Disusun Oleh :
Muhammad nazar
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TGK. CHIK PANTE KULU BANDA ACEH
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimulan ...........................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
1. Apa itu konsep kebangsaan indonesia?
2. Siapakah yang mencetus konsep kebangsaan indonesia?
3. Bagaimanakah wujud bangsa indonesia?
C. Tujuan
Untuk mengetahui pemahaman tentang konsep dan wujud bangsa indonesia dan menambah
pengetahuan serta wawasan kepada para mahasiswa supaya dapat menumbuhkan rasa cinta
terhadap tanah air indonesia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kebangsaan adalah hubungan hukum antara orang dan negara1. Kebangsaan memberi
yurisdiksi negara atas orang dan memberi orang perlindungan dari negara. Yang menjadi
hak-hak dan kewajiban merupakan hal yang beragam dari suatu negara dengan negara
lainnya.
Menurut kebiasaan dan konvensi internasional, hal ini adalah hak setiap negara untuk
menentukan siapa saja yang merupakan warga negaranya. Klasifikasi tersebut adalah bagian
dari hukum kewarganegaraan. Dalam beberapa kasus, penentuan kebangsaan juga diatur
oleh hukum internasional umum-sebagai contoh, oleh perjanjian pada tanpa
kewarganegaraan dan Konvensi Eropa tentang Kewarganegaraan. Menurut Ir. Soekarno
Dalam kalimat itu, Soekarno memberi penekanan pada kata 'bangsa Indonesia', yang artinya
Indonesia adalah bangsa berdaulat dan merdeka, bukan lagi rakyat jajahan negara lain.
Konsep dasar negara Indonesia adalah Pancasila, itu artinya Pancasila dijadikan
sebagai dasar dari penyelenggaraan kehidupan bernegara bagi Negara Republik Indonesia.
Termasuk mengatur nilai kehidupan dan jalannya pemerintahan. Apabila disederhanakan,
konsep dasar negara Indonesia adalah Pancasila ini dijadikan sebagai dasar dari
penyelenggaraan kehidupan bernegara bagi Negara Republik Indonesia.Kedudukan dasar
negara Indonesia adalah Pancasila tertuang secara jelas dalam Undang-Undang Dasar Negara
atau UUD 1945 pada alinea ke-4, yang isinya:
“..., maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam suatu susunan negara
republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Kedudukan dasar negara Indonesia adalah Pancasila berpegang pada empat hal
mendasar, yakni:
1. Dasar negara Indonesia adalah Pancasila, sebagai sumber dari segala sumber
hukum (sumber tertib hukum) Indonesia.
2. Dasar negara Indonesia adalah Pancasila, sebagai asas kerohanian tertib hukum
Indonesia yang dalam Pembukaan UUD 1945 dijabarkan dalam empat pokok pikiran.
3. Dasar negara Indonesia adalah Pancasila, guna mewujudkan cita-cita hukum bagi
hukum dasar negara baik hukum dasar tertulis maupun tidak tertulis.
4. Dasar negara Indonesia adalah Pancasila, mengandung norma yang mengharuskan
UUD 1945 mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara
termasuk penyelenggara partai.
Soekarno adalah salah satu tokoh yang mencetuskan konsep atau paham kebangsaan
Indonesia. Konsep paham kebangsaan menurut Soekarno lebih mengacu pada Pancasila yang
1
Vonk, Olivier (March 19, 2012). Dual Nationality in the European Union: A Study on Changing Norms in Public and Private
International Law and in the Municipal Laws of Four EU Member States. Martinus Nijhoff Publishers. hlm. 19–20.
2
menjadi dasar negara Indonesia Soekarno telah merancang konsep kebangsaan sejak sebelum
Indonesia merdeka. Tumbuhnya pandangan kebangsaan Soekarno Pandangan kebangsaan
Soekarno telah tumbuh sejak ia menempa pendidikan di sekolah lanjutan tingkat menengah
Belanda, Hogere Burger School (HBS), di Surabaya pada 1915. Selama bersekolah di
Surabaya, Soekarno tinggal di rumah seorang tokoh pergerakan nasional sekaligus salah satu
pendiri Sarekat Islam, H.O.S. Tjokroaminoto, yang merupakan rekan ayahnya. Di sanalah,
Soekarno mulai berkenalan dengan tokoh-tokoh pergerakan lainnya. Ia juga aktif dalam
kegiatan organisasi pemuda Tri Koro Dharmo yang menjadi bagian dari Budi Utomo. Budi
Utomo merupakan organisasi pertama yang mencetuskan paham kebangsaan dan
nasionalisme Indonesia melalui lahirnya Sumpah Pemuda. Oleh karena itu, sejak awal,
konsep kebangsaan yang dirancang Soekarno adalah tentang nasionalisme dan bertujuan
mencapai kemerdekaan Indonesia. Ketika berkuliah di Technische Hoogeschool te
Bandoeng (kini Institut Teknologi Bandung atau ITB), pandangan kebangsaan Soekarno
semakin berkembang. Selama di Bandung, ia tinggal di kediaman Haji Sanusi yang
merupakan anggota Sarekat Islam. Interaksi dengan sejumlah tokoh perjuangan, seperti
seperti Ki Hajar Dewantara, Tjipto Mangunkusumo, Dr Douwe Dekker, yang kala itu
memimpin National Indische Partij, turut membawa pengaruh dalam konsep kebangsaan
Soekarno. Pada 1927, Soekarno kemudian mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI)
sebagai jalan dan strategi mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia. Ketika Belanda
memenjarakannya karena aktivitasnya di PNI, Soekarno kemudian menulis sebuah naskah
pidato pembelaan berjudul Indonesia Menggugat.
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Maha Esa
Melalui Pancasila, Soekarno menegaskan bahwa bangsa adalah salah satu syarat utama dalam
mendirikan sebuah negara. Oleh karena itu, dalam rumusan itu, Soekarno meletakkan
kebangsaan Indonesia di urutan pertama. Paham kebangsaan Soekarno menekankan pada
persatuan dan keseteraan antar golongan. Soekarno kembali menegaskan kebangsaan
Indonesia yang merdeka tersebut dalam teks Proklamasi, yakni pada kalimat "Kami bangsa
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia". Dalam kalimat itu, Soekarno
2
Soekarno. 2006. Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno. Indonesia: Media Pressindo.
3
memberi penekanan pada kata 'bangsa Indonesia', yang artinya Indonesia adalah bangsa
berdaulat dan merdeka, bukan lagi rakyat jajahan negara lain3.
Beberapa contoh dalam mewujudkan perilaku semangat dan komitmen kebangsaan dalam
kehidupan adalah sebagai berikut:
2. Membina persatuan
Tindakan yang menunjukkan usaha membina persatuan dan kesatuan, antara lain sebagai
berikut:
Menghormati sesama manusia.
Tidak membeda-bedakan manusia.
Menjalin persahabatan antarsuku bangsa.
Mempelajari budaya sendiri dan memahami budaya daerah lain.
Memperluas pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain.
3. Rela berkorban
Kerelaan berkorban dalam menjaga keutuhan NKRI dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai
berikut:
4
5. Senantiasa menerapkan sikap dan perilaku menjaga kesatuan NKRI
Berikut ini adalah beberapa sikap dan perilaku yang bisa mencerminkan bagaimana
mempertahankan NKRI, yaitu:
Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya. Menciptakan kehangatan nasional, artinya setiap warga negara
menjaga keutuhan, kedaulatan negara serta memperkuat persatuan bangsa. Menghormati
perbedaan suku, budaya, agama, dan warna kulit. Mempertahankan kesamaan dan
kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa, bahasa persatuan, tanah air, ideology
pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Sang Saka Merah Putih. Mempunyai semangat
persatuan yang berwawasan Nusantara, yakni semangat mewujudkan persatuan dan kesatuan
di segenap aspek kehidupan sosial baik alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut
tentang kehidupan bermasyarakat. Menaati peraturan, karena peraturan tersebut dibuat untuk
mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara agar Indonesia menjadi lebih baik. Komitmen
Kebangsaan.
Wawasan kebangsaan identik dengan wawasan nusantara yaitu cara pandang bangsa
Indonesia dalam mencapai tujuan nasional yang mencakup perwujudan kepulauan nusantara
sebagai politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan. Kebangsaan berasal dari
kata bangsa yang berarti kelompok masyarakat yang sama asal keturunan, adat, bahasa,
sejarah serta pemerintahannya sendiri. Sementara kebangsaan mengandung arti sebagai
berikut:
Ciri-ciri yang menandai golongan bangsa Perihal bangsa Kesadaran diri sebagai warga dari
suatu negara Wawasan kebangsaan/komitmen kebangsaan menentukan bagaimana cara angsa
mendayagunakan kondisi geografis negara, sejarah, sosial-budaya, ekonomi dan politik serta
pertahanan keamanan dalam mencapai cita-cita serta menjamin kepentingan nasional. Hal ini
juga menentukan bangsa menempatkan diri dalam tata berhubungan dengan sesama bangsa
dan dalam pergaulan dengan bangsa lain di dunia internasional. Dengan adanya komitmen
dan semangat persatuan untuk menjamin keberadaan serta peningkatan kualitas kehidupan
bangsa, menghendaki pengetahuan yang memadai tentang tantangan masa kini dan masa
mendatang serta berbagai potensi bangsa. Wawasan kebangsaan juga dapat diartikan sebagai
sudut pandang/cara memandang dengan kemampuan seseorang atau kelompok orang untuk
memahami keberadaan jati diri sebagai suatu bangsa dalam memandang dirinya dan
bertingkah laku sesuai falsafah hidup bangsa dalam lingkungan internal dan eksternal.
Semangat kebangsaan dapat diartikan sebagai suatu dorongan untuk mempertahankan suatu
bangsa serta memberikan dampak positif dalam perkembangan berbangsa dan bernegara.
Semangat kebangsaan juga timbul dari dalam diri warga negara untuk mencintai dan rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negara. Selain itu, semangat dan komitmen
kebangsaan dapat ditumbuhkan dengan memupuk nasionalisme dan patriotisme. Nasionalise
merupakan paham/ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri sedangkan patriotisme
sebagai sikap seseorang yang bersedia untuk mengorbankan apapun untuk kejayaan dan
kemakmuran tanah airnya serta semangat cinta tanah air. Menurut Anderson, arti kebangsaan
tidak semata merujuk pada latar belakang sejarah, nasib bersama, suku, bahasa kebudayaan
serta religi. Namun, lebih dari itu, kebangsaan merupakan apa yang digambarkan oleh
masyarakat tentang dirinya dan sesamanya dalam masyarakat.
5
D. Menerapkan sikap sumpah pemuda
a. Makna Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda merupakan hasil dari Kongres Pemuda II yang dilaksanakan pada
27-28 Oktober 1928 di Jakarta. Isi Sumpah Pemuda adalah tiga ikrar atau janji yang awalnya
disebut sebagai Ikrar Pemuda. Menumbuhkan kebanggan sebagai bangsa Indonesia. Adapun
isi Sumpah Pemuda adalah sebagai berikut (telah disesuaikan dengan EYD V). Pertama:
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
Kedua: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Makna Sumpah Pemuda poin ketiga adalah menekankan rasa bangga terhadap Bahasa
Indonesia. Sumpah Pemuda menegaskan bahwa bahasa persatuan adalah Bahasa Indonesia.
Dalam masa kemerdekaan bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat komunikasi antarsuku.
Fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan adalah mempersatukan bangsa yang
terdiri dari beragam suku, ras, dan golongan. Menjunjung tinggi bahasa persatuan, yakni
Bahasa Indonesia, juga menandakan bahwa kepentingan nasional lebih diutamakan dibanding
kepentingan golongan atau kelompok tertentu4.
4
Sjahdeni, Sutan Remy. (2021). Sejarah Hukum Indonesia: Seri Sejarah Hukum Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai bangsa indonesia tidak seharusnya luput dari sejarah sehingga melupakan
para pejuang tanah air terdahulu yang seharusnya sejarah itu harus melekat kuat pada diri
kita. Beberapa contoh dalam mewujudkan perilaku semangat dan komitmen kebangsaan
dalam kehidupan adalah cinta tanah air, membina persatuan, rela berkorban, memperkaya
pengetahuan dalam mempertahankan NKRI. Kemudian mewujudkan jiwa pancasila yang
telah di tetapkan oleh para pejuang terdahulu. Rumusan dasar negara itu disampaikan
Soekarno dalam sidang pertama Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) pada 1 Juni 1945. Kala itu, Sukarno mengusulkan lima asas dasar negara yang
kemudian disebut Pancasila, yakni:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Maha Esa
7
DAFTAR ISI
Vonk, Olivier (March 19, 2012). Dual Nationality in the European Union: A Study on
Changing Norms in Public and Private International Law and in the Municipal Laws of Four
EU Member States. Martinus Nijhoff Publishers. hlm. 19–20.
Soekarno. 2006. Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno. Indonesia: Media Pressindo.
Sjahdeni, Sutan Remy. (2021). Sejarah Hukum Indonesia: Seri Sejarah Hukum Edisi
Pertama. Jakarta: Kencana.