Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

KONSEP DAN WUJUD KEBANGSAAN INDONESIA


Dosen Pengampu :
Dr. Murni M. pd

Disusun Oleh :
Muhammad nazar

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM/HUKUM EKONOMI SYARI’AH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TGK. CHIK PANTE KULU BANDA ACEH

TAHUN AJARAN 2021\2022


KATA PENGANTAR

Assallamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Puji dan syukur kita


ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat
besrta salam mari sama kita ucapkan kepada baginda nabi besar kita
Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari pola pikir yang
lemah ke pola pikir yang kuat. Dengan selesainya makalah ini, tidak lepas dari
bantuan banyak pihak yang telah memberikan banyak masukan kepada saya.
Untuk itu saya mengucapkan terimakasih kepada Dr. Murni, M.Pd selaku dosen
mata kuliah umum Pendidikan kewarganegaraan yang telah bersedia memeriksa
dan mengoreksi makalah saya. saya menyadari masih banyak kekurangan dalam
pembuatan makalah ini. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun
pengetahuan saya, oleh karena itu saya harapkan demi tercapainya
kesempurnaan dari makalah ini.

Wassallamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Darussalam, 20 November 2022

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ....................................................................................................1


B. Rumusan masalah ..............................................................................................1
C. Tujuan penulisan ................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian konsep kebangsaan ...........................................................................2


B. Sejarah konsep kebangsaan ................................................................................2
C. Wujud sikap komitmen kebangsaan ...................................................................4
D. Menerapkan sikap sumpah pemuda ....................................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimulan ...........................................................................................................7

DAFTAR PUSTKA .................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Bangsa Indonesia merupakan suatu kesatuan solidaritas kebangsaan. Seorang warga


negara Indonesia dengan paspor Indonesia belum tentu orang tersebut adalah bangsa
Indonesia. Seseorang bisa dikatakan bangsa Indonesia apabila orang tersebut menganggap
dirinya merupakan bagian dari nation Indonesia. Maksudnya orang tersebut memiliki
kesatuan kepentingan dan simpati terhadap tujuan bersama masyarakat Indonesia.
Nasionalisme dapat diartikan sebagai suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk
sekelompok manusia. Nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara memiliki
beberapa nilai-nilai, antara lain mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa,
mematuhi dan mentaati peraturan negara, mematuhi dan menghayati nilai-nilai yang ada pada
UUD 1945 dan Pancasila, serta membangun rasa persaudaraan, solidaritas, kedamaian, dan
anti kekerasan antar kelompok masyarakat dengan semangat persatuan. Masih banyak lagi
nilai-nilai nasionalisme yang harus dimiliki oleh warga negara Indonesia. Nilai-nilai
nasionalisme sebagaimana disebutkan di atas perlu dimiliki oleh setiap warga negara, dengan
memiliki nilai-nilai tersebut, akan tercipta suatu bangsa yang kokoh, bersatu, toleran, aman,
damai, adil, sehingga potensial menjadi bangsa yang maju dan sejahtera. Di dalam negara
Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, seperti suku Jawa, Sunda, Madura, Minang,
Minahasa, dan suku-suku di Papua, disamping itu ada juga bangsa-bangsa yang datang dari
luar kepulauan Nusantara, seperti bangsa Cina atau Tionghoa, Arab, Eropa dan penduduk
lainnya yang telah menganggap kepulauan Nusantara sebagai tanah airnya

B. Rumusan masalah
1. Apa itu konsep kebangsaan indonesia?
2. Siapakah yang mencetus konsep kebangsaan indonesia?
3. Bagaimanakah wujud bangsa indonesia?

C. Tujuan
Untuk mengetahui pemahaman tentang konsep dan wujud bangsa indonesia dan menambah
pengetahuan serta wawasan kepada para mahasiswa supaya dapat menumbuhkan rasa cinta
terhadap tanah air indonesia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kebangsaan adalah hubungan hukum antara orang dan negara1. Kebangsaan memberi
yurisdiksi negara atas orang dan memberi orang perlindungan dari negara. Yang menjadi
hak-hak dan kewajiban merupakan hal yang beragam dari suatu negara dengan negara
lainnya.
Menurut kebiasaan dan konvensi internasional, hal ini adalah hak setiap negara untuk
menentukan siapa saja yang merupakan warga negaranya. Klasifikasi tersebut adalah bagian
dari hukum kewarganegaraan. Dalam beberapa kasus, penentuan kebangsaan juga diatur
oleh hukum internasional umum-sebagai contoh, oleh perjanjian pada tanpa
kewarganegaraan dan Konvensi Eropa tentang Kewarganegaraan. Menurut Ir. Soekarno
Dalam kalimat itu, Soekarno memberi penekanan pada kata 'bangsa Indonesia', yang artinya
Indonesia adalah bangsa berdaulat dan merdeka, bukan lagi rakyat jajahan negara lain.

B. Sejarah konsep kebangsaan

Konsep dasar negara Indonesia adalah Pancasila, itu artinya Pancasila dijadikan
sebagai dasar dari penyelenggaraan kehidupan bernegara bagi Negara Republik Indonesia.
Termasuk mengatur nilai kehidupan dan jalannya pemerintahan. Apabila disederhanakan,
konsep dasar negara Indonesia adalah Pancasila ini dijadikan sebagai dasar dari
penyelenggaraan kehidupan bernegara bagi Negara Republik Indonesia.Kedudukan dasar
negara Indonesia adalah Pancasila tertuang secara jelas dalam Undang-Undang Dasar Negara
atau UUD 1945 pada alinea ke-4, yang isinya:

“..., maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam suatu susunan negara
republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

Kedudukan dasar negara Indonesia adalah Pancasila berpegang pada empat hal
mendasar, yakni:

1. Dasar negara Indonesia adalah Pancasila, sebagai sumber dari segala sumber
hukum (sumber tertib hukum) Indonesia.
2. Dasar negara Indonesia adalah Pancasila, sebagai asas kerohanian tertib hukum
Indonesia yang dalam Pembukaan UUD 1945 dijabarkan dalam empat pokok pikiran.
3. Dasar negara Indonesia adalah Pancasila, guna mewujudkan cita-cita hukum bagi
hukum dasar negara baik hukum dasar tertulis maupun tidak tertulis.
4. Dasar negara Indonesia adalah Pancasila, mengandung norma yang mengharuskan
UUD 1945 mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara
termasuk penyelenggara partai.
Soekarno adalah salah satu tokoh yang mencetuskan konsep atau paham kebangsaan
Indonesia. Konsep paham kebangsaan menurut Soekarno lebih mengacu pada Pancasila yang

1
Vonk, Olivier (March 19, 2012). Dual Nationality in the European Union: A Study on Changing Norms in Public and Private
International Law and in the Municipal Laws of Four EU Member States. Martinus Nijhoff Publishers. hlm. 19–20.

2
menjadi dasar negara Indonesia Soekarno telah merancang konsep kebangsaan sejak sebelum
Indonesia merdeka. Tumbuhnya pandangan kebangsaan Soekarno Pandangan kebangsaan
Soekarno telah tumbuh sejak ia menempa pendidikan di sekolah lanjutan tingkat menengah
Belanda, Hogere Burger School (HBS), di Surabaya pada 1915. Selama bersekolah di
Surabaya, Soekarno tinggal di rumah seorang tokoh pergerakan nasional sekaligus salah satu
pendiri Sarekat Islam, H.O.S. Tjokroaminoto, yang merupakan rekan ayahnya. Di sanalah,
Soekarno mulai berkenalan dengan tokoh-tokoh pergerakan lainnya. Ia juga aktif dalam
kegiatan organisasi pemuda Tri Koro Dharmo yang menjadi bagian dari Budi Utomo. Budi
Utomo merupakan organisasi pertama yang mencetuskan paham kebangsaan dan
nasionalisme Indonesia melalui lahirnya Sumpah Pemuda. Oleh karena itu, sejak awal,
konsep kebangsaan yang dirancang Soekarno adalah tentang nasionalisme dan bertujuan
mencapai kemerdekaan Indonesia. Ketika berkuliah di Technische Hoogeschool te
Bandoeng (kini Institut Teknologi Bandung atau ITB), pandangan kebangsaan Soekarno
semakin berkembang. Selama di Bandung, ia tinggal di kediaman Haji Sanusi yang
merupakan anggota Sarekat Islam. Interaksi dengan sejumlah tokoh perjuangan, seperti
seperti Ki Hajar Dewantara, Tjipto Mangunkusumo, Dr Douwe Dekker, yang kala itu
memimpin National Indische Partij, turut membawa pengaruh dalam konsep kebangsaan
Soekarno. Pada 1927, Soekarno kemudian mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI)
sebagai jalan dan strategi mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia. Ketika Belanda
memenjarakannya karena aktivitasnya di PNI, Soekarno kemudian menulis sebuah naskah
pidato pembelaan berjudul Indonesia Menggugat.

Pidato pembelaan yang dibacakan di pengadilan pemerintah kolonial Belanda itu,


banyak menyiratkan pandangan Soekarno tentang konsep kebangsaan. Ia dengan tegas
menentang kolonialisme Belanda dan menyatakan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia.
Menurutnya, bangsa Indonesia memiliki kepercayaan teguh untuk bisa lepas dari penjajahan
Belanda. "Suatu negara dapat berdiri tanpa tank dan meriam. Akan tetapi, suatu bangsa tidak
mungkin bertahan tanpa kepercayaan. Ya, kepercayaan, dan itulah yang kami punyai. Itulah
senjata rahasia kami,2" ujar Soekarno dalam pidato Indonesia Menggugat di depan
pengadilan Belanda. Pancasila dan konsep kebangsaan Soekarno Ketika Indonesia semakin
dekat dengan kemerdekaan, Soekarno kemudian menuangkan pemikirannya tentang konsep
kebangsaan dalam rumusan Pancasila sebagai dasar negara. Rumusan dasar negara itu
disampaikan Soekarno dalam sidang pertama Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945. Kala itu, Sukarno mengusulkan lima asas dasar
negara yang kemudian disebut Pancasila, yakni:

1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Maha Esa

Melalui Pancasila, Soekarno menegaskan bahwa bangsa adalah salah satu syarat utama dalam
mendirikan sebuah negara. Oleh karena itu, dalam rumusan itu, Soekarno meletakkan
kebangsaan Indonesia di urutan pertama. Paham kebangsaan Soekarno menekankan pada
persatuan dan keseteraan antar golongan. Soekarno kembali menegaskan kebangsaan
Indonesia yang merdeka tersebut dalam teks Proklamasi, yakni pada kalimat "Kami bangsa
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia". Dalam kalimat itu, Soekarno

2
Soekarno. 2006. Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno. Indonesia: Media Pressindo.

3
memberi penekanan pada kata 'bangsa Indonesia', yang artinya Indonesia adalah bangsa
berdaulat dan merdeka, bukan lagi rakyat jajahan negara lain3.

C. Wujud Sikap Komitmen Kebangsaan

Beberapa contoh dalam mewujudkan perilaku semangat dan komitmen kebangsaan dalam
kehidupan adalah sebagai berikut:

1. Cinta tanah air


Cinta tanah air dan bangsa dapat diwujudkan dalam berbagai hal, antara lain sebagai berikut:
Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman yang datang dari luar maupun dari
dalam negeri. Menjaga kelestarian lingkungan serta mencegah terjadinya pencemaran
lingkungan. Mengolah kekayaan alam dengan menjaga ekosistem guna meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Rajin belajar untuk menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin
untuk diabdikan kepada negara.

2. Membina persatuan
Tindakan yang menunjukkan usaha membina persatuan dan kesatuan, antara lain sebagai
berikut:
 Menghormati sesama manusia.
 Tidak membeda-bedakan manusia.
 Menjalin persahabatan antarsuku bangsa.
 Mempelajari budaya sendiri dan memahami budaya daerah lain.
 Memperluas pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
 Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain.
3. Rela berkorban
Kerelaan berkorban dalam menjaga keutuhan NKRI dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai
berikut:

 Berkorban dengan tenaga atau dengan bekerja.


 Berkorban dengan menyumbangkan pemikiran bagi keutuhan NKRI.
 Berkorban untuk menahan diri tidak berbuat sesuatu yang merugikan bangsa dan
negara.
 Berkorban dengan harta yang dimiliki untuk kejayaan bangsa dan negara.

4. Memperkaya pengetahuan budaya dalam mempertahankan NKRI


Era globalisasi ditandai perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi
serta informasi yang telah mendorong perubahan dalam aspek kehidupan manusia baik pada
tingkat individu, tingkat kelompok maupun tingkat nasional. Untuk bisa menghadapi dan
memanfaatkannya semaksimal mungkin, maka dibutuhkan perencanaan yang matang, di
antaranya adalah sebagai berikut:
Kesiapan sumber daya manusia (SDM) terutama kesiapan dengan pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki. Kesanggupan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang
kompetitif dalam berbagai sektor Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri
maupun luar negeri atau regional. Di bidang pertahanan negara, kemajuan sangat
mempengaruhi pola dan bentuk ancaman. Ancaman terhadap kedaulatan negara yang semula
bersifat konvensional berkembang menjadi multidimensional/ fisik dan nonfisik, baik berasal
dari luar negeri maupun dari dalam negeri.
3
Adams, Cindy. 2018. Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Yogyakarta: Yayasan Bung Karno.

4
5. Senantiasa menerapkan sikap dan perilaku menjaga kesatuan NKRI
Berikut ini adalah beberapa sikap dan perilaku yang bisa mencerminkan bagaimana
mempertahankan NKRI, yaitu:
Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya. Menciptakan kehangatan nasional, artinya setiap warga negara
menjaga keutuhan, kedaulatan negara serta memperkuat persatuan bangsa. Menghormati
perbedaan suku, budaya, agama, dan warna kulit. Mempertahankan kesamaan dan
kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa, bahasa persatuan, tanah air, ideology
pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Sang Saka Merah Putih. Mempunyai semangat
persatuan yang berwawasan Nusantara, yakni semangat mewujudkan persatuan dan kesatuan
di segenap aspek kehidupan sosial baik alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut
tentang kehidupan bermasyarakat. Menaati peraturan, karena peraturan tersebut dibuat untuk
mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara agar Indonesia menjadi lebih baik. Komitmen
Kebangsaan.

Wawasan kebangsaan identik dengan wawasan nusantara yaitu cara pandang bangsa
Indonesia dalam mencapai tujuan nasional yang mencakup perwujudan kepulauan nusantara
sebagai politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan. Kebangsaan berasal dari
kata bangsa yang berarti kelompok masyarakat yang sama asal keturunan, adat, bahasa,
sejarah serta pemerintahannya sendiri. Sementara kebangsaan mengandung arti sebagai
berikut:

Ciri-ciri yang menandai golongan bangsa Perihal bangsa Kesadaran diri sebagai warga dari
suatu negara Wawasan kebangsaan/komitmen kebangsaan menentukan bagaimana cara angsa
mendayagunakan kondisi geografis negara, sejarah, sosial-budaya, ekonomi dan politik serta
pertahanan keamanan dalam mencapai cita-cita serta menjamin kepentingan nasional. Hal ini
juga menentukan bangsa menempatkan diri dalam tata berhubungan dengan sesama bangsa
dan dalam pergaulan dengan bangsa lain di dunia internasional. Dengan adanya komitmen
dan semangat persatuan untuk menjamin keberadaan serta peningkatan kualitas kehidupan
bangsa, menghendaki pengetahuan yang memadai tentang tantangan masa kini dan masa
mendatang serta berbagai potensi bangsa. Wawasan kebangsaan juga dapat diartikan sebagai
sudut pandang/cara memandang dengan kemampuan seseorang atau kelompok orang untuk
memahami keberadaan jati diri sebagai suatu bangsa dalam memandang dirinya dan
bertingkah laku sesuai falsafah hidup bangsa dalam lingkungan internal dan eksternal.
Semangat kebangsaan dapat diartikan sebagai suatu dorongan untuk mempertahankan suatu
bangsa serta memberikan dampak positif dalam perkembangan berbangsa dan bernegara.
Semangat kebangsaan juga timbul dari dalam diri warga negara untuk mencintai dan rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negara. Selain itu, semangat dan komitmen
kebangsaan dapat ditumbuhkan dengan memupuk nasionalisme dan patriotisme. Nasionalise
merupakan paham/ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri sedangkan patriotisme
sebagai sikap seseorang yang bersedia untuk mengorbankan apapun untuk kejayaan dan
kemakmuran tanah airnya serta semangat cinta tanah air. Menurut Anderson, arti kebangsaan
tidak semata merujuk pada latar belakang sejarah, nasib bersama, suku, bahasa kebudayaan
serta religi. Namun, lebih dari itu, kebangsaan merupakan apa yang digambarkan oleh
masyarakat tentang dirinya dan sesamanya dalam masyarakat.

5
D. Menerapkan sikap sumpah pemuda
a. Makna Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda merupakan hasil dari Kongres Pemuda II yang dilaksanakan pada
27-28 Oktober 1928 di Jakarta. Isi Sumpah Pemuda adalah tiga ikrar atau janji yang awalnya
disebut sebagai Ikrar Pemuda. Menumbuhkan kebanggan sebagai bangsa Indonesia. Adapun
isi Sumpah Pemuda adalah sebagai berikut (telah disesuaikan dengan EYD V). Pertama:
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
Kedua: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

b. Mengajarkan nilai-nilai persatuan bangsa Makna Sumpah Pemuda

Makna Sumpah Pemuda poin pertama adalah mengajarkan nilai-nilai persatuan


bangsa. Sumpah Pemuda adalah satu bentuk komitmen putra-putri bangsa untuk
memperjuangkan tanah air dan bersatu demi tanah air. Dalam Sumpah Pemuda, kebanggaan
akan tanah air sendiri terlihat jelas dari para pemuda. Perjuangan para pemuda dalam
mempertahankan tanah airnya sangat besar, terbukti dengan adanya berbagai peristiwa yang
melibatkan para pemuda pada masa penjajahan. Para pemuda tokoh Sumpah Pemuda telah
mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, bahkan harta mereka demi mempertahankan tanah air
Indonesia. Sumpah Pemuda membuktikan bahwa perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia
ternyata dapat disatukan dan kemudian diwujudkan sebagai semboyan Indonesia, yaitu
Bhineka Tunggal Ika.

c. Menekankan kebanggaan akan Bahasa Indonesia

Makna Sumpah Pemuda poin ketiga adalah menekankan rasa bangga terhadap Bahasa
Indonesia. Sumpah Pemuda menegaskan bahwa bahasa persatuan adalah Bahasa Indonesia.
Dalam masa kemerdekaan bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat komunikasi antarsuku.
Fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan adalah mempersatukan bangsa yang
terdiri dari beragam suku, ras, dan golongan. Menjunjung tinggi bahasa persatuan, yakni
Bahasa Indonesia, juga menandakan bahwa kepentingan nasional lebih diutamakan dibanding
kepentingan golongan atau kelompok tertentu4.

4
Sjahdeni, Sutan Remy. (2021). Sejarah Hukum Indonesia: Seri Sejarah Hukum Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai bangsa indonesia tidak seharusnya luput dari sejarah sehingga melupakan
para pejuang tanah air terdahulu yang seharusnya sejarah itu harus melekat kuat pada diri
kita. Beberapa contoh dalam mewujudkan perilaku semangat dan komitmen kebangsaan
dalam kehidupan adalah cinta tanah air, membina persatuan, rela berkorban, memperkaya
pengetahuan dalam mempertahankan NKRI. Kemudian mewujudkan jiwa pancasila yang
telah di tetapkan oleh para pejuang terdahulu. Rumusan dasar negara itu disampaikan
Soekarno dalam sidang pertama Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) pada 1 Juni 1945. Kala itu, Sukarno mengusulkan lima asas dasar negara yang
kemudian disebut Pancasila, yakni:

1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Maha Esa

Sekarang telah di perbaharui menjadi :

1. Ketuhanan yang maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan indonesia
4. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan, dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Terakhir ialah menanamkan sikap sumpah pemuda sehingga rakyat menekankan rasa bangga
terhadap Bahasa Indonesia. Sumpah Pemuda menegaskan bahwa bahasa persatuan adalah
Bahasa Indonesia. Dalam masa kemerdekaan bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat
komunikasi antar suku. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan

7
DAFTAR ISI
Vonk, Olivier (March 19, 2012). Dual Nationality in the European Union: A Study on
Changing Norms in Public and Private International Law and in the Municipal Laws of Four
EU Member States. Martinus Nijhoff Publishers. hlm. 19–20.
Soekarno. 2006. Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno. Indonesia: Media Pressindo.
Sjahdeni, Sutan Remy. (2021). Sejarah Hukum Indonesia: Seri Sejarah Hukum Edisi
Pertama. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai