wawasan nusantara adalah kebutuhan akan kesatuan atau
keutuhan wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Wilayah itu
harus merupakan satu kesatuan tidak lagi terpisah-pisah oleh adanya lautan bebas.
Sebelumnya kita ketahuai bahwa wilayah Indonesia itu terpecah-pecah sebagai akibat dari
aturan hukum kolonial Belanda yakni Ordonomi 1939. Baru setelah adanya Deklarasi
Djuanda tanggal 13 Desember 1957, wilayah Indonesia barulah merupakan satu kesatuan
dimana laut tidak lagi merupakan pemisah tetapi sebagai penghubung.
Wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan memiliki keunikan antara lain :
a) Bercirikan negara kepulauan (Archipelago State) dengan jumlah 17.508 pulau
b) Luas wilayah 5.192 juta km2 dengan perincian daratan seluas 2.027 juta km2
dan laut seluas 3.166 juta km2. Negara kita terdiri 2/3 lautan/perairan.
c) Jarak utara selatan 1.888 km dan jarak timur barat 5.110 km
d) Terletak diantara dua benua dan dua samudra (posisi silang)
e) Terletak pada garis katulistiwa
f) Berada pada iklim tropis dengan dua musim
g) Menjadi pertemuan dua jalur pergunungan yaitu Mediterania dan Sirkum Pasifik
h) Berada pada 60 LU- 110 LS dan 950 BT – 1410 BT
i) Wilayah yang subur dan habittable (dapat dihuni)
j) Kaya akan flora, fauna, dan sumberdaya alam.
Wawasan nusantara yang pada awalnya sebagai konsepsi kewilayahan berkembang
menjadi konsepsi kebangsaan. Artinya wawasan nusantara tidak hanya berpandangan
keutuhan wilayah, tetapi juga persatuan bangsa. Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa
yang heterogen. Heterogenitas bangsa ditandai dengan keragaman suku, agama, ras, dan
kebudayaan. Bangsa yang heterogen dan beragam ini juga harus mampu bersatu. Cobalah
anda kemukakan mengapa bangsa Indonesia yang beragam ini harus kita pandang sebagai
satu kesatuan?

Bangsa Indonesua sebagai kesatuan juga memiliki keunikan yakni:

1. Memiliki keragaman suku, yakni sekitar 1.128 suku bangsa (Data BPS, 2010)
2. Memiliki jumlah pendudukan besar, sekitar 242 juta (Bank Dunia, 2011)
3. Memiliki keragaman ras
4. Memiliki kergaman agama
5. Memilliki keragaman kebudayaan, sebagai konsekuensi dari keragman suku
bangsa.

Konsep Wawasan Nusantara menciptakan pandangan bahwa Indonesia sebagai satu


kesatuan wilayah merupakan satu kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi serta
pertahanan dan keamanan atau dengan kata lain perwujudan wawasan nusantara sebagai
satu kesatuan politik sosial budaya, ekonomi dan pertahanan dan keamanan. Pandangan
demikian penting sebagai landasan visional bangsa Indonesia terutama dalam
melaksanakan pembangunan.

1. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik Memiliki makna :

a) Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan
satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan matra seluruh bangsa serta
menjadi modal dan miliki bersama bangsa.
b) Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam
berbagai bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagai agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa
yang bulat dalam arti yang seluas luasnya.
c) Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib,
sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai tekad dalam mencapai
cita-cita bangsa.
d) Bahwa pancasila adalah satu-staunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara yang
melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa.
e) Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusatara merupakan satu kesatuan
politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
f) Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan sistem hukum dalam
arti bahwa hanya ada satu hukun nasional yang mengabdi kepada kepentingan
nasional.
g) Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan bangsa lain ikut
menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial melalui politik luar negeri bebas aktif serta diabdikan pada
kepentingan nasional.

2. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi


Memiliki makna:
a) Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal
dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia
merata di seluruh wilayah tanah air.
b) Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah,
tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam pengembangan
kehidupan ekonominya.
c) Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan
ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan dan
ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.
3.Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya
Memiliki makna:
a) Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus merupakan
kehidupan bangsa yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat
yang sama, merata dan seimbang, serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai
dengan tingkat kemajuan bangsa.
b) Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak ragam
budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal
dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya, dengan tidak menolak
nilai–nilai budaya lain yang tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa, yang
hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh bangsa.
4. Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Pertahanan dan keamanan
Memiliki makna:
a) Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakekatnya merupakan
ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
b) Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam
rangka pembelaan negara dan bangsa.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Wawasan nusantara bermula dari wawasan kewilayahan dengan dicetuskannya
Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957. Inti dari deklarasi itu adalah segala perairan
di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulau-pulau yang termasuk Negara
Indonesia dengantidak memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian yang wajar
daripada wilayah daratan Negara Indonesia. Dengan demikian, bagian dari perairan
pedalaman atau nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak milik Negara Indonesia.
Keluarnya Deklarasi Djuanda 1957 membuat wilayah Indonesia sebagai satu
kesatuan wilayah. Laut bukan lagi pemisah pulau, tetapi laut sebagai penghubung pulau-
pulau Indonesia. Melalui perjuangan di forum internasional, Indonesia akhirnya diterima
sebagai Negara kepulauan (Archipelago state) berdasarkan hasil keputusan Konvensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) tahun1982.
Pertambahan luas wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan memberikan potensi
keunggulan (positif) yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan. Namun
demikian juga mengundang potensi negatif yang bisa mengancam keutuhan bangsa dan
wilayah.
Wawasan nusantara sebagai konsepsi kewilayahan selanjutnya dikembangkan
sebagai konsepsi politik kenegaraan sebagai cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri
dan lingkungan tempat tinggalnya sebagai satu kesatuan wilayah dan persatuan bangsa.
Esensi dari wawasan nusantara adalah kesatuan atau keutuhan wilayah dan
persatuan bangsa, mencakup di dalamnya pandangan akan satu kesatuan politik, ekonomi,
sosial budaya, dan pertahanankeamanan. Wawasan nusantara merupakan perwujudan dari
sila III Pancasila yakni Persatuan Indonesia
Rumusan wawasan nusantara termuat pada naskah GBHN 1973 sampai 1998 dan
dalam Pasal 25 A UUD NRI 1945. Menurut pasal 25 A UUD NRI 1945, Indonesia
dijelaskan dari apek kewilayahannya, merupakan sebuah negara kepulauan (Archipelago
State) yang berciri nusantara.
Berdasar Pasal 25 A UUD NRI 1945 ini pula, bangsa Indonesia menunjukkan
komitmennya untuk mengakui pentingnya wilayah sebagai salah satu unsur negara
sekaligus ruang hidup (lebensraum) bagi bangsa Indonesia yang telah menegara.
Ketentuan ini juga mengukuhkan kedaulatan wilayah NKRI di tengah potensi perubahan
batas geografis sebuah negara akibat gerakan separatism

3.2 Kritik dan saran


Demikianlah pokok bahasan contoh makalah ini yang dapat kami paparkan,besar
harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan
pengetahuan dan referensi,penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat
disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Udin Sarifdin, dkk. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Kewarganegaraan.
Jakarta: Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Ismail, dkk. 2020. Pendidikan Kewarganegaraan Konsep Dasar Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara di Indonesia. Pasuruan: Qiara Media

https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/mkwu/9-PendidikanKewarganegaraan.pdf
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai