Disusun Oleh :
Nim : 2102612010189
1. PENDAHULUAN......................................................................................................................3
a. Latar Belakang.......................................................................................................................3
b. Tujuan Penulisan...................................................................................................................3
c. Manfaat Penulisan..................................................................................................................4
2. GAGASAN.................................................................................................................................4
3. SIMPULAN..............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15
1. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Tanggal 1 Juni 1945 menjadi momen bersejarah yang sangat penting bagi perjalanan
bangsa Indonesia menuju kemerdekaan. Tanggal tersebut menjadi hari lahirnya dasar negara
serta falsafah hidup bangsa Indonesia yang dikenal sebagai Pancasila. Maka dari itu setiap
tanggal 1 Juni di Indonesia selalu diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Setelah resmi
ditetapkan sebagai dasar negara, Pancasila memiliki arti penting sebagai tolak ukur dan
pegangan untuk menjalani kehidupan bermasyarakat (Susanto, 2016). Ini tak lepas dari nilai-nilai
Pancasila yang diyakini berasal dari landasan nilai kehidupan masyarakat Indonesia sejak jaman
dulu kala. Dengan demikian, setiap aspek kehidupan bangsa Indonesia tak dapat dilepaskan dari
pengamalan akan nilai-nilai Pancasila. Peranan Pancasila yang cukup mencolok pasca
kemerdekaan Indonesia berhasil diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 adalah keberadaannya
sebagai alat pemersatu bangsa. Isu persatuan dan kesatuan menjadi hal yang sangat penting
untuk diperhatikan menjelang kemerdekaan Indonesia tiba. Sebab kemerdekaan Indonesia yang
utuh tidak akan bertahan lama, apabila persatuan dan kesatuan bangsa tidak dapat terwujud
dengan baik. Ini disebabkan karakteristik masyarakat dan budaya Indonesia yang sangat
beragam. Kondisi ini mendorong Indonesia untuk memiliki suatu dasar negara yang dapat
menjadi landasan atau falsafah kehidupan secara bersama sehingga dapat terwujud persatuan dan
kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu dalam paper ini akan
membahas mengenai Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa”.
b. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan paper yang berjudul “Pancasila Sebagai Pemersatu
Bangsa” berikut mengenai tujuan penulisannya :
Ir. Soekarno pertama kali memperkenalkan Pancasila di hadapan sidang BPUPKI pada
tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno menyatakan bahwa Pancasila merupakan dasar filosofis,
landasan, filsafat, pemikiran yang sangat dalam, kemajemukan dan kesamaan pengalaman
sebagai bangsa yang dijajah, merupakan fondasi dan cita-cita berdirinya negara indonesia yang
akan didirikan. Selain berfungsi sebagai dasar untuk stabilitas negara dan bangsa, Pancasila juga
berfungsi sebagai bintang pemandu atau Leitstar, sebagai ideologi nasional, sebagai pandangan
hidup bangsa, sebagai perekat atau pemersatu bangsa dan sebagai wawasan utama bangsa
Indonesia dalam mencapai cita-cita nasional.
Pancasila mencakup berbagai paham positif yang dianut oleh bangsa Indonesia, dan
paham lain yang memiliki kebebasan yang cukup untuk berkembang karena sila-sila dari
Pancasila terdiri dari nilai-nilai dan norma-norma yang positif sesuai dengan pandangan hidup
bangsa Indonesia, dan nilai atau norma yang bertentangan, pasti akan ditolak oleh Pancasila,
misalnya Atheisme dan segala bentuk kekafiran tak beragama.
Sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Dimana sila ini mengandung arti
pengakuan atas keberadaannya Tuhan sebagai pencipa alam semesta beserta isinya. Dan manusia
beriman diwujudkan dalam ketaatannya kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan menjalankan
perintah dan menjauhi larangan Tuhan. Dalam sila ini berarti juga Tuhan yang majemuk, tidak
memihak suatu golongan tertentu. Artinya semua agama dan kepercayaan masyarakat Indonesia
berada dalam sila pertama ini. Setiap orang harus menghargai agama dan kepercayaan mereka
masing – masing, dengan menghargai kepercayaan orang lain dan tidak menghina ataupun
mengganggu saat orang tersebut sedang melakukan ibadah. Dengan adanya sila pertama ini,
keberagaman tentang kepercayaan dan agama di Indonesia ini dapat tetap terjaga jika dijalankan
dengan benar. Dalam kehidupan sehari hari sila pertama ini dapat diamalkan dengan
mempercayai adanya Tuhan. Saat mempercayai adanya Tuhan maka kita akan berhati – hati
dalam menjalani hidup. Menolak adanya Tuhan sama dengan melanggar Pancasila dan Undang –
Undang Dasar 1945. Selain itu kita juga harus memeluk suatu agama tertentu. Di Indonesia
terdapat enam negara resmi yaitu Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan
Konghucu. Agama merupakan bagian dari identitas kita sebagai warga negara Indonesia. Makna
kemerdekaan beragama bagi Indonesia begitu besar, karena di masa penjajahan sering terjadi
pemaksaan untuk memeluk agama tertentu. Kemudia sebagai penganut suatu agama hendaknya
menjalankan ibadah sesuai perintah Agama masing – masing. Karena beragamnya agama, maka
sifat toleransi sangatlah dibutuhkan. Dengan adanya toleransi akan mengurangi konflik yang
terjadi dan makin menghargai dan menghormati agama lain.
Kemudian sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila ini mengandung arti
setiap manusia adalah makhluk yang sama. Walau berbeda suku, budaya, agama, bahasa, setiap
manusia tetaplah sama dan sederajat. Dengan kata lain setiap masyarakat Indonesia itu sama dan
sederajat serta mereka semua memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara.
Sehingga seharusnya keberagaman yang ada tidak menjadi konflik diantara masyarakat
Indonesia. Dalam kehidupan sehari hari pun dapat dilakukan dengan menghormati hak orang
lain. Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban masing masing. Sebagai umat manusia
sebaiknya tidak boleh hanya memikirkan kepentingan diri sendiri saja namun juga kepentingan
orang lain. Misalnya saat seseorang sedang membutuhkan hiburan dengan menonton televisi,
namun adik atau kakaknya sedang butuh waktu berkonsentrasi untuk belajar. Maka sebagai
orang yang menghargai hak orang lain hendaklah orang tersebut mengurangi volume suara
tersebut.
Selanjutnya sila ketiga yaitu persatuan Indonesia. Disini sangatlah jelas bahwa sila ini
merupakan perwujudan dari mengatasi paham perseorangan, golongan, suku bangsa. Dalam sila
ini menggabarkan bahwa kita sebagai warga negara Indonesia harus Bersatu dan mengutamakan
kepentingan bangsa Indonesia lebih dari kepentingan perseorangan, golongan, maupun suku
bangsa. Karena setiap masyarakat Indonesia adalah warga negara Indonesia, maka tidak ada lagi
yang namanya perseorangan, kelompok, dan lain sebagainya. Namun yang ada hanyalah bangsa
Indonesia sebagai pemersatu sehingga tidak ada lagi perpecahan diantara setiap masyarakat
Indonesia. Dalam kehidupan sehari – hari seperti bangga akan karya Bangsa. Membeli produk –
produk dalam negeri, bukan produk import. Karena sebenarnya dari segi kualitas produk produk
dalam negeri tidak kalah dengan produk luar negeri. Kemudia juga menggunakan Bahasa
Indonesia, karena Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan.
Sila keempat yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan. Pancasila bukan hanya membahas tentang perbedaan suku, ras,
budaya, dan agama, namun juga perbedaan pendapat yang dapat dipecahkan masalahnya pada
sila keempat ini. Sila ini menyatukan segala perbedaan pendapat yang ada di seluruh masyarakat
Indonesia dan dijadikan suatu keputusan dengan adanya demokrasi secara musyawarah.
Musyawarah ini membuat semua kepentingan individu maupun golongan dapat terpenuhi,
sehingga tidak akan ada yang merasa dirugikan dalam pengambilan suatu keputusan. Dalam
kehidupan sehari hari dapat dicontohkan dengan saling menghargai pendapat. Terkadang dalam
melakukan suatu tugas membutuhkan pendapat dari orang lain juga supaya tugas tersebut dapat
berjalan dengan lebih efektif. Disaat seperti ini menghargai pendapat orang lain sangatlah
dibutuhkan. Kemudian juga menerima kritik dari orang lain. Dengan adanya kritik dari orang
lain, maka sebagai orang yang mengamalkan sila keempat hendaklah menerimanya dengan
lapang dada dan mengintrospeksi diri sendiri serta memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih
baik lagi.
Dan yang terakhir adalah sila kelima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Disini sangat jelas membahas tentang keadilan yang didapatkan oleh seluruh masyarakat
Indonesia. Keadilan yang dimaksud berlaku bagi seluruh aspek kehidupan termasuk hak dan
kewajiban tiap masing individunya. Selain itu kita juga harus mementingkan kepentingan orang
lain terlebih dahulu, bukan kepentingan diri kita sendiri. Dan juga jika seseorang melanggar akan
diberikan sanksi yang adil sesuai dengan apa yang telah diperbuatnya, serta hukuman tersebut
berlaku sama kepada setiap orang yang melanggar juga. Dengan adanya keadilan ini masyarakat
akan merasakan kesetaraan dan tidak ada yang merasa dirugikan.
Maka dari itu dengan adanya pancasila sebagai ideologi negara Indonesia, diharapkan
setiap individu masyarakat menanamkannya dalam diri masing – masing untuk mengamalkan
sikap pancasila tersebut. Sehingga keberagaman yang ada di Indonesia ini bukan menimbulkan
suatu konflik tetapi menjadi aset yang berharga untuk memajukan Indonesia. Sikap ini pasti tidak
dapat dilakukan jika sejak kecil masyarakat Indonesia tidak pernah diajarkan mengenai
pancasila. Maka dari itu sejak dini hendaklah setiap warga Indonesia sudah mengetahui tentang
pancasila sebagai ideologi negara Indonesia dan menanamkannya dalam diri masing-masing
serta mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Pancasila Sebagai Alat Pemersatu Bangsa
Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa, sebab Pancasila itu adalah dasar Pancasila
menjadi pedoman bagi masyarakat. Nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila adalah nilai yang
mendasar untuk di jadikan pedoman peraturan dan dasar dari norma norma hukum yang berlaku
di Indonesia. Demikian juga dalam pandangan hidup, Pancasila menjadi alat pemersatu bangsa
karena dalam setiap sila sudah mengatur manusia di Indonesia secara umum, tidak membeda
bedakan antara agama,suku dan Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan saling
memiliki keterkaitan antar sila. Adapun dijelaskan dalam Sila ketiga Pancasila, yakni Sila
Persatuan Indonesia. Artinya, bahwa Pancasila sangat menekankan dan menjunjung tinggi
persatuan bangsa. Hal ini berarti, bahwa Pancasila juga menjadi alat pemersatu bangsa.
Para pemimpin bangsa juga pastinya menyadari bahwa perbedaan sangat berpotensi
menimbulkan perpecahan bangsa, karenanya mereka juga sangat menyadari pentingnya
persatuan
bagi bangsa Indonesia. Pencantuman sila ketiga bagi bangsa Indonesia selain menyadari
pentingnya persatuan bagi kelangsungan hidup bangsa, juga menunjukkan adanya pemahaman
bahwa perbedaan itu suatu realita yang tidak mungkin dihilangkan oleh manusia. Perbedaan
sesungguhnya adalah sebuah anugerah dan bukan sesuatu yang harus diingkari apalagi harus
dihilangkan di dunia ini terutama perbedaan pada bangsa Indonesia, Perbedaan juga dapat
disebut kodrati yang ada dimanapun, di negara manapun juga dan di bangsa manapun juga.
Menyikapi realita ini, jalan keluarnya adalah dapat menjadikan perbedaan yang ada sebagai
suatu kekayaan yang harus dijunjung tinggi dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa di atas kepentingan pribadi, golongan maupun daerah. Dengan kesadaran semacam ini,
maka terlihat jelas bahwa persatuan bangsa sesungguhnya nilai luhur yang seharusnya dijunjung
tinggi oleh semua umat manusia. Karena pada hakekatnya, perpecahan atau pertikaian justru
akan menghancurkan umat manusia itu sendiri.
Adapun Implementasi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai alat pemersatu
bangsa ialah sebagai berikut, yaitu :
Hal ini berarti bahwa Pancasila melekat erat pada kehidupan bangsa Indonesia, dan menentukan
eksistensi bangsa Indonesia. Segala aktivitas bangsa Indonesia disemangati oleh
Pancasila.
Hal ini berarti bahwa sikap mental, tingkah laku dan amal perbuatan bangsa
Indonesia mempunyai ciri-ciri khas yang dapat membedakan dengan bangsa lain.Ciri-ciri khas
inilah yang dimaksud dengan kepribadian, dan kepribadian bangsa Indonesia adalah Pancasila.
3. Pancasila adalah pandangan hidup bangsa Indonesia
Hal ini berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dipergunakan sebagai
petunjuk, penuntun, dan pegangan dalam mengatur sikap dan tingkah lakumanusia Indonesia
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Falsafah berasal dari kata Yunan “philosophia”. Philos atau philein berarti to love(mencintai atau
mencari). Sophia berarti wisdom, kebijaksanaan atau kebenaran. Jadi secara harafiah,
falsafah berarti mencintai kebenaran. Dengan demikian, Pancasila sebagai falsafah hidup
bangsa Indonesia mempunyai arti bahwa,Pancasila oleh bangsa Indonesia diyakini
benar-benar memiliki kebenaran. Falsafah berarti pula pandangan hidup, sikap hidup,
pegangan hidup, atau tuntunan hidup.
Hal ini berarti bahwa Pancasila telah disepakati dan disetujui oleh rakyat Indonesia melalui
perdebatan dan tukar pikiran baik dalam sidang BPUPKI maupun PPKIoleh para pendiri negara.
Perjanjian luhur tersebut dipertahankan terus oleh negara dan bangsa Indonesia. Kita semua
mempunyai janji untuk melaksanakan, mempertahankan serta tunduk pada asas Pancasila.
Hal ini berarti bahwa Pancasila dipergunakan sebagai dasar dan pedoman dalam mengatur
pemerintahan dan penyelenggaraan negara. Isi dan tujuan dari semua perundang-undangan di
Indonesia harus berdasarkan, Pancasila dan tidak boleh bertentangan dengan jiwa Pancasila.
Pancasila dalam pengertian ini disebut dalam Pembukaan UUD 1945.
3. SIMPULAN
Adapun simpulan dalam pembahasan ini ialah Pancasila mencakup berbagai paham
positif yang dianut oleh bangsa Indonesia, dan paham lain yang memiliki kebebasan yang cukup
untuk berkembang karena sila-sila dari Pancasila terdiri dari nilai-nilai dan norma-norma yang
positif sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia, dan nilai atau norma yang
bertentangan, pasti akan ditolak oleh Pancasila, misalnya Atheisme dan segala bentuk kekafiran
tak beragama.
Adapun Implementasi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai alat pemersatu
bangsa ialah sebagai berikut, yaitu :
Pancasila merupakan dasar filosofis, landasan, filsafat, pemikiran yang sangat dalam,
kemajemukan dan kesamaan pengalaman sebagai bangsa yang dijajah, merupakan fondasi dan
cita-cita berdirinya negara indonesia yang akan didirikan. Selain berfungsi sebagai dasar untuk
stabilitas negara dan bangsa, Pancasila juga berfungsi sebagai bintang pemandu atau Leitstar,
sebagai ideologi nasional, sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai perekat atau pemersatu
bangsa dan sebagai wawasan utama bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita nasional.
Dsamping itu keberadaan masyarakat di Indonesia yang beragam baik secara adat
istiadat, budaya dan lain-lain. Dalam hal tersebut pastinya banyak memiliki perbedaan dan
permasalahan yang dapat memperpecah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Oleh sebab itu
perlu adanya Pancasila sebagai landasan atau pedoman untuk pemersatu bangsa Indonesia.
Karena sebagai pemersatu bangsa, pancasila mutlak diperlukan oleh seluruh generasi
bangsa. Sekalipun bangsa Indonesia yang sekarang sudah bersatu, tidak
berartipancasila tidak diperlukan lagi. Karena yang disebut bangsa Indonesia bukan hanyayang
sekarang ini ada, tetapi ada juga nanti yang akan datang. Selama masih terjadiproses regenerasi,
selama itu pula pancasila sebagai pemersatu bangsa masih tetapkita perlukan. Itu berarti, selama
masih ada bangsa Indonesia, selama itu pula masihkita perlukan alat pemersatu bangsa, ini
berarti bahwa selama masih ada bangsaIndonesia, maka pancasila sebagai dasar negara
masih tetap kita butuhkan. Inisekaligus membuktikan kebenaran pancasila, baik
selaku dasar negara maupunsebagai kepentingan lainnya. Sehingga pancasila
menunjukkan memiliki banyak fungsi.
DAFTAR PUSTAKA
Paulus Polin, 2022. Pentingnya Pancasila sebagai Alat Pemersatu Bangsa Pasca Kemerdekaan
pemersatu-bangsa-pasca-kemerdekaan-indonesia-tahun-1945/?amp
Purwanta, H. (2018). Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Jurnal
Susanto. (2016). Pancasila sebagai Identitas dan Nilai Luhur Bangsa : Analisis tentang Peran
Pancasila sebagai Modal Sosial Berbangsa dan Bernegara. Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintah
2(1), 44-52
Susilawati. (2021). Napak Tilas Pancasila dalam Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia : Kajian
com.cdn.ampproject.org/v/s/www.kompasiana.com/amp/
arriyadiadi3121/61b0e74375ead60b94259162/pancasila-sebagai-alat-pemersatu-bangsa?
amp_gsa=1&_js_v=a9&usqp=mq331AQIUAKwASCAAgM%3D#amp_tf=Dari
%20%251%24s&aoh=16861083910416&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&share=https%3A%2F%2Fwww.kompasiana.com
%2Farriyadiadi3121%2F61b0e74375ead60b94259162%2Fpancasila-sebagai-alat-
pemersatu-bangsa
Aji Wianto, 2020. Pancasila Sebagai Alat Pemersatu Bangsa. URL: https://binus.ac.id/character-
building/pancasila/pancasila-sebagai-alat-pemersatu-bangsa/
https://www.studocu.com/id/document/universitas-sriwijaya/pendidikan-
kewarganegaraan/pancasila-sebagai-pemersatu-bangsa/20944698
https://pasla.jambiprov.go.id/pancasila-dasar-berbangsa-dan-bernegara/