Anda di halaman 1dari 14

MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU

Kewarganegaraan Dese Yoeliani Wikaryo, M.Pd


MAKALAH

PANCASILA, NEGARA, WARGA NEGARA, DAN AGAMA

Disusun Oleh:

Kelompok 11
1. Siti Salma Nurkhalisa (210101010103)
2. Fatimah Azizah (210101010119)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

‫بــسم ا ال رحمن ال رحيــم‬

Segala puji hanyalah bagi Allah SWT, atas segala limpahan karunia, nikmat, dan
petunjuk-Nya sehingga pada akhirnya makalah ini dapat selesai. Shalawat serta salam selalu
kita haturkan kepada panutan kita, Nabi Besar Muhammad Saw, keluarga, sahabat, dan para
pengikut beliau hingga akhir zaman. Alhamduillah atas izin-Nya dan atas kerja sama yang
baik dari teman-teman yang telah memberikan ide-idenya, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas penulisan makalah yang berjudul “Pancasila, Negara, Warga Negara, dan Agama”
dengan tepat waktu, sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Kami sampaikan terima kasih banyak kepada ibu Dese Yoeliani Wikaryo, M.Pd,
selaku dosen pengampu mata kuliah Kewarganegaraan yang telah mempercayakan kepada
kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Juga kepada kedua orang tua
serta teman-teman sekalian yang selalu memberikan dukungan kepada kami.
Harapan kami, semoga makalah ini mampu memberikan manfaat dalam
meningkatkann pengetahuan sekaligus wawasan kepada kita semua. Penulis berharap kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Banjarmasin, 1 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................

i KATA PENGANTAR..........................................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan Makalah...........................................................................1
D. Manfaat Penulisan Makalah.........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Sejarah Timbulnya Negara Indonesia ......................................................... 2
1. BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia).................................................................................................................2
2. PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)......................................3
B. Sejarah Negara Pancasila Indonesia........................................... ..................4
C. Teori Tentang Terbentuknya Negara............................................................5
1. Teori Kontrak Sosial....................................................................................5
2. Teori Ketuhanan/Teokrasi.............................................................................6
3. Teori Kekuatan..............................................................................................6
D. Unsur Negara................................................................................................7
1. Rakyat...........................................................................................................7
2. Wilayah.........................................................................................................8
3. Pemerintah.....................................................................................................8
4. Pengakuan Negara Lain................................................................................8
E. Hubungan antara Negara dengan Warganegara dalam tinjauan Pancasila....9

BAB III PENUTUP.............................................................................................11


A. Kesimpulan.................................................................................................11
B. Saran-saran.................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai sifat imperatif dan memaksa, artinya setiap
warga Negara Indonesia harus tunduk dan taat kepadanya. Siapa saja yang melangggar
Pancasila sebagai dasar Negara, harus ditindak menurut hukum yakni hukum yang berlaku di
Indonesia. Dengan kata lain pengamalan Pancasila sebagai dasar Negara disertai sanksi sanksi
hukum.
Sedangkan pengamalan Pancasila sebagai weltanschuung, yaitu pelaksanaan Pancasila
dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat,
artinya setiap manusia Indonesia terikat dengan cita-cita yang terkandung didalamnya untuk
mewujudkan dalam hidup dan kehidupanya, sepanjang tidak melanggar peraturan
perundangundangan yang berlaku di Indonesia.Jadi, jelaslah bagi kita bahwa mengamalkan
dan mengamankan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia mempunyai sifat
imperatif memaksa. Sedangkan pengamalan atau pelaksanaan Pancasila sebagai pandangan
hidup dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat
mengikat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Bagaimana sejarah timbulnya negara Indonesia?
2. Bagaimana sejarah negara Pancasila Indonesia?
3. Apa saja teori tentang terbentuknya negara?
4. Apa saja yang termasuk unsur negara?
5. Bagaimana hubungan antara negara dengan warga negara dalam tinjauan pancasila?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Penulisan makalah ini bertujuan untuk,
1. Untuk mengetahui sejarah timbulnya negara Indonesia
2. Untuk mengetahui sejarah negara Pancasila Indonesia
3. Untuk mengetahui teori tentang terbentuknya negara
4. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk unsur negara
5. Untuk mengetahui hubungan antara negara dengan warga negara dalam tinjauan
Pancasila

D. Manfaat Penulisan Makalah

Manfaat penelitian ini adalah untuk memberi informasi tentang Pancasila, negara,
warga negara dan agama khususnya mengenai sejarah-sejarah negara Indonesia kepada para
mahasiswa agar dapat mengetahui, menanamkan, serta menerapkan niai-nilai Pancasila pada
diri individu masing-masing.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Timbulnya Negara Indonesia.

JR. Logan merupakan tulisan bahasa Inggris yang didalamnya memuat nama
Indonesia yang pertama kalinya pada tahun 1950. Nama Indonesia dalam makna etimologi
digunakan oleh bangsa Jerman dengan sebutan Bartian pada tahun 1884.
Pada tahun 1917, kaum nasionalis Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di
Belanda menggunakan makna Indonesia dalam arti politik ketatanegaraan. Kemudian, nama
Indonesia menjadi sangat terkenal dan digunakan oleh para wakil pemuda dari seluruh
wilayah Indonesia pada Kongres Pemuda dengan makna yang lebih luas lagi pada tahun 1928.
Kemudian, Kongres Pemuda 1928 ini terkenal dengan pedoman yang berisi satu tanah air,
satu bangsa dan satu bahasa yaitu Indonesia yang mencapai puncaknya pada 17 Agustus 1945
dengan menggunakan istilah Indonesia sebagai bentuk kemerdekaan, berjaya untuk
menciptakan masyarakat yang adil dan makmur walaupun banyak terjadi perbedaan antara
satu sama lain.
Berikut ini adalah negara-negara yang mengakui kemerdekaan republik Indonesia
untuk pertama kalinya antara lain:
1. Mesir - 10 Juni 1947
2. Lebanon - 29 Juni 1947
3. Suriah - 2 Juli 1947
4. Irak - 16 Mei 1947
Begitulah setelah Indonesia mengalami masa penjajahan yang sangat panjang yakni
350 tahun dilakukan oleh Belanda dan 3,5 tahun yang dilakukan oleh Jepang.

1. BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia)

Jepang menyerang pangkalan Armada Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl


Harbour, Hawai yang merupaakan bentuk partisipasi Jepang dalam Perang Dunia ke-2 pada
tanggal 7 Desember 1941. Perang Dunia ke-2 terjadi karena serangan Jerman kepada Polandia
pada tanggal 1 September 1939. Jerman berhasil menguasai Polandia. Pada saat itu, Italia
menjadi sekutu Jerman. Amerika Serikat juga bersekutu dengan negara lainnya seperti
Perancis, Rusia, Belanda, Australia, Norwegia, dan Hungaria. Untuk menjajari negara sekutu
dari Amerika Serikat, Jepang ikut berpartisipasi dengan Jerman serta Italia dengan melakukan
perluasan ke Asia Tenggara dan Asia Timur.
Pada mulanya, pihak Jerman lah yang meraih kemenangan dari Eropa. Jepang juga
telah berjaya menduduki beberapa wilayah yang ada di Asia Tenggara dan Asia Timur. Jepang
menyebarluaskan publisitas nya dengan perang Asia Tenggara Timur dari kurungan
penjajahan bangsa Barat. Gerakan publisitas atau propaganda Jepang tersebut disebut dengan
Gerakan Tiga A, yaitu:

2
a. Nippon Pelindung Asia
b. Nippon Cahaya Asia
c. Nippon Pemimpin Asia

Setelah Jepang mendapat dukungan dan berhasil, Jepang mengingkari janjinya terebut. Dua
tahun setelah perang dunia dimulai, keadaan mulai berbanding terbalik. Keadaan Italia dan
Jerman mulai terdesak. Lalu, Italia dipaksa menyerah pada tanggal 8 Agustus 1943,
sedangkan Jerman belum menyerah.
Melihat posisi yang mulai terdesak, Jepang mulai merayu rakyat dari Asia
Tenggara dan Timur untuk membantu mereka melawan sekutu. Hal itu dimulai dari
menjanjikan kemerdekaan kepada negara yang sedang dijajahnya. Lalu, dibentuklah BPUPKI
(Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia) yang dikenal sebagai Dokuritsu
Junbi Cosakai dalam bahasa Jepang. BPUPKI dibentuk pada tanggal 29 April 1945. Tugas
dari BPUPKI adalah untuk menyelidiki sekaligus menyiapkan segala usaha yang diperlukan
untuk kemerdekaan bangsa Indonesia nantinya.
Radjiman Wedyoningrat sebagai ketua BPUPKI dan ketua mudanya adalah H.P.
Soeroso serta para anggotanya telah berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik yaitu
merumuskan Undang-Undang Dasar dan dasar negara Pancasila untuk pembentukan negara
Indonesia. Oleh karena tugasnya telah selesai, maka pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI
resmi dibubarkan.
Pada saat itu, keadaan Jepang semakin terdesak. Tetapi, berita kekalahan itu ,ereka
rahasiakan dari bangsa Indonesia. Pihak sekutuAmerika Serikat menjatuhkan bom di dua kota
yaitu Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada 9 Agustus 1945 yang membuat
keadaan Jepang semakin parah dan terdesak.

2. PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)

PPKI dibentuk pada tanggal 9 Agustus 1945, setelah BPUPKI dibubarkan. Dalam
bahasa Jepang, PPKI ini disebut dengan Dokuritsu Junbi Linkai. PPKI diketuai oleh Ir.
Soekarno dan wakil ketuanya adalah Drs. Mohammad Hatta. Pada awalnya, anggota PPKI
berjumlah 21 orang, tetapi tanpa sepengetahuan Jepang anggotanya bertambah lagi menjadi 27
orang.
Sebelum Jepang mewujudkan janjinya, Jepang telah menyerah terhadap sekutu
Amerika Serikat pada 14 Agustus 1945. Krena kekalahan Jepang pada Perang Dunia ke-2,
maka Jepang tidak mempunyai kekuasaan lagi dan terjadilah kekosongan kekuasaan di
Indonesia pada saat itu. Melihat adanya kesempatan emas, maka para tokoh dan pendiri NKRI
tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dan menggunakannya untuk memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia terlepas dari segala wujud pemerintahan dari bangsa lain.
Setelah menemukan waktu yang tepat untuk memproklamasikan kemerdekaan,
para pemuda memutuskan untuk melakukan penculikan terhadap Ir. Soekarno dan
Muhammad Hatta. Penculikan tersebut dinamakan peristiwa Rengasdengklok. Adapun tujuan
dari penculikan tersebut adalah untuk melindungi keselamatan Bung Karno dan Bung Hatta
dari golongan yang tidak menginginkan kemerdekaan.

3
Setelah melakukan perundingan yang tajam, akhirnya telah diputuskan bahwa
proklamasi kemerdekaan Indonesia akan diselenggarakan pada Jum’at, 17 Agustus 1945
pukul 10.00 pagi di Jalan Pegangsaan Timur No. 56.

Sehari setelah diselenggarakannya proklamasi kemerdekaan, PPKI melaksanakan


sidangnya yang pertama. Dari sidang tersebut, menghasilkan beberapa keputusan, antara lain:
 Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945
 Memilih sekaligus mengangkat Ir. Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia dan
Mohammad Hatta sebagai wakil Presiden Indonesia yang pertama.
 Membentuk KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat)
Kemudian, sidang kedua PPKI diadakan lagi pada tanggal 19 Agustus 1945 dan dari
sidang itu menghasilkan kedua keputusan, yaitu:
 Menentukan 12 Kementrian Negara diruang lingkup pemerintahan negara Indonesia 
Menetapkan pembagian wilayah menjadi 8 provinsi.
Lalu, pada tanggal 22 Agustus 1945, PPKI bersidang lagi dan menghasilkan tiga
keputusan yaitu:
 Membentuk Komite Nasional
 Membentuk BKR (Badan Keamanan Rakyat)
 Membentuk PNI (Partai Nasional Indonesian)

Komite Nasional ditempatkan diseluruh Indonesia dengan pusatnya di Jakarta. Hal ini
dimaksudkan sebagai wujud tujuan sekaligus cita-cita bangsa Indonesia untuk mengadakan
kemerdekaan republik Indonesia bersandarkan kedaulatan rakyat.1

B. Sejarah Negara Pancasila Indonesia

Setelah Indonesia berhasil merdeka pada 17 Agustus 1945, terdapat sejumlah


keputusan yang dibuat oleh PPKI. Keputusan pertama yaitu pengesahan pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 yang didalamnya mengandung rumusan Pancasila. Panitia
kecil yang biasa disebut dengan Panitia Sembilan merupakan perancang dari naskah
Pembukaan Undang-Undang Dasar. Panitia Sembilan ini dibentuk pada saat rapat anggota
BPUPKI berjumlah 38 anggota BPUPKI. Yang pada saat itu berada di Jakarta, 22 Juni
1945 dilakukan pada pukul 20.00. 38 orang yang berhadir di acara rapat tersebut karena
diundang oleh Panitia Kecil Pemeriksa asal usul BPUPKI yang beranggotakan 8 orang,
maka dari itu biasa juga dikenal dengan panitia delapan.
Pada tanggal 1 Juni 1945, Panitia kecil delapan dibentuk tepat diakhir sidang pertama
BPUPKI. Alasan Panitia Kecil Delapan ini dibentuk dikarenakan tidak adanya kesepakatan
yang pasti mengenai rumusan dasar negara Indonesia yang sebentar lagi akan merdeka
pada sidang BPUPKI yang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 - 1 Juni 1945. Maka, tugas
dari Panitia Kecil Delapan pada masa sidang pertama BPUPKI adalah mewadahi,
mengoreksi serta mengumpulkan argumen-argumen dan asal mula tertulis maupun lisan
yang masuk dari para anggota BPUPKI sebagai laporan di masa sidang BPUPKI yang

1 Mudemar A. Rasyidi, Perjalanan Sejarah Bangsa Indonesia dan Sistem Pemerintahan NKRI, 2020, hal. 129-133.

4
berikutnya yang berlangsung pada 10-17 Juli 1945 sekaligus saran dan usul secara tertulis
dari penutupan masa sidang pertama sampai tanggal 20 Juni 1945. Panitia Kecil Delapan
memufakati mengadakan rapat pada 22 Juni 1945 pukul 10.00 bersama para anggota
BPUPKI dalam rangka melaksanakan tugasnya. Salah satu keputusan yang dicapai pada
rapat itu adalah membentuk satu Panitia Kecil Perumus Dasar Negara (Panitia
Sembilan)yang ditugaskan untuk merumuskan dasar negara yang disajikan dalam wujud
Mukadimah Hukum Dasar.

Mengenai pemakaian kata Pancasila berasal dari atau bertumpu pada kepada materi
rapat besar pada tanggal 1 Juni 1945 yang pada sidang resmi BPUPKI tersebut
diperkenalkan suatu kata atau istilah yang berawal dari bahasa Sansekerta yakni Pancasila.
Nama Pancasila ini muncul ketika nama untuk sebuah dasar ini sedang dicari, yang
rumusannya secara yuridis konstitusional diartikan sebagaimana yang terdapat dalam
Pembukaan UUD 1945. Rumusan Pancasila ada didalam Pembukaan UUD 1945 yang
seperti kita ketahui bahwa Pembukaan UUD 1945 ini merupakan hukum tertinggi. Oleh
karena itu, Pancasila sebagai dasar negara bersifat akhir dan mengikat bagi seluiruh bangsa
Indonesia.

Demikian, sangat jelas bahwa kedudukan Pancasila sebagai dasar negara


merupakan hal yang paling utama yang dimana Pancasila dibuat setelah mewadahi dan
menyerap berbagai sudut pandang yang tumbuh secara demokratis dari para anggota
BPUPKI dan PPKI sebagai penggambaran bangsa Indonesia pada saat itu.2

C. Teori Tentang Terbentuknya Negara

1. Teori Kontrak Sosial

Teori kontrak ini biasa disebut juga dengan teori perjanjian yang menganggap
bahwa terbentuknya negara itu bertumpu pada perjanjian-perjanjian masyarakat dalam
tradisi sosial yang ada pada masyarakat Barat. Dalam teori ini, negara diletakkan untuk
tidak berkemampuan menjadi negara kekuasaan yang digunakan sewenang-wenang
dikarenakan keberlangsungannnya didasarkan pada perikatan-perikatan sosial antara
warga negara dengan lembaga negara. Penganut teori ini adalah Thomas Hobbes, John
Locke, dan J.J Rousseau.
a. Thomas Hobbes (1588-1679)

Hobbes mengemukakan bahwa kehidupan alamiah itu bukan keadaan yang aman,
melainkan keadaan alamiah itu merupakan keadaan yang penuh dengan kericuhan , tidak
adanya hukum dan pemerintahan dan tidak ada hubungan sosial antara satu sama lain
didalamnya. Maka dari itu, Hobbes berpenapat bahwa penting sekali adanya perjanjian atau
kontrak bersama orang lain, yang awalnya hidup dalam kondisi alamiah berjanji akan
menyerahkan semua hak kodrat yang dimilikinya kepada seseorang ataupun sebuah lembaga.

2 Astim Riyanto, Pancasila Dasar Negara Indonesia, Jurnal Hukum dan Pembangunan Tahun ke-37 No.3, 2007, hal. 461-467

5
Akan tetapi, hobbes hanya meyakini satu jenis perjanjian saja yaitu pactum
subjectionis atau bisa diartikan untuk memberikan semua hak kodrati serta memberikan
kekuasaan secara penuh agar tidak ada seorangpun yang dapat menandingi (Non est potestas
Super Terram quae Comparaturei).

b. John Locke (1632-1704)

Berbanding terbalik dengan Hobbes, Locke berpandangan keadaan alamiah sebagai


sebuah keadaan yang damai dan baik, saling membantu antara satu sama lain dalam suatu
kelompok bermasyarakat. Meskipun begitu, tidak terlepas kemungkinan bahwa keadaan
alamiah tersebut bisa menimbulkan potensi kekacauan dikarenakantidak adanya suatu
komunitas atau lembaga yang mengatur keberlangsungan hidup mereka. Disinilah terdapat
dimensi penting demi menghindari masalah antara satu sama lain. Namun, wewenang
pimpinan negara tetap harus dibatasi melalui kontrak sosial.

Locke juga mengemukakan seperti Hobbes diatas, bahwa apa yang disebut dengan
kontrak poctum unionis atau perjanjian warga negara untuk bergabung dengan suatu
organisasi demi mendapatkan suatu kenyamanan, kedamaian, serta keamanan dalam hidup
sosial bermasyarakat.

c. Jean Jacques Rousseau (1712-1778)

Jean Jacques Rousseau hanya mengakui satu perjanjian saja yaitu pactum unionis.
Menurutnya, perjanjian ini merupakan bentuk perjanjian masyarakat yang sebenarnya
Rousseau tidak mengenal pactum sunjectionis dalam pembentukan suatu pemerintahan yang
dipatuhi.

Perjanjian warga negara ini untuk mewajibkan diri dengan suatu pemerintah
dilakukan dengan komunitas politik. Baginya, pemerintah tidak memiliki alas perjanjian,
tetapi hanya melalui kontraklah sehingga dibentuk komunitas politik.
2. Teori Ketuhanan/Teokratis

Teori ketuhanan juga disebut dengan istilah doktrin teokratis. TPada abad
pertengahan, sarjana Eropa memakai teori ini untuk memvalidasi kekuasaan mutlak raja
dan mendapatkan wujudnya yang terbaik. Teori Ketuhanan ini menjadi dasar munculnya
negarab perpaham bahwa kekuasaan Allah diwakilkan kepada seseorang yang bersifat
tidak terbatas dan meliputi kekuasaan ukhrawi dan duniawi. Contohnya adalah para
ayatullah atau Mullah yang memimpin Negara Revolusi Republik Iran.

3. Teori Kekuatan

Singkatnya, teori ini dapat diartikan bahwa karena adanya dominasi negara yang
kuat maka terbentuklah suatu negara dengan melalui penjajahan. Kekuatan menjadi
6
validasi dari terbentuknya sebuah negara. Dimulainya proses pembentukan negara adalah
dengan melalui proses penaklukkan dan kedudukan oleh suatu kelompok atas kelompok
lainnya. Dengan demikian, barangsiapa memiliki kekuatan yang lebih mendominasi untuk
menaklukkan satu sama lain untuk menciptakan suatu negara, maka terbentuklah suatu
negara tersebut.3

D. Unsur Negara
Dalam rumusan Konvensi Montevideo tahun 1993 disebutkan bahwa suatu negara
harus memiliki tiga unsur penting, yaitu rakyat, wilayah dan pemerintah. sejalan dengan itu
Mac Iver merumuskan bahwa suatu negara harus memenuhi tiga unsur pokok yaitu
pemerintah, komunitas atau rakyat, dan wilayah tertentu. ketiga unsur itu oleh Mahfud MD.
4
disebut sebagai unsur konstitutif. Tiga unsur itu harus ditunjang oleh unsur lainnya seperti
adanya konstitusi dan pengakuan dunia internasional yang oleh Mahfud MD disebut unsur
deklaratif.
Unsur-unsur negara adalah:
1. Rakyat
Rakyat dalam pengertian keberadaan negara adalah sekumpulan manusia yang
dipersatukan oleh suatu rasa kebersamaan, solidaritas sosial dan bersama-sama mendiami
suatu wilayah tertentu, atau komunitas yang mendiami suatu kawasan hukum tertentu dalam
suatu teritorial politik tertentu.
2. Wilayah
Wilayah adalah unsur negara yang harus dipenuhi karena tidak mungkin ada negara
tanpa ada batas-batas teritorial yangjelas. Secara umum wilayah dalam suatu negara
biasanyammencakup daratan, perairan (samudara, laut dan sungai) dan udara. Dalam konsep
negara modern masing-masing batas wilayah tersebut diatur dalam perjanjian dan
perundangundanganinternasional.
3. Pemerintah
Pemerintah adalah alat kelengkapan negara yang bertugas memimpin organisasi
negara untuk mencapai tujuan bersama. Untuk mewujudkan cita-cita bersama tersebut
dijumpai bentuk- 27Moh. Mahfud MD, Pilar-Pilar Demokrasi (Yogyakarta: Gramedia, 1999),
71. Erie Hariyanto 34| Pendidikan Pancasila dan Kewarnegaraan bentuk negara dan
pemerintahan. Pada umumnya nama sebuah negara identik dengan model pemerintahan yang
dijalankannya, misalnya negara demokrasi dengan sistem pemerintahan parlementer atau
presidensial.
4. Pengakuan negara lain
Unsur pengakuan oleh negara lain hanya bersifat unsur tambahan, yang bersifat
menerangkan tentang adanya kelahiran/berdirinya suatu negara yang baru merdeka. Jadi,
3 Dr. Erie Hariyanto, M.H, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 2013, Surabaya, CV. Salsabila Putra Pratama

4 Moh. Mahfud MD, Pilar-Pilar Demokrasi (Yogyakarta: Gramedia, 1999), 71.

7
hanya bersifat deklaratif bukan konstitutif sehingga unsur itu tidak bersifat mutlak. Dalam
konteks Indonesia, dengan terpilihnya presiden dan wakil presiden atas dasar UUD 1945 itu
maka secara formal sempurnalah Negara Republik Indonesia, sejak 18 Agustus 1945 semua
persyaratan yang lazim diperlukan oleh setiap organisasi negara telah ada, yaitu adanya rakyat
negara, adanya wilayah negara, adannya kedaulatan, adanya pemerintahan, dan tujuan negara.
Penjelasan dari semua itu adalah sebagai berikut:
a. Rakyat negara Indonesia, yaitu Bangsa Indonesia.
b. Wilayah Negara Indonesia, yaitu tanah air Indonesia yang dahulu disebut sebagai bekas
wilayah Hindia Belanda.
c. Pemerintahan Negara Indonesia telah ada semenjak terpilihnya Presiden Soekarno dan
Wakil Presiden Moh.Hatta atas dasar UUD 1945 sebagai pucuk pimpinan pemerintahan
dalam negara RI.
d. Tujuan nasional negara adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila. Erie Hariyanto Pendidikan Pancasila dan Kewarnegaraan| 35
e. Bentuk Negara Indonesia menurut Pasal 1 ayat 1 UUD 1945 ialah Negara Kesatuan
(NKRI) .5

5 C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 1989), 184.

8
E. Hubungan antara Negara dengan Warganegara dalam tinjauan Pancasila
Mengkaji hubungan agama (Islam) dan Negara Indonesia merupakan persoalan
yang menarik, sebab mayoritas warga negaranya beragama Islam. Secara umum dapat
digolongkan ke dalam 2 bagian, yakni hubungan yang bersifat antagonistic dan akomodatif.
a.. Hubungan agama dan Negara yang bersifat antagonistic;akar antagonistic hubungan politik
Islam dengan Negara tidak dapat dilepaskan dari konteks kecenderungan pemisahan
keagamaan yang berbeda.
Awal hubungan dapat ditelusuri dari masa pergerakan kebangsaan, ketika elit
politik nasional terlibat dalam perdebatan tentang kedudukan Islam di alam Indonesia
merdeka. Satu pihak ingin menghalangi dan melakukan domistikasi terhadap gerakan
ideologis politik Islam. Pihak lain ingin mejadikan Islam sebagai ideology dan atau agama
Negara.
Lebih dari itu, bahkan politik Islam sering dicurigai sebagai anti ideology Negara Pancasila.
Realitas empirik masa ini dikenal dengan antagonistic, dimana Negara betul-betul
mencurigai. b. Hubungan agama dan Negara bersifat akomodatif; ditandai dengan peluang
umat Islam mengembangkan wacana politik dan munculnya kebijakan-kebijakan yang
berspektrum luas, ada yang bersifat structural, legislatif, infrastructural dan cultural. Untuk itu
Negara melakukan akomodasi terhadap Islam disebabkan:
Pertama: selama 25 tahun terakhir, umat Islam mengalami proses mobilisasi sosial-
ekonomipolitik.
Kedua: adanya transformasi pemikiran dan tingkah politik generasi baru Islam. Menurut
Bahtiar Effendy (2001:35) umat Islam sekarang sedang mengalami transformasi intelektual
dan aktivisme yang semula bersifat legalitik-formatistik menjadi lebih subtansialistik. Adanya
kesadaran pemerintah mengakui bahwa umat Islam merupakan kekuatan politik yang
potensial oleh karena itu umat Islam merupakan kekuatan yang tidak bisa diabaikan. Dan saat
ini sudah banyak tokoh Islam yang mempunyai jabatan penting di pemerintahan, selain itu
umat Islam makin memahami kebijakan Negara (menerima azas tunggal), dan pengesahan
UU Pendidikan Nasional, Pengesahan UU peradilan Agama, dan lain-lain. c. Hubungan
agama dan Negara menurut Fatzlur Rahman.
Beliau tidak menyatakan secara gamblang pendapatnyatentang konsep Islam
mengenai Negara. Menurutnya Islam lebih cenderung berpendapat dan mengakui sejumlah
tata nilai dan etika dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an mengajarkan etika dan nilai kehidupan
bernegara bagi umat manusia. Ia menjadikan Al-Qur’an Surah Al-Hajj ayat 40 dan Ali Imran
ayat 110 sebagai pijakan etika dalam menegakkan sosio politik. Nilai dan etika dalam bentuk
syura dijadikan dasar dalam penyelenggaraan Negara. Islam memerintah agar
persoalanpersoalan kaum muslimin ditanggulang melalui syura atau konsultasi timbal balik.
Antara agama dan Negara tidak dapat dipisahkan. Muhammad SAW telah menjadikan Negara
sebagai alat bagi agama Islam untuk menyebarkan dan mengembangkan agama. Untuk ittu
“kebebasan” mengemukakan pendapat dan kritik yang konstruktif yang diajukan kepada
pemerinah dianggap sebagai tugas keagamaan.
9
d. Hubungan agama dan Negara menurut Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun (1332-1406) diakui otoritasnya baik sebagai pemikir tentang
Negara maupun sebagai ahli sejarah dan peletak dasar sosiologi. Sarjana Barat mengagumi
hasil-hasil pemikirannya dalam Kitab al’Itibar (Kitab Ibarat-Ibarat) dan Muqaddimah
(Pengantar) isinya rumusan tentang Negara. Ibnu khaldun membagi Negara menjadi dua
kelompok, yaitu
1. Negara dengan ciri kekuasaan alamiah (Mulk tabi’i)
2. Negara dengan ciri kekuasaan politik (Mulk Siyasi)
Tipe yang pertama ditandai dengan kekuasaan yang sewenang-wenang
(despotisme) dan cenderung kepada “hukum rimba”. Disini keunggulan dan kekuatan sangat
berperan. Kecuali itu prinsip keadilan diabaikan. Ia mengkualisifikasi Negara yang semacam
ini sebagai Negara yang tidak berperadaban. Tipe Negara yang kedua dibaginya menjadi tiga
macam yaitu:
1. Negara hukum atau Nomokrasi Islam (Syiyasah diniyah)
2. Negara Hukum Sekuler (Syiyasah ‘Aqliyah)
3. Negara ala “Republik” Plato (Syiyasah Madaniah)
Negara hukum (Siyasah diniyah) atau Monokrasi Islam adalah suatu Negara yang
menjadikan syari’ah (hukum Islam) sebagai fondasinya. Karakteristiknya kecuali Al-Qur’an
dan Sunnah, akal manusiapun sama-sama berperan fungsi dalam kehidupan Negara.
Tujuannya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat universal, baik didunia maupun
diakherat (al-masalih al-kaffah). Secara teoritis menurut Ibnu Khaldun monokrasi Islam atau
syiyasah diniyah, satu-satunya bentuk politik dan kultural yang permanen. Ibnu khaldun
berpegang kepada suatu hipotesis makin tinggi tingkat peradaban manusia meakin baik tipe
negaranya.
Ibnu khaldun berpendirian bahwa Negara merupakan “bentuk masyarakat”
sedangkan masyarakat adalah “isi Negara”.Meskipun demikian, antara Negara dan
masyarakat tidak bisa dipisahkan. Negara berkaitan erat dengan masyarakat.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
JR. Logan merupakan tulisan bahasa Inggris yang didalamnya memuat nama
Indonesia yang pertama kalinya pada tahun 1950. Nama Indonesia dalam makna etimologi
digunakan oleh bangsa Jerman dengan sebutan Bartian pada tahun 1884.
Dibentuknya BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia)
yang dikenal sebagai Dokuritsu Junbi Cosakai dalam bahasa Jepang. BPUPKI dibentuk pada
tanggal 29 April 1945. Tugas dari BPUPKI adalah untuk menyelidiki sekaligus menyiapkan
segala usaha yang diperlukan untuk kemerdekaan bangsa Indonesia nantinya. Sedangkan,
PPKI dibentuk pada tanggal 9 Agustus 1945, setelah BPUPKI dibubarkan. Dalam bahasa

10
Jepang, PPKI ini disebut dengan Dokuritsu Junbi Linkai. PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno dan
wakil ketuanya adalah Drs. Mohammad Hatta.
Mengenai pemakaian kata Pancasila berasal dari atau bertumpu pada kepada
materi rapat besar pada tanggal 1 Juni 1945 yang pada sidang resmi BPUPKI tersebut
diperkenalkan suatu kata atau istilah yang berawal dari bahasa Sansekerta yakni Pancasila.
Teori tentang terbentuknya negara terbagi menjadi tiga, yaitu teori kontrak sosial,
teori ketuhanan/teokratis, dan teori kekuatan. Unsur-unsur negara meliputi rakyat, wilayah,
pemerintah, dan pengakuan negara lain.
Mengkaji hubungan agama (Islam) dan Negara Indonesia merupakan persoalan
yang menarik, sebab mayoritas warga negaranya beragama Islam. Secara umum dapat
digolongkan ke dalam 2 bagian, yakni hubungan yang bersifat antagonistic dan akomodatif

B. Saran
Kita sebagai generasi penerus Indonesia harus mengetahui tentang sejarah Indonesia
serta mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari untuk
menghargai perjuangan pahlawan yang telah rela berkorban untuk memerdekakan Indonesia
dan merumuskan dasar negara yang tentunya tidak mudah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Rasyidi A. Mudemar, 2020, Perjalanan Sejarah Bangsa Indonesia dan Sistem Pemerintahan
NKRI, hal. 129-133,
Riyanto Astim, 2007, Pancasila Dasar Negara Indonesia, Jurnal Hukum dan Pembangunan
Tahun ke-37 No.3, hal. 461-467
Hariyanto Erie, 2017, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Surabaya, CV. Salsabila
Putra Pratama
Rusnila, 2016, PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Civic Education), Pontianak,
Kalimantan Barat : IAIN Pontianak Press
Sulaiman Asep, PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARNEGARAAN , Bandung : CV
Arfino Raya

Anda mungkin juga menyukai