Disusun dan dibuat untuk memenuhi tugas Bapak Sholikul Hadi SH., M.H selaku Dosen Mata
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Tahun Pelajaran 2021/2022
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Selain itu, Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan
menambah wawasan tentang Pentingnya Wawasan Nusantara bagi para pembaca dan juga bagi
penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sholikul Hadi SH., M.H selaku Dosen
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
anggota kelompok dan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Penulis
sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................1
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................13-14
3.2 Kritik dan saran ...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................15
LAMPIRAN........................................................................................................................16
BAB I PENDAHULUAN
Pada pembahasan ini wawasan nusantara merupakan wawasan nasional (national outlook)
bangsa Indonesia yang selanjutnya dapat disingkat dalam bentuk wasantara. Wawasan
nasional merupakan cara pandang bangsa terhadap diri dan lingkungan tempat hidup bangsa
yang bersangkutan. Cara bangsa memandang diri dan lingkungannya tersebut sangat
mempengaruhi keberlangsungan dan keberhasilan bangsa itu menuju tujuannya. Bagi bangsa
Indonesia, wawasan nusantara telah menjadi cara pandang sekaligus konsepsi berbangsa dan
bernegara. Wawasan Nusantara menjadi landasan visional bangsa Indonesia. Konsepsi
wawasan nusantara, sejak dicetusakan melalui deklarasi djuanda tahun 1957 sampai sekarang
mengalami dinamika yang terus tubuh dalam praktek kebidupan bangsa.
1.3 Tujuan
2.2 Menggali Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Wawasan Nusantara
Dalam GBHN telah dikatakan bahwa wawasan nusantara adalah cara pandang
bangsa Indonesia untuk mengenal diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Konsep wawasan nusantara juga
dilatar belakangi oleh kondisi sosiologis masyarakat Indonesia.
Bangsa Indonesia telah merdeka pada tahun 1945 dengan dilandasi semangat
kebangsaan dan rasa persatuan satu bangsa. Wilayah negara Indonesia merdeka pada
tahun 1945 masih menggunakan peraturan lama yaitu Ordonansi pada tahun 1939, di
mana lebar laut teritorial Indonesia adalah 3 mil tiap pulau. Akibatnya, wilayah
Indonesia masih terpecah dan dipisahkan oleh lautan bebas. Oleh karena itu, perlu
diupayakan bagaimana agar terjadi satu kesatuan wilayah untuk mendukung semangat
kebangsaan ini. Salah satunya dengan konsep wawasan nusantara yang diawali dengan
keluarnya Deklarasi Djuanda 1957. Dengan demikian Wawasan Nusantara tidak hanya
wawasan kewilayahan tetapi juga berkembang sebagai wawasan kebangsaan.
Wawasan nusantara memiliki arti yang sangat penting bagi bangsa Indonesia yakni
mempertahankan keutuhan dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dengan
memperhatikan seluruh aspek baik di bidang politik maupun sosial ekonomi,
mempertahankan identitas sebagai bagian dari sebuah negara serta menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa agar bangsa Indonesia terhindar dari kehancuran.
1. Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaanya serta satu
ideology dan identitas nasional.
2. Satu kesatuan social-budaya, dalam arti satu perwujudan mmasyarakat Indonesia atas
dasar “Bhinneka Tunggal Ika”, satu tertib sosial dan satu tertib hukum.
3. Satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha bersama dan asas
kekeluargaan dalam satu system ekonomi kerakyatan.
4. Suatu kesatuan pertahanan dan keamanan dalam satu system terpadu, yaitu system
pertahanan keamanan rakyat semesta.
Luas wilayah Indonesia tentu memberikan tantangan bagi bangsa Indonesia untuk
mengelolanya. Hal ini dikarenalan luas wilayah memunculkan potensi ancaman dan
sebaliknya memiliki potensi keunggulan dan kemanfaatan. Wawasan nusantara telah
menjadi landasan visiponal bagi bangsa Indonesia dengan tujuan untuk memperkokoh
kesatuan wilayah dan persatuan bangsa akan terus meneruis dilakukan. Hal ini dikarenakan
visi tersebut dihadapkan pada dinamika kehidupan yang selalu berkembang dan tantangan
yang berbeda sesuaidengan perubahan zaman dan nilai sosial. Dinamika yang berkembang
itu misalnya, jika pada masa lalu penguasaan wilayah dilakukan dengan pendudukan
militer maka sekarang ini lebih ditekankan pada upaya perlindungan pelestarian diwilayah
tersebut. Tantangan yang berubah, misalnya adanya perubahan dari kejahatan
konvensional menjadi kejahatan didunia maya.
1. Pemberdayaan Masyarakat
Kondisi nasional pembangunann nasional secara menyeluruh belum merata, sehingga
ada beberapa daerah yang tertinggal pembangunnanya sehingga menimbulkan
keterbelakangan aspek kehidupan. Kondisi tersebut menimbulkan kemiskinan dan
kesenjangan social di masyarakat. Dikaitkan dengan pemberdayaan masyarakat, perlu
adanya prioritas utama pembangunan daerah tertinggal agar masyarakat dapat berperan
dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan diseluruh aspek kehidupan, yang
pelaksanaanya diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia ( UU RI) Nomor 22
Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.
2. Dunia Tanpa Batas
Perkembangan IPTEK (ilmu pengetahuan dan Teknologi) SDM Indonesia dibidang
IPTEK merupakan tantangan serius, mengingat penguasaan IPTEK merupakan nialai
tambah untuk berdaya saing di percaturan global. Dunia menjadi transparan tanpa
mengenal batas negara. Kondisi yang demikian berdampak apada seluruh aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dan dapat mempengaruhi pola
pikir, pola sikap, dan pola tindak seluruh masyarakat Indonesia.
3. Era Baru Kapitalisme
Lester Thurow didalam bukunya The Future of Capitalism, ia menegaskan bahwa
untuk dapaat bertahan dalam era baru kapitalisme, kita harus membuat stratyegi baru,
yaitu keseimbangan antara paham individualis dan paham sosialis. Strategi baru yang
ditegaskan oleh Lester Thurow pada dasarnya amanattelah tertuang dalam nilai-nilai
falsafah bangsa Indonesia yaitu Pancasila yang mengamanatkan kehidupan yang
serasi, selaras, dan seimbang antara individu, masyarakat, bangsa, serta semesta dan
penciptannya.
4. Kesadaran Warga Negara
Pandangan bangsa Inonesia tentang hak dan kewajiban. Manusia Indonesia, sebagai
warga negara maupun sebagai warga masyarakat, mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama. Hak dan kewajiban dapat dibedakan namun tidak dapat
dipisahkan karena merupakan satu kesatuan.
2.5 Esensi dan Urgensi konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa-Negara
1. Memiliki keragaman suku, yakni sekitar 1.128 suku bangsa (Data BPS, 2010)
2. Memiliki jumlah pendudukan besar, sekitar 242 juta (Bank Dunia, 2011)
3. Memiliki keragaman ras
4. Memiliki kergaman agama
5. Memilliki keragaman kebudayaan, sebagai konsekuensi dari keragman suku
bangsa.
a) Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan
satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan matra seluruh bangsa serta
menjadi modal dan miliki bersama bangsa.
b) Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam
berbagai bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagai agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa
yang bulat dalam arti yang seluas luasnya.
c) Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib,
sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai tekad dalam mencapai
cita-cita bangsa.
d) Bahwa pancasila adalah satu-staunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara yang
melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa.
e) Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusatara merupakan satu kesatuan
politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
f) Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan sistem hukum dalam
arti bahwa hanya ada satu hukun nasional yang mengabdi kepada kepentingan
nasional.
g) Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan bangsa lain ikut
menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial melalui politik luar negeri bebas aktif serta diabdikan pada
kepentingan nasional.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Wawasan nusantara bermula dari wawasan kewilayahan dengan dicetuskannya
Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957. Inti dari deklarasi itu adalah segala perairan
di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulau-pulau yang termasuk Negara
Indonesia dengantidak memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian yang wajar
daripada wilayah daratan Negara Indonesia. Dengan demikian, bagian dari perairan
pedalaman atau nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak milik Negara Indonesia.
Keluarnya Deklarasi Djuanda 1957 membuat wilayah Indonesia sebagai satu
kesatuan wilayah. Laut bukan lagi pemisah pulau, tetapi laut sebagai penghubung pulau-
pulau Indonesia. Melalui perjuangan di forum internasional, Indonesia akhirnya diterima
sebagai Negara kepulauan (Archipelago state) berdasarkan hasil keputusan Konvensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) tahun1982.
Pertambahan luas wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan memberikan potensi
keunggulan (positif) yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan. Namun
demikian juga mengundang potensi negatif yang bisa mengancam keutuhan bangsa dan
wilayah.
Wawasan nusantara sebagai konsepsi kewilayahan selanjutnya dikembangkan
sebagai konsepsi politik kenegaraan sebagai cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri
dan lingkungan tempat tinggalnya sebagai satu kesatuan wilayah dan persatuan bangsa.
Esensi dari wawasan nusantara adalah kesatuan atau keutuhan wilayah dan
persatuan bangsa, mencakup di dalamnya pandangan akan satu kesatuan politik, ekonomi,
sosial budaya, dan pertahanankeamanan. Wawasan nusantara merupakan perwujudan dari
sila III Pancasila yakni Persatuan Indonesia
Rumusan wawasan nusantara termuat pada naskah GBHN 1973 sampai 1998 dan
dalam Pasal 25 A UUD NRI 1945. Menurut pasal 25 A UUD NRI 1945, Indonesia
dijelaskan dari apek kewilayahannya, merupakan sebuah negara kepulauan (Archipelago
State) yang berciri nusantara.
Berdasar Pasal 25 A UUD NRI 1945 ini pula, bangsa Indonesia menunjukkan
komitmennya untuk mengakui pentingnya wilayah sebagai salah satu unsur negara
sekaligus ruang hidup (lebensraum) bagi bangsa Indonesia yang telah menegara.
Ketentuan ini juga mengukuhkan kedaulatan wilayah NKRI di tengah potensi perubahan
batas geografis sebuah negara akibat gerakan separatism
Udin Sarifdin, dkk. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Kewarganegaraan.
Jakarta: Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Ismail, dkk. 2020. Pendidikan Kewarganegaraan Konsep Dasar Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara di Indonesia. Pasuruan: Qiara Media
https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/mkwu/9-PendidikanKewarganegaraan.pdf
LAMPIRAN